• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Media Sosial dalam Penyebaran Informasi Sebagai Bentuk Kegiatan Humas Online

N/A
N/A
er y

Academic year: 2025

Membagikan "Pengelolaan Media Sosial dalam Penyebaran Informasi Sebagai Bentuk Kegiatan Humas Online"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL DALAM PENYEBARAN INFORMASI SEBAGAI BENTUK KEGIATAN ONLINE PUBLIC RELATIONS (Studi Deskriptif pada Media Sosial Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea

dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial Program Studi Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Oleh : Bagas Adiatama NIM. 1184060017

BANDUNG 2022/1443 H

(2)

i ABSTRAK

Bagas Adiatama: Pengelolaan Media Sosial Dalam Penyebaran Informasi Sebagai Bentuk Kegiatan Online Public Relations (Studi Deskriptif pada Media Sosial Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang)

Penyebaran informasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang humas didalam suatu lembaga, dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini, penyebaran informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan media internet. Kegiatan humas dengan pemanfaatan media internet disebut sebagai online public relations.

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang melakukan penyebaran informasi dengan memanfaatkan media sosial instagram dan youtube untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan kemudahan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan publik sasarannya, hal ini juga menunjukan bahwa humas Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat mengikuti perkembangan zaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan media sosial dalam penyebaran informasi sebagai bentuk kegiatan online public relations dengan mengacu pada konsep four steps public relations yang dikemukakan oleh Cutlip, Center dan Broom yaitu mendefinisikan masalah PR (defining public relations problems), perencanaan dan pemrograman (planning and programming), mengambil tindakan dan berkomunikasi (taking action and commucicating), dan mengevaluasi program (evaluating the program).

Penelitian ini dilakukan menggunakan paradigma kontruktivisme dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengelolaan media sosial dalam penyebaran informasi yang dilakukan humas KPPBC TMP Cikarang sudah sesuai dengan konsep four steps public relations yaitu pertama, tahap defining public relations problems dilakukan melalui analisis situasi, analisis pemilihan media dan analisis target sasaran. Kedua, tahap planning and programming dilakukan dengan menetapkan tujuan, membuat content plan, memilih konten, dan menetapkan sumber daya. Ketiga, tahap taking action and commucicating dilakukan melalui diskusi, penyebaran informasi dan respon cepat. Keempat, tahap evaluating the program meliputi monitoring, melihat respon publik, mendengarkan saran dari atasan dan rapat internal.

Kata Kunci : Pengelolaan Media Sosial, Penyebaran Informasi, Online Public Relations

(3)

ii ABSTRACT

Bagas Adiatama: Social Media Management in Dissemination of Information as a Form of Online Public Relations Activities (Descriptive Study on Social Media of the Cikarang Customs Supervision and Service Office)

Information dissemination is an activity carried out by a publicist in an institution, with the development of communication technology today, information dissemination can be done by utilizing internet media. Public relations activities with the use of internet media are referred to as online public relations. The Cikarang Customs And Excise Supervision and Service Office of the Intermediate Type of Customs disseminates information by utilizing social media Instagram and YouTube to meet the needs and provide convenience in obtaining the information needed by the target public, this also shows that the public relations of the Cikarang Customs Supervision and Service Office in carrying out its duties and functions can keep up with the times.

This study aims to determine the management of social media in disseminating information as a form of online public relations activities by referring to the four-step concept of public relations proposed by Cutlip, Center and Broom, namely defining PR problems (defining public relations problems), planning and programming (planning and programming), taking actions and communicating (taking action and commucicating), and evaluating programs (evaluating the program).

This research was conducted using the constructivism paradigm with a qualitative approach. The research method used is descriptive with data collection techniques through observation and interviews.

Based on the results of the study, it can be concluded that the management of social media in the dissemination of information carried out by the public relations of KPPBC TMP Cikarang is in accordance with the concept of four steps of public relations, namely first, the defining stage of public relations problems is carried out through situation analysis, media selection analysis and target target analysis.

Second, the planning and programming stage is carried out by setting goals, creating content plans, choosing content, and assigning resources. Third, the stage of taking action and commucicating is carried out through discussion, dissemination of information and rapid response. Fourth, the evaluating stage of the program includes monitoring, seeing public responses, listening to suggestions from superiors and internal meetings.

Keywords : Social Media Management, Information Dissemination, Online Public Relations

(4)

viii DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL DAN BAGAN ... xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

RIWAYAT HIDUP ... xv

MOTTO HIDUP ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

1. Kegunaan Akademis ... 5

2. Kegunaan Praktis ... 6

E. Penelitian yang Relevan ... 6

F. Landasan Pemikiran ... 11

1. Landasan Teoritis ... 11

2. Kerangka Konseptual ... 13

G. Langkah-langkah Penelitian ... 14

1. Lokasi Penelitian ... 14

2. Paradigma dan Pendekatan Penelitian ... 15

(5)

ix

3. Metode Penelitian ... 16

4. Jenis Data dan Sumber Data ... 16

H. Penentuan Informan ... 17

1. Informan Penelitian ... 17

I. Teknik Pengumpulan Data ... 18

1. Observasi ... 18

2. Wawancara ... 19

J. Teknik Analisis Data ... 19

1. Reduksi Data ... 20

2. Penyajian Data ... 20

3. Penarikan Kesimpulan ... 20

K. Rencana Jadwal Penelitian ... 20

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ... 23

A. Manajemen Public Relations ... 23

1. Pengertian Manajemen Public Relations ... 23

2. Fungsi Manajemen Public Realtions ... 23

3. Konsep four step Public Relations ... 25

B. Online Public Relations ... 27

1. Pengertian Online Public Relations ... 27

2. Bentuk Online Public Relations ... 29

3. Manfaat Online Public Relations ... 32

C. Media Sosial ... 33

1. Pengertian Media Sosial ... 33

2. Karakteristik Media Sosial ... 35

3. Jenis Media Sosial ... 37

(6)

x

4. Instagram ... 38

5. Youtube ... 42

6. Penyebaran Informasi ... 44

BAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 47

1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelaya1anan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang ... 47

