• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP N 22 PADANG

by:

*Rahmawati Nardika*

Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

This research is motivated by different families. Nothing comes from a family of civil servants, private employees, the military, farmers, farm laborers, factory workers. Based on family background different course shaping parenting parents are different, too. Based on preliminary observations are found in schools there are still students who have not been independent in their learning. This study aimed to see, 1) overview parenting parents, 2) description of the independence of learners, 3) effect of parenting parents against the independence of learners. This research is a quantitative correlation. The study population is all students of class IX and sampling was done by using cluster random sampling with a sample of 91 people. Data were collected by filling a questionnaire by learners. Data were processed using techniques percentage and t test. The research findings revealed that: 1) Parenting parents of learners are at a very unfavorable criteria, 2) independent learning are at very unfavorable criteria, 3) parenting parents can influence independence in learning. Hypothesis test results found that there is significant influence parenting parents of the independence of learners with sig 0.05. From the results of this study can be recommended to 1) students more independent again in learning at home and at school in order to obtain satisfactory results in study 2) parents that have always always provide motivation for learners.

Keywords: Students, Parenting, Independence.

PENDAHULUAN

Keluarga sering disebut sebagai institusi terkecil yang ada dalam masyarakat. Di dalamnya kita dapat menelusuri banyak hal. Mulai dari hubungan antara individu, hubungan otoritas, pola pengasuhan, pembentukan karakter dan masuknya nilai-nilai masyarakat. Maka tak heran jika kemudian ragam ilmu mencoba menelaah tentang keluarga, misalnya antropologi, sosiologi, psikologi, ekonomi, demografi serta pendidikan (Silalahi, 2010:3).

Orang tua memegang peranan utama bagi pendidikan anak, mengasuh, membersihkan dan mendidik anak merupakan tugas mulia yang tidak lepas dari berbagai halangan dan tantangan, sedangkan guru di sekolah merupakan pendidik yang kedua setelah orang tua di rumah. Pada umumnya peserta didik merupakan insan yang masih dididik atau diasuh oleh orang yang lebih dewasa yaitu

ayah dan ibu, jika orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama ini tidak berhasil meletakkan dasar kemandirian, maka akan sangat berat untuk berharap sekolah mampu membentuk peserta didik menjadi mandiri.

Kemandirian merupakan usaha untuk melepaskan diri dari orang tua untuk menemukan dirinya dan mencapai perkembangan individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh orang lain. Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain pendapat ini dikemukakan oleh Erikson (Destami, 2009:185).

(2)

Perkembangan kemandirian merupakan masalah penting sepanjang rentang kehidupan manusia. Perkembangan kemandirian sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan fisik, yang pada gilirannya dapat memicu terjadinya perubahan emosional, perubahan kognitif yang memberikan pemikiran logis tentang cara berpikir yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan orang tua dan aktivitas individu.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan kemandirian adalah kemampuan seseorang dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung pada orang lain.

Kemandirian juga dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pola asuh orang tua.

Dalam kehidupan, terdapat banyak faktor yang turut membentuk karakter peserta didik, seperti pola asuh orang tua, lingkungan, keluarga. Namun secara umum banyak sekali perubahan mengenai pola pengasuhan. Menurut Baumrind (King, 2010:172-173) gaya pola asuh orang tua dengan empat jenis yaitu: 1) Pola asuh orang tua Authoritarian. 2) Pola asuh orang tua authoritative. 3) Pola asuh orang tua neglectful. 4) Pola asuh orang tua indulgent.

Pada hari Kamis, tanggal 5 Maret 2015 penulis melakukan wawancara dengan guru BK, wakil kurikulum, wakil kepeserta didikan, guru mata pelajaran dan peserta didik di lapangan. Hasilnya banyak orang tua peserta didik yang kurang memperhatikan perkembangan belajar anaknya. Orang tua sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga lupa untuk menanyakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, kurangnya motivasi belajar peserta didik, orang tua yang tidak memperdulikan hasil belajar anaknya. Akibatnya banyak peserta didik yang mengerjakan tugas tersebut di sekolah dengan cara menyontek.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik tanggal 6 Maret 2015, peserta didik tersebut memang tidak mengerti dengan tugas yang telah diberikan dan juga tidak ada bimbingan dari orang tuanya, sehingga apa yang dikerjakan olah peserta didik tidak paham. Orang tua hanya melihat apa yang dikerjakan oleh peserta didik di rumah. Oleh karena itu

penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang kemandirian belajar peserta didik.

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang tua terhadap Kemandirian Belajar Peserta Didik di SMP N 22 Padang”

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Gambaran pola asuh orang tua. 2) Gambaran kemandirian belajar peserta didik. 3) Pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar peserta didik.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah korelasional. Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. Arikunto (2013:313) menguraikan korelasional adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan. Sedangkan menurut Riyanto (2010:34) penelitian korelasional adalah penelitian yang akan dilihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel dengan variabel lainnya. Metode yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar peserta didik.

