• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN MANAJEMEN RISIKO BISNIS

N/A
N/A
Seveyama Gulo

Academic year: 2024

Membagikan "PENGELOLAAN MANAJEMEN RISIKO BISNIS "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN MANAJEMEN RISIKO BISNIS

Dosen Pengampuh :

Bpk. Pangeran Teguh Anugrah, MIP

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN UNIVERSITAS DARMA AGUNG

2024

Nama : YETINIA GULO

Npm : 22.011.111.014

Matkul : Manajemen Rasiko

Semester : III (TIGA)

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah, Dzat yang telah memberi pengetahuan tentang alam semesta,pusat dari segala ritme kosmos, segala hal akan kembali kepada-Nya. Kepada bagindaMuhammad SAW, shalawat akan senantiasa kami lantunkan sebagai bentuk kecintaan kamikepadamu. Sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugasmata kuliah.

Makalah ini disusun agar pembaca maupun penulis dapat memperluas ilmu pengetahuanmengenai Pengelolaan Risiko Bisnis, yang kami sajikan berdasarkan referensi dari buku-bukumaupun internet yang kami kumpulkan kemudian kami ambil poin-poin pentingnya.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca maupun penulisterkhususkan para mahasiswa Universitas Islam Negeri Makassar. Kami sadar bahwa makalahini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu untuk kepada dosenpengampu, kami mengharapkan masukannya agar dikemudian hari kami dapat menyelesaikanmakalah dengan lebih baik dan juga kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGENTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Risiko Bisnis

1.2Contoh Usaha Dengan Risiko Kecil

1.3 Langkah Dasar Membuat Pengelolaan Risiko Usaha 1.4 Strategi Pengelolaan Risiko Dalam Kegiatan Bisnis 1.5 Cara Mengkalkulasi Besaran Risiko

1.6 Strategi Pengelolaan Risiko

1.7 Tips Praktis Mengelola Risiko Untuk Pemula

1.8 Pihak Yang Bertanggung Jawab Dalam Pengelolaan Resiko

BAB III PENUTUP 2.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Memulai suatu bisnis membutuhkan keberanian, tekad, dan manajemen serta strategi bisnis yang baik. Namun jika Anda telah melakukan semua itu, bukan berarti jaminan bahwa Anda akan terhindar dari resiko usaha. Dalam perkembangan dan perjalanan usaha, Anda pasti menghadapi kendala dan kesulitan, baik yang kecil maupun kendala yang besar. Kendala tersebut biasa kita kenal sebagai resiko usaha. Selain mendapatkan keuntungan dalam berbisnis, telah sukses sekalipun, bukan tidak mungkin menghadapi kendala yang bernama resiko usaha. Resiko usaha memang tidak bisa dipisahkan serta menjadi kesatuan dari bagian dari suatu bisnis atau usaha. Ketika memiliki suatu usaha, kerap kali resiko yang muncul tidak hanya disebabkan oleh faktor individu atau karyawan, namun bisa juga terjadi karena faktor manajemen, strategi, dan system perusahaan yang kurang baik.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan risiko bisnis?

2. Bagaimana strategi pengelolaan risiko dalam kegiatan bisnis?

3. Siapakah pihak yang bertanggungjawab dalam pengelolaan risiko bisnis?

C. Tujuan

1. Mengetahui terkait tentang pengelolaan risiko bisnis

2. Mengetahui strategi pengelolaan risiko bisnis dalam kegiatan bisnis

3. Mengetahui pihak yang bertanggungjawab dalam pengelolaan risiko bisnis D. Manfaat

1. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang pengelolaan risiko bisnis

2. Mengenal lebih jelas tentang strategi dan siapa saja yang bertanggungjawab dalam pengelolaan risiko bisnis

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian resiko bisnis

Resiko usaha adalah suatu bahaya, atau akibat yang kemungkinan dapat terjadi pada keadaan sebuah usaha yang sedang berlangsung maupun situasi usaha yang akan datang. Sifat dari resiko usaha itu sendiri adalah tidak pasti dan sebagian besar menimbulkan kerugian.

