• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penggunaan model cooperative learning tipe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penggunaan model cooperative learning tipe"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMAN 1 AIR PURA KEBUPATEN PESISIR SELATAN

ARTIKEL

YULIA GUSNI DEKA PUTRI NPM. 10070011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

Influence of Model Cooperative LearningType Make a Match Against Student Results In Study Sociology In Class X SMAN 1 Water Temple South Coastal District, Thesis, Yulia Gusni Deka Putri1Marleni, M.Pd2Darmairal Rahmad, S.P, M.Pd3

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatra Barat

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the application of cooperative learning models make a match against student learning outcomes in teaching sociology in class X of SMAN 1 Water Temple South Coastal District. The benefits of this research is to encourage teachers to innovate sociology in using learning model so as to improve students' understanding of the concepts of sociology in improving learning outcomes. Theory to the analysis of the problems of the research conducted by Ausubel meaningful learning theory and the theory of behaviorism. This study uses a quantitative approach to the type of experimental research.Sampling is done Cluster Random Sampling (Random group), for the experimental class is class X.1 and X.2 control class is the class. Based on the results of research conducted on the class X of SMAN 1 Water Temple South Coastal District student learning outcomes is evident from the experimental class average = 6.77 while the average grade only controls = 4.28. So on average the experimental class is higher than the control class and experimental class in get a count of t count = 2,986 while t table = 1.671 thus t count> t table then the hypothesis is accepted.

Keyword: Influence of Model Make a Match, Against Student Results in Study Sociology.

(4)

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sosiologi Di Kelas X SMAN 1 Air Pura Kabupaten Pesisir

Selatan.

Skripsi,YuliaGusni DekaPutri1Marleni, M.Pd2DarmairalRahmad, S.P, M.Pd3 Program Studi Pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumatra Barat

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model Cooperative learning make a match terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran sosiologi di kelas X SMAN 1 Air Pura Kabupaten Pesisir Selatan. Manfaat penelitian ini adalah mendorong guru sosiologi berinovasi dalam menggunakan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep sosiologi dalam meningkatkan hasil belajar.Teori untuk analisis antara permasalahan penelitian yang dilakukan dengan Teori belajar bermakna Ausubel dan Teori Behaviorisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. pengambilan sampel dilakukan secara Cluster Sampling (Random kelompok), untuk kelas eksperimen yaitu kelas X.1 dan kelas kontrol adalah kelas X.2.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas X SMAN 1 Air Pura Kabupaten Pesisir Selatan hasil belajar siswa ini terlihat dari rata-rata kelas eksperimen = 6,77 sedangkan rata-rata kelas kontrol hanya = 4,28. Jadi rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, dan kelaseksperimen di dapatkan hitungan tHitung= 2,986 sedangkan tTabel= 1,671 dengan demikian tHitung> tTabel maka hipotesis diterima. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Cooperative learning make a match berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAN 1 Air Pura Kabupaten Pesisir Selatan.

(5)

PENDAHULUAN

Pembangunan dibidang pendidikan adalah upaya demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

yang memungkinkan warganya

mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Dalam mewujudkan maksud tersebut, diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional, yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal tersebut dapat dilihat dalam rumusan PP. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) bab 2 pasal 3:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan uraian tersebut terlihat jelaslah bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi anak didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kreatif, mandiri serta bertanggung jawab.

Oleh sebab itu untuk peningkatan mutu pendidikan sangat mutlak diperlukan, sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

Salah satu jenjang pendidikan untuk mencapai keberhasilan di bidang pendidikan adalah melalui sekolah menengah atas.

Sekolah ini sebagai lembaga pendidikan yang berfungsi untuk meningkatkan sumber daya manusia, hasinya akan dapat dilihat sejauh manapencapaian hasil belajar dari siswa yang bersangkutan.

