• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN PT INTERNUSA JAYA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH STRES KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN PT INTERNUSA JAYA "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

59

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN PT INTERNUSA JAYA

SEJAHTERA MERAUKE

Samrotu Sa’adah Arif Partono Prasetio

Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Telkom e-mail : [email protected]

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of work stress on employee turnover intention at PT Internusa Jaya Sejahtera Merauke, Papua. This study obtained data from questionnaires distributed to 117 employees of PT Internusa Jaya Sejahtera. The questionnaire used has 14 point statements and uses a 6 point Likert scale. The technique used in this research is descriptive analysis technique used to analyze the level of work stress and turnover intention level on employees. Simple linear regression analysis is also used to determine the effect between work stress variables and turnover intention variables. The results showed that work stress had a significant positive effect on turnover intention on employees of PT Internusa Jaya Sejahtera. The coefficient of determination in this study has a value of 0.571 which means that the level of job stress to turnover intention of 57.1%.

Keywords : work stress, turnover intention, linear regression ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh stres kerja terhadap turnover intention pada karyawan di PT Internusa Jaya Sejahtera Merauke, Papua. Peneltian ini memperoleh data dari hasil penyebaran kuesioner kepada 117 karyawan PT Internusa Jaya Sejahtera. Kuesioner yang digunakan memiliki 14 butir pernyataan dan menggunakan skala Likert 6 poin. Teknik yang digunakan pada penelitian kali ini adalah teknik analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisis tingkat stres kerja dan tingkat turnover intention pada karyawan. Analisis regresi linier sederhana juga digunakan unntuk mengetahui pengaruh antara variabel stres kerja dan variabel turnover intention. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja berpengaruh signifikan positif terhadap turnover intention pada karyawan PT Internusa Jaya Sejahtera. Koefisien determinasi pada penelitian ini memiliki nilai 0.571 yang memiliki arti bahwa tingkat stres kerja terhadap turnover intention sebesar 57,1%.

Kata kunci : stres kerja, turnover intention, regresi linier.

PENDAHULUAN

Sebuah organisasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien apabila fungsi-fungsi manajemen dan unsur penunjangnya berjalan dengan baik. Sumber daya manusia merupakan unsur yang memegang peranan penting dalam mencapai tujuan organisasi (Mangkunegara, 2015:1). Salah satu pengelolaan sumber daya manusia yang perlu

diperhatikan adalah pengelolaan terhadap tingkat turnover intention pada diri karyawan yang akan menyebabkan aksi turnover yang sesungguhnya.

Turnover memiliki dampak negatif jika dilihat dari persepsi suatu karyawan dalam pencapaian pekerjaan dengan alasan tingkat stres yang tinggi akan menghilangkan ide kreatif mereka dan mengurangi pengayaan dan pemberdayaan kerja (Javed et al., 2014:129).

(2)

60

Perusahaan juga akan mengeluarkan biaya lebih untuk merekrut karyawan baru yang siap pakai jika tingkat turnovernya tinggi. (Putri dan Prasetio, 2017:43).

Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi turnover intention yaitu kompensasi, tekanan kerja, kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan peluang kerja yang baru, masa jabatan, jabatan, dan stres kerja (Chen et al., 2014; Emiroğlu et al., 2015;

Duraisingam et al., 2009). Salah satu faktor turnover intention adalah stres kerja. Hasil survei tahun 2012 di Amerika oleh America Psychological Association (APA) menyatakan bahwa 65% stress berasal dari pekerjaan (Lumbantobing, 2014).

Penelitian-penelitian terdahulu memaparkan hubungan yang positif antara stres kerja dan turnover intention, artinya bahwa stres kerja berpengaruh terhadap turnover intention (Mosadeghrad, 2013;

Sewwandi dan Perere, 2016; Qureshi et al., 2013; Raza et al., 2017; Dewi dan Wibawa, 2016). Dari hasil data diatas menunjukkan bahwa perlu diakukan penelitian lebih lanjut mengenai stres kerja dan turnover intention.