2. Visi dan Misi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang ... 48

3. Logo Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang ... 49

4. Struktur Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang ... 50

5. Wilayah Pengawasan Kantor Pengawasan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang ... 52

6. Prestasi Kantor Pengawasan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang ... 53

7. Gambaran Umum Profil Media Sosial Kantor Pengawasan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang ... 54

B. Profil Informan ... 58

C. Hasil Penelitian ... 63

1. Tahap Defining Public Relations Problems Pengelolaan Media Sosial KPPBC TMP Cikarang ... 64

2. Planning and Programing Public Relations Pengelolaan Media Sosial KPPBC TMP Cikarang ... 69

3. Tahap Taking Action and Communicating Pengelolaan Media Sosial KPPBC TMP Cikarang... 74

(7)

xi

4. Tahap Evaluasi Pengelolaan Media Sosisal KPPBC TMP Cikarang ... 79

D. Pembahasan ... 83

1. Tahap Defining Public Relations Problems Pengelolaan Media Sosial KPPBC TMP Cikarang ... 85

2. Tahap Planning and Programming Pengelolaan Media Sosial KPPBC TMP Cikarang ... 90

3. Tahap Taking Action and Communication Pengelolaan Media Sosial KPPBC TMP Cikarang... 97

4. Tahap Evaluasi Pengelolaan Media Sosial KPPBC TMP Cikarang ... 102

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN ... 109

A. Simpulan ... 109

B. Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 112

LAMPIRAN ... 117

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

23 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Public Relations

1. Pengertian Manajemen Public Relations

Seorang praktisi public relations di dalam sebuah perusahaan atau lembaga saat menjalankan kegiatannya akan menggunakan fungsi manajemen atau pengelolaan. Penerapan fungsi manajemen di dalam kegiatan humas ini dilakukan untuk mempermudah seorang humas dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Ruslan (2001: 11) menjelaskan manajemen public relations merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan humas melalui penerapan fungsi manajemen yaitu dengan berbagai tahapan, seperti perencanaan, pengorganisasian, mengkomunikasikan dan pengevaluasian. Proses ini dilakukan agar seorang humas dapat dengan mudah melakukan pengelolaan atau manajemen terhadap kegiatan dan program yang akan dilaksanakan agar dapat berjalan dengan baik.

Seorang humas harus memiliki kemampuan khusus untuk dapat menjalankan manajemen public relations. Melalui pengelolaan yang baik, humas bisa menentukan strategi komunikasi yang tepat untuk dapat membangun proses komunikasi di dalam suatu perusahaan atau lembaganya. Tahapan perencanaan hingga pengevaluasian dapat digunakan oleh humas dalam melakukan pengelolaan proses komunikasi di dalam perusahaan atau lembaga.

2. Fungsi Manajemen Public Realtions

Fungsi manajemen public relations pada dasarnya tidak terlepas dari fungsi public relations itu sendiri, karena dalam menjalankan kegiatannya, seorang

(31)

praktisi public relations menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Manajemen public relations pada dasarnya merupakan pengelolaan seorang humas dalam penyelenggaraan komunikasi dua arah yang dilakukan oleh lembaga atau perusahaan kepada publik sasarannya. Ruslan (2006: 19) menjelaskan beberapa fungsi manajemen public relation sebagai berikut:

1) Menjadi penunjang seluruh aktivitas yang dilakukan manajemen humas dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan.

2) Membina dan menjaga hubungan yang baik antara perusahaan atau lembaga dengan para publiknya.

3) Mengelola segala hal yang berhubungan dengan komunikasi, seperti, tanggapan, pandangan, dan persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau lembaganya.

4) Memberi pelayanan terhadap publiknya dan memberikan saran atau masukan yang sifatnya membangun kepada pimpinan perusahaan atau Lembaga.

5) Membangun arus komunikasi, informasi dan publikasi yang sifatnya timbal balik, dari perusahaan atau lembaga kepada publiknya atau sebaliknya, hal ini dilakukan agar terjaganya citra positif bagi kedua belah pihak.

Berdasarkan pemaparan diatas, fungsi dari manajemen public relation adalah mengelola program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, membangun hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan baik dengan publik internal maupun eksternal, dan beberapa funsi manajemen yang berkaitan dengan tujuan kehumasan.

Manajemen public relations dapat mempengaruhi keberhasilan dari tujuan perusahaan atau lembaga yang ingin dicapai. Penting untuk memilih strategi

(32)

25

manajemen public relations yang baik. Karena program dan kegiatan yang dijalankan dengan jelas dapat menunjukan bahwa humas di suatu lembaga atau perusahaan tersebut dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

3. Konsep four step Public Relations

Proses manajemen public relations yang dilakukan oleh seorang praktisi humas perlu melakukan pendekatan yang tepat. Pendekatan yang bisa digunakan sebagai penunjang aktivitas dan kegiatan public relations adalah dengan menggunakan konsep four steps PR atau bisa disebut dengan empat langkah praktisi PR. Cutlip, Center, dan Broom (2006: 320) menjelaskan bahwa terdapat empat langkah yang bisa digunakan untuk dapat menunjang seorang public relations dalam menjalankan tugas dan fungsinya, yaitu:

Gambar 2. 1 Four Step PR

(Sumber: buku effective public relations) 1) Defining Public Relations Problems

Pertama, pada tahap ini seorang humas menentukan “what’s happening now”, yaitu dengan melakukan pemantauan dan pencarian permasalahan,

(33)

fakta, opini, serta sikap dari pihak-pihak yang terkait, dalam hal ini seorang humas harus mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai fakta yang terjadi di lapangan, sehingga nantinya dapat menyusun perencanaan yang maksimal.

2) Planning and Programming

Kedua, pada tahap ini seorang humas menjawab pertanyaan “What should we do and why”, yaitu dengan menentukan dan merencanakan tindakan yang akan dilakukan terhadap apa yang sudah ditemukan di lapangan, dalam hal ini humas harus dapat merencanakan tujuan dari program yang akan dilaksanakan.

Perencanaan penting untuk dilakukan, karena melalui perencanaan ini humas dapat mengetahui lagkah dan strategi yang akan digunakan untuk menyukseskan sebuah program agar dapat mencapai tujuan yang sudah ditentukan.

3) Taking Action and Communicating

Ketiga, selanjutnya seorang humas menentukan “How and when do we do and say it”, yaitu dengan melaksanakan, mengimplementasikan serta mengkomunikasikan program yang telah di rencanakan untuk dapat mencapai tujuan yang sudah ditentukan, dalam tahap ini humas dapat menjelaskan kapan, siapa, dimana, serta bagaimana caranya. Pelaksanaan harus sesuai dengan perencanaan yang sudah dilakukan sebelumnya.

4) Evaluating The Program

Keempat, setelah melalui tiga tahapan sebelumnya, seorang humas menentukan “How did we do”, yaitu dengan melakukan penilain dan evaluasi

(34)

27

mengenai program yang sudah terlaksana untuk dapat melihat apa yang kurang dan harus di perbaiki dari program yang dilaksanakan agar dapat mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Pengevaluasian ini juga dapat menjadi tolak ukur humas kedepannya dalam melanjutkan atau menghentikan program yang sudah dilaksanakan.

