PENGARUH SELF REGULATION EMPOWERMENT PROGRAM (SREP) DENGAN RAPPS (REVIEW, ANALYSIS, PRACTICE, PLAN, SELF- DIRECTION) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF
MATEMATIS SISWA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh PUJI ARISMA NIM. 11140170000025
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2019
i ABSTRAK
Puji Arisma (11140170000025). Pengaruh Self Regulation Empowerment Program (SREP) dengan RAPPS (Review, Analysis, Practice, Plan, Self- direction) terhadap Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Februari 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran Self Regulation Empowerment Program (SREP) dengan RAPPS (Review, Analysis, Practice, Plan, Self-direction) terhadap Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP Negeri di Tangerang Selatan tahun ajaran 2018/2019. Indikator kemampuan berpikir reflektif matematis yang diukur dalam penelitian ini yaitu: (a) mendeskripsikan, (b) mengidentifikasi, (c) menginterpretasi, (d) mengevaluasi, (e) memprediksi, dan (f) membuat kesimpulan. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain randomized control group posttest only. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel terdiri dari dua kelas, yaitu 39 siswa kelas eksperimen dan 40 siswa kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang diterapkan pembelajaran dengan strategi SREP dengan RAPPS lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang diterapkan dengan pembelajaran konvensional.
Kata kunci: Self Regulation Empowerment Program dengan RAPPS, Berpikir Reflektif Matematis.
ii ABSTRACT
Puji Arisma (11140170000025). “The Effect of Self Regulation Empowerment Program (SREP) with RAPPS (Review, Analysis, Practice, Plan, Self-direction) Approach towards Students’ Mathematical Reflective Thinking”. The Thesis of Mathematics Education Department, Faculty of Educational Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, February 2018.
The aim of this research is to analyze the effect of The Effect of SREP with RAPPS Approach towards mathematical reflective thinking. This research was conducted in one of State Junior High School in South of Tangerang on academic year of 2018/2019. The indicators of mathematical reflective thinking that measured are, (a) describing, (b) identifying, (c) interpretating, (d) evaluating, (e) predicting and (f) making a conclusion. A quasi experiment with randomized post- test only control group design method was used. Sample consisted of two groups with experiment group of 39 students and control group of 40 students selected by cluster random sampling technique. The findings showed the significant effect of SREP with RAPPS Approach on mathematical reflective thinking as measured by essay test. The result of this research indicated that students’ mathematical reflective thinking which were taught by SREP with RAPPS approach is higher than students’ mathematical reflective thinking of those which were taught by scientific learning.
Keywords : Self Regulation Empowerment Program with RAPPS, Mathematical Reflective Thinking.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah memberikan berbagai macam nikmat khususnya nikmat kemudahan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabatnya, dan kepada seluruh umat Islam.
Selama penyusunan skripsi, penulis tidak sedikit menghadapi kesulitan serta hambatan. Namun berkat doa, kerja keras, perjuangan, motivasi serta masukan-masukan yang positif dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Abdul Muin, S.Si, M.Pd., Sekertaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan semangat selama proses penyusunan skripsi. Semoga Bapak selalu berada dalam lindungan serta kemuliaan-Nya.
4. Moria Fatma, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan semangat selama proses penyusunan skripsi. Semoga Ibu selalu berada dalam lindungan serta kemuliaan-Nya.
5. Firdausi, S.Si, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama penulis menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan bimbingan selama penulis mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT.
7. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Staf Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan dalam proses administrasi.
8. Alan Suherlan, S.Pd, M.M., Kepala SMP Negeri 13 Tangerang Selatan dan Mamat Rahmat, S.Pd selaku Wakil Kepala SMP Negeri 13 Tangerang Selatan yang telah menerima dan memberikan izin untuk melakukan penelitian.
9. Mariska, S.Pd, Guru pamong yang telah membantu penulis selama penelitian berlangsung.
10. Siswa/i kelas VIII-1 dan VIII-4 SMP Negeri 13 Tangerang Selatan, yang telah bersikap kooperatif selama penulis melakukan penelitian.
11. Ayahanda Gimin, ibunda Sonah, Ica dan Sindi ku tersayang, terimakasih atas doa-doa, masukan, teguran, semangat, dukungan moril dan materil yang tak henti-hentinya diberikan kepada penulis.
12. Sahabat-sahabat tercinta Ida, Kiki, Nisa, Devi yang selalu memberikan dukungan dan memberikan motivasi kepada penulis.
13. Teman-teman tergemay Fitria dan Nazira yang sudah berjuang bersama-sama untuk merampungkan tugas akhir ini, terimakasih banyak untuk Ines yang tidak pernah lelah menanyakan dan mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. Serta Qoo’idah dan Haya yang sudah memberikan banyak kesan selama masa-masa perkuliahan.
14. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2014 yang selalu saling memotivasi, bertukar informasi dan ilmu yang dimiliki.