Penelitian ini akan membahas pengaruh stres kerja terhadap turnover intenion pada karyawan PT Internusa Jaya Sejahtera. PT Internusa Jaya Sejahtera merupakan sebuah perusa-haan yang didirikan tahun 2011 dan bergerak di bidang perdagangan, perkebunan, pertanian, serta jasa dan angkutan. Bagi perusahaan yang belum lama berdiri, penting bagi perusahaan untuk memerhatikan tingkat turnover intention. Melihat bidang yang dijalani perusahaan ini cukup berat maka perusahaan juga harus mampu mengelola stres kerja karyawannya yang dapat memicu turnover intention.

Data perusahaan terhadap turnover intention dan stres kerja pada karyawan PT Internusa Jaya Sejahtera menunjukkan hasil bahwa tingkat stres kerja dan turnover intention memiliki tingkatan yang rendah pada karyawan PT Internusa Jaya Sejahtera.

Melihat hasil tingkat stres dan turnver intention rendah, maka peneliti teratrik untuk meneliti lebih dalam mengenai perngaruh stres kerja terhadap turnover intention pada karyawan PT Internusa Jaya Sejahtera.

Penelitian diharapkan dapat menjadi masukan yang peneliti tawarkan kepada PT

Internusa Jaya Sejahtera dalam mengelola sumber daya manusia mengenai turnover intention dan stres kerja. Serta untuk segi akademis, hasil peelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi serta berkontribusi dalam pengem-bangan wawasan teori sumber daya manusia khususnya mengenai hubungan antara stres kerja dan turnover intention.

KAJIAN LITERATUR DAN HIPOTESIS

Stres Kerja

Stres merupakan perasaan tidak senang, kekhawatiran, dan kegeli-sahan yang dapat menyebabkan pikiran, emosi, dan kondisi fisik yang tidak diinginkan. Stres juga dapat didefinisikan sebagai respon yang mudah menyesuaikan dengan keadaan eksternal yang dapat mengakibatkan penyimpangan fisik, psikologis, dan penyimpangan perilaku bagi anggota organisasi (Badeni, 2017; Luthans, 2011).

Stres kerja dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain tuntutan tugas, tuntutan fisik, tuntutan peran, dan terakhir tuntutan interpersonal, persepsi individu terhadap situasi, pengalaman masa lalu individu, ada atau tidaknya dukungan sosial terhadap individu, perbedaan tiap individu dalam merespon stres itu sendiri (Griffin dan Moorhead, 2014; Hellriegel dan Slocum, 2011).

Dampak stres kerja bagi para karyawan bermacam-macam, maka dari itu perlu diketahui apa saja dampak dari stres kerja sehingga pengelolaan stres kerja pada karyawan dapat dilakukan dengan baik.

Badeni (2017:69-71) mengatakan jika stres dapat berdampak pada prestasi kerja.

Sedangkan menurut Gibson et al. (2012:197) terdapat tiga jenis dampak dari stres yang pertama adalah dampak perilaku, lalu kedua dampak kognitif, dan terakhir dampak psikologis. Adapun dimensi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dimensi yang pernah dipakai oleh Elci et al. (2012) sebagai indikator stres kerja dalam penelitian ini.

Turnover Intention

(3)

61 Turnover intention merupakan bentuk

dari sikap karyawan yang akan meninggalkan perusahaan dimana tindakan tersebut belum terealisasikan (Chen et al., 2014; Sutanto dan Gunawan, 2013; Putri dan Prasetio, 2017).

Turnover intention merupakan suatu keinginan dalam diri karyawan yang perlu dicegah agar tidak terjadi turnover yang sesungguhnya.

Ketika karyawan memiliki turnover intention di dalam dirinya tentu saja ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi seperti stres kerja, lingkungan kerja, kepuasan kerja, komitmen organisasional, etis kepemimpinan, keefektifan pemimpin, empowering leadership, empowerment dan engagement (Sutanto dan Gunawan, 2013; Elci et al., 2012; Albrecht dan Andreetta, 2015).

Tingkat turnover intention yang tinggi akan berdampak negative kepada perusahaan.

Seperti yang dikatakan Waspodo et al.

