• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Stres Kerja Dan Kompensasi Terhadap Turnover Intention Pada Pt Perkebunan Nusantara Iii (Persero)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Stres Kerja Dan Kompensasi Terhadap Turnover Intention Pada Pt Perkebunan Nusantara Iii (Persero)"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH STRES KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP

TURNOVER INTENTION PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III

(PERSERO) MEDAN

OLEH

GERRY M. P. W. SIAGIAN 090502195

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH STRES KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP

TURNOVER INTENTION PADA PT PERKEBUNAN

NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Stres Kerja Dan Kompensasi Terhadap Turnover Intention Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Kantor Direksi sebanyak 979 orang sampai dengan Mei 2014. Sampel pada penelitian ini adalah pegawai yang sudah bekerja di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan minimal 2 tahun. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, dan studi dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda.

Hasil uji F (serempak) menunjukkan bahwa variabel stres kerja dan kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap turnover intention pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Berdasarkan uji t (parsial), variabel kompensasi merupakan variabel yang dominan mempengaruhi turnover intention

pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Nilai Adjusted R2 sebesar 0,576 menunjukkan bahwa kemampuan stres kerja dan kompensasi mempengaruhi turnover intention sebesar 57,6% dan sisanya sebesar 42,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

INFLUENCE OF JOB STRESS AND COMPENSATION TO TURNOVER INTENTION IN PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

MEDAN

The purpose of this research is knowing and analyzing influence of job stress and compensation to turnover intention in PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Kind of this research is associative research. This research population is all employee of PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan in Director Office

which number is 979 people until 2014 May. Sample of this research are

employees of PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan have been worked for at least two years. Data collecting method in this research are , questioner, interview, and documentation. This research method is descriptive analyze and multiple regression analyze.

The result of F test in this research shows that job stress and compensastion influence turnover intention in PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. is the domanate variable. Based on T test, compansation is dominate variable influence turnover intention in PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Adjusted R2 is 0,576 shows that job stress and compansation influence turnover intention as 57,6% and the residue ad 42,4% is influenced by the other variable which not showed in this research.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis mengucapkan kepada Tuhan YME atas segala

rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai Penulis dalam menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Stres Kerja dan Kompensasi Terhadap

Turnover Intention PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di

Universitas Sumatera Utara.

Penulis mempersembahkan rasa hormat dan terimakasih kepada kedua

orangtua Penulis, ayahanda Parlindungan Siagian dan Ibunda Lamsa Naibaho

yang dengan ikhlas dan penuh dukungan disertai kasih sayang dan do’a menuntun

Penulis dalam hidup.

Selama proses studi dan pengerjaan penelitian ini, Penulis telah banyak

menerima saran, motivasi, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ak, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang selalu berusaha membangun

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ke arah yang lebih baik.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E., M.Si. dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si. selaku

Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan mendorong

memajukan mahasiswa/i.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, M.Si selaku Ketua Program Studi

(5)

membimbing Mahasiswa/i untuk mempersiapkan diri untuk masa depan.

4. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., selaku dosen pembibing. Penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya telah membimbing

dengan penuh sabar dalam pengerjaan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Elisabeth Siahaan, S.E., M. Ec., selaku dosen pembaca dan penilai

yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan

skripsi ini.

6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku dosen penasehat akademik yang

telah membantu dan memotivasi penulis untuk meningkatkan prestasi

belajar tiap semester selama penulis aktif kuliah.

7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Uitara atas segala jasa-jasanya selama perkuliahan.

8. Seluruh staf dan karyawan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

yang telah membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat Penulis, Bang Syaiful Amri, Kak Ika, Bang Imanuel

Barus, Bang Munawir, Andre, Fahlevi, Leo dan seluruh teman yang telah

memberikan doa, dukungan, bantuan, dan motivasi dalam penulisan

skripsi ini.

Medan, April 2015 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 15

3.6 Populasi dan Sampel ... 16

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 17

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 18

3.9 Teknik Analisis ... 21

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 26

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 15

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 16

Tabel 3.3 Uji Validitas... 19

Tabel 3.4 Reliability Statistic... 20

Tabel 4.1 Distribusi Pendapat Responden Tentang Variabel Kompensasi... 28

Tabel 4.2 Ditribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Keselamatan... 29

Tabel 4.3 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kesehatan Kerja... 31

Tabel 4.4 Kolmogrov Smirnov... 34

Tabel 4.5 Uji Glejser... 36

Tabel 4.6 Uji Nilai Tolerance dan VIF... 37

Tabel 4.7 Analisis Regresi Linear Berganda... 38

Tabel 4.8 Uji F... 40

Tabel 4.9 Uji T... 41

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 12

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan... 27

Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas... 33

Gambar 4.3 Histogram Uji Normalitas... 33

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran I Kuesioner Pengaruh Stres Kerja dan Kompensasi Terhadap

Turnover Intention Pada PT Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan... 51

Lampiran II Output SPSS 16.00 Uji Validitas dan Reliabilitas... 53

Lampiran III Distribusi Jawaban RespondenUji Validitas Data.... 56

Lampiran IV Output SPSS 16.00 Uji Hipotesis... 57

Lampiran V Distribusi Jawaban Responden Uji Hipotesis... 88

(10)

ABSTRAK

PENGARUH STRES KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP

TURNOVER INTENTION PADA PT PERKEBUNAN

NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Stres Kerja Dan Kompensasi Terhadap Turnover Intention Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Kantor Direksi sebanyak 979 orang sampai dengan Mei 2014. Sampel pada penelitian ini adalah pegawai yang sudah bekerja di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan minimal 2 tahun. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, dan studi dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda.

