• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LISTENING TEAM TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS

KARANGAN NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PANTI

KABUPATEN PASAMAN

Irma Susinta Nst¹, Upit Yulianti DN², Aruna Laila2

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

Backgrounds of the research were that student’s interest and willingness in learning about narrative essay was low less and students were difficult in determining the main idea to be developed into a narrative text. The purpose of this study was to describe the influence of cooperative learning model of listening team type toward the skills of writing narrative text at VII class SMPN 1 Panti Pasaman. Type of research was quantitative with experimental method. Research design was Posttest-Only Control Design. Sampling technique was simple random sampling. Free variable of this research was cooperative learning model of listening team type and bound variable was writing skill of narrative text. The data were the score of writing narrative text skill. This research shows that First, the average score of writing skill without using cooperative learning model of listening team type is 70,51 in the fair qualification. Second, the average score of writing skill of narrative text using cooperative learning model of listening team type is 79,2 with good qualification (B). Third, there is a significant influence on the use of cooperative learning model of listening team type to the writing skill of narrative text at VII class SMPN 1 Panti of Pasaman Regency because

(2,48) > (1,71).

Keywords: Cooperative Learning Model of Listening Team Type, Narrative Text

PENDAHULUAN

Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang penting bagi peserta didik, baik selama mengikuti pendidikan di berbagai jenis dan jenjang pendidikan maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Keterampilan tersebut dapat menentukan keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya seseorang memiliki ide atau gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan yang ingin

dicapai melalui suatu urutan yang teratur dalam kegiatan menulis.

Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di tingkat SMP adalah menulis karangan narasi. Hal ini sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas VII mata pelajaran bahasa Indonesia. Dalam standar isi tersebut dinyatakan bahwa salah satu jenis keterampilan berbahasa yang dituntut adalah keterampilan menulis karangan narasi. Hal ini tercermin dalam Standar Kompetensi 12 Mengungkapkan

(2)

berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat, dan Kompetensi Dasar (KD) 12.1 Mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung. Dengan demikian siswa harus mampu menulis karangan narasi dengan baik dan benar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Panti yaitu Welly Susanti, S. Pd.

diperoleh informasi mengenai permasalahan pembelajaran menulis karangan narasi yaitu: pertama, minat dan kemauan siswa dalam belajar masih kurang sehingga beberapa siswa kurang memahami bagaimana cara penulisan narasi. Kedua, nilai menulis narasi dari sebagian siswa masih rendah. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa tentang karangan narasi tersebut.

Ketiga, teknik pembelajaran yang tidak bervariasi juga menyebabkan siswa bosan dan tidak tertarik untuk belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh masalah yang dialami siswa ketika menulis karangan narasi. Pertama, siswa lebih menyukai materi pelajaran yang lain dibandingkan pelajaran mengenai karangan narasi. Hal tersebut disebabkan karena siswa berpikir bahwa menulis karangan narasi itu sulit.

Kedua, siswa kurang memahami tentang langkah-langkah dalam menulis karangan

narasi. Hal tersebut membuat siswa bingung dalam menentukan kalimat untuk menyusun sebuah karangan narasi. Ketiga, siswa kesulitan dalam menentukan ide pokok untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan narasi, sehingga siswa masih bingung untuk memulai dan mengembangkan tulisannya.

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.Pertama, mendeskripsikan keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman tanpa menggunakan model pembelajaran listening team. Kedua, mendeskripsikan keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman dengan menggunakan model pembelajaran listening team. Ketiga, mendeskripsikan pengaruh penggunaan model pembelajaran listening team terhadap keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman.

Berdasarkan masalah di atas, perlu dilakukan uji coba yang bertujuan untuk membantu siswa dalam menulis. Dalam penelitian ini, cara yang dilakukan untuk pemecahan permasalahan tersebut adalah pemilihan model pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam belajar.

Salah satu model pembelajaran yang akan

(3)

digunakan dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran Listening Team.

Model pembelajaran ini dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis.

Dengan menggunakan model

pembelajaran tersebut diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk menulis sebuah karangan narasi.

Pemilihan penggunaan model pembelajaran ini didasarkan pada pemikiran bahwa siswa akan dapat mengeluarkan ide-ide kreatifnya apabila pembelajaran disajikan dengan cara berkelompok. Selain itu, model pembelajaran ini dapat mengurangi kebosanan siswa saat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berlangsung. Siswa akan merasa bersemangat untuk belajar karena siswa dalam masing-masing kelompok mempunyai peran yang berbeda-beda sehingga menumbuhkan rasa semangat dalam pembelajaran. Oleh sebab itu siswa akan lebih termotivasi untuk menulis karangan narasi dengan baik.

Rumusan tujuan penelitian ini adalah Pertama, bagaimanakah keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman tanpa menggunakan model pembelajaran listening team? Kedua, bagaimanakah keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 1

Panti Kabupaten Pasaman dengan menggunakan model pembelajaran listening team? Ketiga, mendeskripsikan pengaruh penggunaan model pembelajaran listening team terhadap keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman?

