Analisis Hukum Islam Terhadap Pengelolaan Dana Non Halal Kegiatan Prasarana Sosial Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Daarut Tauhid Peduli Metro. Pengungkapan Dana Non Halal Pada Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Jurnal Akuntan Universitas Jember No. Seperti halnya Lembaga Amil Zakat Metro Peduli Daarut Tauhid, dananya berasal dari dana non halal.
Sejauh ini Daarut Tauhid Pedui Metro telah menerima dana dari dana non halal sebesar ± Rp. PENGELOLAAN DANA NON HALAL UNTUK KEGIATAN INFRASTRUKTUR SOSIAL DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Daarut Tauhid Peduli Metro)”. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui dan mengkaji perspektif hukum Islam terhadap pengelolaan dana non halal untuk kegiatan infrastruktur sosial di Lembaga Amil Zakat Metro Daarut Tauhid Peduli.
Dana nonhalal yang diterima DT Peduli Metro bukanlah dana yang mutlak haram dalam Islam. Pendapatan non halal (dana non halal) adalah pendapatan yang secara sengaja diterima oleh entitas syariah, seperti hasil korupsi, pencurian, perampokan yang diketahui entitas syariah karena entitas syariah secara otomatis menerima bunga dari sistem investasi konvensional (tabungan dan deposito). di bank konvensional). Dana nonhalal yang diterima DT Peduli Metro dipisahkan dari dana halal yang ada di lembaga.
Dana nonhalal yang diperoleh di DT Peduli Metro ditujukan untuk pembangunan infrastruktur sosial yaitu pembangunan jalan. Analisis Hukum Islam Terhadap Pengelolaan Aset Non Halal Kegiatan Prasarana Sosial Dalam Perspektif Hukum Islam Di Daarut Tauhid Peduli Metro. Dalam pengelolaan dana non halal ini yang dilakukan Daarut Tauhid Peduli Metro, dana tersebut digunakan untuk pembangunan jalan.
Hal ini sejalan dengan keputusan MUI apakah dana non halal dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat. Dalam penyusunan laporan keuangan sebaiknya dana non halal dipisahkan dari dana lain yang diperoleh Daarut Tauhid Peduli Metro.
PENDAHULUAN
Pertanyaan Penelitian
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitiannya adalah Bagaimana perspektif hukum Islam terhadap pengelolaan dana non Halal untuk kegiatan infrastruktur sosial di Lembaga Amil Zakat Metro Daarut Tauhid Peduli. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi hasana keilmuan khususnya di bidang pengelolaan dana non halal. Bagi masyarakat luas dapat memperoleh wawasan penyelesaian permasalahan terkait pengelolaan dana non-Halal dalam hukum Islam, atau mempelajarinya lebih lanjut.
Penelitian Relevan
Dian Pangestu Widati dengan judul “Perlakuan Akuntansi Pendapatan Dana Non Halal Pada Laporan Keuangan PT. 13 Siti Zubaidah, “Analisis dana non halal pada pembiayaan Qerdhul Hasan dalam perspektif Meqasid Al-Syari’ah”. Skripsi Fakultas Syari'ah UIN Raden Intan Lampung Tahun 2018, di www.onesearch.id diunduh pada tanggal 27 September 2019. Persamaan penelitian peneliti dengan penelitian-penelitian di atas adalah meneliti dan membahas dana non halal.
LANDASAN TEORI
Pengertian Dana Non Halal
Pendapatan non halal ini diterima oleh entitas syariah, karena menurut sistem, otomatis entitas syariah menerima bunga yang sama dengan investasi konvensional (tabungan dan deposito di bank konvensional). Diskusi intensif antara Ikatan Akuntansi Indonesia dan MUI pada 10 September 2008 menyatakan bahwa semua sepakat untuk mengubah istilah dana non-halal. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dana non halal adalah dana yang timbul dari kegiatan atau transaksi yang bertentangan atau tidak sesuai dengan prinsip syariah.
Kriteria Dana Non Halal
Dana non halal adalah dana yang diperoleh dari bunga bank atau jasa rekening giro oleh lembaga konvensional yang tidak sesuai dengan hukum syariah dalam melakukan suatu transaksi atau kegiatan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, dana non halal mempunyai dua kriteria yaitu dana yang haram karena isinya dan dana yang haram karena kegiatannya. Dana haram karena perusahaan biasanya mengambil dana dari tabungan atau deposito yang biasanya ditanamkan dengan bunga sehingga menghasilkan dana yang tidak halal.
