IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA INDUSTRI PENJAMINAN
PASCAPANDEMI COVID 19, PENTINGKAH? SEBUAH KAJIAN LITERATURWahyuddin Latunreng
Antoni Ludfi Arifin
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA
INDUSTRI PENJAMINAN PASCAPANDEMI
COVID 19, PENTINGKAH?
SEBUAH KAJIAN LITERATUR
Prof. Dr. Wahyuddin Latunreng
Agenda
1. Pendahuluan
2. Metodologi
3. Hasil & Pembahasan
4. Simpulan
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA INDUSTRI PENJAMINAN
PASCAPANDEMI COVID 19, PENTINGKAH? SEBUAH KAJIAN LITERATURWahyuddin Latunreng
Antoni Ludfi Arifin
Implementasi Manajemen Risiko
Pada Industri Penjaminan Pascapandemi Covid 19
Covid 19
Dampak
Industri Penjaminan Industri Penjaminan
jumlah klaim tinggi, industri penjamian menghadapi berkurangnya pendapatan dari imbal jasa penjaminan (IJP) kredit, surety bond, &
produk lainnya
Perbankan
Terhambatnya UMKM dalam melakukan pembayaran cicilan atau pelunasan sesuai jangka waktu (tenor) yang telah ditentukan (Aisyah & Maharani, 2020).
Industri Keuangan Nonbank (Leasing)
Debitur leasing tidak dapat membayarkan angsuran kredit (Fibriani, 2020).
Dampak Ekonomi
berpengaruh signifikan pada perekonomian Indonesia (Budiyanti, 2020; Modjo, 2020; Burhanuddin & Abdi, 2020).
Penurunan di beberapa sektor
Konsumsi, transportasi & perjalanan wisata, perdagangan, investasi,
pendanaan, rantai pasokan, dan suppli tenaga kerja (Wuryandani, 2020; Sayuti & Hidayati, 2020; Bidari et al., 2020; Sumarni, 2020).
Dampak Industri Keuangan
penurunan pada fungsi intermediasinya, baik pembiayaan maupun penghimpunan dana (Mardhiyaturrositaningsih & Mahfudz, 2020; Effendi & Hariani, 2020).
1
2
3
4
5
6
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA INDUSTRI PENJAMINAN
PASCAPANDEMI COVID 19, PENTINGKAH? SEBUAH KAJIAN LITERATURWahyuddin Latunreng
Antoni Ludfi Arifin
Implementasi Manajemen Risiko
Pada Industri Penjaminan Pascapandemi Covid 19
www.free-powerpoint-templates-design.com
Sejak kerjasama dengan pihak mitra/perbankan, analisis penjaminan, penerbitan surat penjaminan, analisis klaim,
hingga pembayaran klaim; penetuan jumlah imbal jasa penjaminan (IJP) yang akan direasurasi, penentuan mitra
co-guarantee, dan proses subrogasi.
Mapping Risiko
Industri penjaminan: risiko yang dihadapi tinggi, namun keuntungan yang dihasilkan berpotensi tinggi. Karenanya, perusahaan penjaminan perlu mengelola risiko di setiap proses bisnis dan
portofolio
Risiko Penjaminan
Semakin tinggi isiko, semakin berpotensi manfaat yang dapat dihasilkan (Hundri et al., 2013; Sumani & Suhari, 2013). tingkat risiko yang tinggi, juga akan diikuti oleh tingkat pengembalian yang tinggi (Isynuwardhana, 2013)
High risk, high return
Penerapan manajemen risiko, dalam setiap proses bisnis pada perbankan, yang melekat pada setiap kegiatannya bertujuan untuk mempertahankan dan memperbesar keuntungan (Wispandono, 2015).
