• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PEER LESSON DISERTAI TEKNIK BISNIS BERESIKO

TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWAKELAS VIII

SMPN 31 PADANG

Ana Revi Mithori *), Rahmi **), Siskha Handayani **)

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemahaman konsep matematis siswa yang masih rendah. Hal ini disebabkan karena siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson disertai teknik bisnis beresiko lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 31 Padang. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMPN 31 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak terpilih kelas VIII.8 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.7 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes akhir.

Bentuk tes akhir yang digunakan adalah esai dengan reliabilitas tes adalah r11= 0,84. Berdasarkan analisis hasil tes akhir diketahui kedua kelas sampel berdistribusi normal dan homogen maka statistik uji yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah uji t satu pihak. Hasil uji hipotesis diperoleh thitung = 1,78 dan ttabel= 1,675. Karena thitung> ttabelmaka hipotesis penelitian diterima pada taraf nyata α = 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson disertai teknik bisnis beresiko lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional kelas VIII SMPN 31 Padang.

Kata kunci: Peer Lesson, Teknik Bisnis Beresiko, Pemahaman Konsep Matematis PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber.

peranan penting dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ialah matematika.

Besarnya peranan tersebut telah menjadikan matematika sebagai salah satu ilmu yang dipelajari mulai

(2)

dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Matematika juga dapat membiasakan seseorang untuk berfikir kritis, sistematis, aktif, kreatif dan kemauan bekerjasama yang efektif.

Tujuan yang diharapkan tercapai dalam pembelajaran matematika adalah siswa mampu memahami konsep matematis, meemecahkan masalah dan mengkomunikasikan masalah tersebut. Untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa tidak lepas dari peran kurikulum.

Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberikan pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrument yang mampu mengarahkan siswa. Untuk lebih memajukan pendidikan pemerintah sudah membuat Kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 19-20 Januari 2016 SMPN 31 Padang kurikulum yang berlaku adalah Kurikulum 2013 dan telah

melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, tetapi masih belum berjalan secara maksimal.

Proses pembelajaran matematika yang terlaksana di kelas masih kurang bervariasi. Ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran matematika berlangsung. Siswa tidak berani bertanya kepada guru dan lebih suka bertanya kepada temannya mengenai materi yang belum dipahami.

Beberapa siswa kurang peduli terhadap materi yang disampaikan guru dan tanggungjawab siswa kurang dalam mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan. Siswa mengalami kesulitan dalam memyelesaikan soal yang berbeda dengan contoh soal yang diberikan.

Guru sudah mrngadakan pembelajaran dengan berkelompok berdasarkan tempat duduk yang berdekatan, namun masih kurang berjalan dengan baik dan hasilnya masih belum sesuai dengan yang diharapkan.

Salah satu pembelajaran yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut adalah strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson.

(3)

Menurut Silberman (2006:185)

“Strategi belajar aktif tipe peer lesson (belajar dari teman) merupakan strategi yang menempatkan seluruh tanggung jawab kepada siswa untuk mengajar peserta didik sebagai anggota kelas”.

Tipe peer lesson dapat membuat siswa lebih aktif, karena melalui tipe peer lesson siswa dituntut berdiskusi dengan teman, sehingga mereka dapat secara bebas mengemukakan pendapat ataupun bertanya mengenai materi yang kurang dipahami, tanpa ada rasa segan, malu ataupun tidak percaya diri. Untuk lebih meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran maka pelaksanaan tope peer lesson disertai dengan teknik bisnis beresiko.

Teknik bisnis beresiko memiliki tujuan untuk siswa agar mampu memnerikan tanggapan atau umpan balik terhadap apa yang telah diajarkan oleh temannya. Maka disinilah tercipta keadaan menyenangkan sehingga siswa bias menyerap dan memahami materi pelajaran serta bias meningkatkan hasil belajar.

Silberman (2006: 185) menyatakan pelaksanaan belajar aktif tipe Peer Lesson adalah : (a) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang disesuaikan dengan sub-bab yang akan diajarkan. (b) Setiap kelompok diberikan informasi, atau keterampilan yang akan disajikan. (c) Setiap kelompok disuruh menyusun cara menyajikan materi untuk menghindari cara mengajar sistem ceramah. (d) Berikan waktu untuk merencanakan dan mempersiapkan (bisa dikelas atau diluar kelas) kemudian mintalah setiap kelompok mempersiapkan topik mereka. (e) Sebagai pengganti mengajar kelompok mintalah peserta didik mengajar yang lain secara pribadi atau dalam kelompok kecil. (f) Memberi kesempatan kepada siswa lain untuk mengajukan pertanyaan.

Untuk lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, maka pelaksanaan peer lesson disertai dengan teknik bisnis beresiko.