Narasi adalah cerita. Cerita ini berdasarkan pada urutan-urutan suatu atau (serangkaian) kejadian atau peristiwa.

Dalam kejadian itu ada tokoh atau (beberapa tokoh), dan tokoh ini mengalami atau mengahadapi suatu atau (serangkain) konflik atau tikaian (Dalman, 2014: 105).

Keraf (2007: 136) mengemukakan bahwa karangan narasi merupakan suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu.

Sedangkan Model pembelajaran listening team merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran dengan membentuk kelompok yang mempunyai perannya masing-masing, sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk memahami materi pembelajaran (Istarani, 2011: 235).

Selanjutnya Suprijono (2013: 96) menjelaskan model pembelajaran listening team adalah model pembelajaran yang melibatkan indera pendengaran siswa untuk memahami materi pembelajaran

(4)

secara berkelompok yang diawali dengan pemaparan materi pembelajaran oleh guru.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Tergolong kuantitatif karena data yang diolah menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, dan penampilan hasilnya. Sugiyono (2013: 23) berpendapat bahwa penelitian kuantitatif diartikan sebagai penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Menurut Sugiyono (2013: 160) metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (treatment/perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang terkendalikan. Desain penelitin iniPosttest-Only Control Design.

Sugiyono (2013: 165) mengemukakan bahwa dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik

t-test. Penelitian ini dilaksanakan pada tangal 23 dan 28 Agustus 2017 di SMP Negeri 1 Panti.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 172). Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 160 orang.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010: 174). Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Teknik penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Sugiyono (2013: 64) menjelaskan bahwa teknik simple random sampling dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Penelitian ini terdiri atas dua variabel. Pertama, variable bebas adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe listening team (X). Kedua, variabel terikat menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti (Y).

Data dalam penelitian ini berupa skor keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti tanpa menggunakan model pembelajaran listening team pada kelas kontrol dan

(5)

dengan menggunakan model pembelajaran listening teampada kelas eksperimen.

Langkah-langkah pengumpulan data di kelas eksperimen akan dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan dengan langkah-langkah berikut. Pada pertemuan pertama guru mempersiapkan bahan ajar dan menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian guru menjelaskan materi mengenai karangan narasi khususnya tentang narasi ekspositoris. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang dipilih secara heterogen dan diberikan tugas yang berbeda sesuai dengan model listening team yaitu kelompok 1 sebagai penanya, kelompok 2 sebagai penjawab, kelompok 3 sebagai penentang dan kelompok 4 sebagai penarik kesimpulan. Kemudian masing-masing kelompok melakukan tugasnya yaitu bertanya jawab mengenai meteri karangan narasi. Selanjutnya guru membagikan teks wawancara dengan judul “Kebakaran”

kepada masing-masing kelompok.

Selanjutnya siswa secara berkelompok mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi ekspositoris. Selanjutnya perwakilan dari salah satu kelompok membacakan karangan narasi yang sudah dibuat ke depan kelas. Kemudian masing- masing kelompok bersama dengan guru bertanya jawab kembali mengenai karangan narasi yang sudah dibacakan.

Setelah selesai, guru mengumpulkan karangan narasi siswa.

Pada pertemuan kedua guru membagikan instrumen penelitian kepada siswa, kemudian siswa secara individu mengubah teks wawancara yang berjudul

“Kecelakaan Lalu Lintas” yang telah dibagikan oleh guru menjadi karangan narasi ekspositoris. Selanjutnya guru mengumpulkan hasil kerja siswa untuk diperiksa sesuai indikator.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, yaitu tes unjuk kerja yang dapat mengukur keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman. Tes dilakukan dengan beberapa langkah. Pertama, memberikan tes menulis karangan narasi ekspositoris tanpa menggunakan model listening team. Kedua, memberikan tes menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan model listening team. Ketiga, mendeskripsikan/

menganalisis hasil pengaruh penggunaan model listening team terhadap keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman. Teknik yang diterapkan dalam pengumpulan data ini adalah dengan memberikan tes kepada sampel penelitian baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pengumpulan data di kelas

(6)

kontrol akan dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, guru menjelaskan materi mengenai karangan narasi khususnya tentang narasi ekspositoris. Kedua, guru membagikan wacana berupa teks wawancara dengan judul “Kecelakaan Lalu Lintas” pada masing-masing siswa.Ketiga, siswa secara individu mengubah teks wawancara yang telah dibagikan oleh guru menjadi karangan narasi ekspositoris. Keempat, setelah siswa menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara, guru mengumpulkan hasil kerja siswa untuk diperiksa sesuai indikator.

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, membaca dan memeriksa karangan narasi yang ditulis siswa sesuai dengan indikator yang diteliti.