Hasil uji F (serempak) menunjukkan bahwa variabel stres kerja dan kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap turnover intention pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Berdasarkan uji t (parsial), variabel kompensasi merupakan variabel yang dominan mempengaruhi turnover intention

pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Nilai Adjusted R2 sebesar 0,576 menunjukkan bahwa kemampuan stres kerja dan kompensasi mempengaruhi turnover intention sebesar 57,6% dan sisanya sebesar 42,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

(11)

ABSTRACT

INFLUENCE OF JOB STRESS AND COMPENSATION TO TURNOVER INTENTION IN PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

MEDAN

The purpose of this research is knowing and analyzing influence of job stress and compensation to turnover intention in PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Kind of this research is associative research. This research population is all employee of PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan in Director Office

which number is 979 people until 2014 May. Sample of this research are

employees of PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan have been worked for at least two years. Data collecting method in this research are , questioner, interview, and documentation. This research method is descriptive analyze and multiple regression analyze.

The result of F test in this research shows that job stress and compensastion influence turnover intention in PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. is the domanate variable. Based on T test, compansation is dominate variable influence turnover intention in PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Adjusted R2 is 0,576 shows that job stress and compansation influence turnover intention as 57,6% and the residue ad 42,4% is influenced by the other variable which not showed in this research.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Setiap perusahaan menginginkan karyawan atau pegawai yang setia

(loyal). Loyalitas karyawan atau pegawai dari sebuah perusahaan salah satunya akan terlihat dari berapa lama seorang karyawan atau pegawai tersebut bertahan di

sebuah perusahaan. Bertahannya karyawan atau pegawai di sebuah perusahaan

juga merupakan prestasi yang dicapai perusahaan yang menunjukkan bahwa

mereka merasa apa yang mereka berikan kepada perusahaan sebanding dengan

apa yang diberikan perusahaan terhadap mereka.

Turnover intention merupakan salah satu alat ukur sebuah perusahaan untuk menilai kemauan karyawannya untuk bertahan di sebuah perusahaan

tersebut. Semakin tinggi turnover intention di sebuah perusahaan maka hal tersebut menunjukkan bahwa salah satu prestasi yang dicapai oleh perusahaan

rendah. Hal ini juga menunjukan bahwa perusahaan terlalu banyak menuntut

karyawannya.

Turnover intention juga tidak berdiri sendiri,tetapi ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya kompensasi dan stres kerja. Biasanya,

sebuah perusahaan akan memberikan kompensasi yang tinggi dengan diikuti oleh

stres kerja yang semakin meningkat pula. Tidak mungkin sebuah perusahaan mau

memberikan kompensasi yang tinggi tanpa diimbangi stres kerja yang tinggi.

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan merupakan salah satu

(13)

merupakan salah satu ancaman bagi PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Medan karena setiap karyawan yang sudah pernah bekerja di PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan akan mengetahui sedikit ataupun banyak tentang

rahasia ataupun kekurangan yang ada di dalam perusahaan.

Tabel 1.1 menunjukkan besarnya turnover intention pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan sejak tahun 2011-2013.

Tabel 1.1

Turnover Intention PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Tahun 2011-2013

Sumber: data primer (2014) diolah.

Pada Tabel 1.1 terlihat bahwa untuk ukuran perusahaan BUMN yang

ternama, angka turnover intention tersebut sudah termasuk relatif tinggi. Pegawai PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan tidak memperoleh penggantian

biaya kamar dari perusahaan apabila melakukan rawat inap diluar rumah sakit

atau perusahaan. Hal ini merupakan kekurangan dari perusahaan atas fasilitas

yang diberikan kepada para pegawainya. Karena hal tersebut bisa saja terjadi

dalam keadaan mendadak dan hal ini sudah diatur dalam perjanjian kerja bersama

periode 2014-2015 pada pasal 46.

Dalam kenyataannya, situasi perbedaan saat bekerja antara karyawan

(14)

relatif singkat juga sering terjadi. Keadaan seperti itu apabila terjadi secara

berkelanjutan akan menimbulkan stres kerja yang semakin hari akan semakin

meningkat.

Berdasarkan latar belakang atau fenomena yang telah dijelaskan, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Stres Kerja dan

Kompensasi terhadap Turnover Intention pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.”

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

perumusan masalah penelitian ini adalah :

1. “Apakah Stres Kerja Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap

Turnover Intention pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

2. Apakah Kompensasi Berpengaruh Negatif dan Signifikan Terhadap

Turnover Intention pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.”

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis adanya

(15)

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan berguna bagi :

a. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

Sebagai bahan masukan kepada perusahaan untuk mengurangi Turnover Intention.

b. Bagi Peneliti Lain

Sebagai masukan atau referensi dan bahan perbandingan bagi peneliti lain di

dalam melakukan penelitian yang sama dengan penelitian ini dan

menyempurnakan penelitian selanjutnya.

c. Penulis

Diharapkan penelitian ini dapat memperluas pengetahuan dan wawasan

khususnya di dalam bidang manajemen sumber daya manusia serta memberikan

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Stres Kerja

Mangkunegara (2005: 28), mengatakan bahwa stres kerja adalah:

“perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini tampak dari symptom antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat dan mengalami gangguan pencernaan.”

Menurut Handoko (2001:200), stres kerja adalah “kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir pada kondisi seseorang.” Robbins (2003:793), mendefinisikan bahwa stress kerja adalah kondisi dinamik yang

didalamnya individu menghadapi peluang, kendala, tuntutan yang terkait dengan

apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikannya sebagai tidak

pasti tetapi penting.”

Efendi (2002 : 303) mengemukakan bahwa “Stres kerja adalah ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan

yang sangat besar, hambatan-hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat

penting yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang”. Robbins menyatakan, sumber stres kerja yang dialami oleh seorang karyawan

setidaknya ada 3 (Robbins, 2007:372). Sumber stres kerja tersebut adalah:

a. Tuntutan tugas. Merupakan faktor yang dikaitkan pada pekerjaan seseorang.

Faktor ini mencakup desain pekerjaan individu itu (otonomi, keragaman tugas,

(17)

kesaling-tergantungan antara tugas seseorang dengan tugas orang lain, maka makin

potensial untuk terjadi stres. Pekerjaan dimana suhu, kebisingan, atau kondisi

kerja yang berbahaya dan sangat tidak diinginkan dapat menimbulkan kecemasan.