Langkah-langkah teknik nisnis beresiko menurut Ginnis (2008: 109) adalah: (a) Siapkan satu set prompt atau pertanyaan yang harus dijawab

(4)

disusun dalam urutan logis, diberi huruf A, B, C,.. dibelakang, dan dibuat menjadi pak kartu secukupnya sehingga satu pak untuk tiap kelompok. (b) Siswa bekerja dalam kelompok berenam. Tiap kelompok duduk di meja dengan pak kartunya di tengah meja, muka dibawah, dengan kartu A di atas. Mereka juga punya dadu. Tiap orang memiliki nomor 1-6. (c) Kelompok menentukan siapa mulai dahulu.

Pemain pertama melempar dadu dan orang dengan nomor yang di tunjukkan dadu mengambil kartu pertama dan merespons prompt atau pertanyaannya berkaitan, dan karena tidak seorangpun tahu nomor siapa berikutnya, semua harus terus memperhatikan. Berdasarkan kutipan diatas, dapt disimpulkan bahwa teknik bisnis beresiko merupakan strategi pembelajaran yang menuntut siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan aktif dalam pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan penelitian yang yang telah dilakukan sebelumnya oleh Esti dwijayanti, dkk (2016) dengan judul strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson pada materi

suhu dan kalor terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas X.a SMAN 8 kota Jambi. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah penerapan strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa pada materi suhu dan kalor.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson disertai teknik bisnis beresiko lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 31 Padang.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus sampai 21 September 2016 di SMPN 31 Padang. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek merujuk Arikunto (2010). Populasinya adalah siswa kelas VIII SMPN 31 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari

(5)

delapan kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan meloting, terpilih kelas VIII.8 sebagai kelas eksperimen dan VIII.7 sebagai kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes akhir berbentuk essai yang mengandung indikator pemahaman konsep matematis. Uji coba soal dilaksanakan pada siswa kelas VIII di SMPN 31 Padang. Berdasarkan hasil analisis butir soal dan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh r11= 0.84 dan rtabel = 0.339 karena r11 > rtabel, berarti soal reliabel

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa melalui tes akhir yang diberikan kepada kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Tes Akhir Kelas Sampel

Kelas

Sampel S

Eksperimen 64,32 22,00 100 36 Kontrol 54,17 21,74 94 18 Tabel 1 terlihat bahwa nilai

pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Simpangan baku kelas kontrol lebih rendah daripada kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan nilai siswa pada kelas kontrol lebih mendekati nilai rata- rata kelas.

Hasil pengujian hipotesis dengan uji t-satu pihak diperoleh thitung = 1.78 dan ttabel=1.675, karena thitung> ttabelmaka tolak H0dan terima H1. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson disertai teknik bisnis beresiko lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 31 Padang.

Indikator pemahaman konsep yang diteliti adalah menyatakan ulang sebuah konsep matematis, mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, dan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kedua kelas sampel terlihat bahwa nilai pemahaman konsep matematis siswa

(6)

strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson disertai teknik bisnis beresiko lebih baik dari pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.

Gambaran untuk hasil dari tes akhir, dari tiap-tiap indikator dapat dilihat dari lembar jawaban siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diambil secara acak seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 1. Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen

Gambar 2. Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol Berdasarkan gambar jawaban siswa 1 dan 2 di atas, terlihat siswa pada kelas eksperimen sudah menjawab dengan benar pada indikator menyatakan ulang sebuah konsep dalam menentukan rumus fungsi. Sedangkan pada kelas control siswa juga sudah mampu menjawab dengan benar tetapi dengan sedikit kekurangan, sehingga persentase kelas eksperimen yang menjawab benar lebih tinggi dari kelas kontrol.

Indikator yang kedua mengklasifikasikan objek-objek

menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, seperti pada lembar jawaban siswa berikut:

Gambar 3. Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen

Gambar 4. Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar jawaban siswa 3 dan 4 siswa pada kelas eksperimen sudah mampu menjawab dengan benar sesuai yang diminta oleh soal. Dan pada kelas kontrol siswa juga sudah cukup mampu menjawab dengan benar. Tetapi dilihat dari hasil persentase, kelas eksperimen yang menjawab benar lebih tinggi dari kelas kontrol.

Indikator yang ketiga menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis dapat dilihat pada lembar jawaban berikut:

strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson disertai teknik bisnis beresiko lebih baik dari pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.

Gambaran untuk hasil dari tes akhir, dari tiap-tiap indikator dapat dilihat dari lembar jawaban siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diambil secara acak seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 1. Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen

Gambar 2. Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol Berdasarkan gambar jawaban siswa 1 dan 2 di atas, terlihat siswa pada kelas eksperimen sudah menjawab dengan benar pada indikator menyatakan ulang sebuah konsep dalam menentukan rumus fungsi. Sedangkan pada kelas control siswa juga sudah mampu menjawab dengan benar tetapi dengan sedikit kekurangan, sehingga persentase kelas eksperimen yang menjawab benar lebih tinggi dari kelas kontrol.