Mata pelajaran sosiologi adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat di sekolah menengah atas yang diharapkan mampu

mengembangkan kemampuan pemahaman siswa terhadap konsep dan fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik dapat meningkat kemampuan dalam mengakualitaskan dalam diri serta dapat menyikapi masalah sosial yang ada dalam masyarakat dengan pemikiran yang rasional dan kritis. Mata pelajaran sosiologi mencakupi konsep dasar (seperti nilai, norma sosial, intekrasi dalam masyarakat, sosialisasi dan kepribadian).

Dari perencanaan pelajaran sosiologi menyangkut mempersiapkan sumber-sember belajar yang akan digunakan serta model yang akan diterapkan dalam proses belajar (PBM).

Berdasarkan observasi penulis di SMAN 1 Air Pura Kabupaten Pesisir Selatan, pada hari senen tanggal 05 bulan Mai 2014 pada saat melakukan pengamata awal didapati bahwa proses pembelajaran terpusat pada guru dimana guru dianggap gudang ilmu sebagai satu-satu nya sumber informasi dan mendominasi kegiatan belajar.

kemudian penulis juga melakukan pengamatan selanjutnya pada bulan Oktober 2014 selama pembelajaran dalam kelas, sekitar 10 dan 15 orang siswa yang memperhatikan penjelasan guru dengan baik.

Ditinjau dari kreteria ketuntasan minimum (KKM) pada mata pelajaran sosiologi di SMAN 1 Air Pura, siswa dikatakan tuntas belajar apabila mencapai 80, kondisi ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai kompotensi yang ditetapkan, relatif rendahnya nilai mid semester siswa SMAN 1 Air Pura pada mata pelajaran sosiologi di kelas X. Disebabkan karna masih banyak

siswa yang kurang mampu

menggembangkan pemahaman tentang konsep-konsep sosiologi terlihat ketika guru mengajukan sebuah pertanyaan tentang pemahaman konsep, contoh pertanyaan yang diberikan guru (Yang termasuk contoh perilaku menyimpang berkelompok di dalam masyarakat adalah ?).

Dari 30 orang jumlah

(6)

Untuk menunjang keberhasilan dalam belajar perlu adanya model pembelajaran yang tepat, salah satu cara dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran sosiologi dengan model pembelajaran tipe make a match.

Metode ini mengatasi kejenuhan siswa dalam belajar dan dapat memotivasi belajar siswa, membangkitkan minat serta menggali potensi yang dimilikinya. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang menyenangkan sehingga belajar dapat dimaksimalkan.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul:

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match Terhadap Hasil Belajar siswa pada Pembelajaran Sosiologi di Kelas X SMAN 1 Air Pura Kabupaten Pesisir Selatan”.

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk melihat pengaruh model Tipe Make a Match dalam hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sosiologi.

2. Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dengan mengunakan model Tipe Make a Match

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Veby Maigem Sainur (2010) Skripsi : “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Diskusi Kelompok NHT (Numbered Heads Together) Dalam Proses Pembelajaran Sosiologi di SMAN 16 Padang, selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Meliya Fitri (2014) dengan judul “ Pengaruh Metode Resitasi dalam Pembelajaran Sosiologi Terhadap Hasil belajar Siswa di Kelas X SMAN 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan”, selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Mega Selvia (2010) dengan judul “ Perbedaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Matchdengan Nambered heads dalam Pembelajaran Metematika siswa Kelas VIII SMP 14 Padang “.

Ketiga penelitian diatas sama-sama meneliti bagaimana pengaruh penerapan Model Cooperative terhadap hasil belajar sosiologi siswa yang difokuskan pada

pemahaman siswa mengenai konsep sosiologi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan yang mulai dari tanggal 16 Maret sampai dengan tanggal 30 April tahun 2015.

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Air Pura Kabupaten Pesisir Selatan yang beralamat di Hilalang panjang Kecematan Air Pura Kabupaten Pesisir Selatan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya mengunakan angka-angka (Arikunto, 2006 : 10), Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan maka jenis penelitian ini termasuk penelitian eksperimen.

Pada penelitian ini Sesuai dengan masalah yang diteliti dan model penelitian yang digunakan, Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini Cluster Sampling (Random kelompok), maka yang dibutuhkan hanyadua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang berjumlah 62 orang. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu, tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap akhir. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes awal (pretes) dan tes akhir (post test).