B. Online Public Relations

1. Pengertian Online Public Relations

Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat saat ini telah mengubah gaya dan perilaku masyarakat dalam memperoleh kebutuhan akan informasinya. Kemunculan internet menjadi awal dari perubahan tersebut. Cutlip, Center dan Broom (2006: 287) menjelaskan bahwa internet mambawa dampak perubahan yang sangat besar dan luas dari sisi tekologi dan komunikasi masyarakat.

Saat ini masyarakat sudah beralih dari penggunaan media konvensional seperti radio, televisi dan surat kabar menjadi media online yang dapat di akses menggunakan internet. Internet saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat modern, dengan penggunaan internet masyarakat bisa berkomunikasi secara langsung dan real time, kapanpun dan dimanapun.

Perubahan tersebut membawa tantangan baru untuk berbagai bidang dan profesi, salah satunya adalah praktisi public relations. Humas dalam menjalankan kegiatannya saat ini telah beralih dari PR tradisional menjadi digital public relations atau online public relations. Online public relations sendiri merupakan kegiatan kehumasan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi berupa internet. Onggo (2004: 1) menjelaskan online public relations merupakan

(35)

kegiatan kehumasan dengan pemanfaatan media internet sebagai sarana komunikasi dan publikasi seorang humas dengan para publiknya. Kegiatan ini dapat mempermudah seorang humas dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Penggunaan internet sebagai media komunikasi seorang public relations kepada para publiknya dapat mempercepat penyebaran informasi yang dilakukan secara cepat dan luas, hal tersebut mengakibatkan informasi yang diterima menjadi aktual.

Melalui kegiatan ini, seorang public relations dapat menjalin komunikasi dua arah kepada publik sasarannya, yang bearti ini dapat menimbulkan umpan balik, dimana masyarakat dapat merespon dan menanggapi informasi dan pesan yang disampaikan secara langsung. Segala kelebihan yang ditawarkan melalui kegiatan ini tentu dapat mempengaruhi citra perusahaan atau lembaganya di mata masyarakat.

Terdapat istilah lain yang berkaitan dengan kegiatan online public relations yang telah dipaparkan diatas, Onggo (2004: 1-2) menjelaskan bahwa digital public relations atau online public relations atau bisa disebut dengan E-Public Relations adalah sebuah uraian dari kata E, P, dan R yaitu:

1) “E” yaitu singkatan dari elektronik, huruf e pada e-public relations mempunyai makna yang sama seperti e-commerce atau e-mail yang artinya dalam penggunaannya dibutuhkan jaringan internet. Saat ini media internet menjadi media dengan tingkat popularitas yang sangat tinggi, tentu hal ini harus bisa dimanfaatkan oleh seorang public relations officer atau PRO dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

(36)

29

2) “P” yaitu singkatan dari public. Kata public ini merujuk pada sasaran kegiatan public relations officer atau PRO, yaitu masyarakat luas baik publik internal maupun publik eksternal, yang dilakukan secara cepat dan tanpa batasan waktu dengan memanfaatkan media internet.

3) “R” yaitu singkatan dari relations. Kata relations sendiri memiliki arti hubungan. Seorang public relations officer atau PRO harus bisa menjalin hubungan baik antara perusahaan atau lembaganya dengan para publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal dengan memanfaatkan media internet yaitu dengan berinteraksi secara langsung dan cepat.

Kemunculan internet akibat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju telah mendorong praktisi public relations untuk dapat mengikuti perkembangan dalam melakukan penyebaran informasi kepada masyarakat, yaitu dengan penggunaan media internet agar informasi dapat diterima secara cepat dan tepat sasaran. Penggunaan internet ini dapat membuat seluruh kegiatan kehumasan menjadi mudah dan fleksibel. Interaksi antara humas dengan publiknya dapat terjadi secara langsung tanpa batasan ruang dan waktu, karena seluruh aktivitas public relations sudah menggunakan media online melalui akses internet.

2. Bentuk Online Public Relations

Humas online atau online public relations pada sebuah perusahaan atau lembaga memiliki berbagai bentuk di dalam kegiatannya, Solis dan Breakenridge (2009: 170) menjelaskan bahwa terdapat beberapa bentuk kegiatan online public relations, antara lain:

(37)

1) Menjalin Relasi dengan Blogger

Membangun dan menjaga hubungan dengan para penulis blog menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan. Blog biasanya berisi pandangan penulis mengenai hal positif ataupun negatif mengenai perusahaan atau lembaga. Hal ini menjadi salah satu faktor terbentuknya opini di masyarakat mengenai perusahaan yang bersangkutan. Melihat isi blog juga bisa mempengaruhi keputusan yang akan di ambil oleh masyarakat.

2) Membuat Social Media News Release

Memuat informasi yang menarik yang berhubungan dengan perusahaan atau lembaga melalui social media news release dapat membuat masyarakat menjadi tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai perusahaan atau lembaga. Informasi yang dimuat bisa berisi mengenai edukasi kebijakan, informasi kegiatan, dan segala hal yang sifatnya dapat menarik masyarakat luas. Social media news release ini dapat disebarluaskan melalui berbagai media seperti media sosial dan website.

3) Membuat Video News Release

Video news release merupakan news release yang disajikan dalam format audio visual. Seorang praktisi public relations dituntut untuk kreatif dalam membuat video news release, sehingga nantinya informasi yang diberikan dapat menarik dan dinikmati oleh masyarakat. Penggunaan video news release juga dinilai mudah untuk dipahami karena dikemas dengan format video dan tidak hanya sekedar teks biasa.

(38)

31

4) Mengelola Blog atau Website Perusahaan

Pengelolaan blog atau website dilakukan public relations untuk memperkenalkan perusahaan atau lembaga kepada para publiknya. Terdapat beberapa hal yang menjadi fokus didalam pengelolaan blog atau website ini, yaitu menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat, melakukan komunikasi yang menghasilkan umpan balik, membangun dan menjaga hubungan dengan para publik sasarannya.

5) Pemanfaatan Media Sosial

Media sosial dapat digunakan untuk menjangkau publik sasaran public relations. Pemanfaatan media sosial ini harus menggunakan strategi agar mendapat hasil yang maksimal. Humas harus mengidentifikasi publik yang akan dijangkau oleh perusahaan atau lembaga. Memperhatikan dan mempelajari aktivitas publiknya melalui media sosial akan menjadi masukan bagi humas dalam mengambil keputusan. Humas juga harus komunikatif apabila mendapat masukan atau pertanyaan di media sosial. Pemanfaatan media sosial ini pada akhirnya akan membuat hubungan perusahaan atau lembaga dengan publiknya menjadi harmonis dan saling menguntungkan.