Penelitian dilakukan tanggal 9 September 2015. Tempat pelaksanaan penelitian ini di SMP N 22 Padang. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 184 peserta didik di SMP N 22 Padang. Menurut Sugiyono (2011:80) populasi adalah “wilayahgeneralisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Arikunto (2013:172) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.

Sedangkan Riduwan (2010:11) menjelaskan populasi adalah “keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi obyek penelitian. Adapun teknik pengambilan sampel adalah cluster random sampling.

(3)

Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut (Yusuf, 2005: 186). Hal ini juga sejalan dengan pendapat Arikunto (2013:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.

Adapun teknik pengambilan sampel menurut (Juliansyah 2011:153) digunakan jika sumber data atau populasi sangat luas dalam penelitian ini Cluster Random Sampling karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti

”mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga memberi hak semua subjek dianggap sama. Penetapan sampel pada masing-masing kelas dilakukan secara undian, dimana dari keenam (kelas) terpilih 3 (kelas) yaitu IX.3, IX5 dan IX.6.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Arikunto (2013: 275) data interval adalah data yang menunjukkan adanya jarak antara data yang satu dengan yang lain. Dengan demikian data mengenai pola asuh orang tua dan kemandirian peserta didik dalam belajar diperoleh dari angket yang disebarkan kepada sampel penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian maka data yang diperlukan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung dari responden yang diteliti. Dalam penelitian data primer yang dibutuhkan adalah kemandirian belajar peserta didik.

Menurut Arikunto (2013:172)

“Sumber data dalam penelitian adalah darimana data itu diperoleh”. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data primer yaitu data yang langsung diambil dari responden. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah angket, yaitu seperangkat pernyataan yang harus dijawab oleh responden secara tertulis yang digunakan untuk memperoleh berbagai keterangan-keterangan yang diberikan responden langsung menjadi data. Yusuf (2005:249) menjelaskan angket adalah

suatu rangkaian pernyataan yang berhubungan dengan topik tertentu yang diberikan kepada sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data”.

Angket digunakan karena lebih mampu

menjaring individu, mampu

mengungkapkan informasi yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat, dengan biaya lebih rendah dengan instrument lain.

Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis dalam rangka menentukan kesimpulan untuk mencapai tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara pola asuh orang tua dengan kemandirian belajar peserta didik di SMP N 22 Padang.

Analisis data penelitian ini dilakukan melalui uji secara kuantitatif dengan menggunakan metode statistik. Hal ini dilakukan untuk menyajikan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca.

Metode statistik ini digunakan untuk mengumpulkan data, menyajikan, menganalisa dan memberi kesimpulan.

Metoda yang digunakan pada penelitian ini adalah pearson product moment, karena dalam penelitian ini ada dua variabel dan dengan teknik ini ingin diketahui apakah ada pengaruh antara variabel pola asuh orang tua dengan variabel kemandirian belajar peserta didik.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pola Asuh Orang Tua

Dalam kehidupan, terdapat banyak faktor yang turut membentuk karakter peserta didik, seperti pola asuh orang tua, lingkungan, keluarga. Namun secara umum banyak sekali perubahan mengenai pola pengasuhan. Orang tua sudah memperhatikan hasil belajar anak di rumah, tidak ada lagi orang tua yang membiarkan anak untuk bermain-main. Maka dari itu anak lebih senang belajar kalau ada dukungan dari orang tua, sedangkan kalau tidak ada dukungan dari orang tua maka anak tidak mandiri dalam belajar. Pola asuh memiliki pengaruh secara psikologis dan sosial bagi anak sendiri dalam bentuk perilaku. Kalau perilaku tergolong baik dan bijak, orang tua sering menerima dengan senang hati dan penuh kegembiraan.

Sebaliknya kalau perilaku buruk yang rugi

(4)

adalah orang tua itu sendiri dan pada akhirnya menimbulkan kekhawatiran bahwa anak akan tumbuh tidak semestinya.

Perlu diingat, orang tua harus bisa mengukur kemampuan serta bersikap waspada pada anak (Sukmono, 2011:74).

Keterangan sebelumnya, membuktikan bahwa dari 91 orang peserta didik yang dijadikan sampel teridentifikasi sebagian besar pengaruh pola asuh orang tua baik terhadap kemandirian belajar peserta didik sebesar 28,57% Namun demikian, masih ditemukan orang tua yang sangat baik dalam memperhatikan peserta didik dalam belajarnya. Artinya orang tua sudah baik untuk memperhatikan kemandirian belajar peserta didik di rumah maupun di sekolah, karena peserta didik suka menghabiskan waktunya dalam bermain bersama teman-teman daripada belajar di rumah. Tapi sebagian kecil masih ada orang tua yang sudah baik memperhatikan kemandirian belajar peserta didik, sehingga peserta didik lebih suka menghabiskan waktunya dalam belajar di rumah daripada bermain bersama teman- teman.

2. Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar peserta didik dalam proses pembelajaran bukan hal yang luar biasa, namun orang tua sendiri yang belum memperhatikan anak dalam belajarnya, namun sebagian kecil orang tua sudah memperhatikan anak dalam belajar.

Makanya dari itu anak jadi mandiri dalam melakukan hal apa saja, karena ada dukungan dari orang tuanya. Belajar mandiri dapat diterapkan dengan baik dalam sistem pendidikan non-formal dan belajar mandiri dapat menumbuhkan motivasi atas semangat belajar peserta didik. Dari hasil pengolahan membuktikan bahwa dari 91 orang peserta didik yang dijadikan sampel teridentifikasi sebagian besar peserta didik belum mempunyai kemandirian dalam belajar yang baik. Tapi sebagian masih ada ditemukan dari peserta didik yang sudah mandiri dalam belajarnya.

Artinya bahwa peserta didik di SMP N 22 Padang cenderung memiliki aktifitas bermain bersama teman-teman dari padapada belajar, makanya peserta jadi tidak mandiri dalam belajar. Namun demikian, dari 91 yang dijadikan sampel

hanya 5,49% peserta didik yang mandiri dalam belajar.

3. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Kemandirian Belajar Peserta Didik

Uji t (t-test)

Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan ditemukan ringkasan hasil seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Uji t (t-test) Model

T T Sig.

Hitung Tabel Std.

Error 1 (Const

ant)

SE 11.885 1,662 ,000

Berdasarkan tabel di atas, thitung mutlak (11,885) jika dibandingkan dengan

ttabel = (1,662) maka Ha diterima. Di

sampingitu dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi X terhadap Y dinyatakan signifikan karena t hitung > t tabel (11,885

> 1,662) dengan kata lain hipotesis yang diterima berbunyi terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar peserta didik di SMP N 22 Padang.

Tabel Model Summary

Model R R Square

Adjuste d R Square

Std. Error of the Estimate

1

.783a .613 .609 13.34843

(5)

Dari hasil R Square (R ) bertujuan untuk melihat kontribusi X terhadap Y dan melihat nilai regresi pada nilai t dan signifikansinya. Dalam penelitian ini R Square X terhadap Y yaitu 0,613. Maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua pada peserta didik teridentifikasi memang mempunyai pengaruh terhadap kemandirian belajar peserta didik di SMP N 22 Padang, namun pengaruhnya hanya 0,613 itu berarti perubahan pada variabel dependen (pola asuh orang tua) dapat dijelaskan oleh variabel. Jadi dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua berpengaruh terhadap kemandirian belajar peserta didik.

Hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil Uij t pada pola asuh orang tua memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kemandirian belajar peserta didik. Maka dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi X terhadap Y dinyatakan signifikan karena t hitung > t tabel (11,885 > 1,662) dengan kata lain hipotesis yang diterima berbunyi terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar peserta didik 11,885.

Maka dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua mempengaruhi kemandirian belajar peserta didik dalam mengerjakan tugas, mengerjakan PR, dan lain sebagainya.

Kemandirian juga dipengaruhi oleh perubahan-perubahan fisik, yang pada gilirannya dapat memicu terjadinya perubahan emosional, perubahan kognitif yang memberikan pemikiran logis tentang cara berpikir yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan orang tua dan aktivitas individu.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan yang telah lalu, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini sebagi berikut:

1. Gambaran pola asuh orang tua peserta didik di SMP N 22 Padang dalam proses pembelajaran tergolong sangat kurang baik, karena orang tua belum memperhatikan belajar anak di rumah maupun di sekolah. Walaupun demikian masih ditemukan peserta didik yang

sudah mandiri dalam belajar. Itu artinya sebagian pola asuh orang tua harus lebih lagi memperhatikan perkembangan anak di rumah dan di sekolah supaya anak bisa mandiri lagi dalam belajar dan anak tidak sering lagi mengerjakan tugasnya di sekolah.

2. Gambaran kemandirian belajar peserta didik belum mandiri dalam belajar, karena hasil olah data bahwa peserta didik ditemukan banyak yang terkategori kurang dan sangat kurang baik.

