Setiap orang yang tanpa hak dan/atau izin pencipta atau pemegang hak cipta melanggar hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat. 1 huruf c, huruf d, huruf f dan/atau huruf h untuk kepentingan komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500 juta rupiah). Manajemen Risiko merupakan salah satu materi yang wajib dipelajari – dipahami dan dapat dipraktikkan oleh seorang personel keamanan, khususnya level manajer keamanan profesional. TSSI – PP POLRI akan sangat bermanfaat sebagai acuan untuk mengkaji dan mendalami manajemen risiko.
DASAR-DASAR MANAJEMEN RISIKO
KONSEP DAN PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO
- Istilah-Istilah Penting
- Konsep dan Pengertian
- Manajemen Risiko
- Contoh Kasus #01
- Soal Evaluasi dan Tugas Bab 1
Risiko yang disengaja (risiko spekulatif) adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian tersebut memberikan keuntungan bagi dirinya, seperti: risiko utang, perjudian, perdagangan berjangka (hedging) dan sebagainya. Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (tidak dapat diasuransikan); umumnya mencakup semua jenis risiko spekulatif. Secara sederhana pengertian manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi manajemen untuk mengatasi risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga, dan masyarakat.
MANAJEMEN RISIKO – PERANAN, TUJUAN DAN FUNGSI
- Peranan Manajemen Risiko
- Manajemen Risiko dan Asuransi
- Tujuan Manajemen Risiko
- Fungsi Pokok Manajemen Risiko
- Langkah-Langkah Proses Pengelolaan Risiko
- Kedudukan Manajer Risiko
- Kerjasama dengan Departemen Lain
- Review Berkala
- Contoh Kasus #02
- Soal Evaluasi Bab 2
Asuransi merupakan bagian dari manajemen risiko, karena asuransi merupakan salah satu cara menghadapi risiko, sebagai hasil dari perumusan strategi manajemen risiko dari manajemen risiko. Pada kenyataannya, ada lima elemen manajemen risiko yang memerlukan penyesuaian berbeda seperti: (i) menghindari risiko, (ii) memitigasi risiko, (iii) menerima risiko, (iv) mendelegasikan risiko, dan (v) pembagian risiko. . Terdapat tiga komponen utama yang saling terkait dan dimana penilaian risiko mempunyai dampak langsung terhadap manajemen risiko.
PRINSIP-PRINSIP PENGIDENTIFIKASIAN RISIKO
- Pengertian Identifikasi Risiko
- Manfaat Daftar Kerugian Potensiil
- Klasifikasi Kerugian Potensiil
- Metode Pengidentifikasian Risiko
- Contoh Kasus #03
- Soal Evaluasi Bab 3
Dengan pendekatan sistematis, carilah potensi kerugian pada checklist yang bisa menimpa perusahaan. Sebagai bahan perbandingan dalam menilai dan mengevaluasi program manajemen risiko yang ditetapkan, yang dapat mencakup: premi yang dibayarkan, safeguard yang diterapkan, kerugian yang terjadi, dan sebagainya. Dimana mereka dapat banyak membantu dalam mengembangkan identifikasi potensi kerugian.
DAFTAR KERUGIAN POTENSIIL
- Pengertian Daftar Kerugian Potensiil
- Kerugian Atas Harta
- Tanggung Jawab Atas Kerugian Pihak Lain
- Tanggung Jawab Atas Kerugian Personil
- Contoh Studi Kasus #04
- Soal Evaluasi Bab 4
Karyawan kontraktor juga dapat dimintai pertanggungjawaban atas kerugian tersebut. Dengan demikian, penjual bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi sebelum pengiriman, dan perusahaan angkutan bertindak sebagai agen penjual.