Demikian juga bekerja dalam suatu kamar yang berjubel atau dalam lokasi yang

dimana terjadi gangguan terus menerus. Secara lebih pesifik, tuntutan tugas masih

dipengaruhi oleh beberapa variabel. Variabel-variabel tersebut meliputi:

1) Ketersediaan sistem informasi

2) Kelancaran pekerjaan

3) Wewenang untuk melaksanakan pekerjaan

4) Peralatan yang digunakan dalam menunjang pekerjaan

5) Banyaknya pekerjaan yang harus dilaksanakan

b. Tuntutan peran. Tuntutan peran yakni stres kerja yang berhubungan dengan

tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu

yang dimainkan dalam organisasi tertentu. Konflik peran menciptakan

harapan-harapan yang hamper pasti tidak dapat diwujudkan atau dipuaskan. Jika hal itu

sampai terjadi pada karyawan maka dapat dipastikan karyawan akan mengalami

ketidakjelasan mengenai apa yang harus dikerjakan. Pengukuran variabel tuntutan

peran terdiri dari:

1) Kesiapan karyawan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan

2) Perbedaan antara atasan dengan karyawan berkaitan dengan tugas harus

dilaksanakan

3) Keterbatasan waktu dalam melaksanakan pekerjaan

(18)

c. Tuntutan pribadi. Tuntutan pribadi yaitu stres kerja yang terkait dengan tekanan

yang diciptakan oleh karyawan lain. Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan

kerja dan hubungan antar pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang

cukup besar, terutama diantara kayawan dengan kebutuhan sosial yang tinggi.

Pengukuran variabel tuntutan pribadi terdiri dari:

1) Hubungan dengan supervisor

2) Hubungan dengan sesama karyawan

3) Hubungan dengan keluarga

4) Pengawasan yang dilakukan supervisor (atasan)

5) Keahlian pengawas dalam mengawasi pekerjaan

Siagian (2003:302-303) mengemukakan bahwa ada berbagai langkah

yang dapat diambil untuk mengatasi stres kerja karyawan, antara lain :

a. Merumuskan kebijakan manajemen dalam membantu para karyawan

menghadapi berbagai stres.

b. Menyampaikan kebijaksanaan tersebut kepada seluruh karyawan sehingga

mereka mengetahui kepada siapa mereka dapat meminta bantuan dan dalam

bentuk apa jika mereka menghadapi stres.

c. Melatih para manajer dengan tujuan agar mereka peka terhadap timbulnya

gejala-gejala stres di kalangan para bawahannya dan dapat mengambil

langkah-langkah tertentu sebelum stres itu berdampak negatif terhadap

prestasi kerja para bawahannya.

d. Melatih para karyawan mengenali dan menghilangkan sumber-sumber stres.

e. Membuka jalur komunikasi dengan para karyawan sehingga mereka

(19)

f. Memantau terus-menerus kegiatan organisasi sehingga kondisi yang dapat

menjadi sumber stres dapat diidentifikasikan dan dihilangkan secara dini.

g. Menyempurnakan rancang bangun tugas dan tata ruang kerja sedemikian rupa

sehingga berbagai sumber stres yang berasal dari kondisi kerja dapat

dielakkan.

h. Menyediakan jasa bantuan bagi para karyawan apabila mereka sempat

menghadapi stres.

2.1.2 Kompensasi

Menurut Hasibuan (2009:118), Kompensasi adalah “semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima

karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.” Karyawan bekerja dengan baik dan mengharapkan adanya imbalan berupa kompensasi dari

perusahaan. Sedangkan menurut Notoadmojo (2003: 153), kompensasi adalah

“yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.”

Handoko (2000: 205) mengungkapkan bahwa, kompensasi merupakan

“segala sesuatu yang diterima para pegawai sebagai balas jasa untuk kerjanya.”

Handlogten (2001: 2) mendefinisikan kompensasi sebagai “imbalan atau pemberian yang diberikan kepada seseorang atas pelayanan yang dilakukan, yang

mencakup imbalan secara langsung maupun tidak langsung.”

Menurut Milkovich (2008:29), Kompensasi penting bagi karyawan

sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran karya

mereka diantara para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat.Masyarakat

(20)

menentukan gaji tidak melihat dari jenis kelamin namun kualifikasi. Bagi

stockholder, pemegang saham tertarik bagaimana para karyawan dibayar

menggunakan saham sehingga para karyawan meningkatkan kinerjanya,

sedangkan manajer melihat kompensasi sebagai pengeluaran terbesar (labor cost)

dan kompensasi dilihat sebagai alat untuk mempengaruhi pekerja sehingga

kinerja meningkat, bagi karyawan kompensasi merupakan pengembalian

keanggotaan dalam perusahaan dan hadiah dalam menyelesaikan

pekerjaan dengan baik.

2.1.3 Turnover Intention

Harnoto (2002:2) menyatakan: “turnover intention adalah kadar atau

intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak alasan yang

menyebabkan timbulnya turnover intention ini dan diantaranya adalah keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.” Menurut Zeffane (2003:24),

turnover intention adalah “kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri.”

Menurut Mutiara (2004:91) turnover intention adalah keinginan untuk meninggalkan organisasi dengan sengaja dan sadar. Artinya karyawan tersebut

memang berkeinginan meninggalkan pekerjaan dari perusahaan itu dengan

sengaja. Menurut Good et al dalam Pareke (2003 : 152) mendefinisikan keinginan

berpindah sebagai keinginan atau kecenderungan (intentions) seseorang untuk

secara aktual berpindah (turnover) dari suatu organisasi. Keinginan berpindah

mencerminkan keinginan individu untuk meninggalkan organisasi dan mencari

(21)

Menurut Sousa-Poza & Henneberger (2002:1) Turnover Intention

didefinisikan sebagai “refleksi (subyektif) dari probabilitas bahwa seseorang akan pindah kerja dalam jangka waktu tertentu dan merupakan awal dari actual

turnover.” Menurut Staffelbach (2008:35) faktor-faktor penyebab turnover intention dikategorikan sebagai berikut : “faktor psikologis, faktor ekonomi dan faktor demografis.”