Resiko usaha merupakan situasi yang tidak dikehendaki oleh para pelaku bisnis, namun resiko usaha sendiri selalu tidak bisa dihindarkan. Resiko usaha biasanya muncul karena faktor pelaku bisnis itu sendiri dan dapat muncul karena kegiatan dan keputusan yang diambil dalam kegiatan rutinitas sehari-hari.Resiko dapat bersifat pasti maupun tidak pasti, tergantung dari usaha yang dijalankan dan bagaimana cara menjalankan usaha tersebut.

1.2 Contoh Usaha dengan Resiko Kecil

Usaha dengan resiko kecil adalah sebuah usaha yang di bentuk dengan membutuhkan modal yang kecil. Dengan dikeluarkannya modalyang kecil, otomatis memiliki resiko kerugian yang sangat kecil pula. Lain halnya dengan usaha yang memerlukan modal yang besar, tentu resiko yang dimiliki juga besar. Bidang jasa dan usaha rumahan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan home industry dapat digolongkan dalam usaha dengan resiko kecil.

Contoh-contoh usaha dengan resiko kecil antara lain: jasa kurir, bimbingan belajar, jasa cuci pakaian atau jasa pengetikan. Anda tidak membutuhkan modal yang sangat besar untuk membuka usaha yang bergerak di bidang jasa, serta sangat kecil

kemungkinan untuk merugi, karena modal yang Anda keluarkan pun tidak terlalu besar.

Sebagai sebuah contoh konkret usaha wartel adalah contoh usaha dengan resiko kecil, modal utama yang diperlukan adalah sebuah telepon dan jaringannya. Coba bayangkan berapa penghasilan yang masuk dalam satu bulan. Sudah dapat ditebak bahwa penghasilan yang

diperoleh tidak terlalu banyak, dikarenakan sudah banyaknya masyarakat yang memiliki telepon genggam. Semakin besar modal yang Anda keluarkan, semakin besar resiko yang Anda ambil, maka semakin besar pula keuntungan yang akan Anda peroleh. Semakin kecil modal yang Anda keluarkan, semakin kecil resiko yang Anda ambil, maka semakin kecil pula keuntungan yang akan Anda peroleh.

1.3 Langkah Dasar Membuat Pengelolaan Risiko Usaha

Pengelolaan risiko usaha yang baik akan membantu pengusaha untuk meminimalisasi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Setiap pengusaha sejatinya adalah seorang pengambil risiko. Sayangnya, masih banyak yang belum menyadari bahwa risiko tersebut sebenarnya dapat dikelola. Pengelolaan risiko usaha yang baik akan membantu pengusaha untuk meminimalisasi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan.

Memang, skema pengelolaan risiko bisa jadi sangat kompleks, terutama bagi orang yang baru terjun ke dunia bisnis. Tapi hal tersebut bukan sesuatu hal yang perlu

(6)

dikhawatirkan jika para pengusaha mengerti langkah-langkah dasar pengelolaan risiko.

Chandra Liestiawan, Business Coach PT Formula Bisnis Indonesia, memaparkan ada empat langkah dasaryang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM untuk membuat pengelolaan risiko perusahaan.

1. Identifikasi risikoAgar bisa menyusun pengelolaan risiko, pelaku usaha perlu mengenali terlebih dulu risiko apa saja yang dapat timbul pada kegiatan usaha, yakni risiko internal sepertu kelancaran arus kas, kelancaran pasokan bahan baku,dll, serta risiko eksternal seperti bencana alam, perubahan peraturan, perubahan persaingan, dsb.

2. Penilaian tiap risiko Setelah semua risiko dapat diidentifikasi dan didaftar, pelaku usaha sebaiknya memberikan penilaian seberapa besar dampak dari tiap risikoter sebut pada kelangsungan usaha. Misalnya kelancaran arus kas memilikinilai risiko paling tinggi, sedangkan pasokan bahan baku memiliki nilai risiko sedang. Selain itu, lakukan penilaian juga pada terhadap kemampuan perusahaan dalam menghadapi risiko-risiko tersebut. Jangan lupa, beri perhatian lebih terhadap risiko kritikal, yakni risiko yang jika terjadi akan berdampak paling signifikan bahkan bisa melumpuhkan usaha.