PRINSIP-PRINSIP PENGUKURAN RISIKO
- Pengukuran Risiko
- Konsep Probabilitas
- Contoh Kasus #05
- Soal Evaluasi Bab 5
Dampak keseluruhan dari kerugian tersebut, khususnya kerugian yang ditanggung sendiri (retensi), tidak hanya berdampak pada nilai rupiah saja. Dalam menentukan tingkat keparahan suatu potensi kerugian, seorang Manajer Risiko harus mempertimbangkan secara cermat segala jenis kerugian yang mungkin terjadi, terutama yang berkaitan dengan dampaknya terhadap keadaan keuangan perusahaan. Karena seringkali yang terlihat adalah kerugian yang tidak penting (kerugian langsung), sedangkan kerugian yang lebih penting sering kali sulit diidentifikasi (kerugian tidak langsung).
Untuk menghitung dengan cermat kemungkinan kecelakaan mobil, setiap peristiwa (komet E) harus diberi bobot. Asumsi ini membawa kita pada “hukum penjumlahan”/”aturan penjumlahan” yang menyatakan bahwa: peluang total dari 2 atau lebih kejadian yang saling lepas adalah jumlah peluang dari setiap kejadian yang saling lepas. Probabilitas adalah nilai/angka yang besarnya antara 0 dan 1 yang ditetapkan untuk setiap kejadian.
Peluang suatu kejadian yang terdiri dari sekumpulan kejadian yang terpisah satu sama lain dalam suatu himpunan (ruang sampel) merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing peluang individu. Selanjutnya kejadian dalam suatu percobaan harus terjadi secara acak, artinya setiap kejadian mempunyai peluang atau peluang yang sama. Dimana menurut aturan, peluang terjadinya suatu peristiwa merupakan penjumlahan dari peluang masing-masing peristiwa.
Dimana peluang terjadinya kejadian secara bersamaan (pada waktu yang sama) sama dengan hasil kali peluang masing-masing kejadian.
PENANGGULANGAN & PEMBIAYAAN RISIKO
- Penanggulangan Risiko
- Pembiayaan Risiko
- Contoh Kasus #06
- Soal Evaluasi Bab 6
Keadaan yang menyebabkan tidak adanya kemungkinan untuk menghindari risiko, dimana semakin luas pemahaman terhadap risiko yang dihadapi maka semakin besar pula ketidakmungkinan untuk menghindarinya. Semakin sempit risiko maka semakin besar pula kemungkinan timbulnya risiko baru. Untuk melaksanakan keputusan mengatasi risiko melalui penghindaran, seluruh aset, personel, dan aktivitas yang menghadapi risiko yang ingin dihindari harus didefinisikan dengan jelas.
Penghindaran dikatakan berhasil bila tampaknya tidak terjadi kerugian akibat risiko yang harus dihindari, dan bisa saja cara tersebut tidak dilaksanakan dengan baik bila ternyata larangan/prosedur yang diamanatkan dilanggar, meskipun dilakukan dengan cara yang tidak benar. kemungkinan tidak terjadi kerugian. Penting juga untuk menyelidiki bahaya yang mungkin timbul, bahaya dari pengalaman perusahaan lain atau pengalaman perusahaan asuransi. Hal ini terjadi karena terdapat kerugian tersembunyi lainnya yang tidak terlihat secara langsung pada saat bahaya terjadi (biasanya dikategorikan sebagai “kerugian tidak langsung”).
Kontrak dapat mengalihkan kepada pihak lain hanya sebagian dari risiko yang menurut pendapat Manajer Risiko harus dialihkan. Retensi berarti bahwa perusahaan menanggung sendiri risiko finansial dari suatu bahaya dan ini merupakan bentuk manajemen risiko yang paling umum. Kerugian akibat tindak pidana, bencana alam, penuaan, dan lain-lain, yang tidak bersedia ditanggung oleh perusahaan asuransi.
Jika terdapat banyak unit yang menghadapi risiko yang sama, risikonya lebih rendah dan probabilitasnya dapat dihitung dengan lebih akurat.