Menurut Zeffane (2003:27-31) ada beberapa faktor yang berpengaruh

terhadap terjadinya turnover, diantaranya adalah faktor eksternal, yakni pasar

tenaga kerja,faktor institusi yakni kondisi ruang kerja, upah, ketrampilan kerja,

dan supervsi, karakteristik personal dari karyawan seperti intelegensi, sikap, masa

lalu, jenis kelamin, minat, umur, dan lama bekerja serta reaksi individu terhadap

pekerjaanya.

Dalam suatu perusahaan diperlukan komitmen timbal balik antara

organisasi dengan karyawannya agar secara bersamasama dalam mewujudkan apa

yang menjadi tujuan dan keinginan perusahaan. Indikasi turnover intention

menurut Harnoto (2002:2) ditandai oleh berbagai hal yang menyangkutperilaku

karyawan, antara lain(1) absensi yang meningkat,(2) mulaimalas kerja, (3)

naiknya keberanian untuk melanggar tata tertib kerja, (4) keberanian untuk

menentang atau protes kepada atasan, (5) maupun keseriusan untuk

menyelesaikan semua tanggung jawab karyawan yang sangat berbeda dari

biasanya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian ysng dilakuakan oleh Roshidi Hasan (2014) dengan judul

(22)

Information Technology Organization: A case of XYZ (M) SDN. BHD

memperoleh hasil stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Turnover Intention.

Penelitian yang dilakukan oleh Yamonaa Thevey D/O Maniam (2014)

dengan judul “A study on Employee’s Turnover Intention in Bnaking Industry”

memperoleh hasil adanya hubungan antara turnover intention denganlingkungan kerja, stres kerja, kompensasi, dan peningkatan karir pada PT CIMB Niaga.

Penelitian yang dilakukan oleh Suhanto (2009) dengan judul “Pengaruh Stres

Kerja Dan Iklim Organisasi Terhadap Turnover Intention Dengan Kepuasan Kerja

Sebagai Variabel Intervening (Studi Di Bank Internasional Indonesia)” memperoleh hasil bahwa stress kerja berpengaruh positif dan tidak langsung

terhadap turnover intenion.

Penelitian yang dilakukan oleh Soekiman (2012) dengan judul “Pengaruh

Kompensasi, Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Keluar Masuk Pegawai

(Labour Turnover) Pada PT Asuransi Abc Surabaya” memperoleh hasil R2 sebesar

0,778 yang berarti bahwa 77,8% turnover intention dipengaruhi oleh

Kompensasi,Motivasi, dan kepuasan kerja dan 22,2% dipengaruhi oleh faktor lain.

2.3Kerangka Konseptual

Mangkunegara (2005: 28), mengatakan bahwa stres kerja adalah“perasaan

yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi

pekerjaan.” Handoko (2000: 205) mengungkapkan bahwa, kompensasi

(23)

Harnoto (2002:2) menyatakan: “turnover intentions adalah kadar atau

intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak alasan yang

menyebabkan timbulnya turnover intentions ini dan diantaranya adalah keinginan

untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.” Turnover intention akan dipengaruhi oleh stres kerja dan kompensasi. Secara parsial, turnover intention

dipengaruhi oleh stres kerja dan turnoverintention dipengaruhi oleh kompensasi. Menurut penjelasan di atas, maka kerangka konseptual yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Mangkunegara (2005), Handoko (2000), Harnoto (2002), diolah (2014).

2.4Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan teori yang telah dipaparkan, maka

hipotesis penelitian ini adalah: “Stres Kerja Berpengaruh Positif dan Signifikan

Terhadap Turnover Intention Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

dan Kompensasi Berpengaruh Negatif dan Signifikan Terhadap Turnover

Intention Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan” Stres Kerja

(X1)

Kompensasi (X2)

Turnover Intention

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting

dan Situmorang, 2008:57). Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh

stres kerja dan kompensasi terhadap turnover intention pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Medan Jalan Sei Batanghari No. 2 Medan 20122. Waktu penelitian dilaksanakan

mulai dari September 2014 s/d April 2015.

3.3Batasan Operasional

Penelitian yang baik merupakan penelitian yang dilakukan secara terfokus dan

mendalam. Untuk mengatasi kesimpangsiuran dan kesalah pahaman dalam rangka

membahas penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi pada:

a. Stres kerja\

Stres kerja yang dimaksud adalah stres kerja pegawai yang bekerja di PT

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

b. Kompensasi

(25)

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

c. Turnover intention

Turnover intention yang dimaksud dalam penelitian ini adalah turnover intention pegawai yang bekerja di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

3.4Definisi Operasional

a. Stres kerja (X1)

Stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang

dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan.

b. Kompensasi (X2)

Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para pegawai sebagai

balas jasa untuk kerjanya.

c. Turnover intention (Y)

(26)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator

Pengukuran

Skala

Stres kerja (X1)

Perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan

1. Merasa tertekan 2. Kesehatan terganggu 3. Emosi tidak stabil 4. Perasaan bosan

Likert

Kompensasi (X2)

Segala sesuatu yang diterima para pegawai sebagai balas jasa untuk kerjanya

1. Gaji 2. Insentif 3. Fasilitas Kerja 4. Fasilitas Kesehatan

Likert

Turnover intention (Y)

Kadar atau intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan.

1. Tetap mencari pekerjaan lebih baik

2. Tetap mencari pekerjaan dengan gaji lebih tinggi 3. Tetap mencari pekerjaan

dengan fasilitas lebih baik 4. Tetap mencari jabatan

lebih tinggi di perusahaan lebih baik

Likert

Sumber : Mangkunegara(2005), Handoko (2000), Harnoto (2002), diolah (2014).

3.5Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masing-masing

variabel yaitu variabel X1 (Stres kerja), X2 (Kompensasi) dan variabel Y

(Turnover intention) adalah skala likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial (Sugiyono, 2006:86).

Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini maka setiap pernyataan

akan diberi skala sangat setuju sampai sangat tidak setuju dimana skala tersebut

(27)

Tabel 3.2

Sumber : Sugiyono (2006:86), diolah (2014).