Bentuk dari kegiatan online public relations ini berupa pemanfaatan yang dilakukan oleh praktisi public relations terhadap berbagai media online seperti blog, website, dan media sosial. Pemanfaatan media online ini bertujuan agar publik sasaran humas mendapatkan informasi secara cepat dan langsung. Publik juga bisa memberikan sumbangsih kepada perusahaan atau lembaga yaitu berupa kritik dan

(39)

masukan yang sifatnnya membangun, sehingga komunikasi yang terjalin secara dua arah dapat menghasilkan umpan balik.

3. Manfaat Online Public Relations

Kegiatan online public relations ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan kegiatan PR tradisional. Penggunaan internet di dalam kegiatan online public relations memiliki berbagai manfaat, Onggo (2004: 7) menjelaskan terdapat manfaat atau potensi yang bisa dirasakan melalui kegiatan ini, antara lain:

1) Komunikasi Konstan

Sifat internet yang selalu online setiap hari selama 24 jam, menjadikan seorang humas dapat dengan mudah menjalin komunikasi yang konstan dengan para publik sasarannya. Komunikasi ini akan berjalan secara terus menerus selama kedua pihak mempunyai kepentingan yang saling menguntungkan.

2) Respon yang cepat

Penggunaan internet didalam kegiatan online public relations ini menjadikan seorang humas dapat merespon dan menanggapi secara cepat mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan atau lembaganya. Respon cepat yang diberikan dapat meningkatkan kepercayaan dan citra perusahaan di mata masyarakat.

3) Pasar global

Setelah seorang praktisi public relations dapat terhubung dengan dunia online, maka tidak ada lagi jarak pemisah antara humas dengan publik

(40)

33

sasarannya. Humas dapat dengan mudah menjangkau pasar global untuk dapat melayani publiknya tanpa harus memikirkan biaya dan jarak.

4) Interaktif

Komunikasi yang interaktif akan terjalin apabila pesan yang disampaikan dapat direspon secara cepat. Penggunaan internet dapat membuat praktisi public relations dapat menjalin komunikasi yang interaktif dengan para publik sasarannya yang nantinya akan menghasilkan umpan balik berupa masukan terhadap perusahaan atau lembaganya, sehingga tidak perlu menerka-nerka apa yang diinginkan oleh masyarakat.

Banyak manfaat yang merupakan keuntungan dari kegiatan online public relations. Praktisi public relations saat ini tidak perlu lagi memikirkan persoalan jarak, waktu dan biaya yang diperlukan untuk dapat melayani publik sasarannya.

Seorang humas saat ini sangat terbantu dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang semakin pesat. Melalui kegiatan ini dapat mempercepat penyebaran informasi yang dilakukan secara luas dan tepat sasaran.

C. Media Sosial

1. Pengertian Media Sosial

Lahirnya internet bersamaan dengan kehadiran media sosial. Media sosial hadir dari perkembangan teknologi komunikasi yang semakin maju, melalui media sosial memungkinkan penggunanya untuk melakukan komunikasi dan pertukaran informasi. Nasrullah (2015: 11) menjelaskan bahwa media sosial merupakan sebuah media yang dapat menghubungkan para penggunanya untuk dapat bertukar

(41)

informasi, berbagi dan berinteraksi sehingga dapat menghasilkan kolaborasi dan kerja sama tanpa harus bertemu secara langsung.

Kemudahan yang diberikan media sosial telah merubah perilaku masyarakat dalam berkomunikasi. Umumnya masyarakat yang dapat terhubung dengan internet memiliki media sosial. Masyarakat saat ini menggunakan media sosial untuk bersosialisasi dan memenuhi kebutuhan informasi. Kotler dan Keller (2012: 568) menjelaskan bawa media sosial merupakan tempat untuk bertukar informasi berupa gambar, video, teks dan audio antara penggunanya. Pengguna media sosial dapat membagikan informasi dan berkomunikasi dengan kerabat, keluarga dan teman yang jauh sekalipun, secara langsung menggunakan media sosial.

Keberadaan media sosial ini telah banyak dimanfaatkan oleh berbagai praktisi, salah satunya praktisi public relations. Grunig (2009: 1) menjelaskan bahwa dengan munculnya media sosial, telah merubah cara berfikir para praktisi dalam melaksanakan kegiatannya dan mempunyai anggapan bahwa kemunculan media sosial ini merupakan sebuah kekuatan perubahan di dalam bidang public relations. Pemanfaatan media sosial di dalam kegiatan kehumasan dapat mempermudah seorang humas dalam melakukan komunikasi dengan masyarakat.

Seorang public relations dapat dengan mudah melakukan penyebaran informasi melalui media sosial karena dapat menjangkau masyarakat secara luas dan cepat.

Media sosial dapat di manfaatkan humas dalam mengumpulkan informasi mengenai isu dan opini yang berkembang untuk menjadi masukan kepada atasan

(42)

35

dalam mengambil kebijakan atau keputusan dengan cara memonitoring dan mengevaluasi mengenai interaksi yang dilakukan oleh publiknya.

Praktisi public relations harus dapat mengoptimalkan potensi dari media sosial, dengan pengoptimalan yang baik, seorang praktisi public relations dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara lebih luas, lebih strategis, lebih komunikatif, lebih interaktif dan lebih bertanggung jawab secara sosial.

2. Karakteristik Media Sosial

Media sosial memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan media lama (tradisional). Media sosial merupakan salah satu platform dari media siber, oleh karena itu karakteristik media sosial tidak akan berbeda jauh dengan media siber. Nasrullah (2016: 15) menjelaskan bahwa media sosial memiliki karakteristik tersendiri, yaitu:

1) Jaringan (Network)

Jaringan merupakan sebuah sistem komputer yang menghubungkan komputer dengan perangkat lainnya. Koneksi jaringan atau network ini sangat diperlukan karena melalui jaringan ini komputer bisa saling terhubung dan melakukan komunikasi dan perpindahan data.

2) Informasi (Informations)

Informasi merupakan hal yang penting di media sosial, karena media sosial sendiri berisi kumpulan informasi yang bebas di akses oleh penggunanya.

Mereka bebas mencari ataupun mengunggah informasi di media sosial.

Pengguna media sosial biasanya menggambarkan representasi identitasnya,

(43)

membuat konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi yang diminati.

3) Arsip (Archive)

Arsip digunakan untuk menyimpan suatu informasi agar nantinya pengguna media sosial bisa mengakses dan melihat informasi yang sudah di simpan kapanpun dan menggunakan perangkat apapun.