Analisis data yang digunakan penelitian ini adalah analisis persamaan dua rata-rata kelompok sampel. Pengelolaan dengan menggunakan rumus-rumus statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial, diantara beberapa rumus statistik deskriptif yang sering digunakan pada penelitian pendidikan adalah mean, varian, standar deviasi. Sedangkan statistik inferensial dilakukan untuk memberikan interpretasi mengenai data untuk menarik kesimpulan dari data yang dihasilkan.

(7)

PEMBAHASAN

Penelitian ini mengkaji pengaruh penggunaan model Cooperative learning make a match terhadap pemahaman konsep sosiologi siswa. Berdasarkan analisis data secara keseluruhan diperoleh dengan menggunakan model make a match pemahaman siswa terhadap konsep sosiologi meningkat.

Berdasarkan analisis data terhadap indikator pemahaman konsep dengan menggunakan rumus uji-t, dalam penelitian ini ada satu indikator yang tergolong pada konsep, yaitu mendeskripsikan bentuk- bentuk perilaku menyimpang, berdasarkan analisis diperoleh rata-rata kelas eksperimen= 6,77 rata-rata kelas kontrol 5,85, standar deviasi kelas eksperimen= 2,73 standar deviasi kelas kontrol=2,92, sedangkan untuk uji-t diperoleh thitung> ttabel atau= 2,986 > 1,671 pada taraf signifikan 0,05. Artinya untuk indikator mendeskripsikan bentuk-bentuk perilaku menyimpang dengan menggunakan model Cooperative learning make a match pemahaman siswa terhadap konsep meningkat.

Hal ini terjadi adanya pengaruh yang signifikan antara penggunaan model cooperative learning make a match terhadap pemahaman konsep sosiologi siswa, sebab dalam pembelajaran menggunakan model cooperative learning make a match siswa dituntut untuk terlibat secara langsung, adanya interaksi yang baik antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru.

Menurut teori belajar Baharvioristik, belajar merupakan interaksi anatara stimulus dan respon, maka yang dimaksud dengan stimulus dalam penelitian ini adalah model cooperative learning make a match yang di ajarkan oleh guru kepada siswa, dan siswa merespon dengan perubahan tingkah laku yaitu siswa terlibat lansung dalam materi yang diajarkan oleh guru. Melalui perubahan tingkah laku siswa tersebut maka pemahaman siswa terhadap konsep meningkat yang dibuktikan dengan hasil belajar siswa lebih baik dalam soal pemahaman konsep. Hal tersebut sesuai dengan pendapap Nana Sudjana (1992:24) yang menyatakan bahwa untuk materi

konsep tanda orang paham itu adalah dapat memberikan contoh baru tentang materi dipelajarinya.

Model pembelajaran make a match didesain secara tepat dapat memancing siswa untuk bartanya dan menjawab dan lebih terlibat secara mental karena adanya interaksi antara siswa dengan model pembelajaran yang diajarkan. Pengaruh penggunaan model cooperative learning make a match menunjukkan bahwa media pembelajaran dapat menjadi alat bantu yang baik bagi siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pemahaman konsep.

Adapun penelitian ini dilaksanakan dengan waktu 3minggu, dengan empat kali pertemuan, pertemuan dalam 1 minggu sebanyak 2 kali pertemuan dimulai dari tanggal 16 Maret sampai dengan tanggal 30 April tahun 2015. Berikut ini merupakan kegiatan yang peneliti lakukan selama melaksanakan penelitianeksperimen di kelas X.1dankontrolkelas X.2 di SMAN 1 Air PuraPesisir Selatan.

a. Kelas Eksperimen

Pertemuan yang peneliti lakukan pada kelas eksperimen ini adalah sebanyak empat kali pertemuan.

Pertemuan 1, 2, dan 3 digunakan untuk kegiatan proses pembelajaran, sementara pertemuan ke-4 untuk tes akhir pada kelas eksperimen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini.