3.6Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2006:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

dapat ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Kantor Direksi sebanyak

979 orang sampai dengan Mei 2014.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2006:73) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik purposive sampling. Hal ini dilakukan karena sampel akan dipilih atas dasar ciri-ciri tertentu, yaitu

sudah menjadi pegawai PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

(28)

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

rumus Slovin dalam Ginting dan Situmorang (2008:137), yaitu :

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = ukuran populasi

e = standart error (10%)

= 90,73

Dari seluruh populasi yang berjumlah 979 orang pegawai PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan Kantor Direksi, jumlah sampel dibulatkan

menjadi 91 sampel.

3.7Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar pernyataan-pernyataan yang disusun

secara tertulis. Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data berupa

jawaban-jawaban para responden tentang variabel stres kerja,

(29)

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh

peneliti untuk mendapatkan informasi dengan melakukan tanya jawab

secara lisan dan tatap muka dengan responden.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

mengadakan pencatatan langsung terhadap dokumen atau arsip yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.8Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas dmenunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur

apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala

tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(Situmorang,dkk., 2010:68). Kriteria dalam validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

Jika rhitung ≥ rtabel maka pertanyaan tersebut valid Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

Uji validitas dalam penelitian ini berjumlah 30 orang responden pegawai

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan di luar sampel, tetapi

memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Uji

validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah

penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan

(30)

Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science ) 16.0 for windows. Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item total

correlation. Nilai rtabel dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0,361.

Tabel 3.3 Uji Validitas

Pernyataan r hitung r tabel Validitas

X1P1 0,879 0.361 Valid

Terlihat pada Tabel 3.3 semua pernyataan pada kuesioner seluruhnya adalah

valid karena rtabel untuk responden 30 orang adalah di atas 0,361.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah imdeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pemgukur

dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran

yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel

(31)

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

Jika ralpha ≥ rtabel, maka kuesioner reliabel

Jika ralpha < rtabel, maka kuesioner tidak reliabel

Menurut Ghozali dan Koncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179)

butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan

ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha ≥ 0.60 maka pertanyaan

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Pada Tabel 3.4 terlihat bahwa nilai cronbach's alpha 0,921 ≥ 0,60 dan

0,921 ≥ 0,80 maka ke 12 pernyataan dinyatakan reliabel dengan kriteria

tersebut.

3.9Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Analisis Deskriptif\

Melalui analisis ini data yang diperoleh diklasifikasikan,

(32)

gambaran umum tentang masalah yang diteliti.

b. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, agar didapat

perkiraan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian

asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1) Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi

data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi

data dengan bentuk lonceng (Situmorang, dkk., 2010:91). Uji

normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai

signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal

(Situmorang,dkk., 2010:97). 2) Uji Heteroskedastisitas

Uji Homoskedasitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah

grup mempunyai varians yang sama antara anggota grup tersebut

(Situmorang,dkk., 2010:98). Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakna uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi

variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kompensasi 5% dapat

disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya

(33)

perbedaaan varians residual suatu periode pengamatan ke periode

pengamatan lainnya.

3) Uji Multikolinearitas

Artinya istilah multikolinearitas berarti adanya hubungan linear

yang sempurna atau eksak (perfect or exact) di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi (Situmorang,,dkk., 2010:129). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat

dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang bisa dipakai adalah Tolerance > 1, atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang,dkk., 2010:136).

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear

antara beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1, X2, X3, dan

seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y (Situmorang,dkk.,

2010:141). Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda

yang menggunakan persamaan:

Y = a +b1X1+ b2X2 + e

Keterangan:

Y = Turnover intention a = konstanta

b1-b2 = Koefisien Regresi Berganda

X1 = Stres kerja

(34)

e = Standar error

Data diolah secara statistik disebut signifikan secara statistik untuk

keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat

bantu program SPSS.

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila

nilai uji statistiknya berada dalam daerah krisis (daerah dimana H0

ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya

berada dalam daerah dimana H0 diterima. Dalam analisis regresi ada 3

jenis kriteri ketepatan yaitu:

1) Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang

dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel terikat.

H0 : b1 = b2 = 0 Artinya, secara serentak tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat.

H1 : secara serentak terdapat pengaruh dari variabel-variabel bebas (X1,X2)

terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α =5% H1 diterima jika F hitung ≥ F tabel pada α =5% 2) Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Nilai-nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi merupakan hasil

perhitungan berdasarkan sampel yang terpilih. Oleh karena itu, disamping

(35)

dalam persamaan regresi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

Variabel bebas dikatakan berpengaruh terhadap variabel terikat bisa dilihat

dari probabilitas variabel bebas dibandingkan dengan tingkat kesalahan

(α). Jika probabilitas variabel bebas lebih besar dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas

tersebut berpengaruh terhadap variabel terikat.

Model pengujiannya adalah:

H0 : b1 = b2 = 0, Artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh

terhadap variabel terikat.

H1 : variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputsan:

H0 diterima jika t-hitung < t-tabel pada α =5% H1 deterima jika t-hitung ≥ t-tabel pada α =5% 3) Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk melihat besar

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari persamaan dengan

model persamaan tersebut akan dapat dihitung R2 atau coefficient of determination yang menunjukkan persentasi dari variasi variabel turnover intention yang mampu dijelaskan oleh model.

Selanjutnya, dengan membandingkan besarnya nilai R2 untuk

(36)

faktor terpenting atau dominan yang menentukan pengaruhnya terhadap

turnover intention.

Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel bebas yaitu berupa stres kerja (X1), dan kompensasi (X2) adalah besar terhadap variabel terikat (Y) yakni turnover intention. Sebaliknya jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel

(37)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero) Medan,

merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan

yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil

perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan

tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit

(CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet.

Sejarah Perseroan diawali dengan proses pengambilalihan

perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 yang

dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi

Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi

beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selajutnya pada

tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero).

Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegitan usaha perusahaan BUMN,

Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan

penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur

organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994,

3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT

Perkebunan IV (Persero), PT Perkebunan V (Persero) disatukan pengelolaannya

(38)

Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14

Pebruari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT

Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera

Utara. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris

Harun Kamil, SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.

C2-8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat di dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara No.