4) Interaksi (Interactivity)

Media sosial merupakan kumpulan dari para pengguna yang saling berinteraksi. Pengguna bebas melakukan interaksi di media sosial dengan siapapun. Interaksi antara pengguna dilakukan untuk memperluas hubungan pertemanan.

5) Simulasi Sosial (simulation of society)

Media sosial memiliki keunikan tersendiri sebagai simulasi kehidupan bermasyarakat di dunia virtual. Media sosial menjadi tempat adanya kehidupan masyarakat secara virtual memiliki pola yang khas dan berbeda dengan kehidupan nyata.

6) Konten oleh pengguna (user-generated content)

Konten yang dihasilkan di media sosial sepenuhnya dibuat oleh para pengguna atau pemilik akun. Pengguna media sosial bebas membuat konten untuk dibagikan ke sesama pengguna lain. Pengguna juga bebas dalam memilih dan melihat konten atau informasi yang ingin mereka lihat di media sosial.

(44)

37

Media sosial terdiri dari jaringan antara penggunanya yang saling terhubung dan saling berinteraksi sesama pengguna lain. Interaksi yang terjadi adalah pertukaran informasi mengenai berbagai hal. Informasi yang tersaji di media sosial berupa konten yang dibuat dan dibagikan oleh para pemilik akun. Pengguna bisa bebas menentukan informasi yang ingin dilihat ataupun dibagikan, bila ada informasi penting dan menarik, pengguna bisa menyimpan informasi tersebut dengan cara di arsip. Kebebasan pengguna media sosial dalam membagikan dan menyebarkan informasi menjadi sebuah perbedaan antara media sosial dengan kehidupan nyata.

3. Jenis Media Sosial

Banyak jenis media sosial yang sudah berkembang saat ini, jenis-jenis media sosial dapat dilihat dari fungsi dan kegunaannya. Jones dalam Kurniasih (2013: 4) menjelaskan beberapa jenis media sosial yaitu :

1) Social News

Jenis media sosial ini menyediakan berbagai macam informasi berupa artikel atau berita untuk dapat dibaca oleh pengguna nya. Pengguna social news juga dapat menanggapi dan berkomentar di dalam artikel tersebut. Contoh dari jenis social news yaitu Ballhype, Newsvine, Digg, dan Sphinn

2) Social Sharing

Social sharing digunakan untuk menggunggah dan membagikan sebuah konten atau cerita yang dibuat oleh penggunanya dalam bentuk foto atau video.

Contoh dari jenis social sharing yaitu Youtube, Facebook, Instagram, Twitter dan lain sebagainya.

(45)

3) Social Networks

Jenis social network ini dapat digunakan untuk menemukan dan berinterksi dengan orang lain. Pengguna social networks dapat melihat dan mengetahui lebih dalam mengenai informasi pengguna yang ingin dilihat. Contoh dari social network yaitu LinkedIn, Facebook, Twitter dan lain sebagainya.

4) Social Bookmarking

Social bookmarking merupakan jenis media sosial yang dapat digunakan untuk menyimpan informasi yang didapatkan pengguna jika pengguna tidak ingin informasi tersebut hilang dan ingin mengaksesnya di kemudian hari, selain dapat menyimpan informasi, pengguna juga dapat membagikan nya kepada pengguna lain. Contoh jenis media sosial social bookmarking adalah Diigo, Delivious, Faves, dan lain sebagainya.

4. Instagram

Instagram merupakan salah satu media sosial yang muncul akibat dari kehadiran internet. Media sosial yang diresmikan pada tahun 2010 oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger ini telah menjadi media sosial yang populer dan banyak penggunanya di seluruh dunia. Instagram sendiri adalah aplikasi media sosial yang digunakan para penggunanya untuk membagikan momen berupa foto maupun video yang di unggah di akun instagram mereka. Atmoko (2012: 4) menjelaskan bahwa Instagram adalah aplikasi yang digunakan oleh penggunanya untuk berbagi foto yang dapat dibagikan ke berbagai media sosial, termasuk instagram sendiri.

Instagram digunakan masyarakat untuk berbagi cerita dan momen yang dirasa perlu dan penting untuk dibagikan. Interaksi yang terjadi di dalam instagram adalah

(46)

39

dengan saling berkomentar dan menyukai postingan antar sesama pengguna instagram. Media sosial ini dinilai cepat dan mudah didalam penggunaannya untuk membagikan hasil karya berupa foto dan video para penggunanya.

Pengguna dapat dengan leluasa menerapkan filter digital yang disediakan oleh instagram pada foto yang diambil agar foto dapat terlihat lebih menarik.

Penggunaan fitur-fitur yang ada pada instagram dapat membuat penggunanya menjadi kreatif, karena melalui fitur-fitur tersebut dapat membuat foto dan video yang akan di unggah menjadi lebih indah dan artistik. Terdapat beberapa fitur menarik yang dapat digunakan pada instagram, antara lain:

1) Pengikut (Follower) dan Mengikuti (Following)

Media sosial instagram mempunyai sistem dimana para penggunanya saling mengikuti dan diikuti oleh pengguna lainnya. Hal ini dilakukan agar komunikasi antara sesama pengguna dapat terjalin, dengan saling mengikuti di instagram, para pengguanya bisa melihat postingan dan memberikan respon berupa suka atau komentar di unggahan pengguna lain yang diikuti. Hal ini merupakan bentuk interaksi yang terjadi di instagram.

2) Mengunggah Postingan Foto atau Video dengan Caption (Posting)

Media sosial instagram mempunyai kegunaan utama sebagai media untuk berbagi foto atau video kepada pengguna lainnya. Saat ingin mengunggah foto atau video, pengguna bisa memberikan judul dan keterangan mengenai postingan yang akan di unggah, selain itu pengguna juga bisa memberikan label atau hastag sebagai tanda untuk mengelompokkan foto atau video tersebut di dalam sebuah kategori.

(47)

3) Tanda suka (Like) dan Komentar (Comment)

Instagram memiliki fitur suka dan komentar, fitur ini digunakan untuk menyukai dan mengomentari postingan pengguna lain di instagram, dengan memberikan tanda suka ataupun berkomentar di potingan seseorang merupakan sebuah bentuk interkasi yang terjadi di instagram.

4) Kamera

Penggunaan kamera di aplikasi instagram dapat membuat penggunanya untuk menggunakan efek-efek yang telah disediakan secara langsung, pengguna bisa mengatur pencahayaan foto sesuai dengan keinginannya.