3. Rencana penanggulangan Langkah selanjutnya adalah dengan membuat rencana penanggulangan untuk setiap risiko, terutama untuk risiko kritikal. Rencana tersebut meliputi hal apa saja yang perlu dipersiapkan dan dilakukan supaya terhindar dari risiko, atau jika risiko terjadi.Misalnya, dengan mengasuransikan aset

perusahaan, mengasuransikan kesehatan karyawan, menerapkan standard keamanan untuk mencegah kecelakaan kerja, dan menghindari transaksi dengan pihak yang

memiliki risiko gagal bayar.

4. Monitor dan evaluasi secara berkala Jika semua rencana penanggulangan selesai disusun, jangan lupa untuk selalu melakukan monitoring pada pelaksanaan rencana- rencana yang telah disusun tersebut. Berikan evaluasi, rencana mana yang bekerja dengan baik, rencana manayang perlu disesuaikan, danrencana mana yang perlu diganti.

Pasalnya,situasi dan kondisi di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan akan terus berubah. Risiko harus diperlakukan sebagai sesuatu yang hidup dan dapat berubah, sehingga diperlukan penyesuaian yang berkelanjutan.“Minat pasar bisa berubah, skala bisnis bisa berkembang, pesaing-pesaing baru bisa muncul, bahkan pemikiran dan perasaan karyawan pun bisa berubah. Hal tersebut tentunya bisa menimbulkan risiko-risiko baru, yangjuga membutuhkan rencana penanganan yang baru,” katanya.

1.4 Strategi Pengelolaan Risiko dalam Kegiatan Bisnis

Dalam kehidupan sehari -hari, kita tidak akan terlepas dari adanya risiko.

Intensitas risiko yang harus dihadapi ini pun akan semakin meningkat ketika kita melakukan kegiatan bisnis. Ada banyak potensi risiko yang harus dihadapi dalam bisnis. Meski kita tidak akan terlepas dari adanya risiko, tapibukan berarti bahwa kita harus menghindari kegiatan bisnis tersebut dan sama sekali melepaskan risiko yang ada. Sebab, Anda bisa melakukan pengelolaan risiko untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya risikotersebut.

1.5 Cara Mengkalkulasi Besaran Risiko

Jika Anda sudah mempunyai usaha, maka Anda bisa dengan mudah melakukan kalkulasi atau perhitungan tentang seberapa besar risiko yang mungkin terjadi.

(7)

Cara yang bisa Anda gunakan untuk mengkalkulasi besaran risiko, yakni :

1. Temukan seberapa sering suatu risiko terjadi (FREKUENSI terjadinya risiko atau probability -ri siko)

2. Tentukan dampak yang ditimbulkan dari risiko yang terjadi (DAMPAK)

3. Hitung kemungkinan prediksi kerugian, dengan menggunakan formula : FREKUENSI X DAMPAK

Sebagai contoh, perhatikan data berikut :

Anda mempunyai risiko terjadinya pencurian barang dagangan. Lalu, Anda melakukan

identifikasi. Potensi terjadinya risiko pencurian barang tersebut adalah 5 kali dalam 1 bulan.

Untuk setiap kejadian pencurian barang tersebut, maka rata -rata Anda merugi Rp 200.000.

Dari informasi ini, Anda bisa menghitung prediksi besarnya kerugian yang dihadapi dari risiko pencurian barang dagangan tersebut selama satu bulan. Perhitungannya, yakni := 5 x Rp 200.000

= Rp 1.000.000

Artinya, dalam satu bulan, ada kerugian risiko pencurian barang dagangan yang berpotensi menyebabkan Anda mengalami kerugian senilai Rp1.000.000.