8674 Tahun 1996.

Adapun struktur organisasi PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah

sebagai berikut:

Gambar 4.1

(39)

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif

Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif persentase hasil

penelitian setiap variabel yang mempengaruhi turnover intention PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner. Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 4 (empat) butir variabel

stres kerja (X1), 4 (empat) butir variabel Kompensasi (X2) dan 4 (empat) butir

variabel turnover intention (Y). Jadi jumlah seluruh pernyataan adalah 12 (dua belas) butir.

Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan skala Likert dengan tanggapan responden sebagai berikut: Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5

Setuju (S) : diberi skor 4

Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3

Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1

4.2.1.1 Variabel Stres Kerja sebagai variabel X1 Tabel 4.1

Distribusi Pendapat Responden Tentang Variabel Stres Kerja

Pernyataan Frekuensi Pendapat Responden (%) Total

(40)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 orang responden untuk

variabel Stres Kerja pada Tabel 4.1 yaitu:

a. Pada pernyataan pertama (Saya merasa tertekan dengan pekerjaan Saya)

sebanyak 2 orang atau 2,2% yang menyatakan setuju, 18 orang atau 19,8%

menyatakan kurang setuju, 38 orang atau 41,8% menyatakan tidak setuju,

33 orang atau 36,3% menyatakan sangat tidak setuju.

b. Pada pernyataan kedua (Kesehatan Saya sering terganggu dalam

menyelesaikan pekerjaan yang mengandung stres kerja yang tinggi)

sebanyak 4 orang atau 4,4% menyatakan setuju, 16 orang atau 17,6%

menyatakan kurang setuju, 54 orang atau 59,3% menyatakan tidak setuju,

17 orang atau 18,7% menyatakan sangat tidak setuju.

c. Pada pernyataan ketiga (Emosi Saya tidak stabil karena tekanan kerja yang

terlalu tinggi) sebanyak 11 orang atau 12,1% menyatakan kurang setuju,

60 orang atau 65,9% menyatakan tidak setuju, 20 orang atau 22,0%

menyatakan sangat tidak setuju.

d. Pada pernyataan keempat (Saya merasa bosan dengan pekerjaan Saya)

sebanyak 2 orang atau 2,2% menyatakan setuju, 18 orang atau 19,8%

menyatakan kurang setuju, 43 orang atau 47,3% menyatakan tidak setuju,

(41)

4.2.1.2 Variabel Kompensasi sebagai variabel X2 Tabel 4.2

Ditribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kompensasi

Pernyataan Frekuensi Pendapat Responden (%) Total

(%)

Sumber: Hasil Penelitian (2015)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 orang responden untuk

variabel Kompensasi pada Tabel 4.2 yaitu:

a. Pada pernyataan pertama (Saya menerima gaji yang cukup) sebanyak 29

orang atau 31,9% yang menyatakan sangat setuju, 50 orang atau 54,9%

menyatakan setuju, 11 orang atau 12,1% menyatakan kurang setuju, dan 1

orang atau 1,1 % menyatakan tidak setuju.

b. Pada pernyataan kedua (Saya selalu mendapat insentif apabila

mengerjakan tugas lebih dari porsi yang seharusnya) sebanyak 36 orang

atau 39,6% yang menyatakan sangat setuju, 41 orang atau 45,1%

menyatakan setuju, 11 orang atau 12,1% menyatakan kurang setuju dan 3

orang atau 3,3 % menyatakan tidak setuju.

c. Pada pernyataan ketiga (Saya menerima fasilitas kerja yang mendukung

pekerjaan Saya) sebanyak 33 orang atau 36,3% yang menyatakan sangat

setuju, 43 orang atau 47,3% menyatakan setuju dan 15 orang atau 16,5%

menyatakan kurang setuju.

d. Pada pernyataan keempat (Saya mendapatkan fasilitas kesehatan dari

(42)

menyatakan sangat setuju, 52 orang atau 57,1% menyatakan setuju dan 7

orang atau 7,7% menyatakan kurang setuju.

4.2.1.3 Keputusan Turnover Intetion sebagai variabel Y Tabel 4.3

Ditribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Turnover Intention

Pernyataan Frekuensi Pendapat Responden (%) Total

(%)

Sumber: Hasil Penelitian (2015)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 orang responden untuk

variabel Turnover Intention pada Tabel 4.3 yaitu:

a. Pada pernyataan pertama (Saya tetap mencari pekerjaan lebih baik)

sebanyak 4 orang atau 4,4% menyatakan kurang setuju, 69 orang atau

75,8% menyatakan tidak setuju dan 18 orang atau 19,8% menyatakan

sangat tidak setuju.

b. Pada pernyataan kedua (Saya tetap mencari pekerjaan dengan gaji lebih

tinggi) sebanyak 1 orang atau 1,1% yang menyatakan sangat setuju, 19

orang atau 20,9% menyatakan kurang setuju, 52 orang atau 57,1%

menyatakan tidak setuju dan 19 orang atau 20,9% menyatakan sangat

tidak setuju.

c. Pada pernyataan ketiga (Saya tetap mencari pekerjaan dengan fasilitas

lebih baik) sebanyak 19 orang atau 20,9% menyatakan kurang setuju, dan

53 orang atau 58,2% menyatakan tidak setuju dan 19 orang atau 20,9%

(43)

d. Pada pernyataan keempat (Saya tetap mencari jabatan lebih tinggi di

perusahaan lebih baik) sebanyak 15 orang atau 16,5% menyatakan kurang

setuju, 43 orang atau 47,3% menyatakan tidak setuju dan 33 orang atau

36,9% menyatakan sangat tidak setuju.

4.2.3 Analisis Statistik 1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi

distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni

distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka

uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah

data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan

pendekatan Kolmogorv-Smirnov.

1. Pendekatan Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik

histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua

observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil

(44)

Gambar 4.2 P-P Plot

Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan SPSS (2015)

Gambar 4.3 Histogram Normalitas

Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan SPSS, diolah (2015).