Indikator yang kedua mengklasifikasikan objek-objek

menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, seperti pada lembar jawaban siswa berikut:

Gambar 3. Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen

Gambar 4. Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar jawaban siswa 3 dan 4 siswa pada kelas eksperimen sudah mampu menjawab dengan benar sesuai yang diminta oleh soal. Dan pada kelas kontrol siswa juga sudah cukup mampu menjawab dengan benar. Tetapi dilihat dari hasil persentase, kelas eksperimen yang menjawab benar lebih tinggi dari kelas kontrol.

Indikator yang ketiga menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis dapat dilihat pada lembar jawaban berikut:

strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson disertai teknik bisnis beresiko lebih baik dari pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.

Gambaran untuk hasil dari tes akhir, dari tiap-tiap indikator dapat dilihat dari lembar jawaban siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diambil secara acak seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 1. Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen

Gambar 2. Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol Berdasarkan gambar jawaban siswa 1 dan 2 di atas, terlihat siswa pada kelas eksperimen sudah menjawab dengan benar pada indikator menyatakan ulang sebuah konsep dalam menentukan rumus fungsi. Sedangkan pada kelas control siswa juga sudah mampu menjawab dengan benar tetapi dengan sedikit kekurangan, sehingga persentase kelas eksperimen yang menjawab benar lebih tinggi dari kelas kontrol.

Indikator yang kedua mengklasifikasikan objek-objek

menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, seperti pada lembar jawaban siswa berikut:

Gambar 3. Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen

Gambar 4. Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar jawaban siswa 3 dan 4 siswa pada kelas eksperimen sudah mampu menjawab dengan benar sesuai yang diminta oleh soal. Dan pada kelas kontrol siswa juga sudah cukup mampu menjawab dengan benar. Tetapi dilihat dari hasil persentase, kelas eksperimen yang menjawab benar lebih tinggi dari kelas kontrol.

Indikator yang ketiga menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis dapat dilihat pada lembar jawaban berikut:

(7)

Gambar 5. Lembar Jawaban Tes

Akhir Kelas

Eksperimen

Gambar 6. Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar jawaban siswa 5 dan 6, dimana jawaban siswa pada kelas eksperimen sudah menunjukkan bahwa siswa sudah bisa menyajikan konsep dalam bernagai bentuk representasi. Sedangkan pada kelas kontrol terlihat bahwa siswa masih kurang bisa dalam menyajikan konsep. Sehingga persentase jawaban siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukan dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson

baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 31 Padang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson disertai teknik bisnis beresiko lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 31 Padang.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi). Jakarta:

PT. Rineka Cipta

Dwijayanti, Esti. (2016). Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Peer Lesson Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Suhu dan Kalor Kelas X.A SMAN 8 Kota Jambi.

Jurnal EduFisika, 1(1), 18-21.

Ginnis, Paul. (2008). Trik & Taktik Mengajar: Strategi Meningkatkan Pengajaran di Kelas. Jakarta: Indekx

Gambar 5. Lembar Jawaban Tes

Akhir Kelas

Eksperimen

Gambar 6. Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar jawaban siswa 5 dan 6, dimana jawaban siswa pada kelas eksperimen sudah menunjukkan bahwa siswa sudah bisa menyajikan konsep dalam bernagai bentuk representasi. Sedangkan pada kelas kontrol terlihat bahwa siswa masih kurang bisa dalam menyajikan konsep. Sehingga persentase jawaban siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukan dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson

baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 31 Padang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson disertai teknik bisnis beresiko lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 31 Padang.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi). Jakarta:

PT. Rineka Cipta

Dwijayanti, Esti. (2016). Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Peer Lesson Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Suhu dan Kalor Kelas X.A SMAN 8 Kota Jambi.

Jurnal EduFisika, 1(1), 18-21.

Ginnis, Paul. (2008). Trik & Taktik Mengajar: Strategi Meningkatkan Pengajaran di Kelas. Jakarta: Indekx

Gambar 5. Lembar Jawaban Tes

Akhir Kelas

Eksperimen

Gambar 6. Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar jawaban siswa 5 dan 6, dimana jawaban siswa pada kelas eksperimen sudah menunjukkan bahwa siswa sudah bisa menyajikan konsep dalam bernagai bentuk representasi. Sedangkan pada kelas kontrol terlihat bahwa siswa masih kurang bisa dalam menyajikan konsep. Sehingga persentase jawaban siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukan dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson

baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 31 Padang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson disertai teknik bisnis beresiko lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 31 Padang.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi). Jakarta:

PT. Rineka Cipta

Dwijayanti, Esti. (2016). Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Peer Lesson Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Suhu dan Kalor Kelas X.A SMAN 8 Kota Jambi.

Jurnal EduFisika, 1(1), 18-21.

Ginnis, Paul. (2008). Trik & Taktik Mengajar: Strategi Meningkatkan Pengajaran di Kelas. Jakarta: Indekx

(8)

Silberman, Melvin L. (2009). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran aktif.

Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “kemampuan pemahaman konsep matematis siswa melalui penerapan pembelajaran aktif tipe Everyone Is a Teacher Here lebih baik dari pada kemampuan