Sumber Dana Non Halal
Hal ini sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang telah menetapkan fatwa bunga bank haram. Putusan Mufti Negara Mesir secara konsisten menetapkan bunga bank haram karena sama dengan riba. Dalam pelaksanaannya dana non halal diperoleh dari dua sumber yaitu denda dan bunga bank.
Bentuk Penerimaan Dana Non Halal
Infaq tidak mengenal nishab seperti halnya zakat, namun infaq dikeluarkan oleh setiap mukmin, baik yang berpendapatan tinggi maupun rendah. Hibah adalah memberikan harta kepada orang lain tanpa imbalan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, dimana orang yang diberi bebas menggunakan harta tersebut. Jika seseorang memberikan hartanya kepada orang lain untuk digunakan, tetapi bukan sebagai harta benda, maka itu disebut pinjaman.
Pandangan Islam Tentang Dana Non Halal
Pada dasarnya haram hukumnya membeli saham pada perusahaan yang (terkadang) melakukan transaksi haram seperti riba dan lain-lain, meskipun kegiatan utamanya adalah usaha halal. Aturan ini mendalilkan bahwa dengan melakukan apa yang melanggar hukum, maka telah meminimalisir perubahan hukum. Salah satu contoh penerapan aturan ini adalah jika dirham halal dicampur dengan dirham haram dan tidak dapat dipisahkan, maka cara memisahkan yang haram kemudian mengambil sisanya.
Jika harta itu terdiri atas campuran harta halal dan haram, maka bagian haram ini tidak mengharamkan apa yang halal. Jadi seluruh dana halal yang tercampur dengan dana non halal yang disimpan di bank syariah tergolong dana halal jika bagian halalnya lebih dominan. Sebagian besar ulama menyatakan bahwa dana non halal hanya dapat disalurkan untuk fasilitas umum (al-mashlahih al-ammah) seperti pembangunan jalan raya dan toilet.
Yusuf Qardhawi menyatakan, dana non halal sebaiknya disalurkan sesuai ketentuan syariah, yaitu menghindari konsumsi. Biasanya, dana non-halal disalurkan untuk proyek-proyek sosial seperti pembangunan jalan, pembelian tempat sampah, dan agenda sosial lainnya. Dana non halal ini termasuk dalam dana kebajikan namun harus disajikan terpisah dari dana halal.
Para ulama menjelaskan bahwa dana non halal tidak boleh digunakan oleh pemiliknya dan sebaiknya didonasikan kepada pihak lain.
Tentang Lembaga Amil Zakat (Laz)
- Pengertian Lembaga Amil Zakat (Laz)
- Tujuan Dan Fungsi Lembaga Amil Zakat (Laz)
- Persyaratan Pendirian Lembaga Amil Zakat (Laz)
- Mekanisme Lembaga Amil Zakat (Laz)
Menyalurkan dana non-halal untuk suatu hal yang bermanfaat bagi umat Islam lebih penting daripada menyerahkannya ke tangan orang-orang kafir, yang pada akhirnya akan menggunakannya untuk berkolaborasi dalam hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah lembaga pengelola zakat yang dibentuk seluruhnya oleh masyarakat yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, sosial atau kemasyarakatan Islam, yang dikukuhkan, dibina, dan dilindungi oleh pemerintah. 14 Tahun 2014 Pasal 56 yang berisi untuk membantu BAZNAS dalam melaksanakan pengumpulan, pendistribusian dan penggunaan zakat dapat membentuk LAZ komunitas.
Untuk mendirikan LAZ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 harus mendapat izin dari menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh menteri, jika memenuhi syarat sebagai berikut: terdaftar sebagai organisasi masyarakat Islam yang menyelenggarakan pendidikan, dakwah dan bidang sosial atau berbentuk badan hukum; 87 Devi Megawati dan Fenny Trisnawati, “Penerapan PSAK 109 tentang Pengumpulan Zakat dan Infaq/Sedekah di Baz Kota Pekanbaru”, Kutubkhanah no. mempunyai program pemanfaatan zakat untuk kesejahteraan umat; Dan.
Siap diaudit syariah dan keuangan secara berkala.88 4. Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 2014 menjelaskan mekanisme perizinan LAZ. 14 Tahun 2014 tentang Penerapan UU No. e) Komposisi dan pernyataan kemauan sebagai pengawas syariah; f) Pernyataan kesiapan untuk diaudit syariah dan keuangan secara berkala; Dan. g) Program pemanfaatan zakat untuk kesejahteraan umat. Proses penyelesaian pemberian izin pembentukan LAZ dilakukan dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya permohonan tertulis.
