• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penggunaan model group investigation

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penggunaan model group investigation"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN MERANGKUM TEKS LAPORAN HASIL

OBSERVASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Wiwi Septia Putri, Indriani Nisja, Ricci Gemarni Tatalia

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

This research is motivated by the problems of some students can not summarize the text of the observation report. The purpose of this study is First, describe the ability to summarize the text of the observation results of students of class VII SMP N 2 Bayang Pesisir Selatan Regency after using Group Investigation model. Second, describes the influence of the use of Group Investigation model to summarize the text of the observation report of students of class VII SMP N 2 Bayang Pesisir Selatan Regency. This research is a quantitative research with experimental method with One Group Pretest-Posttest Design, sampling technique used is purposive sampling. Based on the results of data analysis and discussion then the results of this study are described as follows.

First, the ability to summarize the text of the observation report of the students of class VIII.2 SMP Negeri 2 Bayang Pesisir Selatan Regency before using the Group Investigation model obtained an average grade grade of 61.11. Second, the ability to summarize the text of the observation report of students of class VIII.2 SMP Negeri 2 Bayang Pesisir Selatan Regency after using Group Investigation model obtained an average score of 76.94. Third, there is a significant influence of the use of Group Investigation model on Skills Summarize the text of observation report of Grade VII students of SMP Negeri 2 Bayang Pesisir Selatan Regency as tcount> ttable (4.40> 1.71).

Keywords: Group Investigation, Text of Observation Result Report

PENDAHULUAN

Teks laporan hasil observasi merupakan sebuah teks yang berisikan penjabaran umum mengenai suatu hal yang didasarkan pada hasil penelitian. Teks laporan

hasil observasi menyampaikan apa yang diamati secara langsung ke dalam bentuk tulisan. Dalam penyampaian teks laporan hasil observasi, informasi yang disampaikan harus benar-benar fakta

(2)

sesuai dengan yang diamati.Kemampuan menulis teks laporan hasil observasi membantu siswa dalam mengenali lingkungan di sekitarnya di saat siswa melakukan pengamatan secara langsung.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama (SMP), siswa dituntut mampu dalam menulis. Salah satu bentuk kemampuan menulis yang harus dikuasai oleh siswa adalah kemampuan menulis teks laporan hasil observasi. Kemampuan menulis teks laporan hasil observasi wajib dikembangkan pada tingkat SMP kelas VII semester 1.Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 SMP. Teks laporan hasil observasi terdapat pada KI 4 mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Sesuai dengan yang terdapat pada KD 4.8Menyajikan

rangkuman teks laporan hasil yang berupa buku pengetahuan secara lisan dan tulis dengan memperhatikan kaidah kebahasaan atau aspek lisan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan yaitu Hj. Suyetmi, S.Pd, pada tanggal 21November 2017 diperoleh informasi tentang beberapa masalah dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi, yaitu sebagai berikut. Pertama, sebagian siswa belum bisa merangkum teks laporan.Kedua, siswa sulit dalam menuangkan gagasanya dan membedakan antara tema dan judul.Ketiga, siswa belum terampil dan paham dengan langkah-langkah merangkum teks laporan hasil observasi.

Permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam proses pembelajaran merangkum teks laporan hasil observasi siswa tidak terlepas dari kreativitas guru dalam memilih model pembelajaran yang diperlukan. Model pembelajaran yang menarik dan membantu siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Salah satu model pembelajaran yang

(3)

dapat membantu siswa dalam merangkum teks laporan hasil observasi adalah model Group Investigation. Model Group Investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar serta memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dalam kelompok.

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP N 2Bayang Kabupaten Pesisir Selatan sebelum menggunakan modelGroup Investigation. Kedua, mendeskripsikan kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP N 2Bayang Kabupaten Pesisir Selatan sesudah menggunakan modelGroup Investigation. Ketiga, mendeskripsikan pengaruh

penggunaan modelGroup

Investigation terhadap merangkum teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Menurut Priyatni (2014:76), teks laporan hasil observasi adalah teks yang menyampaikan informasi tentang sesuatu apa adanya sebagai hasil pengamatan dan analisis secara sistematis. Teks laporan hasil observasi bertujuan untuk menginformasikan kondisi objektif sesuatu yang diamati dan analisis secara sistematis, tidak dibumbui dengan respons pribadi tentang objek yang dilaporkan tersebut.

Menurut Darmawati (2014:8), teks hasil observasi disebut juga laporan (report).teks laporan berisi penjabaran umum mengenai sesuatu yan didasarkan pada hasil kegiatan observasi. Kegiatan observasi merupakan kegiatan pengumpulan data atau informasi melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dilapangan atau lokasi pengamatan.

Menurut Darmawati (2014:10), struktur teks laporan hasil observasi terdiri atas definisi umum (bagian pembuka), deskripsi bagian (bagian isi), dan deskripsi manfaat (bagian penutup). bagian definisi umum berisi pengertian sesuatu yang dibahas. Definisi bagian gambaran

(4)

tentang suatu cara secara terperinc.