Dan terimakasih banyak untuk Sari Juniatun Nikmah, S.Pd yang sudah meluangkan banyak waktunya untuk berbagi ilmu kepada penulis dan teman- teman selama masa-masa perkuliahan.
v
15. Kakak-kakak tersayang Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2013 khususnya Kak Yesi, Kak Elfa, Kak Adin, Ka Ida, dan Kak Liha yang sudah banyak memberi dukungan dan motivasi kepada penulis.
16. Sahabat organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika khususnya anggota Departemen Kemahasiswaan, terimakasih atas kerjasama dan pengalaman yang telah kita lakukan bersama.
17. Sahabat dari jaman bocah, Uni Septi dan Mpok Rahma. Dikala bosan sedang melanda, hati gundah gulana, sedih tiada tara, terimakasih sudah menjadi tempat ternyaman untuk memulihkan segala keresahan yang ada.
18. Keluarga besar PSM UIN Jakarta khususnya Antares, Terimakasih banyak sudah memberikan banyak sekali pembelajaran baik itu tentang musik, organisasi, serta pengalaman-pengalaman yang sangat berharga lainnya.
Ucapan terimakasih juga ditunjukkan kepada semua pihak yang namanya tidak disebutkan satu persatu. Semoga bantuan, bimbingan, dukungan, masukkan, dan doa yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima sebagai amalan kebaikan yang menjadi pintu pembuka bagi keridhoan Allah SWT. Aamiin yaa robbal’alamin.
Penulis menyadari bahwa meskipun telah berusaha untuk memberikan yang terbaik, namun skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi perbaikan penulis di masa yang akan datang. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, Februari 2019
Penulis
vi DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 11
A. Latar Belakang Masalah ... 11
B. Identifikasi Masalah ... 14
C. Pembatasan Masalah ... 14
D. Rumusan Masalah ... 15
E. Tujuan Penelitian ... 15
F. Manfaat Penelitian ... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Kajian Teori ... Error! Bookmark not defined. B. Penelitian Relevan ... Error! Bookmark not defined. C. Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. D. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
A. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 25
B. Metode Dan Desain Penelitian ... 25
C. Populasi Dan Sampel ... 26
D. Variabel Penelitian ... 26
E. Instrumen Penelitian... 27
F. Teknik Analisis Data ... 36
G. Hipotesis Statistika ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 70
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Berpikir Reflektif Matematis ... 13
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 25
Tabel 3.2 Desain Penelitian ... 26
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis ... 27
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis ... 28
Tabel 3.5 Hasil Rekapitulasi Pengujian Validitas ... 31
Tabel 3.6 Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran ... 32
Tabel 3.7 Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran ... 32
Tabel 3.8 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda ... 33
Tabel 3.9 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Uji Daya Pembeda ... 34
Tabel 3.10 Interpretasi terhadap Besarnya Angka Indeks Korelasi Product Momen.... 35
Tabel 3.11 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Reliabilitas ... 35
Tabel.3.12 Hasil Rekapitulasi Validitas, Daya Pembeda, dan Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis ... 35
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa ... 39
Tabel 4.2 Perbandingan Rata-Rata KBRM ... 40
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Skor KBRM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .... 61
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas KBRM ... 61
Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor KBRM ... 62
Tabel 4.6 Hasil Uji Kuasa Uji KBRM ... 63
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 24
Gambar 4.1 Diagram Batang Persentase Skor Kemampuan Berpikir Reflektif ... 41
Gambar4.2 Soal Post Test Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Indikator Mendeskripsikan ... 42
Gambar4.3 Jawaban Siswa Pada Indikator Mendeskripsikan ... 43
Gambar4.4 Soal Post Test Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Indikator Mengidentifikasi ... 44
Gambar4.5 Jawaban Siswa Pada Indikator Mengidentifikasi... 45
Gambar4.6 Soal Post Test Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Indikator Menginterpretasi ... 46
Gambar4.7 Jawaban Siswa Pada Indikator Menginterpretasi... 47
Gambar4.8 Soal Post Test Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Indikator Mengevaluasi ... 48
Gambar4.9 Jawaban Siswa Pada Indikator Mengevaluasi ... 49
Gambar4.10 Soal Post Test Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Indikator Memprediksi ... 50
Gambar4.11 Jawaban Siswa Pada Indikator Memprediksi ... 51
Gambar4.12 Soal Post Test Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Indikator Membuat kesimpulan ... 52
Gambar4.13 Jawaban Siswa Pada Indikator Membuat kesimpulan ... 53
Gambar4.14 Contoh LKS pada Tahap Review ... 56
Gambar4.15 Jawaban siswa pada tahap Analysis ... 57
Gambar4.16 Contoh Soal pada Tahap Practice and Plan ... 58
Gambar4.17 Jawaban pada Tahap Practice and Plan ... 58
Gambar4.18 Contoh jawaban pada Tahap Self-direction ... 59
Gambar4.19 Contoh jawaban pada Tahap Self-reflection ... 60
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 73
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 97
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ... 122