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama ini dimulai pada hari Selasa tanggal 17Maret 2015 pukul 07.20 s/d 09.30 WIB. Pada pertemuan ini langkah awal yang peneliti lakukan adalahberdo’a,mengabsen siswa, apersepsi, memberikan motivasi tentang materi Perilaku menyimpang dalam masyarakat dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Diawal pembelajaran peneliti

menjelaskantentangstrategipembelajaran yang akandigunakandanmenjelaskan urutan pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga siswa paham dengan tahapan pembelajaran denganmenggunakanmodel pembelajaran Cooperative learning make a match,

(8)

selanjutnya peneliti menjelaskan poin-poin penting dari materi yangakan dipelajari.

Setelah kegiatan apersepsi dan motivasi dilakukan, peneliti membagi beberapa kartu berisikan konsep atau topik yang akan diajarkan, setiap siswa diberi satu buah kartu kemudian siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.

Selanjutnya siswa yang memiliki kartu yang cocok bergabung dengan pasangannya menjadi satu kelompok dan duduk berdasarkan teman kelompoknya untuk meanalisa topik yang ada di dalam kartu tersebut dengan teman pasangannya.

Setelah satu jam pelajaran berlangsung, siswa dipanggil secara acak dengan pasangan masing-masing untuk membacakan topik yang ada dalam kartu yang di dapat oleh masing-masing pasangan maju ke depan kelas untuk mempersentasikan.Pasangan yang pertama yang akan mempersentasikan kartunya Putri Ramadhani dengan Puji Pratama, setelah selesai mempersentasikan pasangan siswa yang lainnya diminta untuk menanggapi.

Danseterusnya persentasi dilanjutkan oleh pasangan yang lain dengan topik atau isi kartu yang berbeda.

Pada akhir proses pembelajaran peneliti menyimpulkan bersama-sama dengan siswa tentang materi yang sudah dipelajari dan menjelaskan poin-poin yang tidak dimengerti siswa, dan sebelum peneliti menutup pelajaran peneliti menyuruh siswa untuk mempelajari materi selanjutnya di rumah tentang bentuk-bentuk perilaku menyimpang dan ciri-ciri perilaku menyimpang, yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan pertama suasana sedikit ribut, terutama pada saat guru membagi kartu pasanggan belajar karena siswa baru mencoba belajar dengan model pembelajaran yang berbeda dari yang biasanya, namun setelah diberi pemahaman akhirnya siswa bisa memahaminya.

2) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24Maret tahun 2015 pada pukul 07.20 s/d 09.30 WIB.

Sebelum proses pembelajaran berlangsung,

peneliti berdo’a, mengabsen siswa,apersepsi selanjutnya peneliti memberikan motivasi, menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dan menjelaskan secara singkat tentang pokok- pokok bahasan yang dianggap penting.

Siswa kembali dibagikan kartu berisikan konsep atau topik yang akan diajarkan dengan batas waktu yang ditentukan oleh peneliti, setiap siswa diberi satu buah kartu dan siswa kemudiamencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya, Siswa yang memiliki kartu yang cocok bergabung dengan pasangan kartunya dan siswa duduk pada pasangan masing-masing.

Masing-masing pasangan meanalisa topik yang ada dalam kartu.

Setelah satu jam pelajaran berlangsung, peneliti memanggil nama pasangan secara acak kembali dan pasangan yang terpanggil pertama adalah pasangan yaitu Sherly Wahyuni dengan Rama Revonda, pasangan yang terpanggil diminta untuk mempersentasikan kartunya kedepan kelas,setelah selesai siswa yang lain diminta untuk menanggapi. Selanjutnya dipersentasi di lanjutkan oleh pasanggan lainnya.