5) Efek (Filter)

Instagram memiki berbagai efek atau filter yang dapat digunakan pengguanya untuk menghasilkan foto yang menarik. Pengguna bisa bebas untuk mengatur pencahayaan, kecerahan dan kontras pada foto.

6) Label foto (Hashtag)

Fitur label foto atau hastag di instagram digunakan untuk mengelompokkan foto ke dalam kategori yang diinginkan. Penggunaan label ini juga bisa mempermudah penggunanya untuk mencari sebuah foto melalui kata kunci.

7) Arsip (Archive)

Fitur arsip digunakan untuk menyimpan postingan pengguna atau pengguna lain agar sewaktu-waktu dapat diakses atau dilihat kembali.

8) Menyebut (Mention)

Fitur ini digunakan pengguna instagram untuk menyebut atau menyinggung pengguna lain di instagram. Fitur ini digunakan agar pengguna yang di sebut

(48)

41

atau di singgung dapat melihat apa yang dilihat pengguna yang menyebut atau menyinggungnya.

9) Teman Dekat (Close Friend)

Fitur ini memungkinkan pengguna instagram untuk memilih pengguna mana yang akan dijadikan teman dekat, nantinya konten yang diunggah hanya dapat terlihat oleh pengguna yang sudah dijadikan teman dekat.

10) Lokasi (Geotagging)

Fitur lokasi atau geotagging digunakan untuk menginfokan lokasi saat pengguna instagram mengambil foto tersebut. Fitur ini akan aktif apabila pengguna mengaktifkan fitur GPS mereka.

11) Cerita Instagram (Instastory)

Instastory merupakan singkatan dari Instagram stories. Instastory ini adalah salah satu fitur instagram yang memungkinkan para penggunanya untuk membagikan foto atau video yang akan terhapus secara otomatis dalam waktu 24 jam setelahnya. Di dalam fitur Instastory juga terdapat efek-efek yang dapat menghibur para penggunanya.

12) Siaran langsung (Live)

Para pengguna instagram dapat melakukan siaran langsung di akun pribadi mereka yang dapat dilihat oleh pengguna lainnya tanpa adanya batasan waktu.

13) Video Pendek (Reels)

Fitur ini digunakan untuk mengunggah video pendek dengan durasi maksimal satu menit dengan format memenuhi layer (potrait), di dalamnya

(49)

pengguna dapat menambah kan musik dan filter agar video yang diunggah dapat menarik untuk dilihat.

Berdasarkan fitur-fitur yang sudah dijelaskan, instagram dapat digunakan sebagai pengganti dari album foto ataupun video, karena setiap postingan yang di unggah di instagram tidak berbatas waktu, oleh karena itu penggunanya tetap bisa melihat berbagai foto atau video yang sudah diposting dalam waktu yang cukup lama.

5. Youtube

Youtube merupakan salah satu media sosial yang populer saat ini, melalui youtube para pengguna bisa berbagi dan menonton berbagai video yang dapat diakses secara gratis. Media (2009: 83) menjelaskan bahwa youtube adalah media sosial yang didalamnya berisi berbagai macam video, media sosial ini awalnya didirikan oleh tiga orang yaitu Chad Harley, Steve Chen, dan Jawed Karim pada tahun 2006. Seiring perkembangan yang semakin pesat, youtube kemudian diakusisi oleh Google. Menurut Faiqah, Nadjib, dan Amir (2016: 259) video yang terdapat didalam youtube biasanya berupa video klip, TV, film, dan konten dari para penggunanya. Youtube bisa dikatakan sebagai situs sekaligus media sosial yang berisikan kumpulan database video yang paling lengkap dan populer yang digunakan oleh pengguna internet di seluruh dunia saat ini.

Youtube digunakan oleh penggunanya sebagai sarana hiburan sekaligus mendapatkan informasi melalui tayangan video yang disajikan oleh pengguna lain.

Youtube mempunyai beberapa karakteristik yang membuatnya menjadi salah satu

(50)

43

media sosial yang banyak digunakan saat ini, Faiqah, Nadjib dan Amir (2016: 260- 261) menjelaskan beberpa karakteristik dari youtube, yaitu :

1) Tidak memiliki limit atau batas waktu, saat pengguna ingin menggunggah sebuah konten video, berapa pun durasi video tetap bisa diunggah di youtube.

2) Sistem keamanan yang semakin kuat, demi menghindari pengguna mengunggah video yang berhubungan dengan kekerasan dan pornografi, youtube melakukan filter terhadap video yang di ungggah penggunanya, dengan begitu youtube dapat diakses oleh semua kalangan.

3) Gratis dan berbayar, pengguna dapat dengan bebas mengakses konten video yang tersedia di youtube dengan bebas dan gratis tanpa dipungut biaya. Jika pengguna youtube aktif dalam membuat konten video dan viewers dan pengunjungnya telah melebihi yang ditetapkan youtube maka akan mendapat feedback berupa honor karena videonya yang telah di tonton banyak orang.

4) Video offline, pengguna youtube dapat mengunduh konten video yang akan disimpan agar dapat ditonton di kemudian hari. Video yang sudah di unduh ini dapat di tonton secara offline tanpa adanya jaringan internet.

5) Editor internal, ini ditunjukkan kepada pengguna yang aktif dalam membagikan konten videonya atau bisa disebut dengan konten kreator. Apabila pengguna ingin membuat konten video secara sederhana, pengguna tidak perlu menggunakan software editor tambahan. Penggunaan editor internal ini dapat digunakan untuk memberikan efek video, memotong video, memberikan filter dan menambahkan efek transisi pada video.

(51)

6. Penyebaran Informasi

Informasi saat ini sudah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat.

Informasi merupakan pengetahuan yang didapatkan dari lingkungan ataupun pengalaman. Jogiyanto (2005: 8) menjelaskan bahwa informasi merupakan sekumpulan data-data yang dikumpulkan, diolah dan disebarluaskan. Agar informasi yang diterima dapat mudah dipahami, maka diperlukan kegiatan penyebaran informasi yang efektif.

Penyebaran informasi merupakan kegiatan yang ditujukan kepada seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan agar mereka memperoleh dan mendapatkan pemahaman akan informasi. Sastropoetro (1990: 21-22) menjelaskan bahwa penyebaran informasi adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan, data dan fakta yang terjadi, sehingga pesan yang diterima bisa dipahami dengan baik dan menimbulkan satu pengertian yang sama.

Penyebaran informasi dilakukan agar orang yang menerima informasi dapat memperoleh pemahaman akan informasi, kemudian orang tersebut dapat menerima, memahami dan memanfaatkan informasi yang telah didapatkan.