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen KBRM ... 153
Lampiran 5 Instrumen Tes KBRM ... 154
Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Tes KBRM ... 157
Lampiran 7 Pedoman Penskoran KBRM ... 162
Lampiran 8 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Tes KBRM ... 165
Lampiran 9 Hasil Uji Daya Beda Instrumen KBRM ... 166
Lampiran 10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen KBRM ... 167
Lampiran 11 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas,Daya Pembeda,danTaraf Kesukaran .. 168
Lampiran 12 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen KBRM ... 169
Lampiran 13 Data Hasil Post Test Siswa Kelas Eksperimen ... 170
Lampiran 14 Data Hasil Post Test Siswa Kelas Kontrol... 171
Lampiran 15 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 172
Lampiran 16 Hasil Uji Hipotesis dengan Analisis Sample T-Test Independent pada Aplikasi SPSS dan Hasil Kuasa Uji ... 173
Lampiran 17 Uji Referensi ... 174
Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian ... 180
11
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan cabang ilmu yang memiliki peranan sangat penting di kehidupan manusia. Matematika mampu menawarkan solusi atas permasalahan yang ada, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial, dan sebagainya. Hal tersebut menuntut siswa dalam sekolah dasar maupun menengah perlu memiliki kemampuan matematis yang baik. Namun faktanya hasil belajar matematika siswa di Indonesia masih rendah, hal ini dapat dilihat dari perolehan TIMSS terhadap prestasi bidang Matematika dari siswa Indonesia pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2011 Indonesia masih menduduki peringkat terbawah yaitu dengan perolehan rata-rata 386 poin dengan TIMSS Scale Center Point yaitu sebesar 500 poin.1
Kusumaningsih dan Saefudin menyampaikan dalam pembelajaran matematika dikenal adanya kemampuan berpikir matematis yang menjadi tolak ukur tercapainya tujuan pembelajaran matematika, terutama kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti kemampua berpikir kritis, kreatif, logis, analitis, dan reflektif.2 Kemampuan-kemampuan tersebut akan sangat berguna dalam memahamami berbagai konsep yang ada dalam matematika dan berguna dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematika, salah satunya yaitu kemampuan berpikir reflektif matematis.
Yamin mengatakan bahwa refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima, dimana peserta didik mengambil makna dari suatu proses yang telah mereka ikuti dan diperluasnya sedikit demi
1Puspendik Balitbang Kemendikbud, Kemampuan Matematika Siswa SMP Indonesia Menurut Benchmark Internasional TIMSS 2011, h. 45.
2Maya K. dan Abdul A.S. , ”Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Matematis Melalui Pemecahan Masalah Matematika” , Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan pendidikan Matemtika, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Yogyakarta, 10 November 2012, h. 573.
12
sedikit melalui konteks pembelajaran.3 Hal ini menunjukan bahwa proses berpikir reflektif merupakan suatu kegiatan dimana peserta didik menghubungkan pengetahuan baru yang diterima dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya sesuai dengan konteks pembelajaran yang terkait.
Rusmiati memaparkan bahwa ketika siswa memutuskan menggunakan suatu konsep untuk menyelesaikan masalah, akan terjadi proses mengevaluasi, melihat relevansi antar konsep, dan merenungkan ketetapan keputusan yang diambil.4 Proses-proses tersebut merupakan suatu kegiatan merefleksi, dan kegiatan merelevansi dalam menyelesaikan suatu permasalahan merupakan salah satu betuk dari proses berpikir reflektif.
Sejalan dengan beberapa pemaparan yang telah disampaikan sebelumnya maka dapat dikatakan bahwa sangat penting untuk siswa mengembangkan kemampuan berpikir reflektif matematis yang mereka miliki. Berdasarkan pada standar PISA 2015, kemampuan berpikir reflektif matematis dapat dikategorikan pada level 5 dan 6. Hasil tes PISA 2015 menyatakan jumlah siswa yang berhasil pada level 4, 5, dan 6 ialah dibawah 10% dan skor yang didapat siswa Indonesia pada level 5 dan 6 adalah 0,8, masih dibawah rata-rata 15,3.5
Selain berdasarkan hasil PISA, dipaparkan pula dalam beberapa penelitian, salah satunya pada penelitian yang dilakukan Nindiasari di salah satu SMA di Kabupaten Tangerang bahwa hampir 60% siswa belum menunjukkan hasil yang memuaskan dalam mengerjakan soal-soal yang memuat indikator proses berpikir reflektif matematis.6 Pada penelitian yang dilakukan oleh Yofi dan Sukanto Di SMK Pasundan I Garut tahun ajaran 2013/2014 juga dipaparkan bahwa kemampuan berpikir reflektis siswa yang diberikan pembelajaran konvensional
3 Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Konstruktivitis. (Jambi: Referensi, 2012), h.
86
4 Lilis Rusmiati, “Pengaruh Strategi Missouri Mathematics Project (MMP) Berbasis Kontekstual terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Kemampuan Reflektif Matematis Siswa SMP”, Tesis pada sekolah pascasarjana UPI Bandung, Bandung, 2014, h. 4.
5 OECD Publishing, PISA 2015 Results in Focus, 2016,p.5.
6 Hepsi Nindiasari, “Pengembangan Bahan Ajar dan Instrumen untuk Meningkatkan Berpikir Reflektif Matematis Berbasis Pendekatan Kognitif pada Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)”, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 2011, h. 251-252.