(2013:98) perusahaan akan kehilangan kualitas dan kemampuan sumber daya tersebut dan butuh waktu yang tidak sebentar dan biaya yang baru bagi perusahaan untuk menggantikan karyawan tersebut. Diperkuat oleh Sutanto dan Gunawan (2013:80) yang mengatakan bahwa turnover intention mengarah pada kenyataan akhir yang dihadapi perusahaan untuk kehilangan karya-wan.

Penelitian kali ini akan menggunakan dimensi yang diguna-kan sebelumnya oleh Elci et al.

(2012) pada penelitannya untuk mengukur tingkat turnover intention.

Hubungan Stres Kerja dan Turnover Intention

Beberapa penelitian yang mengkaji hubungan antara stres dan turnover intention telah dilakukan oleh beberapa peneliti di berbagai negara. Seperti yang diungkapkan oleh Dewi dan Wibawa (2009:786) pada penelitiannya dengan objek agen AJB Bumiputera 1912 di Indonesia didapat hasil signifikan yang positif antara stres kerja dan turnover intention. Begitu pula yang katakan oleh Mxenge et al. (2014:26) pada studinya di industri pendidikan di Afrika Selatan yang menunjukan bahwa adanya signifikansi yang positif antara stres dan turnover intention.

Penelitian yang dilakukan oleh Quresi et al. (2013:769) pada industri tekstil di Pakistan juga menunjukan bahwa stres kerja dan turnover intention memiliki signifikansi yang positif. Sewwandi dan Perere (2016:228) melakukan penelitian terhadap industri apparel di Sri Lanka dan hasil yang diperoleh dari penelitiannya menunjukan bahwa terdapat signifikansi yang positif antara stres kerja dengan turnover intention. Penelitian Raza et al. (2017:272) pada industri perbankan di Pakistan juga menunjukan hasil yang positif antara hubungan stres dan turnover intention.

Tabel dibawah ini akan menyajikan hasil perbandingan para peneliti terdahulu.

Tabel 1

Perbandingan Hasil Peneliti Terdahulu

Variabel Independen Negara Penulis R Tahun

Occupational Stress Iran Mosadeghrad 0.22 2013

Organisational Stress South Africa Mxenge et al 0.203 2014

Stres Kerja Indonesia Dewi & Wibawa 0.666 2009

Job Stress Pakistan Raza et al 0.564 2017

Work Stress Australia

(Various) Duraisingam et al -0.519 2009

Occupational Stress Korea Yim et al 0.52 2017

Work Stress China Liu & Onwuegbuzie NA 2012

Stress Various Mohsin et al 0.42 2016

Job Stress Pakistan Javed et al 0.8 2014

Job Stress Sri Lanka Sewwandi & Perere 0.274 2016

(4)

62

Melihat hasil-hasil penilitian dari berbagai negara yang telah diuraikan diatas terhadap stres dan turnover intention maka penulis dapat menyimpulkan bahwa stres kerja memiliki siginifikan yang positif terhadap turnover intention. Sehingga peneliti menentukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1: Stres kerja berpengaruh signifikan positif terhadap turnover intention karyawan PT Internusa Jaya Sejahtera Merauke, Papua”.

METODA PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode convenience sampling untuk menentukan sampel dari populasi karyawan PT Internusa

Jaya Sejahtera yang berjumlah 165 orang, maka sampel yang didapat berdasarkan perhitungan rumus slovin berjumlah 117 orang.

Responden pada penelitian kali ini memiliki berbagai karakteristik. Berdasarkan jenis kelamin, responden didominasi oleh pria sebesar 68% dan sisanya 32% wanita. Yang menarik adalah karakteristik resonden berdasarkan status dengan presentase tertinggi 50% adalah menikah, dan cerai memiliki presentase terkecil yaitu 4%. Karakteristik respondenpun ada yang seimbang presentasenya yaitu 50% memiliki anak dan 50% tidak memiliki anak. Detail karakteristik responden dalam penelitian kali ini dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2 Aspek Demografis Faktor