Kedua, pemberian skor dengan menggunakan format penilaian keterampilan menulis siswa. Ketiga, mengolah skor mentah yang diperoleh menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Keempat, mengelompokkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti tanpa menggunakan menggunakan model listening team dan dengan menggunakan

model listening teamberdasarkan konversi skala 10. Kelima, menentukan nilai rata- rata hitung keterampilan menulis karangan narasi. Keenam, menampilkan data keterampilan menulis karangan narasi siswa dalam bentuk histogram. Ketujuh, melakukan uji normalitas dan homogenitas dan uji hipotesis data. Kedelapan, membahas hasil analisis dan menyimpulkan hasil pembahasan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Listening Team Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman

Keterampilan menulis karangan narasi tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe listening team memperoleh nilai 46,66 sampai 86,66. Data selengkapnya tentang keterampilan menulis karangan narasi tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe listening team siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai 46,66 berjumlah 2 orang dengan persentase 7,7%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 53,33 berjumlah 3 orang dengan persentase 11,5%. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 60 berjumlah 2 orang

(7)

dengan persentase 7,7%. Keempat, siswa yang memperoleh nilai 66,66 berjumlah 4 orang dengan persentase 15,4%. Kelima, siswa yang memperoleh nilai 73,33 berjumlah 5 orang dengan persentase 19,2%. Keenam, siswa yang memperoleh nilai 80 berjumlah 6 orang dengan persentase 23,1%. Ketujuh, siswa yang memperoleh nilai 86,66 berjumlah 4 orang dengan persentase 15,4%. Dari data di atas, diperoleh rata-rata hitung (M), yaitu 70,51. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis karangan narasi siswa tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe listening team siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman berada pada rentang 66-75% yaitu klasifikasi lebih dari cukup (LdC).

2. Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Listening Team Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman

Keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe listening team memperoleh nilai 53,33 sampai 100.

Data selengkapnya tentang keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe listening team siswa kelas

VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai 53,33 berjumlah 2 orang dengan persentase 7,7%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,66 berjumlah 4 orang dengan persentase 15,4%. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 73,33 berjumlah 5 orang dengan persentase 19,2%. Keempat, siswa yang memperoleh nilai 80 berjumlah 4 orang dengan persentase 15,4%. Kelima, siswa yang memperoleh nilai 86,66 berjumlah 6 orang. Keenam, siswa yang memperoleh nilai 93,33 berjumlah 3 orang dengan persentase 11,5%. Dari data di atas, diperoleh rata-rata hitung (M), yaitu 79,2. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis karangan narasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe listening team siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman berada pada rentang 76-85%

yaitu klasifikasi Baik (B).

3. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Listening Team Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman

Berdasarkan nilai keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe listening team lebih baik

(8)

dari nilai keterampilan menulis karangan narasi tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe listening team. Hal ini terbukti dari hasil keterampilan menulis karangan narasi siswa tanpa dan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe listening team.

Berdasarkan hasil uji-t, disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H1) diterima pada taraf signifikan 95%

dan dk=n1+ n2–2 karena thitung> ttabel(2,48

> 1,71). Dengan kata lain, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe listening team berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman. Jadi,

> yaitu 2,48 > 1,71 maka diterima dan ditolak..

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan tiga hal berikut ini. Pertama, tingkat keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe listening team memperoleh nilai rata-rata 70,51 berada pada rentangan 66-75% dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC).Kedua, tingkat keterampilan

menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe listening team memperoleh nilai rata-rata 79,2 berada pada rentangan 76-85% dengan kualifikasi Baik (B).

Ketiga, berdasarkan hasil uji-t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe listening team terhadap keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman karena

=8,78>ttabel =1,71. (8,78>1,71).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe listening team lebih baik dibandingkan dengan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipelistening team.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Gramedia.

Dalman. 2014. Keterampilan Menulis.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(9)

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2013. Cara Mudah Menyusun:

Skripsi, Tesis, dan Disertasi.

Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Proses meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan langkah- langkah pembelajaran seperti: presentasi kelas yaitu

Bahwasanya, penelitian tentang “efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dalam keterampilan menulis teks berita peserta didik kelas VII MTs Al- Ikhlas Pemetung

Kedua, untuk indikator 2 abstrak, diperoleh nilai rata-rata hitung keterampilan menulis teks anekdot siswa kelas X SMA Negeri 5 Padang sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif

Berdasarkan permasalahan di atas, perlunya adanya model pembelajaran untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa dalam keterampilan menulis teks fabel yaitu dengan menggunakan model

Pertama, keterampilan menulis Paragraf persuasi siswa kelas X SMA Negeri 6 Padang sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memperoleh nilai rata-rata kelas 60,80

Keterampilan Menulis Paragraf Eksposisi Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have QSH Siswa Kelas X1 SMA Negeri 9 Sijunjung Dilihat dari

Terkait dengan variabel penelitian, data dalam penelitian ini yaitu, skor dari hasil tes keterampilan menulis teks eksposisi sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran

Hasil Penelitian a Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas Xmipa1 SMAN 1 Sitiung Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Skor yang