METODOLOGI PENELITIAN
Sumber Data
Sumber data merupakan salah satu hal terpenting dalam penelitian. 92 Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh. 93 Sumber data merupakan hal yang sangat penting yang perlu diketahui agar tidak terjadi kesalahan dalam memilih sumber data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sumber data primer adalah sumber data utama yang dapat dijadikan jawaban atas permasalahan penelitian.94 Dalam proses pengumpulan sumber data harus diperhatikan sumber primer mana yang akan dijadikan objek penelitian. Data primer ini digunakan untuk mengetahui bagaimana dana non-halal dikelola untuk kegiatan infrastruktur sosial dalam perspektif hukum Islam.
Sumber data sekunder merupakan sumber data tambahan yang menurut peneliti menunjang data utama. 95 Sumber data sekunder dalam penelitian ini mengacu pada sumber referensi dari buku, jurnal dan sumber lain yang dianggap relevan dan berkaitan dengan penelitian ini, yang menjelaskan pengelolaannya. Dana Non Halal untuk Kegiatan Prasarana Sosial Dalam Perspektif Hukum Islam sehingga dapat dijadikan landasan teori untuk mengetahui cara pengelolaan dana non halal.
Teknik Pengumpulan Data
Wawancara adalah suatu proses percakapan dengan maksud untuk mengkonstruksi tentang orang, peristiwa, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya, yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewee) yang mengajukan pertanyaan kepada orang yang diwawancarai (interviewee) . 97 Untuk mencapai apa yang diharapkan, peneliti dalam penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang berubah, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang sistematis dan terorganisir secara lengkap untuk pengumpulan data. Wawancara yang digunakan juga telah menyiapkan garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.98 Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Hasan selaku kepala unit, Bapak Aris sebagai kepala program dan Ibu Ranti sebagai petugas keuangan Daarut Tauhid. Metro Peduli.
Metode dokumentasi adalah pencarian sumber data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, papan tanda, risalah rapat, catatan harian, agenda, dan lain-lain. Dalam penelitian ini digunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan dokumentasi yaitu gambaran umum mengenai kereta bawah tanah Daarut Tauhid Peduli.
Teknik Analisis Data
Dana non halal adalah pendapatan yang diperoleh dari transaksi yang tidak halal dan bertentangan dengan syariah, seperti pendapatan dari perjudian, penjualan barang haram, dan lain-lain. Di DT Peduli Metro, pendapatan dana nonhalal yang diterima bukanlah aset ilegal berdasarkan konten, melainkan aset yang berasal dari usaha yang tidak legal. Namun dalam laporan keuangannya, dana non halal dan non haram tetap digabungkan menjadi satu.
DT Peduli Metro hendaknya menyajikan informasi dana non halal dalam laporan keuangan dana zakat, infaq, sedekah, dan wakaf secara terpisah. Dan dana non halal tidak diperbolehkan untuk membuat fasilitas atau tempat ibadah, seperti musala dan masjid. Dana non halal merupakan dana yang berasal dari kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yaitu dari denda dan bunga bank.
Dana non halal hendaknya digunakan dan diarahkan untuk kemaslahatan umat dan kepentingan umum sesuai prinsip syariah. Dana non-halal ini akan dimasukkan ke dalam dana goodwill, namun harus disajikan terpisah dari dana halal. Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa pengelolaan dana non halal untuk kegiatan infrastruktur sosial diperbolehkan dari sudut pandang hukum Islam di lembaga Amil Zakat Daarut Tauhid Peduli Metro.
Berdasarkan pengelolaan dan analisis data yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pengelolaan dana non-Halal untuk kegiatan infrastruktur sosial di Daarut Tauhid Peduli Metro diperbolehkan dalam perspektif hukum Islam. Dana non halal yang diterima harus dikelola dan disalurkan untuk kepentingan umum dan kepentingan umum, sesuai dengan prinsip syariah. Analisis Pengelolaan Dana Non Halal Pada Laporan Keuangan BAZNAS Kota Bandar Lampung.” Skripsi pada Fakultas Ekonomi Islam dan Administrasi Bisnis UIN Raden Intan Lampung.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Profil Daarut Tauhid Peduli Metro
Sejak kapan Daarut Tauhid Peduli Metro Institute menerima sedekah dari dana non halal? Dimanapun infrastruktur sosial yang dibangun Institut Daarut Tauhid Peduli Metro menggunakan sedekah yang berasal dari cara non halal.
Visi dan Misi Daarut Tauhid Peduli Metro
Legal Formal dan Struktur Organisasi Daarut Tauhid Peduli Metro
Kontak Lembaga Daarut Tauhid Peduli Metro
Program Daarut Tauhid Peduli Metro
Pengelolaan Dana Non Halal Untuk Kegiatan Infrastruktur Sosial di