Penyebaran informasi merupakan salah satu kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh seorang praktisi public relations, dalam melakukan kegiatan ini seorang humas harus mempunyai strategi agar informasi yang disebarluaskan menjadi tepat sasaran dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan perusahaan atau lembaganya. Keefektifan komunikasi menjadi penting dalam melakukan penyebaran informasi, Arifin (2011: 246) menjelaskan terdapat beberapa metode komunikasi yang efektif, yaitu:

(52)

45

1) Pengulangan

Metode ini dilakukan dengan cara mengulang-ulang pesan atau informasi yang akan di sampaikan kepada masyarakat, dengan mengulang pesan yang diberikan kepada masyarakat, akan membuat mereka lebih memperhatikan dan mengingat informasi yang telah didapat.

2) Memahami dan Memahami

Sebelum melakukan penyebaran informasi, seorang public relation lebih dahulu memahami dan meneliti publik sasaran dari informasi yang akan disampaikan agar pesan dan informasi yang disampaikan dapat tepat sasaran.

3) Informatif

Informasi yang disebarluaskan harus bersifat informatif, humas harus memberikan pemahaman dan penerangan mengenai pesan atau informasi yang ingin disebarluaskan. Penerangan yang disampaikan yaitu berupa pesan yang sesuai fakta dan data.

4) Persuasif

Metode persuasif dilakukan dengan cara membujuk dan mempengaruhi masyarakat, melalui metode ini seorang humas dapat membujuk dan mempengaruhi masyarakat melalui informasi yang diberikan agar masyarakat dapat mengikuti dan bertingkah laku sesuai dengan informasi yang diterima.

5) Edukatif

Informasi yang diberikan kepada masyarakat harus bersifat edukatif, edukatif disini artinya mendidik. Informasi yang diberikan dapat berisi fakta, pendapat dan pengalaman.

(53)

Informasi yang disebarkan kepada masyarakat harus bermanfaat dan berguna, terlebih lagi penyebaran informasi di dalam lembaga pemerintah.

Penyebaran informasi yang dilakukan humas pemerintahan berupa sosialisasi kebijakan, peraturan, kegiatan yang dilaksanakan dan edukasi mengenai lembaga terkait. Penyebaran informasi di lembaga pemerintah diharapkan dapat menjalin dan menjaga hubungan baik antara lembaga dengan masyarakat serta dapat mengedukasi dan menambah pemahaman masyarakat terhadap lembaga terkait.

(54)

47 BAB 3

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelaya1anan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang

KPPBC TMP Cikarang merupakan kantor instansi kepabeanan Indonesia yaitu Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang berada di bawah naungan kementerian keuangan. KPPBC TMP Cikarang sendiri didirikan pada tanggal 1 Juli 2015 sebagai kantor eselon III yang lokasinya berada tepat di pusat industri sehingga keberadaannya sangat penting. Berdirinya KPPBC TMP Cikarang adalah wujud peluasan dari KPPBC TMP A Bekasi, tujuan dari peluasan ini adalah untuk meningkatkan fasilitas perdagangan dan kegiatan industri serta memaksimalkan perlindungan masyarakat dan pendapatan negara.

Awalnya, kegiatan operasional KPPBC TMP Cikarang dijalankan di sebuah kantor dengan status sewa yang beralamatkan di Jalan Dry Port Raya Kota Jababeka Cikarang, Bekasi, setelah menggunakan kantor dengan status sewa selanjutnya dibuatlah perencanaan pembangunan kantor yang bersifat permanen untuk dapat menjalankan kegiatan operasional KPPBC TMP Cikarang. Tahap perencanaan ini dimulai pada tanggal 27 Oktober 2015 sampai akhir tahun 2015, tahap perencanaan ini meliputi pembangunan gedung serta sarana dan prasarana KPPBC TMP Cikarang. Selanjutnya dilakukan tahap lelang pada awal tahun 2016, tahap lelang ini meliputi lelang sarana prasana jasa konstruksi pengawasan dan pengadaan jasa konstruksi fisik Gedung. Setelah melalui tahap lelang dan

(55)

pembangunan, kantor baru KPPBC TMP Cikarang akhirnya di resmikan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambud pada tanggal 20 Desember 2017.

Kantor baru KPPBC TMP Cikarang ini beralamat di Jl. Tekno Boulevard, Tanjungsari, Cikarang Utara, Bekasi. (Sumber: Sejarah KPPBC TMP Cikarang diakses melalui website bccikarang.beacukai.go.id pada Rabu, 27 April 2022) 2. Visi dan Misi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe

Madya Pabean Cikarang

Organisasi atau lembaga tentunya memiliki visi dan misi, karena hal tersebut akan menentukan arah dan tujuan dari suatu organisasi atau lembaga.

Berikut ini adalah visi dan misi yang dimiliki oleh KPPBC TMP Cikarang:

a. Visi

Visi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang adalah “Menjadikan KPPBC TMP Cikarang sebagai institusi kepabeanan dan cukai terkemuka di dunia pada abad ke-21”.

b. Misi

Misi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang adalah:

1) Mengoptimalkan penerimaan negara melalui pelayanan prima dan peningkatan kepatuhan pengguna layanan yang tinggi atas aturan kepabeanan dan cukai.

2) Memfasilitasi perdagangan internasional melalui kelancaran arus barang.

3) Mendorong pertumbuhan industri, melalui penyederhanaan perizinan dan pelayanan yang cepat serta pengawasan yang akurat.

(56)

49

4) Melindungi masyarakat dari perdagangan ilegal dan barang berbahaya.

5) Mengelola Sumber Daya Manusia yang adaptif sesuai dengan kemajuan teknologi dan mengembangkan bisnis inti berbasis teknologi informasi dan komunikasi. (Sumber: Visi dan Misi KPPBC TMP Cikarang diakses melalui website bccikarang.beacukai.go.id pada Rabu, 27 April 2022)

3. Logo Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang

Logo mempunyai arti sebagai identitas dari suatu organisasi atau lembaga yang di aplikasikan kedalam bentuk komunikasi visual. Sebuah organiasi atau lembaga harus memiliki logo yang dapat menggambarkan karakteristiknya. Berikut ini adalah logo yang dimiliki oleh KPPBC TMP Cikarang:

Gambar 3. 1 Logo Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang

Sumber: Website beacukai.go.id

(57)

Arti dari logo Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang:

1) Pola segi lima melambangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, didalam pola segi lima terdapat gambar laut, gunung, dan angkasa yang mempunyai makna Daerah Pabean Indonesia, yang merupakan wilayah berlakunya undang-undang Kepabeanan dan Cukai.

