• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR

IPA SISWA KELAS VII SMPN 1 KOTO XI TARUSAN

Refia Yolanda, Mades Fifendy, Ria Kasmeri

Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRAK

Results learn science class VII SMPN 1 Koto XI Tarusan the diversity of living creatures material is still below the minimum completeness criteria (KKM). The low yield of student learning because teachers explain the material with the lecture method without using a variety of learning models, so that students do not understand the material being studied. the purpose of this study was to determine the effect of the application of cooperative learning model type Examples Non Examples Of Science Student Learning Outcomes in Grade VII SMPN 1 Koto XI Tarusan. This type of research is experimental research by using device Randomized Control Group Posttest-Only Design. Mechanical Sampling purposive sampling technique, where the class as a class experiment VII.2 and VII.3 as the control class. The instrument used was the ultimate test of learning outcomes in the form of multiple choice as many as 51 items. Data were analyzed using t-test. The results of the final test analysis shows that the experimental class has an average value of 56.48 and 37.81 control class. Hypothesis test obtained t = 3.74, and table = 1.67. Thus thitung> ttabel then the hypothesis is accepted. So it can be concluded that the type cooperative learning model Examples Non-Examples influence on science learning outcomes in the Seventh Grade Students of SMPN 1 Koto XI Tarusan on Biodiversity material Beings.

Kata Kanci: Model Pembelajaran, Examples Non Examples, Hasil belajar PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam kehidupan seseorang, karena dapat membedakan kemampuan seseorang dalam berfikir. Dalam pendidikan formal, salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat digunakan untuk membangun cara berfikir siswa adalah IPA. Pelajaran IPA di sekolah tidak hanya menekankan pada pembelajaran dalam kelas saja melainkan juga sejauh mana pengetahuan siswa tentang alam ini.

Pembelajaran IPA memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan mempelajari IPA dapat menyadarkan siswa akan pentingnya kelestarian alam dan untuk mengenali diri sendiri sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA, namun kenyataannya hasil belajar IPA siswa belum memuaskan. IPA merupakan ilmu yang memerlukan pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi atau berpikir tingkat tinggi dan harus menggunakan pertanyaan apa, kenapa dan bagaimana (Lufri, 2010:18).

Hasil observasi dan wawancara dengan guru IPA (biologi) kelas VII SMPN 1 Koto XI Tarusan menunjukkan bahwa pada pembelajaran IPA (biologi) guru menerapkan metode ceramah, dan tanya jawab. Proses pembelajaran masih terfokus pada guru, dalam proses pembelajaran siswa terlihat cenderung diam, siswa tersebut hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru, ketika guru memberikan pertanyaan hanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari guru.

(2)

Rendahnya hasil belajar siswa terlihat dari nilai rata-rata ulangan harian IPA (biologi) SMPN 1 Koto XI Tarusan kelas VII pada materi keanekaragaman Makhluk Hidup adalah, kelas VII.1 73.50, kelas VII.2 71.03, kelas VII.3 73.06, VII.4 72.06, VII.5 66.67, VII.6 71.65. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas VII SMPN 1 Koto XI Tarusan masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 80. Materi keanekaragaman makhluk hidup termasuk sulit bagi siswa karena siswa dituntut untuk mampu memahami dan menjelaskan konsep keanekaragaman makhluk hidup dapat dilakukan untuk mengatasi masalah di atas adalah menerapkan Model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu variasi dari metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok- kelompok kecil yang heterogen sehingga mereka saling membantu antara satu dengan yang lainnya untuk mempelajari suatu pokok bahasan. Pembelajaran kooperatif menekankan kerjasama antara siswa dalam kelompok (Asma, 2012:3). Ada beberapa macam pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe Exampls Non Exampls. Examples Non Examples yaitu suatu rangkaian penyampaian materi ajar kepada siswa dengan menunjukkan gambar-gambar yang relevan yang telah dipersiapkan dan diberi kesempatan kepada siswa untuk menganalisanya bersama teman dalam kelompok yang kemudian diminta hasil diskusi yang dilakukannya (Istarani 2014:9).

Berdasarkan permasalahan diatas penulis tertarik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples.

Penelitian Dwi (2014:5) tentang

“Pengaruh penerapan model pembelajaran inovatif tipe examples non examples terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tembilahan Hulu Riau” dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada materi sistem repoduksi.

Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan, penulis telah melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Examples

Non Examples Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII SMPN 1 Koto XI Tarusan”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang telah dilakukan pada bulan Februari semester II di kelas VII SMPN 1 Koto XI Tarusan Tahun pelajaran 2015/2016.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Posttest Only Desingn. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Koto XI Tarusan yang terdaftar pada tahun pelajaran 2015/2016.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VII2 dan kelas VII3

SMPN 1 Koto XI Tarusan. Kelas ini dapat dijadikan kelas sampel setelah dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas menunjukkan kedua kelas ini memiliki varians yang homogen, maka kedua kelas ini dapat dijadikan sebagai sampel. Penentuan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan dengan pengundian. undian yang keluar pertama ditetapkan sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VII2 dan yang keluar kedua sebagai kelas kontrol yaitu kelas VII3.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Gambar 1. Persentase Rata-rata Hasil Belajar pada Kedua Kelas Sampel 0

10 20 30 40 50 60

Eksperimen Kontrol

Ranah Kognitif

37,81 56,48

Nilai rata-rata

(3)

Uji normalitas pada kedua kelas sampel, berdistribusi normal yaitu pada kelas eksperimen diperoleh (Lo=

0.0123

) sedangkan (Lt=

0,173

). Pada kelas kontrol diperoleh (Lo=

0,1609

) sedangkan (Lt=

0,161

). Uji homogenitas kedua sampel memiliki varians yang homogen dengan Fhitung

=

0,79

, Ftabel=

1.92

pada taraf nyata 0,05 dengan dk

25,27

berarti Fhitung<Ftabel. Pada uji hipotesis digunakan uji-t. Dari hasil uji-t didapatkan thitung =

3,74

dan harga ttabel

=

1,67

. Dengan demikian

t

hitung

> t

tabel, maka hipotesis diterima.

Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Examples Non Examples terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII SMPN 1 Koto XI Tarusan yang diterapkan. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata hasil belajar IPA pada ranah kognitif, yaitu pada kelas eksperimen 56,48 sedangkan kelas kontrol 37,81. Di peroleh hasil bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi di bandingkan dengan kelas kontrol, meskipun nilai rata-rata tersebut belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang di terapkan pada semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 di SMPN 1 Koto XI Tarusan adalah 80.

Pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples di SMPN 1 Koto XI Tarusan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Setelah mengikuti tes akhir 26 0rang dimana siswa yang mencapai KKM 5 orang dan siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 21 orang. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga banyak siswa yang tidak mencapai KKM.

Kelas kontrol yaitu kelas VII.3 dengan nilai rata-rata 37,81 yang mengikuti tes akhir sebayak 28 orang, dan siswa yang mencapai KKM sebanyak 2 orang dan siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 26 orang. Di peroleh hasil bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi di

bandingkan dengan kelas kontrol, meskipun nilai rata-rata tersebut belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dimana KKM yang di terapkan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 di SMPN 1 Koto XI Tarusan adalah 80.

Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, hanya beberapa siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran masih kurang berjalan maksimal, namun hal tersebut bukan berarti model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples tidak baik digunakan dalam proses pembelajaran, hanya saja susah mencari gambar yang benar cocok dengan materi.

Menurut Lufri (2007: 10) keberhasilan belajar diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai, disamping diukur dari segi prosesnya.

Hal ini di sebabkan dari pengamatan peneliti di lapangan terdapat beberapa kendala yaitu:

pada saat menampilkan gambar peneliti berinisiatif untuk menggunakan infokus, tetapi infokus yang akan digunakan di sekolah tersebut tidak tersedia. Peneliti mengunakan kertas charta untuk menampilkan gambar saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga gambar yang ditampilkan kurang jelas walaupun tiap-tiap siswa mendapatkan print out yang di berikan peneliti. Sesuai dengan pendapat Istarani (2014:87), bahwa dalam berdiskusi seringkali yang aktif hanya sebagian siswa saja, adanya pertentangan diantara siswa yang sulit di satukan karena dalam kelompok sering berbeda pendapat dan sulit bagi siswa untuk menemukan hal yang baru sebab ia belum terbiasa untuk menemukan hal itu.

Pada kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah dan tanya jawab lebih rendah jika di bandingkan pada kelas eksperimen. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena pada kelas kontrol proses pembelajaran menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja, kondisi ini hampir sama dengan kelas eksperimen dimana tidak semua siswa yang ikut serta berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat saat guru menerangkan materi pelajaran hanya sebagian siswa yang memperhatikan guru. Menurut Istarani (2014:90) kurang terciptanya interaksi

(4)

antara siswa dalam proses belajar mengajar dan kurangnya menciptakan daya nalar siswa sebab ia lebih bersifat memahami apa yang ada di dalam.

Dalam proses pembelajaranpun waktunya masih kurang kerana pada saat pergantian jam pelajaran terkadang gurunya masih berada di kelas, sehingga proses pembelajaran berjalan kurang baik. Menurut Lufri (2007:106) mengatakan bahwa keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar secara optimal.

Keterampilan mengelola kelas termasuk diantara tindakan mendisiplinkan kelas.

Berdasarkan uraian tersebut terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Examples Non Examples terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN 1 Koto XI Tarusan pada ranah kognitif.

Penyebab lain tidak terjadinya peningkatan yang berarti pada hasil belajar siswa yaitu kemungkinan pada proses pembelajaran siswa tidak belajar dirumah meskipun guru sudah memberikan tugas rumah kepada siswa sehingga memberikan hasil belajar yang tidak optimal. Menurut Lufri (2007:1) untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu adanya interaksi edukasi, artinya interaksi ini terjadi antara guru dengan anak didik dan antara anak didik sesamanya serta anak didik dengan lingkungannya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data hasil uji hipotesis di dapatkan thitung = 3,74 dan ttabel =1,67. Dengan demikian thitung > ttabel, maka hipotesis di terima. Di simpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples berpengaruh terhadap hasil belajar IPA (biologi) kelas VII SMPN 1 Koto XI Tarusan.

Saran

Kepada guru bidang studi IPA (biologi) SMPN 1 Koto XI Tarusan, agar lebih menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi dalam proses pembelajaran dan memilih gambar yang lebih meningkatkan rasa ingin tahu siswa.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Asma, Nur. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang : UNP Press.

Dwi, Puspita, Putri. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inovatif Tipe Examples Non Examples Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tembilahan Hulu Riau. Skripsi (tidak di publikasikan).

Padang: STKIP PGRI SUMATERA BARAT

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.

Padang : Jurusan Biologi FMIPA UNP

.

Referensi

Dokumen terkait

Melalui media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan, misalnya peserta didik yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna yang