1.6 Strategi Pengelolaan Risiko

Dari setiap tipe risiko yang harus dihadapi di daftar prioritas Anda, Anda bisa mengatasinya dengan strategi pengelolaan risiko. Setidaknya, ada empat pilihan strategi pengelolaan risiko yang bisa dilakukan, yakni : dikontrol, ditransfer ke pihak lain, dibiayai sendiri, dan dihindari.

1. Dikontrol (Risk Control)

Risiko yang dikontrol ini artinya Anda melakukan upaya -upaya agar probabilitas terjadinya risiko yang telah diidentifikasi menjadi berkurang.

Mengontrol risiko ini juga dimaksudkan untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi. Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengontrol risiko ini dapat meliputi : membuat dan mengimplementasikan standard

operatingprocedure (SOP) yang baik, melakukan pengontrolan dengan serius terhadap kualitas produk dan proses, melengkapi area produksi dengan berbagai alat keselamatan kerja yang diperlukan, serta mengintroduksi budaya sadar risiko pada seluruh karyawan.

2. Ditransfer ke pihak lain (Risk Transfer)

Strategi pengelolaan risiko dengan cara ditransfer ke pihak lain ini dilakukan dengan upaya -upaya yang secara sadar dengan jalan memindahkan risiko yang dihadapi terhadap pihak lain. Untuk melakukan hal ini, dapat dilakukandengan memindahkan risiko terjadinya kebakaran toko pada perusahaan asuransi. Cara lain semisal untuk memindahkan risiko terkait meningkatkan beban biaya tetap pegawai, hal ini bisa dilakukan dengan kontrak outsourcing. Selain itu, untuk

(8)

memindahkan risiko tingginya modal kerja kepada konsumen, ini bisa diatasi dengan jalan meminta pembayaran di awal, atau dengan memindahkan risiko tingginya biaya persediaan ke tangan supplier.

3. Dibiayai sendiri (Risk Retention)

Dibiayai sendiri atau risk retention ini adalah strategi pengelolaan risiko yang dilakukan dengan upaya -upaya mendanai dampak yang mungkin ditimbulkan oleh risiko.

Maksudnya, konteks mendanai risiko ini dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan menyiapkan dana cadangan(allowance) khusus guna mendanai risiko, atau tanpa membuat danacadangan. Dengan membuat dana cadangan, hal ini dapat menimbulkan risiko baru, yakni terganggunya kegiatan bisnis yang sudah

direncanakan sebelumnya. Sebagai contoh, terdapat risiko kebakaran dari toko yang kita tempati.Apabila kebijakan pengelolaan risiko adalah dibiayai tanpa ada

danacadangan, maka bisa jadi dana yang seharusnya digunakan untuk ekspansi usaha akan terpakai untuk membiayai perbaikan toko tersebut. Karenanya,ekspansi pun bisa gagal dilakukan.

4. Dihindari (Risk Avoidance)

Pengelolaan risiko dengan dihindari, yakni suatu tindakan yang dilakukan secara sadar untuk menghindari risiko yang dihadapi. Sebagai contoh,apabila selama satu minggu ke depan ada prediksi hujan akan turun dengan lebat, maka apabila Anda memiliki bisnis restoran, Anda akan disarankan untuk menghindari penjualan berbagai macam minuman dingin atau anekaes. Hal ini dilakukan lantaran

kemungkinan dari penjualan produk -produk minuman dingin atau es ini akan menurun atau tidak akan laku. Tapi, perlu pula diingat, bahwa sebagai wirausaha, apabila Anda terlalu sering melakukan penghindaran terhadap risiko, ini bisa berdampak terhadap lambatnya perkembangan usaha Anda.Kenapa demikian?

sebab, bisa saja terdapat banyak kesempatan atau peluang yang terlewatkan ketika Anda memilih usaha penghindaran risiko ini. Karenanya, menejemen

pengelolaan risiko ini tetap harus dipilih dengan sebijak mungkin beserta berbagai pertimbangannya. Pada tahapan pengelolaan risiko, Anda bisa memilih untuk menggunakansalah satu metode pengelolaan risiko yang disebutkan di atas.