13
hanya memperoleh hasil rata-rata sekitar 12,17 atau 20,28%.7 Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ni’amah pada SMP Negeri yang ada di Jakarta Selatan menunjukan bahwa skor yang diperoleh siswa untuk mengukur kemampuan berpikir reflektif matematis siswa masih terbilang rendah, indikator mendeskripsikan masalah diperoleh persentase 41,6%, mengevaluasi dengan skor 3,4%, Mengidentifikasi masalah sebesar 40%, membuat kesimpulan 10,98%, dan memprediksi 4,92%8. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa kemampuan reflektif siswa di Indonesia masih relatif rendah.
Pada penelitian Nindiasari dikatakan bahwa rendahnya kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dikarenakan proses berpikir reflektif siswa masih belum dibiasakan dan jarang dibiasakan guru untuk dilatih, selain itu siswa masih belum nampak mampu memotivasi dirinya dan mengatur rencana strategis untuk mencapai tugas dengan baik dan mengadaptasikan metakognitifnya.
Menurut Given dalam penelitian Nindiasari dikatakan bahwa berpikir reflektif meminta siswa untuk memikirkan tentang proses berpikir mereka, misal dengan mempertimbangkan keberhasilan dan kegagalan pribadi seseorang tentang proses belajarnya, menanyakan apa yang sudah dikerjakan, apa yang tidak, dan apa yang memerlukan perbaikan, berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan suatu pembelajaran yang mana siswa memiliki tanggung jawab penuh untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam belajar dengan mengatur pengetahuan yang didapatnya sehingga siswa mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja yang dimiliki siswa untuk kemudian diperbaiki sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut maka kemampuan berpikir reflektif matematis perlu dikembangkan dengan menggunakan pembelajaran yang menekankan pada proses pembelajaran yang membuat siswa memiliki tanggung jawab dan berperan aktif dalam mengatur kegiatan belajarnya guna mencapai
7 Yofi Nurul .Andriani dan Sukanto Sukadar Madio, “Perbandingan Kemampuan Berpikir Reflektif antara Siswa yang Mendapatkan Pendekatan Open Ended dengan Konvensional”, Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, STKIP Garut, 2013, h. 142.
8 Idayatun Ni’amah, “Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning Terhadap Kemampuan
Berpikir Reflekftif Matematis,” Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2018, h. 3.
14
tujuan pembelajaran, yaitu dengan menggunakan strategi Self Regulation
Empowerment Program (SREP) dengan RAPPS
(Review, Analysis, Practice, Plan, Self-Direction)
Pembelajaran yang menggunakan strategi SREP dengan RAPPS memungkinkan siswa belajar secara optimal karena dalam pembelajaran siswa dilibatkan secara aktif dalam mengonstruksi pengetahuannya. Strategi SREP dengan RAPPS adalah pembelajaran yang banyak melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna, tidak hanya sekedar guru menyampaikan materi lalu siswa menerima materi.
Dalam SREP pada tahapan foundational siswa sudah dilibatkan dalam kegiatan interaktif seperti tanya jawab ataupun diskusi terkait pengetahuan dan konsep dasar dari materi yang akan dipelajari. Pada tahap strategy learning and practice dan tahap self-reflection, siswa diminta oleh guru untuk melakukan diskusi terkait dengan permasalahan yang diberikan guru dan siswa diarahkan untuk melakukan identifikasi masalah, interpretasi, evaluasi, serta membuat kesimpulan dari permasalahan yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Self Regulation Empowerment Program (SREP) dengan RAPPS (Review, Analysis, Practice, Plan, Self-direction) terhadap Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
1. Pencapaian hasil belajar matematika siswa di Indonesia masih rendah.
2. Rendahnya kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal yang memuat indikator berpikir reflektif.
3. Kemampuan reflektif matematis siswa masih tergolong rendah.
4. Kurangnya pengembangan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa.
5. Strategi pembelajaran yang digunakan masih kurang memfasilitasi untuk mengembangkan proses berpikir siswa dalam pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
15
1. Strategi pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah Self Regulation Empowerment Program (SREP) dengan RAPPS (Review, Analysis, Practice, Plan, Self-direction) yang digagas oleh Cleary & Platten.
2. Indikator kemampuan berpikir reflektif yang diukur adalah mendeskripsikan, mengidentifikasi, menginterpretasi, mengevalusi, memprediksi cara penyelesaian, membuat kesimpulan.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimana kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang memperoleh pembelajaran Self Regulation Empowerment Program (SREP) dengan RAPPS (Review, Analysis, Practice, Plan, Self-direction)?
2. Bagaimana kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran konvensional?
3. Apakah kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi Self Regulation Empowerment Program (SREP) dengan RAPPS (Review, Analysis, Practice, Plan, Self-direction) lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir reflektif matematis siswa setelah memperoleh pembelajaran dengan strategi Self Regulatin Empowerment Program (SREP) dengan RAPPS.
2. Untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir reflektif matematis siswa setelah memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran konvensional.