Demografi Klasifikasi Jumlah

Responden Persentase Jenis

Kelamin

Pria 80 68%

Wanita 37 32%

Usia

< 25 37 32%

25-30 39 33%

> 30 – 35 16 14%

> 35 – 40 15 13%

> 40 - 45 5 4%

> 45 - 50 4 3%

> 50 1 1%

Status

Menikah 59 50%

Belum Menikah 53 45%

Cerai 5 4%

Lama Bekerja

< 1 tahun 43 37%

1 – 3 tahun 65 56%

> 3 – 5 tahun 8 7%

> 5 – 10 tahun 1 1%

> 10 tahun 0 0%

Posisi Kerja

Non Jabatan 106 91%

Supervisor 10 9%

Manajer 1 1%

Anak Ya 58 50%

Tidak 59 50%

(5)

63 Tabel 2

Lanjutan Faktor

Demografi Klasifikasi Jumlah

Responden Persentase

Pendidikan

SMA/SMK 92 79%

Diploma 14 12%

S1 11 9%

S2 0 0%

S3 0 0%

Waktu Kerja

Sampai dengan 9 jam 89 76%

Lebih dari 9 jam 28 24%

Sumber: Hasil Olahan Penulis

Pada penelitian kali ini teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linier. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara stres kerja (X) atau variabel bebas dan turnover intention (Y) atau variabel terikat pada karyawan PT Internusa Jaya Sejahtera.

Proses pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 21. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Pada dasarnya skala likert menggunakan 5 poin, namun kali ini peneliti mengguanakan 6 poin dimana poin terendah adalah sangat tidak setuju (1) dan poin tertinggi adalah Sangat Setuju (6). Penulis membagi tingkatan ragu-ragu menjadi dua tingkatan yaitu ragu cenderung tidak setuju dan ragu cenderung setuju untuk memudahkan objek dalam mengisi kuesioner serta memperjelas dan memudahkan peneliti untuk mengukur hasilnya.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini memiliki 8 item pernyataan mengenai stres kerja dan 6 item pernyataan mengenai turnover intention. Pengukuran variabel stres kerja menggunakan pernyataan yang digunakan oleh Elci et al. (2012). Contoh pernyataan stres kerja dalam kuesioer adalah

“Pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan saya”. Variabel turnover intention juga diukur menggunakan pernyataan yang digunakan oleh Elci et al. (2012). Contoh pernyataan turnover intention adalah “Berencana meninggalkan perusahaan dalam 6 bulan mendatang”. Uji reliabiltas mendapat-kan hasil yang reliabel untuk seluruh item stres kerja dan turnover intention dengan standar acuan nilai Cronbach Alpha’s ≥ 0,7 yaitu 0,802 untuk stres kerja dan 0,773 untuk turnover intention.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian ini akan mengkaji pengaruh dari turnover intention terhadap stres kerja terhadap karyawan PT. Internusa Jaya Sejahtera dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan uji asumsi klasik sebagai syaratnya. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. Uji normalitas sendiri bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak (Sunyoto, 2012:119). Uji normalitas pada penelitian kali ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov dimana Data dikatakan berdistribusi normal apabila tingkat signifikansinya > 0,05 dan dikatakan berdistribusi tidak normal apabila signifikansinya < 0,05 (Sunyoto, 2012:121).

Tabel 3

Uji Normalitas Menggunkan Uji Kolmogorov- Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kolmogorov-Smirnov

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

1.077 0.196

Sumber: Data yang telah diolah

Berdasarkan Tabel 3 diatas didapat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,196 dimana menunjukan hasil data yang berdistribusi normal karena nilai signifikansi (0,196) > 0,05.

(6)

64

Tabel 4

Uji Heterokedastisitas Menggunakan Uji Glejser

Model Sig.

(Constant) 0.004 1 Stres Kerja 0.228 Sumber: Data yang telah diolah

Uji heteroskedastisitas dilaku-kan untuk mengetahui sama atau tidaknya varians residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain (Sunyoto, 2012:232). Uji heterokedastisitas kali ini peneliti

menggunakan uji Glejser (Sujarweni, 2015:190). Jika hasil menunjukan signifikansi

> 0,05 maka model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas. Sedangkan signify- kansi < 0,05 menunjukan bahwa regresi mengandung heteroske-dastisitas.