JENIS-JENIS RISIKO
- Risiko Kerusakan Properties
- Risiko Kematian, Kesehatan dan Kecelakaan
- Risiko Perubahan Tingkat Bunga, Risiko Pasar dan Risiko Kredit
- Risiko Operasional
Sumber sosial : sumber sosial meliputi peristiwa yang terjadi karena dorongan sosial, misalnya terjadi kerusuhan yang mengakibatkan kerusakan harta benda. Penilaian suatu real estat dengan metode harga pasar dapat dilakukan dengan membandingkan harga pasar dari aset sejenis yang telah diperdagangkan (jika aset tersebut dapat ditemukan). Misalkan kita membeli bearer bond dengan nilai nominal DKK 1 juta. Rp, kupon 20%, jangka waktu lima tahun.
Misalnya suatu bangunan biaya penggantiannya sebesar Rp 100 juta, namun usia pembangunannya sudah 20 tahun. Contohnya, jika saya merasa nama saya dicemarkan, saya dapat menuntut ganti rugi dari pihak yang mencemarkan nama baik. Misalnya ban yang kehilangan gesekan saat pengereman mendekati setengah gravitasi dapat menyebabkan mobil tidak berhenti tepat waktu.
Credit Metrics merupakan alat pengukuran risiko kredit yang menggunakan kerangka Value At Risk untuk memperhitungkan volatilitas risiko kredit (unpredictable risk). Misalnya, ketika The Long Term Capital jatuh karena posisinya yang sangat besar dalam rubel Rusia, model matematika mereka memperkirakan kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut adalah 0,000001. Hasilkan angka acak untuk frekuensi kerugian menggunakan distribusi Poisson, dimana nilai yang diharapkan adalah 5 (lihat Tabel 2 di atas).
Misalnya dulu pencatatan transaksi dilakukan secara manual (misalnya pegawai mencatat harga dan jumlah unit yang diperdagangkan di atas kertas).
ALTERNATIF PENGELOLAAN RISIKO DAN KARAKTERISTIK
- Alternatif Pengelolaan Risiko
- Karakteristik Manajemen Risiko yang Baik
- Evaluasi
Pemahaman yang mendalam terhadap bisnis perusahaan dan keunikannya akan menghasilkan penerapan manajemen risiko yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Misalnya saja di sebuah perusahaan, manajemen risiko dimulai oleh departemen audit (yang selalu menguji kepatuhan organisasi terhadap standar yang ada), yang kemudian beralih ke pendekatan yang lebih aktif (self-assessment atau penilaian mandiri) terkait manajemen risiko. Perusahaan lain akan menekankan struktur manajemen risiko organisasi yang kuat (misalnya komite manajemen risiko yang kuat) dan menggunakan teknik kuantitatif untuk analisis risiko.
Untuk manajemen risiko yang efektif, perusahaan harus menciptakan manajemen risiko formal, yang merupakan upaya khusus yang didukung oleh organisasi (manajemen puncak). Manajemen risiko yang efektif memerlukan infrastruktur risiko yang mendukung (dalam hal ini struktur organisasi). Melalui komite ini struktur manajemen risiko dapat dikembangkan lebih lanjut dengan berbagai tugas yang lebih rinci.
Manajemen risiko yang efektif harus mempunyai sistem pengendalian yang baik, dimana mekanisme pengendalian bersama dapat berjalan. Oleh karena itu, manajemen risiko yang baik harus mampu memantau aset likuid perusahaan secara memadai. Sisi keras dari manajemen risiko (perhitungan kuantitatif, struktur organisasi dan sejenisnya) harus diimbangi dengan sisi lembut dari manajemen risiko, seperti budaya sadar risiko.
Menetapkan prinsip-prinsip manajemen risiko yang dapat memandu budaya, perilaku, dan nilai-nilai risiko organisasi.
Penerapan Manajemen Risiko pada Perusahaan
Kebijakan UMUM PENGELOLAAN RISIKO PERUSAHAAN
- Prinsip-prinsip Manajemen Risiko
- Kesadaran dan Budaya Risiko
- Kebijakan Manajemen Risiko
- Kerangka Kerja Manajemen Risiko
- Kategori Risiko
Manajemen risiko juga memantau apakah manajemen risiko sudah memadai dan cukup efektif atau belum. Kerangka kerja ini dimaksudkan untuk membantu mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan. Penerapan kerangka manajemen risiko ini mengadopsi pola manajemen mutu (plan, do, check, act).