3. Untuk menganalisis perbedaankemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang memperoleh pembelajaran Self Regulation Empowerment Program (SREP) dengan RAPPS dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.
16
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan informasi mengenai pengaruh strategi Self Regulation
Empowerment Program (SREP) dengan RAPPS
(Review, Analysis, Practice, Plan, Self-direction) terhadap kemampuan berpikir reflektif matematis siswa.
b. Sebagai referensi untuk penelitan lain yang relevan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa.
b. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan meningkatkan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini menambah referensi pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan sekolah dan diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.
25 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP Negeri di Tangerang Selatan.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII selama 4 minggu yaitu pada bulan November minggu ke 1 sampai minggu ke 4 pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019. Jadwal persiapan dan pelaksanaan kegiatan penelitian disajikan dalam tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Jenis Kegiatan Juli Agt Sep Okt Nov Des 1 Persiapan dan Perencanaan 2 Observasi Sekolah
3 Pelaksanaan di Lapangan
4 Analisis Data
5 Laporan Penelitian
B. Metode Dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan kontrol secara penuh terhadap sampel penelitian. Peneliti menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberikan Strategi SREP dengan RAPPS sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan pembelajaran scientific.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Randomized Post Test Only Control Group Design dimana pengontrolan secara acak hanya pada tes akhir saja karena peneliti hanya ingin menganalisis kemampuan berpikir reflektif matematis siswa setelah diberi perlakuan sehingga tidak diberikan pre – test. Desain penelitiannya adalah sebagai berikut9
9Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), Cet.
Ke-25, h. 75
26
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
E X O
K - O
Keterangan : E
K
: :
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan SREP dengan RAPPS
O : Penilaian Post-test C. Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah populasi target dan populasi terjangkau.
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di salah satu SMP Negeri Tangerang Selatan dan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas VIII pada semester I tahun ajaran 2018/2019.
Sampel dari penelitian ini diambil dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas yang dipilih yaitu kelas VIII.1 dan kelas VIII.4 dengan teknik Cluster Random Sampling. Masing-masing dipilih secara acak untuk menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga terpilih kelas VIII.1 sebagai kelas kontrol dan kelas VIII.4 sebagai kelas eksperimen. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan dengan strategi SREP dengan RAPPS sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran scientific.
D. Variabel penelitian
Data penelitian diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada kedua kelompok sampel diakhir meteri pembelajaran. Dalam melakukan pengumpulan data melalui observasi, peneliti memperhatikan dua variabel dalam penelitian
27
yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Dalam penelitian ini, kemampuan reflektif matematis siswa merupakan varibel terikat dan strategi pembelajaran SREP dengan RAPPS merupakan variabel bebas. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal uraian yang dibuat untuk mengukur kemampuan berpikir reflektif matematis siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dua kelompok tersebut diberikan instrumen yang sama. Sebelum instrumen penelitian ini digunakan, dilakukan pengujian terlebih dahulu berupa uji validitas, reliabilitas, serta uji untuk mengetahui daya beda dan tingkat kesukaran soal. Adapun kisi-kisi instrumen pada tabel 3.3 dibawah ini:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Kompetensi Dasar Indikator Kompetensi No Soal
Mengembangkan kemampuan berpikir
reflektif matematis siswa melalui materi
SPLDV
Mendeskripsikan alasan penyelesaian dari suatu masalah yang berkaitan dengan bentuk umum PLDV
1
Mengidentifikasi informasi pada situasi masalah matematika yang berkaitan dengan penyelesaian SPLDV
2
Memberikan penafsiran terhadap suatu hasil
yang diperoleh berdasarkan konsep SPLDV 3
Mengevaluasi penyelesaian permasalahan
matematika yang berkaitan dengan SPLDV 4
Memperkirakan suatu penyelesaian masalah
berdasarkan masalah yang disajikan 5
Membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang diberikan terhadap suatu permasalahan SPLDV
6
Jumlah 6
28
Untuk memperoleh data kemampuan berpikir reflektif matematis siswa diperlukan pedoman penskoran terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal.
Adapun pedoman penskoran tes kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.4:
Tabel 3.4
Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis No
soal
Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skor Skor
1 Mendeskripsikan Mendeskripsikan masalah berdasarkan konsep matematika yang sesuai secara lengkap dan tepat.
4
Mendeskripsikan masalah berdasarkan konsep matematika yang sesuai secara tepat, tetapi jawaban yang diberikan kurang lengkap
3
Mendeskripsikan masalah berdasarkan konsep matematika yang sesuai secara tepat, tetapi jawaban salah
2
Mendeskripsikan masalah tidak berdasarkan
konsep matematika yang sesuai
1
Jawaban salah atau tidak ada jawaban 0 2 Mengidentifikasi Mengidentifikasi masalah berdasarkan
konsep matematika yang sesuai secara lengkap dan tepat.