Tabel 4 diatas menunjukan hasil uji heterokedastisitas menggu-nakan uji Glejser terhadap variabel Stres Kerja. Model regresi diatas menunjukan nilai signifikansi

0,228 dimana nilai signifikansi > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heterokedastisitas atau model regresi memenuhi asumsi heterokedastisitas.

Tabel 5 Korelasi

Stres Kerja Turnover Intention Pearson

Correlation

Stres Kerja 1 0.461

Turnover Intention 0.461 1

Signifikansi Stres Kerja 0.000

Turnover Intention 0.000 Sumber: Data yang telah diolah

Pembahasan selanjutnya adalah korelasi atau besarnya pegaruh stres kerja dan turnover intention. Tabel 5 diatas menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,000 sehingga stres kerja memiliki pengaruh terhadap turnover intention. Arah pengaruhnya positif yang

memiliki arti apabila stres kerja meningkat maka turnover intentionnya pun meningkat.

Demikian juga sebaliknya, apabila stres karyawan meningkat maka turnover intention pun akan meningkat.

Tabel 6 Hasil Uji Anova

Model Sum of Squres

Df Mean

Square

F Sig.

Regression 578.143 1 578.143 55.545 .000b

Residual 1196.987 115 10.409

Total 1775.130 116

Sumber: Data yang telah diolah

(7)

65 Hasil koefisien korelasi pada nilai R

yang didapat adalah 0,571. Terdapat pula nilai R2 sebesar 0,326 atau 32,6% yang menunjukan bahwa variabel stres kerja memiliki pengaruh terhadap turnover intention sebanyak 32,6%.

Sedangkan nilai R atau koefisien korelasi menunjukan kekuatan hubungan antara stres kerja dan turnover intention. Nilai R yang didapat sebesar 0,571 berada di interval koefisien antara 0,40-0,599 yang memiliki arti tingkat korelasi antara variabel stres kerja dan turnover intention adalah sedang (Neolaka, 2014:129).

Hasil penelitian ini mendukung hasil- hasil penelitian terhadahulu dengan memiliki hasil yang positif atau searah antara stres kerja dan turnover intention. Hasil analisis regresi linier sederhana menunjukkan bahwa stres kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap turnover intention karyawan. Koefisien korelasi pada penelitian kali ini adalah 0.461, nilai ini merupakan niai tertinggi kelima jika dibandingkan dengan hasil koefisien korelasi peneliti-peneliti terdahulu. Korelasi tertinggi didapat oleh Javed et al. (2014) di Pakistan pada industri Bank dengan nilai korelasi 0.8.

Hasil-hasil riset terdahulu menunjukan apabila stres kerja karyawan dibiarkan meningkat maka akan memperburuk atau meningkatkan kondidi turnover intention pada karyawan (Javed et al., 2014; Dewi & Wibawa, 2009;

Raza et al., 2017). Mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan dan penelitian- penelitian terdahulu, dapat ditarik kesimpulan bahwa stres kerja yang sedikit dapat membantu mengurangi tingkat turnover intention pada diri karyawan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya,

tingkat stres kerja dan turnover intention pada karyawan PT Internusa Jaya Sejahtera tergolong sedang. Hipotesis yang diterima adalah H1 yaitu stres kerja berpengaruh signifikan positif terhadap turnover intention pada karyawan PT Internusa Jaya Sejahtera.

Sehingga apabila stres kerja menurun maka turnover intention pun akan menurun begitu pula apabaila stres kerja meningkat maka turnover intention akan meningkat. Karna adanya hubungan yang positif ini maka penting bagi perusahaan untuk memerhatikan dan mengelola stres kerja yang dapat terjadi kepada karyawan PT Internusa Jaya Sejahtera untuk menghindari terjadinya peningkatan turnover intention yang dapat berujung aksi turnover yang nyata.