Pada akhir proses pembelajaran peneliti menyimpulkan bersama-sama dengan siswa tentang materi yang sudah dipelajari dan menjelaskan poin-poin yang tidak dimengerti siswa, kemudian peneliti dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang sudah dipelajari, sebelum menutup pelajaran peneliti menyuruh siswa untuk membahas di rumah materi untuk pertemuan selanjutnya yaitu tentang contoh keanekaragaman perilaku menyimpang dan dampak perilaku menyimpang dalam masyarakat. Pada pertemuan kedua suasana sedikit mulai tenang dan terlihat siswa mulai bersemangat mengikuti proses belajar mengajar dan mulai paham dengan konsep sosiologi namun masih ada saja siswa yang berpindah-pindah duduk dari kelompoknya karna malu dengan pasangannya.

(9)

3) Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 31Maret tahun 2015 pukul 07.20 s/d 09.30 WIB. Awal proses pembelajaran, peneliti berdo’a, mengabsen siswa, apersepsi selanjutnya peneliti memberikan motivasi, menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dan menjelaskan secara singkat tentang pokok-pokok bahasan yang dianggap penting mengenai perilaku menyimpang.

Siswa diperintahkan kembali untuk memilih kartu yang berisi topik yang diajarkan dan duduk secara berpasangan berdasarkan pasangan kartunya masing- masing.

Penelitimenyiapkan beberapa kartu berisikan konsep atau topik yang akan diajarkan, setiap siswa diberi satu buah kartu kemudian siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan pasangan kartunya. Setelah satu jam pelajaran berlangsung, peneliti kembali memanggil nomor pasanggan yang tampil pertama secara acak yaitu pasangan Kristin Desi Anjani dengan M. Fauzan untuk mempersentasi kartunya, setelah selesai mempersentasi siswa yang lain diminta untuk menanggapi dan pasangan yang lain melanjutkan presentasi kartu lainnya.

Pada akhir psoses pembelajaran siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang sudah dipelajari dan siswa mulai tertarik dengan model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep sosiologi, sebelum menutup pelajaran peneliti menginformasikan kepada siswa jadwal pelaksanaan tes akhir dan siswa menyetujui jadwal pelaksanaan ujian atau tes akhir pada tanggal 07 April tahun 2015, yaitu pada hari Selasa. Dibandingkan dengan pertemuan pertama dan kedua, pada pertemuan ketiga ini proses pembelajaran jauh lebih baik dan semua siswa mengikuti pembelajaran dengan semangat dan sungguh-sungguh, Hal ini disebabkan siswa sudah paham terhadap materi dan penerapan model pembelajaran Cooperative learning Make a match dalam proses pembelajaran.

4) Pertemuan keempat

Pertemuan keempat ini

dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 07 April tahun 2015. Kegiatan yang dilakukan adalah tes akhir pada kelas X.1 yaitu kelas eksperimen. Bentuk soal tes yang diberikan adalah soal objektif dengan lima pilihan, jumlah soal adalah sebanyak 25 butir soal, dengan lama waktu tes adalah 90 menit.

a. Kelas Kontrol

Sama halnya dengan kelas eksperimen, pertemuan di kelas kontrol juga sebanyak empat kali pertemuan, yaitu pada pertemuan 1, 2, dan 3 kegiatanproses pembelajaran, sedangkan pada pertemuan ke-4 dilakukan tes akhir. Kegiatan yang peneliti lakukan pada kelas kontrol yaitu kelas X.2 selama melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada kelas kontrol dimulai pada hari Rabu tanggal 18Maret 2015 pada pukul 07.20 s/d 09.30 WIB. Pada pertemuan ini langkah awal yang peneliti lakukan adalah berdo’a, mengabsen siswa, memberikan motivasi tentang terjadinya perilaku menyimpang, dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.

Setelah kegiatan apersepsi selesai, maka peneliti langsung masuk ke materi dan mencatat materi tentang perilaku menyimpang dengan indikator materi yaitu Pengertian perilaku menyimpang, bentuk- bentuk perilaku menyimpang dan mencotohkan ciri-ciri perilaku menyimpang. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa diminta untuk memperhatikan peneliti. Setelah peneliti menerangkan materi siswa diberi pertanyaan-pertanyaan. Selanjutnya siswa diminta untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti, dan pada akhir pertemuan siswa diminta untuk mengerjakan tugas di rumah.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25Maret 2015 pukul 07.20 s/d 09.30 WIB. Pada

(10)

pertemuan ini langkah pertama yang peneliti lakukan adalah berdo’a, mengabsensiswa, memberikan motivasi tentang materi mendeskripsikan terjadinya perilaku menyimpang dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.