4
Mengidentifikasi masalah berdasarkan konsep matematika yang sesuai secara tepat, tetapi jawaban yang diberikan kurang lengkap
3
Mengidentifikasi masalah berdasarkan konsep matematika yang sesuai secara tepat, tetapi jawaban salah
2
Mengidentifikasi masalah tidak berdasarkan
konsep matematika yang sesuai
1
Jawaban salah atau tidak ada jawaban 0 3 Menginterpretasi Menginterpretasi suatu penyelesaian
masalah pada soal berdasarkan
konsep matematika yang sesuai secara lengkap dan tepat
4
29
Menginterpretasi suatu penyelesaian masalah berdasarkan
konsep matematika yang sesuai secara tepat, tetapi jawaban yang diberikan kurang lengkap
3
Menginterpretasi suatu penyelesaian masalah berdasarkan
konsep matematika yang sesuai secara tepat, tetapi jawaban salah
2
Menginterpretasi suatu penyelesaian masalah tidak berdasarkan
konsep matematika yang sesuai
1
Jawaban salah atau tidak ada jawaban 0 4 Mengevaluasi Mengevaluasi suatu penyelesaian
masalah pada soal berdasarkan
konsep matematika yang sesuai secara lengkap dan tepat
4
Mengevaluasi suatu penyelesaian masalah berdasarkan
konsep matematika yang sesuai secara tepat, tetapi jawaban yang diberikan kurang lengkap
3
Mengevaluasi suatu penyelesaian masalah berdasarkan
konsep matematika yang sesuai secara tepat, tetapi jawaban salah
2
Mengevaluasi suatu penyelesaian masalah tidak berdasarkan
konsep matematika yang sesuai
1
Jawaban salah atau tidak ada jawaban 0 5 Memprediksi Cara
Penyelesaian
Memprediksi cara penyelesaian pada masalah matematika berdasarkan
konsep matematika yang sesuai secara lengkap dan tepat
4
Memprediksi cara penyelesaian pada masalah matematika berdasarkan
konsep matematika yang sesuai secara tepat, tetapi jawaban yang diberikan kurang lengkap
3
Memprediksi cara penyelesaian pada masalah matematika berdasarkan
konsep matematika yang sesuai secara tepat, tetapi jawaban salah
2
Memprediksi cara penyelesaian pada masalah matematika tidak berdasarkan
1
30
konsep matematika yang sesuai
Jawaban salah atau tidak ada jawaban 0
6 Membuat
Kesimpulan
Membuat kesimpulan dari penyelesaian masalah berdasarkan
konsep matematika yang sesuai secara lengkap dan tepat
4
Membuat kesimpulan dari penyelesaian masalah berdasarkan
konsep matematika yang sesuai secara tepat, tetapi jawaban yang diberikan kurang lengkap
3
Membuat kesimpulan dari penyelesaian masalah berdasarkan
konsep matematika yang sesuai secara tepat, tetapi jawaban salah
2
Membuat kesimpulan dari penyelesaian masalah tidak berdasarkan
konsep matematika yang sesuai
1
Jawaban salah atau tidak ada jawaban 0
Instrumen ini dilakukan pengujian berupa validitas, reliabilitas, serta untuk mengetahui daya beda dan tingkat kesukaran soal sebelum diberikan kepada kelompok sampel.
1. Uji Validitas
Uji validitas ini dilakukan agar dapat diketahui apakah instrumen ini mampu mengukur kemampuan berpikir reflektif. Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut.10
(∑ ) (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) ) ( ∑ (∑ ) ) Keterangan :
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabelY
∑ : Skor butir soal
10 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h.221.
31
∑ : Skor total
N : Banyaknya peserta tes
Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan
dengan pada taraf signifikansi 5%. Dengan kriteria jika maka soal dikatakan valid, sebaliknya jika maka soal dikatakan tidak valid. Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Hasil rekapitulasi uji validitas instrumen tes kemampuan berpikir reflektif matematis ditulis pada tabel 3.5 dibawah ini :
Tabel 3.5
Hasil Rekapitulasi Pengujian Validitas
Nomor Soal Validitas
Kriteria
rhitung rtabel
1 0,446
0,3246
Valid
2 0,466 Valid
3 0,422 Valid
4 0,416 Valid
5 0,555 Valid
6 0,463 Valid
2. Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan tingkat kesulitan tiap butir soal apakah sulit, sedang atau mudah. Taraf kesukaran soal dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Berikut rumus menghitung taraf kesukaran.11
11 Ibid,. h.245.
32
Keterangan :
P = indeks kesukaran soal yang dicari B = jumlah siswa yang menjawab benar Js = jumlah seluruh siswa
Setelah menemukan nilai P maka digunakan tabel berikut untuk menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes.12
Tabel 3.6
Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
Terlalu sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Terlalu mudah
Berikut merupakan hasil perhitungan uji taraf kesukaran pada instrumen tes kemampuan berpikir reflektif matematis:
Tabel 3.7
Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran
Nomor Soal Indeks Kesukaran Interpretasi
1 0,527 Sedang
2 0,797 Mudah
3 0,581 Sedang
4 0,764 Mudah
5 0,284 Sukar
6 0,791 Mudah
12 Ibid,. h.246.
33
3. Daya Pembeda
Uji daya beda butir soal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal tersebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan rendah.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir tes adalah sebagai berikut13.