Sementara itu, definisi manfaat merupakan bagian yang berisi manfaat atau kegunaan.

Menurut Istarani (2012:86), pembelajaran model Group Investigation dimulai dengan pembagian kelompok. Selanjutnya guru beserta anak didik topik-topik tertentu sesuai permasalahan yang dapat dikembangkan sesuai topik itu.

Setelah topik dan permasalahannya sudah disepakati, peserta didik beserta guru menentukan model penelitianyang dikembangkan untuk memecahkan masalah. Setiap kelompok bekerja berdasarkan model investigasi yang telah dirumuskan.

Aktivitas tersebut merupakan kegiatan sistematik keilmuan mulai dari mengumpulkan data, analisis data, sisntesis, hingga menarik kesimpulan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.Menurut Sugiyono (2013:13) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu

kongkret/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis.Data berupa angka-angka, dimulai dari pengumpulan data, kemudian penafsiran data, dan terakhir ditampilkan hasilnya.

Metode penelitian adalah eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu One Group Pretest-Postest Design. Dalam rancangan ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel diberi pretest (tes awal) dan setelah itu sampel diberi perlakuan dengan model pembelajaran Group Investigationitu postest (tes akhir).

Populasi penelitian iniseluruh seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bayang tahun ajaran 2017/2018.

Jumlah siswa kelas VII yang terdaftar pada tahun ajaran 2017/2018adalah 104 yang terdiri dari 4 kelas.Sampel pada penelitian ini adalah kelas VII2.

Instrumenyang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja, yaitu merangkum teks laporan hasil observasi.Tes unjuk kerja yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuanmerangkum teks laporan hasil observasi dengan menggunakan

(5)

model Gruop Investigation siswa kelas VII SMP N 2 Bayang.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah,Pertama, siswa diberikan tugas merangkum teks laporan hasil observasi sebelum menggunakan model Group Investigationdengan topik tentang “Bunga Mawar”

(pretest). Kedua, dilakukan proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran ini guru menjelaskan materi pelajaran merangkum teks laporan hasil observasi dengan menggunakan modelGroup Investigationdengan topik tentang

“Bunga Keladi”. Ketiga, siswa mengerjakan tes akhir (posttest) dengan topik tentang “Bunga Kaktus”.hasil tes tersebut dikumpulkan dan diperiksa oleh guru sesuai dengan indikator yang diteliti.

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pertama, membaca hasil kerja siswa dalam merangkum teks laporan hasil observasi.Kedua, mengoreksi dan memberikan skor sesuai aspek yang diteliti. Ketiga, mengubah skor menjadi nilai. Keempat, mengelompokkan keterampilan

merangkum teks laporan hasil observasi siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Group Investigation berdasarkan skala 10. Kelima, menentukan skor rata-rata keterampilan merangkum teks laporan hasil observasi siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaranGroup Investigation berdasarkan rata-rata hitung. Keenam, membuat diagram keterampilan merangkum teks laporan hasil observasi siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran Group Investigation. Ketujuh, melakukan uji persyaratan analisis berupa uji normalitas dan homogenitas data.

Kedelapan, menganalisis, membahas, dan menarik kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri 2 Bayang.Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30-03 Februari 2018.Hasil dan pembahasan dapat dilihat sebagai berikut ini.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata hitung61,11.

Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan merangkum

(6)

teks laporan hasil observasi sebelum menggunakan model Group Investigation siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan berada pada tingkat penguasaan 56–65% berkualifikas Cukup (HC). Hal ini dapat dilihat dari tabel hasil nilai keseluruhan kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi siswa secara keseluruhan.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Merangkum Teks Laporan Hasil Observasi Sebelum Menggunakan Model Group Investigation Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

No X F FX 1 33,33 1 33,33 2 44,44 6 266,64 3 55,55 3 166,65 4 66,67 11 733,37 5 77,78 5 388,9

Jumlah 26 1588,89 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rentang nilai yang diperoleh siswa berkisar antara 33,33-77,78.

Siswa yang mendapat nilai 33,33 sebanyak 1 orang. Siswa yang mendapat nilai 44,44 sebanyak 6 orang. Siswa yang mendapat nilai 55,55 sebanyak 3 orang. Siswa yang memperoleh nilai 66,67 diperoleh oleh 11 orang siswa dan siswa yang

memperoleh nilai 77,78 sebanyak 5 orang siswa.

Untuk masing-masing indikator kemampuan merangkum teks laporan hasil obserhasi, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, untuk indikator 1diperoleh rata-rata hitung 50,00.

Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi siswa sebelum menggunakan model Group Ivestigation siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan untuk indikator 1 (judul) berada pada tingkat penguasaan 46–

55% berkualifikasiHampir Cukup (HC).

Kedua, untuk indikator 2 diperoleh rata-rata hitung 53,84.

Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi sebelum menggunakan model Group Invsertigation siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan untuk indikator 2 (klasifikasi umum) berada pada tingkat penguasaan 46-55% berkualifikasi hampir Cukup (HC).