Pada Gambar 4.2 data berdistribusi normal ini dapat dilihat pada

scatter plot terlihat titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal dan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi

normal, hal ini ditunjukkan oleh gambar tersebut, di mana tidak

melenceng ke kiri atau ke kanan.

2. Analisis Kolmogorv-Smirnov

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal,

padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini

pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik

(45)

Tabel 4.4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 91

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.08877630

Most Extreme Differences Absolute .054

Positive .041

Negative -.054

Kolmogorov-Smirnov Z .514

Asymp. Sig. (2-tailed) .954

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,954, ini berarti nilainya di atas nilai signifikan 5% (0,05). dengan kata

lain variabel tersebut berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan

lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa

cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:

1. Metode Grafik

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

(46)

titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.3

Scatterplot Heteroskedastisitas

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS (2015)

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang

jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi.

2. Uji Glejser

a. Dependent Variable: absut

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel

independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel

(47)

signifikansinya di atas tingkat Kompensasi 5% jadi disimpulkan model

regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Berikut ini

disajikan cara mendeteksi multikolinieritas dengan menganalisis matrik

korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF).

Tabel 4.6

stres_kerja .805 1.242

Kompensasi .805 1.242

Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan SPSS (2015) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

a. Nilai VIF dari nilai Stres Kerja dan Kompensasilebih kecil atau di bawah

5 (VIF < 5), ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel

independen dalam model regresi.

b. Nilai Tolerance dari Stres Kerja dan Kompensasi lebih besar dari 0.1, ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam

model regresi.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS dengan

(48)

dari Stres Kerja, Kompensasi terhadap turnover intetion. Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

a. Dependent Variable: turover_intention

Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan SPSS (2015).

Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.7 pada

kolom kedua (Unstandartrized coeficient) bagian B pada baris pertama diperoleh model persamaan regresi linier bergandanya adalah :

Y = 13,008 + 0,357X1 - 0, 481X2+ e

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Konstanta (a) = 13,008. Ini mempunyai arti bahwa variabel Stres Kerja, Kompensasi, Dan Kepuasan dianggap konstan maka tingkat

variabel turnover intetion(Y) sebesar 13,008.

b. Koefisien X1 (b1) = 0,357. Variabel Stres Kerja terhadap turnover intetiondengan koefisien regresi sebesar 0,380. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi kenaikan variabel Stres Kerja sebesar 1 satuan,

(49)

c. Koefisien X2 (b2) = -0,481 Variabel Kompensasi terhadap turnover intetiondengan koefisien regresi sebesar 0,481. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi kenaikan variabel Kompensasi sebesar 1 satuan,

maka turnover intetion akan turun sebesar 0,481.

4.3 Metode Analisis Data 4.3.1 Uji - F (Uji Serentak)

Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama

pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas (X1 dan X2) berupa

Stres Kerja dan Kompensasi Terhadap turnover intetion (Y). Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = 0, Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1,X2, X3) berupa Stres Kerja, dan Kompensasi

Terhadap turnover intetion(Y).

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, Artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2, X3) berupa Stres Kerja dan Kompensasi,

Terhadap Turnover intetion(Y).

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas

pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

df (pembilang) = k-1

df (penyebut) = n-k

Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

(50)

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 100 dan jumlah

keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh:

1) df (pembilang) = k-1 df (pembilang) = 3-1 = 2

2) df (penyebut) = n-k df (penyebut) = 91-3 = 88

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 16,0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada

tingkat α = 5% (2:88) = 2,68 dengan kriteria uji sebagai berikut:

H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5% H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel pada α = 5%

Tabel 4.8

a. Predictors: (Constant), Kompensasi, stres_kerja

b. Dependent Variable: turover_intention

Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.8 bahwa nilai Fhitung adalah 23,612 dengan

tingkat signifikansi 0,000. sedangkan Ftabel pada tingkat Kompensasi 95% (α = 5%) adalah 2,68. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu Fhitung > Ftabel dan

tingkat signifikansi (0,000 < 0,05), menunjukkan bahwa pengaruh variabel

independen (Stres Kerja dan Kompensasi) secara serempak adalah

(51)

4.3.2 Uji Signifikansi (Uji – t)

Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel bebas

yang terdiri dari variabel Stres Kerja (X1) dan Kompensasi (X2) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Turnover intetion(Y).

Model hipotesis yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari Stres Kerja

(X1), Kompensasi (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

Turnover intetion(Y).

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel terikat yang terdiri dari Stres Kerja (X1), Kompensasi

(X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Turnover (Y). Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5% H0 ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5%

Nilai thitung akan diperoleh dengan menggunakan software SPSS 16,0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada tingkat α = 5% yakni yang diperoleh dengan derajat bebas = df – k (df = jumlah sampel dan k = jumlah variabel keseluruhan) yaitu df1 = 4-1 = 3, dan df2 = 100-4 =

96. Uji thitung yang dilakukan adalah uji dua arah maka ttabel yang digunakan

(52)

Tabel 4.9

a. Dependent Variable: turover_intention

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Variabel Stres Kerja

Nilai thitung dari Stres Kerja adalah 5,210 dengan tingkat signifikansi 0.000.

Variabel Stres Kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

Turnover, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000. Nilai thitung (5,210) > ttabel (1,985)

b. Variabel Kompensasi

Nilai thitung dari Kompensasi adalah -6,334 dengan tingkat signifikansi

0.000. Variabel Kompensasi berpengaruh secara negatif dan signifikan

terhadap Turnover, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000. Nilai thitung (-6,334) < ttabel (-1,985)

4.3.4 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat. Koefisien

determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

(53)

model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan dengan sangat terbatas

sebaliknya semakin mendekati satu maka suatu model akan semakin baik. Dari

hasil pengujian, diperoleh hasil pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10

Pengujian Koefisen Determinasi (R2)

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Kompensasi, stres_kerja

b. Dependent Variable: turover_intention

Sumber: Data Primer SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat terlihat bahwa:

1) R sebesar 0,759 berarti hubungan antara variabel Stres Kerja (X1) dan

Kompensasi (X2), secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Turnover

intetion (Y) sebesar 75,9%. Hal ini berarti hubungannya cukup erat.