Keterangan:
: Daya pembeda butir
: Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar : Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar : Banyaknya siswa kelas atas
: Banyaknya siswa kelas bawah
Setelah menemukan nilai Dp maka digunakan tabel berikut untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes.14
Tabel 3.8
Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
Sangat baik
Baik
Cukup
Buruk
Sangat buruk
13 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2016), h.177
14 Ali Hamzah, Op. Cit., h.243
34
Hasil perhitungan uji daya pembeda pada instrumen tes kemampuan berpikir reflektif matematis disajikan pada Tabel 3.9 berikut ini:
Tabel 3.9
Hasil Rekapitulasi Perhitungan Uji Daya Pembeda No Soal Hasil Uji Daya Beda Keterangan
1 0,325 Cukup
2 0,250 Cukup
3 0,275 Cukup
4 0,225 Cukup
5 0,325 Cukup
6 0,225 Cukup
4. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berarti menguji sejauh mana hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi jika diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama dalam beberapa kali pengukuran pada kelompok yang sama.15 Untuk mengetahui reliabilitas tes maka digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.16
(
) ( ∑ )
Dengan Varians : ∑
(∑ )
Keterangan :
: Nilai reliabilitas
∑ : Jumlah varians butir
15 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h.99.
16 Ali Hamzah, Op. Cit., h.233.
35
: Varians total
K : Banyaknya item pertanyaan X : Skor tiap soal
Tabel 3.10
Interpretasi terhadap Besarnya Angka Indeks Korelasi Product Moment Besar “r” Product Moment Interpretasi
0,00 – 0,20 Sangat rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,70 Sedang
0,70 – 0,90 Tinggi
0,90 – 1,00 Sangat tinggi
Tabel 3.11
Hasil Rekapitulasi Perhitungan Reliabilitas
Variabel Hasil Uji Reliabilitas Interpretasi Kemampuan Berpikir
Reflektif Matematis 0,643
Derajat Reliabilitas sedang
Tabel 3.12
Hasil Rekapitulasi Validitas, Daya Pembeda, dan Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
No Soal Validitas Daya Pembeda Taraf Kesukaran
Keterangan
rhitung Ket Daya Beda Kriteria P Kriteria
1 0,446 Valid 0,325 Cukup 0,527 Sedang Digunakan
2 0,466 Valid 0,250 Cukup 0,797 Mudah Digunakan
3 0,422 Valid 0,275 Cukup 0,581 Sedang Digunakan
4 0,416 Valid 0,225 Cukup 0,764 Mudah Digunakan
5 0,555 Valid 0,325 Cukup 0,284 Sukar Digunakan
6 0,463 Valid 0,225 Cukup 0,791 Mudah Digunakan
36
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.Pengujian hipotesis yang dilakukan menggunakan uji-t.
Sebelum melakukan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Perumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut.
: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
: Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
Pada perhitungan uji normalitas dengan menggunakan perangkat lunak SPSS pada taraf signifikansi 5%, untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih, dilihat dari nilai signifikansi yang dihasilkan. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:17
Jika nilai signifikansi > 0,05, H0 diterima.
Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, H0 ditolak.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang variansnya sama atau homogen. Perumusan hipotesis untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut.
: (varians kedua kelompok sama atau homogen)
: (varians kedua kelompok berbeda atau tidak homogen)
Pada perhitungan uji homogenitas dengan menggunakan perangkat lunak SPSS pada taraf signifikansi 5%, untuk memutuskan hipotesis mana yang
17 Kadir, Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan SPSS/Lisrel dalam Penelitian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2018), h.157.
37
dipilih, dilihat dari nilai signifikansi yang dihasilkan. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:18
Jika nilai signifikansi > 0,05, H0 diterima
Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, H0 ditolak
3. Uji Hipotesis
Apabila uji persyaratan analisis telah dilakukan, langkah selanjutnya yakni perhitungan dengan uji hipotesis statistik menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil dari uji prasyarat analisis memperlihatkan bahwa data berdistribusi normal serta homogen, maka penelitian ini memakai analasis Independent Sample T Test. Berdasarkan output Independent Sample T Test lihat baris Equal variances assumed.
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
: rata-rata kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas eksperimen : rata-rata kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas kontrol
Tingkat signifikansi yang diambil dalam penelitian ini adalah derajat kepercayaan 95% dan 0,5 dengan kriteria penerimaan sebagai berikut:
Terima : jika thitung ttabel
Tolak : jika thitung ttabel
18Ibid, h.167.
68 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh strategi Self Regulation Empowerment Program (SREP) dengan RAPPS terhadap kemampuan berpikir reflektif matematis siswa, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan strategi SREP dengan RAPPS pada materi sistem persamaan linear dua variabel mampu mengembangkan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa.
2. Pembelajaran dengan pendekatan scientific pada materi sistem persamaan linear dua variabel belum cukup baik untuk meningkatkan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dibandingkan dengan penggunaan strategi SREP dengan RAPPS.
3. Kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang menggunakan strategi SREP dengan RAPPS lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran scientific.