Perbankan
menyiapkan SOP, menentukan mitigasi risiko, dan menyusun framework
enterprise risk management (ERM)
Langkah-Langkah:
01
02
03
04
05
Manajemen
Risiko
1
2
3
4
5
Implementasi Manajemen Risiko
Pada Industri Penjaminan Pascapandemi Covid 19
1
Pihak yang melakukan penjaminan.Penjamin
2
Lembaga keuangan atau di luar lembagakeuangan yang telah memberikan Kredit, Pembiayaan, Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah atau kontrak jasa kepada Terjamin.
Penerima Jaminan
3
Pihak yang telah memperoleh Kredit,Pembiayaan atau kontrak jasa dari lembaga keuangan atau di luar lembaga keuangan yang dijamin oleh Perusahaan Penjaminan Terjamin
Gambar 1. Mitigasi Risiko dengan Skema Penjaminan
Terjamin
(nasabah)Penerima
Jaminan
(Bank)Penjamin
(Perusahaan Penjaminan)1
2
3
Mitigasi Risiko 1. Lembaga Penjaminan Ulang/Reasuransi 2. cogaranteeIMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA INDUSTRI PENJAMINAN
PASCAPANDEMI COVID 19, PENTINGKAH? SEBUAH KAJIAN LITERATURWahyuddin Latunreng
Antoni Ludfi Arifin
Metodologi
Penulisan
Penelitian deskriptif kualitatif melalui studi literatur terhadap jurnal, buku, dan referensi relevan tahun 2010—2021
Jenis Penelitian
Referensi setidaknya 50 bahan berupa artikel, buku, laporan, dan bahan terkait lainnya.
Creswell & Creswell, 2018
1) indentifikasi risiko pada proses bisnis, 2) formulasi penilaian risiko, hingga 3) integrasi manajemen risiko ke dalam sistim ERM
Aspek yang diindetifikasi
Metodologi
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA INDUSTRI PENJAMINAN
PASCAPANDEMI COVID 19, PENTINGKAH? SEBUAH KAJIAN LITERATURWahyuddin Latunreng
Antoni Ludfi Arifin
Metodologi
Penulisan
Indetnifikasi Risiko
Proses Bisnis
Formulasi
Penilaian Risiko
Integrasi
Manajemen Risiko
1. Infrastruktur regulasi
2. Identifikasi proses
bisnis
Menentukan mitigasi
risiko dari setiap risiko
yang muncul
Rekomendasi
Framework ERM
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA INDUSTRI PENJAMINAN
PASCAPANDEMI COVID 19, PENTINGKAH? SEBUAH KAJIAN LITERATURWahyuddin Latunreng
Antoni Ludfi Arifin
Hasil & Pembahasan
Indentifikasi Risiko Proses Bisnis Penjaminan
No Jenis Risiko Bentuk Risiko
1 Risiko operasional (Fauziah et al., 2020; Sobana et al., 2021)
Pandemi Covid 19, lock down, rendahnya pengetahuan SDM terdahap SOP internal, server down, turn over karyawan.
2 Risiko Penjaminan (Ulum, 2016; Widayat,
2018) Risiko Klaim
3 Risiko Kepatuhan (Rawis & Sabijono, 2018;
(Putra, 2020) Tidak mengikuti perudang-undangan yang berlaku, tidak menjalankan SOP, Fraud.
4 Risiko Likuiditas Anam, 2013; Kholiq &
Rahmawati, 2020) Ketidakmampuan melakukan pembayaran klaim, pembayaran kewajiban, danpembayaran tagihan.
5 Risiko Hukum (Usanti, 2014; (Satradinata &
Muljono, 2020) Dispute terhadap perjanjian, wanprestasi/cidera janji (kredit macet).
6 Risiko Pasar (Sari, 2012;
(Rusdan, 2016; Albanjari & Kurniawan, 2020)
Penempatan investasi deposito/surat berharga negara [SBN]; penurunan jumlah nasabah; perubahan harga pasar.