Direksi dengan mempertimbangkan kondisi perusahaan berusaha menciptakan situasi yang kondusif bagi penerapan manajemen risiko melalui pembuatan Kebijakan Manajemen Risiko, Pedoman Penerapan Manajemen Risiko, Sistem &. Penerapan Kebijakan Manajemen Risiko, Pedoman Penerapan Manajemen Risiko, Sistem dan Prosedur Penerapan Manajemen Risiko akan dipantau, dievaluasi dan ditinjau secara berkala. Selain itu, Direksi memberikan arahan dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, termasuk pembentukan satuan kerja manajemen risiko.
Sebelum rencana manajemen risiko disusun, seluruh pemangku kepentingan risiko harus memahami kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan (konteks). Penerapan manajemen risiko melibatkan seluruh manajemen dan unit kerja bawahan dalam pelaksanaan proses bisnis dan program kerja. Perusahaan secara konsisten menerapkan seluruh ketentuan sebagaimana diatur dalam kerangka manajemen risiko secara keseluruhan.
Penetapan ukuran kinerja manajemen risiko selaras dengan ukuran kinerja pada KPI pengelolaan dan RKAP.
INFRASTRUKTUR MANAJEMEN RISIKO
- Tata Hubungan Kerja Pengelolaan Risiko
- Metodologi Penerapan Manajemen Risiko
- Sistem dan Prosedur Penerapan Manajemen Risiko
- Sistem Informasi Manaiemen Risiko
- Pelaporan Manaiemen Risiko
- Proses Manajemen Risiko
Komite audit melakukan evaluasi terhadap penerapan manajemen risiko perusahaan, termasuk evaluasi kebijakan dan efektivitas manajemen risiko, aktivitas strategis dan keputusan manajemen, serta mengkaji risiko-risiko yang dianggap perlu. Dewan bertanggung jawab melaksanakan manajemen risiko perusahaan, termasuk penerapan dan pengembangan sistem manajemen risiko dengan menetapkan Kebijakan Manajemen Risiko, Pedoman Penerapan Manajemen Risiko, Sistem. Kepala SPI yang membawahi Biro Manajemen Risiko bertanggung jawab mengkoordinasikan fungsi kerja Biro Manajemen Risiko dengan departemen/.
Pelaporan manajemen risiko menurut pentingnya penyampaiannya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pelaporan internal dan eksternal. Penerapan manajemen risiko korporasi pada dasarnya merupakan penerapan kerangka manajemen risiko dan penerapan proses manajemen risiko. Kerangka manajemen risiko perusahaan hanya ada satu dan berlaku untuk seluruh lingkungan perusahaan, sedangkan proses manajemen risiko, meskipun sistematika dasarnya sama, namun konteks, alat dan metodenya mungkin berbeda untuk setiap risiko yang akan ditangani.
Proses manajemen risiko mencakup tujuh tahapan kegiatan, yaitu (1) komunikasi dan konsultasi; (2) menetapkan konteks; (3) identifikasi risiko; (4) analisis risiko; (5) penilaian risiko; (6) manajemen/pengobatan risiko; (7) pemantauan dan peninjauan risiko. Kerangka manajemen risiko perusahaan hanya ada satu dan berlaku untuk seluruh lingkungan perusahaan, sedangkan proses manajemen risiko, meskipun sistematika dasarnya sama, namun konteks, alat dan metodenya mungkin berbeda untuk setiap risiko yang akan ditangani. Proses manajemen risiko mencakup tujuh tahapan kegiatan, yaitu (1) komunikasi dan konsultasi; (2) menetapkan konteks; (3) identifikasi risiko; (4) analisis risiko; (5) penilaian risiko; (6) manajemen/pengobatan risiko; (7) pemantauan dan peninjauan risiko.
Kriteria risiko disusun pada awal penerapan proses manajemen risiko (pada tahap penentuan konteks) dan digunakan sebagai dasar penentuan prioritas risiko.