Bisa juga Anda mengkombinasikan dari beberapa metode yang ada.

1.7 Tips Praktis Mengelola Risiko untuk Pemula

Bagi Anda para wirausahawan pemula, Anda bisa menggunakan beberapa tips dan trik praktis untuk mengelola risiko -risiko yang mungkin terjadi. Berikut adalah beberapa tips praktis mengelola risiko untuk pemula dalam bisnis. Pahami bahwa risiko yang dihadapi bukan penghambat bagiAnda untuk maju. Risiko justru mesti diambil sebagai bentuk konsekuensi karena Anda menginginkan suatu hal yang lebih baik atau suatu keberhasilan tertentu.

Semakin tinggi hasil yang diinginkan, maka semakin besar pula risiko yang harus dihadapi dan dikelola.

(9)

Jangan panik. Tahap pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mengidentifikasi risiko apa yang berpotensi untuk muncul. mulailah dari lingkungan yang ada di sekitar Anda untuk melakukan identifikasi risiko. Bisa juga identifikasi risiko dilakukan dengan melihat hubungan dengan para pemasok, pelanggan, atau pun pesaing.

Dari risiko yang sudah teridentifikasi, maka Anda bisa menentukan seberapa sering risiko tersebut mungkin muncul. Tentukan seberapa besar potensi dampak yang mungkin terjadi dari risiko yang telah di identifikasi tadi. Siapkan langkah -langkah mitigation risk, hanya untuk risiko yang dominan atau pada prioritas saja. Ini dilakukan karena banyak hal yang mesti dilakukan dalam bisnis. Jika terlalu fokus pada risiko -risiko yang bukan prioritas, maka waktu Anda justru akan habis dan membuat Anda jadi ragu -ragu atau takut dalam melanjutkan bisnis.

Untuk melakukan mitigation risk, pastikan Anda mampu menghitung dengan benar biaya yang harus dikeluarkan untuk mengelola risiko. Pastikan pula manfaat yang diperoleh dari pengelolaan risiko tersebut bisa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.

1.8 Pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan resiko

Penerapan manajemen risiko adalah tanggung jawab semua pihak, tak terkecuali Dewan Komisaris dan Direksi. Karena itu Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab terhadap efektivitas penerapan manajemenrisiko. Apa saja peran Dewan Komisaris dan Direksi terkait manajemenrisiko?

Pada prinsipnya Dewan Komisaris dan Direksi harus memahami risiko-risiko yang dihadapi oleh perseroan, memberikan arahan yang jelas,melakukan pengawasan dan mitigasi secara aktif. Dewan Komisaris harus juga mengembangkan budaya manajemen risiko, memastikan struktur organisasi yang memadai, menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas pada masing-masing unit. Paling terakhir adalah Dewan Komisaris dan Direksi harus memastikan kecukupan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung penerapan manajemen risiko secara efektif.

Tanggung jawab dan kewenangan dari Dewan Komisaris adalah menyetujui kebijakan manajemen risiko, termasuk di antaranya strategi dan kerangka manajemen risiko yang ditetapkan sesuai dengan tingkat risikoyang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance). Selain itu Dewan Komisaris dapat dan wajib mengevaluasi

pertanggung jawaban Direksi dan memberikan arahan perbaikan atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko secara berkala. Evaluasi dilakukan dalam rangka memastikan bahwa Direksi mengelola aktivitas dan risiko-risiko secara efektif.

Sedangkan bagi Direksi, kewenangan dan tanggung jawabnya meliputi menyusun

kebijakan, strategi dan kerangka manajemen risiko termasuk limit risiko secara keseluruhan dan per jenis risiko dengan memperhatikan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko yang ditetapkan, serta menghitung dampak risiko terhadap kecukupan permodalan.