PT Internusa jaya Sejahtera sejauh ini dapat dikatakan baik dalam pengelolaan stres kerja dan turnover intention dibuktikan dari hasil stres kerja yang tergolong rendah serta turnover intention yang juga tergolong rendah pada karyawan PT Internusa Jaya Sejahtera.

Hal ini perlu dipertahankan oleh perusahaan mengingat tidak mudahnya perusahaan dalam melakukan perekrutan pegawai baru dilihat dari segi biaya operasional ataupun lokasi perusahaan yang berada di Merauke dan jauh dari perkotaan.

Penelitian kali ini hanya befokus pada dua variabel yaitu variabel dependen dan independen, sehingga peneliti berharap penelitian selanjutnya membahas lebih dari dua variabel. Peneliti juga berharap adanya penelitian selanjutnya yang meneliti perusahaan di bidang perdagangan, perkebunan, pertanian, serta jasa dan angkutan di daerah lain, karena penelitian ini berfokus pada perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, perkebunan, pertanian, serta jasa dan angkutan yang berada di daerah Merauke, Papua.

DAFTAR REFERENSI

Albrecht, S. L., dan Andreetta, M. 2011. The influence of empowering leadership, empowerment and engagement on affective commitment and turnover intentions in community health service workers: Test of a model, Leadership

in Health Services, 24 (3): 228-237.

Retrieved from Emerald Insight.

Badeni. 2017. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. (3th ed.). Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Chen, M. L., Su, Z. Y., Lo, C. L., Chiu. C. H., Hu. Y. H., dan Shieh, T. Y. 2014. An empirical study on the factors influencing the turnover intention of

(8)

66

dentists in hospitals in Taiwan.

Journal of Dental Sciences, 9 (4): 332- 334. Retrieved from Science Direct.

Dewi, K. A. B. P., dan Wibawa, I. M. A 2016.

Pengaruh Stres Kerja Pada Turnover Intention Yang Dimediasi Kepuasan Kerja Agen Ajb Bumiputera 1912.

Jurnal Manajemen Universitas Udayana. 5 (2): 762-789. Retrieved from E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana.

Duraisingam, V., Pidd, K., dan Roche, M.

2009. The Impact of Work Stress and Job Satisfaction on turnover Intention:

A Studi of Australian Specialist Alcohol and other Drug Workers, 16 (3): 217-231. Retrieved from Taylor &

Francis Online.

Elci, M., Sener, I., Aksoy, S., dan Alpkan, L.

2012. The Impact of Ethical Leadership and Leadership Effectiveness on Employees’

Turnover Intention: The Mediating Role of Work Related Stress. Social and Behavioral Sciences. 58, 289-297.

Retrieved from Science Direct.

Emiroğlu, B. D., Akova, O., dan Tanriverdi, H. 2015. The Relationship Between Turnover Intention and Demographic Factors in Hotel Business: A Study at Five Star Hotels in Istanbul. Social and Behavioral Sciences. 207, 385- 397. Retrieved from Science Direct.

Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., Donnelly, J.

H., dan Konopaske, R. 2012.

Organizations: Behaviour, Structure, Processes. (14th ed.). New York:

McGraw-Hill Higher Education.

Griffin, R. W. dan Moorhead, G. 2014.

Organizational Behavior: Managing People and Organizations. (11th ed.).

USA: South-Western Cengage Learning.

Hellriegel, D. dan Slocum, J. W. 2011.

Organizational Behavior. (13th ed.).

USA: South-Western Cengage Learning.

Javed M., Khan M. A., Yasir M., Aamir S., dan Ahmed K. 2014. Effect of Role Conflict, Work Life Balance and Job Stress on Turnover Intention:

Evidence from Pakistan. Journal of Basic and Applied Scientific Research.

4 (3): 125-133. Retrieved from Research Gate.

Liu, S., and Onwuegbuzie, A. J. 2012. Chinese Teachers Work Stress and Their Turnover Intention. International Journal of Educational Research. 53, 160-170. Retrieved from Elseiver.

Lumbantobing, L. R. 2014. Stres di Tempat Kerja. [online]. http://www.bppk.

kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/150- artikel-keuangan-umum/20279-stres- di-tempat-kerja [5 Febuari 2018].