Setelah kegiatan apersepsi selesai maka peneliti mengulangi kembali materi pada pertemuan yang lalu, dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Setelah itu siswa diminta untuk menjawab dan menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.Selanjutnya peneliti memulai pembelajaran, mencatatkan materi tentang mendeskripsikan terjadinya prilaku menyimpang dengan indikator materi menjelaskan sebab-sebab terjadinya perilaku menyimpangdanmencotohkan keanekaragaman perilaku menyimpang dalam masyarakat.Selama proses pembelajaran berlangsung siswa diminta untuk memperhatikan peneliti.Setelah peneliti menerangkan materi siswa diberi pertanyaan-pertanyaan. Selanjutnya siswa diminta untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti, dan pada akhir pertemuan siswa disminta untuk mengerjakan tugas di rumah.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 01 April 2015 pukul 07.20 s/d 09.30 WIB. Pada pertemuan ini langkah pertama yang peneliti lakukan adalah berdo’a, mengabsen siswa, memberikan motivasi tentang Materi Perilaku menyimpang, dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa.

Setelah kegiatan apersepsi selesai maka peneliti mengulangi kembali materi pada pertemuan sebelumnya, dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Setelah itu siswa diminta untuk menjawab dan menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

Peneliti memotivasi siswa agar siswa berpartisipasi menjawab pertanyaan peneliti, dengan cara memberi nilai plus.

Selanjutnya peneliti memulai pembelajaran, dan mencatatkan materi perilaku meyimpangdengan indikator materi moncotohkan dampak perilaku menyimpang di dalam masyarakat. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa diminta untuk memperhatikan peneliti.

Setelah peneliti menerangkan materi siswa diberi pertanyaan-pertanyaan. Selanjutnya siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti, dan pada akhir pertemuan siswa diminta untuk mengerjakan tugas di rumah.

4) Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat ini

dilaksanakan pada Sabtu tanggal 15April tahun 2015. Kegiatan yang dilakukan adalah tes akhir pada kelas X.2yaitu kelas kontrol. Bentuk soal tes yang diberikan adalah soal objektif dengan lima pilihan, jumlah soal adalah sebanyak 25 butir soal, dengan lama waktu tes adalah 90 menit.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh penerapan model Cooperative learning make a match memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman konsep siswa yang dapat meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi kelas X SMAN 1 Air Pura kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini terlihat dari rata-rata pencapaian kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas kontrol. Nilai Post test yang telah dilakukan mendapatkan hasil rata-rata pada kelas Ekpserimen = 6,77.

Model penerapan ini melibatkan siswa lebih paham dengan konsep-konsep sosiologi dan aktif dalam proses pembelajaran, karna setiap siswa yang tampil menjelaskan konsep yang berbeda-beda setiap pembelajaran. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam pemahaman konsep dalam pembelajaran Sosiologi di SMAN 1 Air Pura Kabupaten Pesisir Selatan.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Rineka Cipta : Jakarta.

Meliya Fitri. (2014).Pengaruh Metode Resitasi Dalam Pembelajaran Sosiologi Terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas x SMAN 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI.

Mega Selvia. (2010). Perbedaan model Cooperative Learning Tipe Mike a Match Nambered Heads Dalam Pembelajaran Matematik siswa Kelas VIII SMP 14 Padang. Skripsi. Pendidikan Matematika STKIP PGRI.

Undang-Undang RI Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Jenderal Diknas.

Veby Maigem Sainur. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Diskusi Kelompok NHT ( numbered heads together) Dalam Proses Pembelajaran Sosiologi di SMAN 16 Padang. Skripsi. Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Tujuan Penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh model cooperative learning Student tipe Team Achievement Division STAD terhadap aktivitas dan hasil belajar IPA siswa Kelas