7 Risiko Strategis (Fachryana, 2020) Kurang tepatnya penyusunan strategi RKA, RJPP, lemahnya studi kelayakan
8 Risiko Reputasi (Nazwirman & Hasta, 2016; Nurhisam, 2016; Muhammad Lathief Ilhamy Nasution, 2018)
Publikasi negatif, gagal bayar, tidak tepat janji terhadap service level agreement (SLA), ketidakpuasan mitra kerja/perbankan (prosedur perusahaan yang tidak tepat)
Hasil & Pembahasan
Formulasi Penilaian Risiko
No
Zona Risiko
Kategori
1
Extreme/Risiko Ekstrim
Pengendalian ketat atas gejala risiko, perlu mitigasi dan penanganan khusus agar
risiko diterima, ditolak, atau dialaihkan (
mitigate
).
2
High/Risiko Tinggi
Pengelolan, pengendalian, dan monitoring risiko yang terjadi secara intensif
(manage) seperti kepatuhan terhadap SOP dan perundang-undangan.
3
Medium/Risiko Moderat
Pengendalian dan minimalisasi dampak risiko secara selektif (
decline
) melalui
langkah pembagian risiko kepada pihak lain (
risk transfer
).
4
Low/Risiko Rendah
1. Risiko diterima (
accept
); dengan upaya pengendalian dan penerimaan akibat
risiko secara terstruktur dan sistematik.
2. Melakukan Langkah-langkah pengembangan kemampuan dengan pelaksanaan
pelatihan mengenai penangan kejadian risiko.
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA INDUSTRI PENJAMINAN
PASCAPANDEMI COVID 19, PENTINGKAH? SEBUAH KAJIAN LITERATURWahyuddin Latunreng
Antoni Ludfi Arifin
Hasil & Pembahasan
Implementasi Enterprise Risk Management (ERM)
Integrasi antara Enterprise Risk Management (ERM) dengan upaya pengendalian internal dapat memberikan jaminan bagi manajemen bahwa tujuan perusahaan tercapai secara efektif dan efisien termasuk mencegah terjadinya tindak kecurangan (fraud) (Soetedjo & Sugianto, 2018)
Integrasi ERM
COSO telah menyediakan delapan komponen kerangka ERM, yaitu 1) Internal environment 2) Objective
setting 3) Event identification 4) Risk assessment 5) Risk response 6) Control activities 7) Information and communication) 8) Monitoring.
COSO (Kurniawanti, 2010)
Implementasi ERM menciptakan nilai tambah dalam mengendalikan berbagai risiko yang menimbulkan ketidakpastian (Iswajuni et al., 2018). ERM merupakan proses sistematis untuk mengendalikan/meminimalisasi risiko perusahaan yang melekat secara keseluruhan pada proses bisnis (Pranatha et al., 2018).
Perlu penerapan ERM dalam setiap proses bisnis perusahaan
3
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA INDUSTRI PENJAMINAN
PASCAPANDEMI COVID 19, PENTINGKAH? SEBUAH KAJIAN LITERATURWahyuddin Latunreng
Antoni Ludfi Arifin
`
Simpulan
IndetifikasiRisiko
PengukuranRisiko
ImplementasiERM
Perusahaan penjaminan perlu mengidentifikasi jenis risiko berdasarkan kategori risiko, Pengambilan keputusan strategis maupun operasional perusahaan, oleh manajemen puncak didasari informasi risiko yang diperoleh dari proses manajemen risiko.
01
Matriks level risiko perusahaan penjaminan terhadap potensi risiko yang terjadi dari level rendah, moderat, tinggi, dan ekstrim perlu disajikan dalam penilaian manajemen risiko, sehingga risiko dapat dipetakan dan diambil keputuasan manajerial untuk menolak, menerima, memitigas, mentransfer risiko.
02
ERM sebagai proses manajemen risiko sistematis untuk memetakan jenis risiko perusahaan perlu diimplentasikan oleh perusahaan penjaminan baik di bisnis inti (pelayanan/pemasaran, keunangan, manajemen risiko) maupun maupun unit kerja pendukung.