Luthans, F. 2011. Organizational behavior: an evidence-based approach. (12th ed.) New York: McGraw-Hill Irwin.

Mangkunegara, A. A. A. P. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

(Cetakan kedua belas). Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Mosadeghrad, A. M. 2013. Occupational Stress and Turnover Intention:

Implications for Nursing Management. Journal of Health Policy and Management. 1 (2): 169- 176.

Mxenge, S. V., Dywili, M., dan Bazana, S.

2014. Organisational Stress and Employees’ Intention to Quit Amongst Administrative Personnel at The University of Fort Hare, Eastern Cape, South Africa. International Journal of Research In Social Sciences. 4 (5), 13-29.

Neolaka, A. 2014. Metode Penelitian dan Statistik. (Cetakan Pertama).

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Putri, S. T., dan Prasetio A. P. 2017. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Turnover Intention (Studi pada Hotel Delonix Karawang). Jurnal SMART STIE STEMBI, 14 (3): 42-51. Retrieved from Google Scholar.

Qureshi, M. I., Iftikhar, M., Abbas, S. G., Hassan, U., Khan, K., dan Zaman, K.

2013. Relationship Between Job Stress, Workload, Environment and Employees Turnover Intentions: What We Know, What Should We Know.

World Applied Science Journal. 23 (6): 764-770. Retrieved from Research Gate.

Raza, S., Azeem, M., Humayon, A. A., dan Ansari, N. 2017. The Impact Of Pay

(9)

67 Satisfaction, Job Stress, And Abusive

Supervision On Turnover Intention Among Banking Employees. 3 (2):

272-284. Retrieved from Research Gate.

Sutanto, E. M., dan Gunawan, C. 2013.

Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional dan Turnover Intention. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, 4 (1): 76-88.

Retrieved from Scientific Repository Peta Christian University Surabaya - Indonesia.

Sewwandi, D. V. S., dan Perere, G. D. N.

2016. The Impact of Job Stress on turnover Intention: A Study of Reputed Apparel Firm in Sri Lanka, 3 (1): 223-229. Retrieved from Journals

& Proceedings University of Sri Jayewardenepura.

Sujarweni, V. W. 2015. SPSS Untuk Penelitian. (Cetakan kedelapan).

Yogyakarta: Pustaka Baru Press Sunyoto, D. 2012. Analisis Validitas dan

Asumsi Klasik. (Cetakan pertama).

Yogyakarta: Gava Media.

Waspodo, A. A. W. S., Handayani, N. C., dan Paramita, W. 2013. Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Stres Kerja terhadap Turnover Intention Pada Karyawan Pt. Unitex Di Bogor. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), 4 (1): 97-115. Retrieved from Jurnal UNJ.

Yim, H., Seo, H., Cho, Y., and Kim, J. 2017.

Mediating Role of Psychoogical Capital in Relationship between Occupational Stress and Turnover Intention among Nurses at Veterans Administration Hospitals in Korea.

Asian Nursing Research, 11, 6-12.

Retrieved from Asian Nursing Research.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Stres Kerja Dan Kompensasi Terhadap Turnover Intention Pada PT Perkebunan Nusantara

Hasil analisis menunjukkan bahwa keadilan distributif mempengaruhi voluntary turnover intention secara negatif, dan stres kerja mempengaruhi voluntary turnover

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stres kerja, dan kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan medis RSIA.. Stella Maris kota

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stres kerja, dan kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan medis RSIA.. Stella Maris kota

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan mengenai Pengaruh Komitmen Organisasi dan Stres Kerja terhadap Turnover Intention Karyawan di BPRS HIK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh stres kerja dan kepuasan kerja secara simultan dan parsial terhadap labour turnover intention (LTO) karyawan

Pengaruh Stress Kerja dan Kompensasi Terhadap Turnover Intention Karyawan pada PT Telkom Indonesia Cabang Bima.. Sukran,

Orisinilitas – Penelitian ini membahas stres kerja, komitmen organisasi dan kepuasan karyawan yang mengakibatkan turnover intention yang pertama dilakukan pada Rumah Makan Kelapa