2) R2 sebesar 0,576 berarti 57,6% Turnover (Y) dapat jelaskan oleh variabel Stres Kerja (X1) dan Kompensasi (X2). Sedangkan sisanya 42,4% dapat

dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

3) Standard Error of the Estimated (standar deviasi) bernilai 1,10108 yang berarti model dinilai baik karena semakin kecil standar deviasi berarti model

akan semakin baik.

4.4 Pembahasan

Menurut Harnoto (2002:2), turnover intentions adalah kadar atau intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak alasan yang

menyebabkan timbulnya turnover intentions ini dan diantaranya adalah keinginan

(54)

yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap sampel yang diteliti di

dalam penelitian ini, yaitu Pegawai PT Perkebunan Nusantara III Cabang Medan,

bahwa turnover intention dipengaruhi oleh variabel-variabel yang diteliti, yaitu Stres Kerja dan Kompensasi yang dapat dilihat di uji F bahwa Stres Kerja dan

Kompensasi berpengaruh secara serentak terhadap turnover intention.

Menurut Mangkunegara (2005: 28), stres kerja adalah perasaan yang menekan

atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan.

Turnover intention dapat terbentuk dengan adanya tekanan yang dirasakan karyawan dalam menghadapi setiap pekerjaannya. Menurut hasil penelitian ini,

khususnya di uji t terlihat bahwa Stres Kerja memang berpengaruh positif

terhadap turnover intetion pada Pegawai PT Perkebunan Nusantara III Cabang Medan.

Teori Harnoto (2002:2) menyatakan bahwa, kompensasi merupakan segala

sesuatu yang diterima para pegawai sebagai balas jasa untuk kerjanya. Teori

tersebut telah terbukti dengan hasil penelitian ini, yang hasilnya menyatakan

bahwa Kompensasi berpengaruh negatif terhadap turnover intetion pada Pegawai PT Perkebunan Nusantara III Cabang Medan. Hal tersebut juga dapat diperkuat

melalui hasil uji t di penelitian ini pada variabel Kompensasi.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Penelitian yang dilakukan oleh Suhanto (2009) dengan judul “Pengaruh Stres

Kerja Dan Iklim Organisasi Terhadap Turnover Intention Dengan Kepuasan Kerja

Sebagai Variabel Intervening (Studi Di Bank Internasional Indonesia)” memperoleh hasil bahwa stress kerja berpengaruh positif dan tidak langsung

(55)

dilakukan oleh Soekiman (2012) dengan judul “Pengaruh Kompensasi, Motivasi

Dan Kepuasan Kerja Terhadap Keluar Masuk Pegawai (Labour Turnover) Pada PT

Asuransi Abc Surabaya” memperoleh hasil bahwa 77,8% turnover intention

dipengaruhi oleh Kompensasi,Motivasi, dan kepuasan kerja dan 22,2% dipengaruhi

oleh faktor lain.

Stres Kerja dan Kompensasi memang sangat mempengaruhi turnover intention. Ketika Stres Kerja semakin naik maka akan menaikkan pula turnover intetion. Sebaliknya, Stres Kerja yang semakin rendah maka akan mengakibatkan

(56)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Bedasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka penulis dapat

mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention PT Perkebunan Nusantara III Cabang Medan, artimya semakin meningkatnya

stres kerja maka akan semakin meningkat pula turnover intention, dan begitu juga sebaliknya.

2. Kompensasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention

PT Perkebunan Nusantara III Cabang Medan, artinya semakin meningkatnya

kompensasi yang diberikan maka akan semakin menurun pula tingkat

turnover intention, dan begitu juga sebaliknya.

3. Kompensasi adalah variabel dominan yang mempengaruhi turnover intention

PT Perkebunan Nusantara III Cabang Medan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi, maka saran yang dapat

diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Variabel kompensasi adalah variabel dominan yang mempengaruhi turnover intention PT Perkebunan Nusantara III Cabang Medan, sehingga disarankan kepada PT Perkebunan Nusantara III Cabang Medan untuk mencari solusi

(57)

2. Diharapkan kepada karyawan Pada PT Perkebunan Nusantara III Cabang

Medan untuk tetap konsisten dalam mempertahankan kompensasi bagi

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Grasindo, Jakarta.

Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi Situmorang. 2008.Filsafat Ilmu dan Metode

Riset. USU Press, Medan.

Handlogten, Gail D., Donald L Caruth. 2001. Managing Compensation (and Understanding It Too): A Handbook For The Perplexed, Westport. CT: Greenwood Publishing Group.

Handoko T. Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi II, Cetakan Keempat Belas. BPFE, Yogyakarta.

Handoko, T. Hani. 2001, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Harnoto. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. PT. Prehallindo, Jakarta.

Hasibuan, S.P. Malayu, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketujuh. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Sumber Daya Manusi Perusahaan. Remaja Rosda Karya, Bandung.

Milkovich, George T. 2008. Compensation Ninth Edition. Mc. Graw-Hill, New York.

Mutiara, S. Panggabean.2004. Manajemen Sumber Daya Mnausia. Ghalia

Indonesia, Bogor.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Mangkunegara (2005), Handoko (2000), Harnoto (2002), diolah (2014)
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Tabel 3.3 Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang mengurutkan dan menuliskan urutan peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta

[r]

Hasil penelitian menunjukkan produksi ASI pada ibu postpartum setelah diberikan intervensi pijat oksitosin semuanya (100%) mempunyai produksi ASI cukup dan hasil uji

Berdasarkan hasil yang didapat nilai terbesar perhitungan didapat pada interval section dan elevasi kontur yang paling rapat sehingga diketahui bahwa semakin rapatnya interval

Limbah cair kelapa sawit memilik kandungan yang sangat tinggi bahan organik degradable, karena pada saat proses pengolahan ekstraksi minyak kelapa sawit tidak

tipe data yang khusus untuk menampung semua masukan dari user /gabungan karakter yang sangat panjang, disebut

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai konsentrasi pestisida golongan karbamat dengan jenis karbofuran dan metomil di perairan Pantai Mlonggo, Kabupaten

[r]