3. Gambaran pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar peserta didik dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar peserta didik. Hal ini tergambar dari hasil penelitian yang mengungkap bahwa pola asuh orang tua mempunyai pengaruh kemandirian belajar peserta didik. Artinya bahwa pola asuh orang tua peserta didik akan memberikan sumbangan terhadap kemandirian belajar peserta didik, sedangkan pola asuh orang tua peserta didik yang tidak memperhatikan anaknya maka akan mengurangi tingkat kemandirian belajar peserta didik yang terjadi.

Saran

Dari hasil penelitian yang telah ditemukan, maka peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Peserta Didik diharapkan lebih mandiri lagi dalam belajar di rumah maupun di sekolah agar mendapatkan hasil yang memuaskan dalam belajar dan gunanya untuk merubah kebiasaan buruk menjadi lebih baik lagi.

2. Guru BK diharapkan dapat membantu peserta didik dengan menerapkan bimbingan dan konseling guna memberi solusi agar peserta didik bisa menyakini akan kemampuan diri mereka.

3. Guru Mata Pelajaran diharapkan agar mampu memberikan perhatian yang lebih kepada peserta didik dan memulai segala hal dalam proses pembelajaran yaitu dari hal yang mudah, agar keberhasilan diawal dapat meningkatkan kemampuan diri peserta didik dikemudian hari. Serta berupaya meyakinkan peserta didik kalau mereka

(6)

mempunyai kemampuan masing- masing, agar peserta didik terhindar akan rasa ketergantungan terhadap orang lain di saat proses pembelajaran.

4. Kepala Sekolah diharapkan agar mampu bekerjasama dengan guru mata pelajaran dan guru BK agar lebih memperhatikan peserta didik secara penuh dan bila perlu buat peraturan yang lebih tegas terhadap peserta didik, yang pada akhirnya akan membuat peserta didik tidak terlalu menyakini kemampuan dirinya sendiri dikemudian hari.

5. Orang Tua diaharapkan agar senantisa selalu memberikan motivasi terhadap anak-anaknya mulai dari dini dan biasakan mereka untuk selalu menyelesaikan tindakan dan pekerjaan yang sedang mereka hadapi itu sendiri saja. Jangan bisakan anak mengerjakan tugas dengan sendiri, sebaiknya ada kontrol dari orang tua. Orang tua juga mengontrol belajar peserta didik di rumah maupun di sekolah, agar peserta didik lebih mandiri dalam belajar, guna untuk merubah kebiasaan buruk menjadi lebih baik lagi.

6. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan program perkuliahan untuk meningkatkan tenaga-tenaga guru BK di sekolah yang professional yang memiliki wawasan yang luas dan pengalaman yang matang.

7. Peneliti Selanjutnya semoga penelitian ini dapat menjadi langkah awal bagi

peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian terkait dengan faktor lain yang tidak diteliti dalam peneitian ini.

Terkait dengan faktor lain, lebih jelasnya dapat dilihat pada kajian teori(BAB II).

Kepustakaan

Arikunto, Suharsimi. 2013.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Destami. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Juliansyah, Noor. 2011. Metodologi Penelitian: Skipsi,Tesis,Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana

King, Laura A. 2010. The Science of Psychology. Jakarta: Salemba Humanika.

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, Yatim. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC

Silalahi, Karlinawati. 2010.

Keluarga Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan .R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukmono, Rizki Joko. 2011.

Mendongkrak Kecerdasan Otak dengan Meditasi. Jakarta: Transmedia.

Yusuf, A Muri. 2005. Metode Penelitian (Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah). Padang: Angkasa Raya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji t atau uji parsial diperoleh hasil perhitungan dari nilai t hitung = 2,864 < t tabel =2,00 maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada pengaruh motvasi

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear ganda, uji keberartian regresi linear ganda (uji F), uji keberartian koefisien

Berdasarkan dari analisis data didapatkan 1) Berdasarkan penghitungan diperoleh nilai t hitung > t tabel (-3.553 > 1.995). Dengan demikian, dapat disimpulkan dari

Pembuktian hipotesis dengan t-hitung dapat dijelaskan bahwa t hitung (35,1) > t tabel (1,70113) dapat ddemikian dapat dinyatakan bahwa hipotesa nol ditolak dan

Hasil uji hipotesis pertama diketahui bahwa koefisien arah regresi dari variabel sosial ekonomi orang tua adalah sebesar 0.421 atau bernilai positif, sehingga dapat

Perumusan masalah dalam penelitian ini “Adakah Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian dalam Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cepiring tahun

Tabel 4.2 Frekuensi dan Persentase skor pengaruh pola asuh orang tua siswa kelas V SD Inpres Kalang Tubung II Kota Makassar Kriteria Kategori Frekuensi Persentase % Kurang

2-tailed Pola Asuh 30 .443* .014 Kemandirian Belajar 30 .200 .290 Berdasarkan tabel hasil uji korelasi dapat menunjukkan makna bahwa nilai signifikansi yang pada proses pengasuhan