Direksi juga perlu menetapkan struktur organisasi termasuk wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait dengan penerapan

manajemen risiko. Direksi harus membangun budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang perusahaan, antara lain meliputi komunikasi yang memadai kepada seluruh jenjang organisasi tentangpentingnya pengendalian intern yang efektif. Yang tak kalah pentingnya adalah bahwa Direksi harus memastikan bahwa fungsi manajemen

risikotelah diterapkan secara independen.Terkait dengan penerapan manajemen risiko secara menyeluruh, Direksi harus memastikan kecukupan kuantitas dan kualitas sumber daya

(10)

manusia dan memastikan bahwa sumber daya manusia dimaksud memahami tugas dan tanggung jawabnya. Pejabat dan staff yang di tempatkan pada masing-masing satuan kerja tersebut memiliki pemahaman mengenai risiko yang melekat pada setiap produk dan aktivitas perusahaan, paham mengenai faktor-faktor risiko yang relevan dan kondisi pasar yang mempengaruhi produk dan aktivitas perusahaan, serta mampu mengestimasi dampak dari perubahan faktor-faktor tersebut terhadap kelangsungan usaha perusahaan. Direksi pun harus memastikan agar seluruh sumber daya manusia memahami strategi, tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko, dan kerangka manajemen risiko yang telah ditetapkan Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris serta mengimplementasikannya secara konsisten dalamaktivitas yang dilakukan.

(11)

BAB III PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Resiko usaha adalah suatu bahaya, atau akibat yang kemungkinan dapat terjadi pada keadaan sebuah usaha yang sedang berlangsung maupun situasi usaha yang akan datang. Sifat dari resiko usaha itu sendiri adalah tidak pasti dan sebagian besar menimbulkan kerugian. Resiko usaha merupakan situasi yang tidak dikehendaki oleh para pelaku bisnis, namun resiko usaha sendiri selalu tidak bisa dihindarkan.Pengelolaan risiko usaha yang baik akan membantu pengusaha untukmeminimalisasi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Setiap pengusaha sejatinya adalah seorang pengambil risiko. Sayangnya, masihbanyak yang belum menyadari bahwa risiko tersebut sebenarnya dapat dikelola. Pengelolaan risiko usaha yang baik akan membantu pengusaha untuk meminimalisasi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

https://m.bisnis.com/entrepreneur/read/20150713/88/452846/4-langkah- dasar-membuat-pengelolaan-risiko-usaha

https://portal-ilmu.com/strategi-pengelolaan-risiko-dalam-kegiatan-bisnis/

https://fakhrurrojihasan.wordpress.com/2016/02/03/peran-dewan-komisaris- dan-direksi-dalam-manajemen-risiko/

Referensi

Dokumen terkait

PBI juga mengatur mengenai kebijakan risiko dan rencana strategik yang harus dilaksanakan bank sesuai dengan visi dan misi yang terfokus pada risiko dan relevan dengan

CICO Resort menerapkan manajemen risiko operasional sebelum wabah Covid-19 dari risiko sumber daya manusia aset yang penting bagi perusahaan, risiko kegagalan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan mengenai pengaruh ukuran perusahaan, risiko perusahaan, pertumbuhan aset, profitabilitas dan tingkat likuiditas pada struktur

Sebuah perusahaan memiliki karyawan 200 orang dan perusahaan tersebut ingin mengasuransikan kesehatan karyawan dan menanggung keluarga karyawan dengan 1 istri dan 2 anak.. Dan

Dengan seringnya bencana alam yang terjadi di Indonesia, untuk itu diperlukan manajemen risiko bencana ( disaster risk management ) untuk penanganan bantuan terhadap bencana

Dengan adanya kemungkinan terjadinya risiko dan untuk meminimalisir terjadi risiko yang mungkin akan terjadi pada pembiayaan mudharabah di BMT, maka perlu diteliti

Asuransi Takaful Keluarga cabang Semarang adalah agar terhindar dari risiko-risiko tersebut, dan bila memungkinkan dihilangkan sehingga tercipta efisiensi dan

Perlu adanya proses pembentukan model risiko operasi untuk memetakan risiko dan merencanakan skenario untuk mengatasi risiko-risiko yang mungkin terjadi.. Untuk mengakomodasi