(7)

Ketiga, untuk indikator 3 diperoleh rata-rata hitung 50. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan sebelum menggunakan model Group Investigation untuk indikator 3 (deskripsi) berada pada tingkat penguasaan 46-55% berkualifikasi Hampir Cukup (HC).

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata hitung 76,49.

Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan sesudah menggunakan model Group Investigation berada pada tingkat penguasaan 76-85% yaitu baik (B).

Hal ini dapat dilihat dari tabel hasil nilai keseluruhan kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi siswa secara keseluruhan.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Merangkum Teks Laporan Hasil Observasi Sesudah Menggunakan Model Group Investigation Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

No X F FX 1 55,55 6 333,36 2 66,67 3 200,01 3 77,78 7 544,46 4 88,88 8 711,04

5 100 2 200

Jumlah 26 1988,8 7

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rentang nilai yang diperoleh siswa berkisar antara 55,55-100.

Siswa yang mendapat nilai 55,55 sebanyak 6 orang. Siswa yang mendapat nilai 66,67 sebanyak 3 orang. Siswa yang mendapat nilai 77,78 sebanyak 7 orang. Siswa yang memperoleh nilai 88,88 sebanyak 8 orang siswa dan siswa yang memperoleh nilai 100 sebanyak 2 orang siswa.

Untuk masing-masing indikator kemampuan merangkum teks laporan hasil obserhasi, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, untuk indikator 1diperoleh rata-rata hitung 69,23.

Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan sesudah menggunakan model Group Investigation untuk indikator 1 (judul) berada pada tingkat

(8)

penguasaan 66–75%

berkualifikasiLebih dari Cukup (LdC).

Kedua, untuk indikator 2 diperoleh rata-rata hitung 85,89.

Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampua merangkum teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan sesudah menggunakan model Group Investigation untuk indikator 2 (klasifikasi umum) berada pada tingkat penguasaan 76–85%

berkualifikasi baik (B).

Ketiga, untuk indikator 3diperoleh rata-rata hitung 73,07.

Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan sesudah menggunakan model Group Investigation untuk indikator 3 (deskripsi) berada pada tingkat penguasaan 66–75% berkualifikasi Lebih dari Cukup (LDC).

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan diketahui bahwa Nilai thitung yang diperoleh 4,40 berarti terdapat

pengaruh penggunaan model Group Investigation terhadap kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi. Jika ditinjau dari ttabel pada taraf signifikan 95% (0,05) adalah 1,71. Hal ini berarti nilai thitung lebih besar dari ttabel.Jadi, dapat dikatakan bahwa penggunaan model Group Investigation terdapat pengaruh terhadap kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan, Pertama, kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan sebelum menggunakan model Group Investigation memperoleh nilai rata-rata 61,11 berada pada rentangan 56-65%

dengan kualifikasi yaitu Cukup (C).

Kedua, kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan sesudah

(9)

menggunakan model Group Investigation memperoleh nilai rata- rata 76,49 berada pada rentangan 76- 85% dengan kualifikasi baik (B).

Ketiga, berdasarkan uji-t terdapat pengaruh model Group Investigation terhadap kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan karena thitung= 4,40 dan ttabel = 1,71 kriteria pengujian t diterima jika thitung> ttabel

dengan kata lain H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian penggunaan model Group Investigation terhadap kemampuan merangkum teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawati, Uti. 2014. Ensiklopedia Bahasa dan Sastra Indonesia: Ragam Teks.

Klaten: PT Intan Pariwisata.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif.

Medan: Media Persada.

Priyatni, Endah Tri. 2014. Desaian Pembelajaran Bahasa

Indonesia Dalam

Kurikulum 2013.Jakarta:

PT. Bumi Aksara

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R

& D. Bandung:Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimanakah profil pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi peserta didik kelas VII SMP Negeri 15 Bandung

Di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), terutama kelas VII mempelajari berbagai jenis teks diantaranya adalah teks hasil observasi, teks deskripsi, dan teks

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa RPP teks laporan hasil observasi kelas VII SMP Insan Kamil pertemuan pertama sudah sesuai dengan pembuktian

Kemampuan siswa kelas VII SMP Setia Negeri 38 Medan dalam menulis teks laporan hasil observasi setelah menggunakan model pembelajaran Saintifik tergolong dalam kategori

Keterampilan Merevisi Kekurangan Teks Laporan Hasil Observasi Siswa dengan Menggunakan Teknik Diskusi Kelas VII SMP Negeri 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa RPP teks laporan hasil observasi kelas VII SMP Insan Kamil pertemuan pertama sudah sesuai dengan pembuktian verification pada model

Kedua, keterampilan menulis teks laporan hasil observasi sebelum menggunakan model discovery learning siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang berada pada kualifikasi Lebih dari Cukup LdC

Data dalam penelitian ini adalah skor hasil tes keterampilan menulis teks laporan observasi sebelum dan sesudah menggunakan model discovery learning siswa kelas VII SMP Negeri 22