B. Saran
Terdapat beberapa saran yang peneliti temukan selama proses penelitian berlangsung, diantaranya:
1. Bagi peneliti lain, penelitian ini hanya melihat pegaruh penerapan strategi pembelajaran Self Regulation Empowerment Program dengan RAPPS terhadap kemampuan berpikir reflektif matematis siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel,. Oleh sebab itu dalam melakukan penelitian diharapkan peneliti juga melakukan pada pokok bahasan dan kemampuan berpikir matematik yang lain. Peneliti juga disarankan untuk
69
melakukan manajemen waktu yang baik agar seluruh pembelajaran dapat berjalan sesuai yang direncanakan dengan waktu yang tepat.
2. Bagi siswa, sebaiknya dalam proses pembelajaran siswa lebih aktif dan lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya serta dalam mencari berbagai sumber atau informasi dalam memahami suatu materi pembelajaran sehingga kemampuan siswa dapat berkembang lebih optimal lagi.
3. Bagi guru, pembelajaran dengan menggunakan strategi SREP dengan RAPPS membutuhkan waktu yang relatif lebih lama oleh sebab itu, dalam menerapkan strategi SREP dengan RAPPS sebaiknya pembelajaran ini di desain dengan baik dalam mempertimbangkan alokasi waktu yang diperlukan sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Bagi sekolah, berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata kemampuasn berpikir reflektif matematis siswa kelas SREP lebih tinggi dari pada nilai rata-rata siswa kelas scientific sehingga pembelajaran strategi SREP dengan RAPPS dapat menjadi salah satu alternatif yang disarankan dalam pembelajaran matematika untuk dapat diterapkan kepada siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa.
70
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2016.
Chatzistamatiou, Mariza et al. ”Teaching Mathematics With Self Regulation and for Self-Regulat ion: Teachers Reports”, University of Thessaly, Greece, Hellenic Journal of Psychology, Vol. 10 2013.
Dahar, Ratna wilis. Teori-teori belajar & Pembelajara. Jakarta: Erlangga, 2006.
Gurol, Aysun. “Determining the Reflective Thinking Skills of Pre-Service Teacher in Learning and Teaching Process”, Energy Educational Science and Teaching Part B: Social and Educational Studies, 2011.
Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Rajawali, 2014.
Juniayanti, Dewi dkk. “Pengaruh Strategi Pembelajaran Self Regulated Learning Berbantuan Media Lingkungan Terhadap Motivasi Belajar IPA Siswa SD”, Jurusan PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 4 No:
1, 2016.
Kadir. Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2018.
Kemendikbud. Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013.
Lee, Hea-Jin. “Understanding and Assessing Preservice Teachers’ Reflective Thinking”, makalah disampaikan pada Journalfor Teaching and Teacher Education, 2005.
Muin, Abdul dkk. “Mengidentifikasi Kemampuan Berpikir Reflektif Matematik”, Makalah disampaikan pada KNM XVI, UNPAD, Jatinagor, 3-6 Juli 2012.
71
Muin, Abdul. “The Situations That Can Bring Reflective Thinking Process In Mathematics Learning”, Makalah disampaikan pada Proceeding International Seminar and the Fourth National Conference on Mathematics Education 2011 “Building the Nation Character through Humanistic Mathematics Education”, Jurusan Pendidikan Matematika, UNY, Yogyakarta, 2011.
Mukhid, Abd, “Strategi Self Regulated Learning (Perpektif Teoritik)”, Tadris, Volume 3, No. 2, 2008.
Ni’amah, Idayatun. “Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Reflekftif Matematis”. Jakarta: Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2018.
Nindiasari, Hepsi. “Pengembangan Bahan Ajar dan Instrumen untuk Meningkatkan Berpikir Reflektif Matematis Berbasis Pendekatan Kognitif pada Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)”. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 2011.
Nurul, Yofi , dkk. “Perbandingan Kemampuan Berpikir Reflektif antara Siswa yang Mendapatkan Pendekatan Open Ended dengan Konvensional”.
Garut: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2 STKIP Garut 2013.
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Publishing.
PISA 2015 Results in Focus. 2016.
Phan, Huy P. “Achievement goals, the classroom environment, and reflective thinking: A conceptual framework”. Electronic Journal of Research in educational Psychology. No. 16, Vol 6(3) 2008.
Philip, Bromeley. “Self-Regulated Approach to Stategic Learning (SRSL): A Socio-cognitive Perspective”, Journal of Language Teaching, 2006.
72
Puspendik Balitbang Kemendikbud. Kemampuan Matematika Siswa SMP Indonesia Menurut Benchmark Internasional TIMSS. Jakarta:
Permendikbud, 2011.
Schunk, Dale H. et al., “Metacognition, self-regulation, and self-regulated learning: Research recommendations”. Educational Psychology Review, 20(4), 2008.
Schunk, Dale H. “Self-Regulated Learning: The Educational Legacy of Paul R.
Pintrich”, School of Education The University of North Carolina at Greensboro, Educational Psychologist, 40(2), 2005.
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2017
Sumardyono, dkk., Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Suryono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2012.
Widoyoko, Eko Putro. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.