2) Tongkat dengan ulir berjumlah delapan di bagian bawahnya mempunyai makna hubungan perdagangan internasional Negara Indonesia dengan mancanegara dari atau ke delapan penjuru angin.

3) Sayap yang terdiri dari 30 sayap kecil dan 10 sayap besar yang mempunyai makna Hari Keuangan Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 30 Oktober dan melambangkan Bea dan Cukai sebagai unsur pelaksana tugas pokok Kementerian Keuangan di bidang Kepabeanan dan Cukai;

4) Malai padi berjumlah 24 membentuk lingkaran mempunyai makna tujuan pelaksanaan tugas Bea dan Cukai adalah kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia. (Sumber: Logo Direktorat Jenderal Bea dan Cukai diakses melalui website beacukai.go.id pada Rabu, 27 April 2022)

4. Struktur Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari:

1) Kepala Kantor 2) Pejabat Fungsional

(58)

51

3) Kepala Sub Bagian Umum 4) Seksi Penindakan dan Penyidikan 5) Seksi Pembendaharaan

6) Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi 7) Seksi Kepatuhan Internal

8) Seksi Pengolahan Data dan Administrasi Dokumen 9) Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai I

10) Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai II 11) Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai III 12) Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai IV 13) Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai V 14) Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai VI 15) Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai VII 16) Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai VIII 17) Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai IX

(Sumber: Hasil wawancara dengan Ramdani Febriansyah pada Senin, 25 April 2022).

(59)

5. Wilayah Pengawasan Kantor Pengawasan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang

Gambar 3. 2 Wilayah Pengawasan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang

Sumber: Website bccikarang.beacukai.go.id

KPPBC TMP Cikarang berlokasi di Jalan Tekno Boulevard Blok A2, Kota Jababeka, Kelurahan Simpangan, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. KPPBC TMP Cikarang memiliki wilayah pengawasan yang mencangkup sebagian wilayah Kabupaten Bekasi, tepatnya di sebelah Utara Jalan Tol Jakarta-Cikampek, kecuali Kecamatan Tambun Selatan, Kecamatan Cikarang Barat, dan Kecamatan Cibitung. Wilayah pengawasannya meliputi:

1) Kawasan Industri JABABEKA I 2) Kawasan Industri JABABEKA II 3) Kawasan Industri JABABEKA III

4) Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) Cikarang Dry Port 5) Perusahaan Penerima Fasilitas TPB dan KITE

(60)

53

6) Perusahaan Pusat Logistik Berikat

7) Pengusaha Penerima NPPBKC yang berada di wilayah Kabupaten Bekasi (Sumber: Wilayah Pengawasan KPPBC TMP Cikarang diakses melalui website bccikarang.beacukai.go.id pada Rabu, 27 April 2022)

6. Prestasi Kantor Pengawasan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang

KPPBC TMP Cikarang merupakan lembaga pemerintah yang cukup berprestasi, terbukti beberapa prestasi yang sudah diraih, antara lain:

1) Juara 2 Kantor Pelayanan Terbaik 2020.

2) Piagam Penghargaan ALFI DPW PROVINSI JAWA BARAT.

3) Piagam Penghargaan STAFF KHUSUS PRESIDEN Karena Aktif dalam Menjaga Kualitas Publik Layanan Kepabeanan.

4) Penghargaan KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Karena Aktif dalam Percepatan Arus Logistik.

5) Piagam Penghargaan DPRD DKI JAKARTA Karena Aktif dalam Pengembangan KITE UKM di Wilayah Jabodetabek.

6) Penghargaan Penindakan MMEA.

(Sumber: KALEIDOSKOP BEA CUKAI CIKARANG 2020 diakses melalui youtube Bea Cukai Cikarang pada Rabu, 27 April 2022)

(61)

7. Gambaran Umum Profil Media Sosial Kantor Pengawasan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang

KPPBC TMP Cikarang sebagai adalah lembaga atau instansi pemerintah yang dalam penyebaran informasinya telah mengikuti perkembangan zaman, yaitu dengan memanfaatkan media sosial, melalui media sosial ini humas KPPBC TMP Cikarang dapat dengan mudah dan efisien dalam melakukan penyebaran informasi kepada para publiknya sehingga dapat memenuhi kebutuhan publik akan informasi.

KPPBC TMP Cikarang menggunakan media sosial instagram dan youtube sebagai media penyebaran informasi kepada publiknya.

a. Profil Instagram Kantor Pengawasan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang

Gambar 3. 3 Profil Instagram Kantor Pengawasan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang

Sumber: Instagram beacukai.cikarang

(62)

55

Akun resmi edia sosial instagram @beacukai.cikarang dikelola langsung oleh humas KPPBC TMP Cikarang yaitu seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi (PLI). Instagram KPPBC TMP Cikarang sendiri memiliki followers sebanyak 9090, following sebanyak 328, dan jumlah postingan sebanyak 697.

Gambar 3. 4 Unggahan Instagram Kantor Pengawasan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang

Sumber: Instagram beacukai.cikarang

Konten yang di posting pada media sosial instagram KPPBC TMP Cikarang yaitu berupa foto, infografis dan vidio pendek yang berisi mengenai informasi tentang peraturan, kebijakan, pelayanan, kegiatan, edukasi dan segala hal yang berhubungan dengan kepabeanan dan cukai.

(63)

b. Profil Youtube Kantor Pengawasan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang

Gambar 3. 5 Profil Youtube Kantor Pengawasan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pabean Cikarang

Sumber: Sumber: Youtube Bea Cukai Cikarang

Akun resmi media sosial youtube Bea Cukai Cikarang dikelola langsung oleh humas KPPBC TMP Cikarang yaitu seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi (PLI). Youtube KPPBC TMP Cikarang sendiri memiliki subscriber sebanyak 1130.

(64)

57

Gambar 3. 6 Unggahan Youtube Kantor Pengawasan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pabean Cikarang

Sumber: Youtube Bea Cukai Cikarang

Konten yang di posting pada media sosial youtube KPPBC TMP Cikarang yaitu berupa vidio-vidio yang berisi mengenai informasi tentang peraturan, kebijakan, pelayanan, kegiatan, edukasi dan segala hal yang berhubungan dengan kepabeanan dan cukai.

(65)

B. Profil Informan

Pemilihan informan pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu peneliti memiliki pertimbangan tertentu terhadap informan yang akan dipilih. Sugiyono (2016: 85) menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik dalam penentuan informan dimana peneliti mempunyai pertimbangan tertentu dalam pemilihan informan, yaitu orang-orang yang dirasa paling tahu dan berhubungan dengan topik penelitian, dalam hal ini adalah staff dan pegawai humas KPPBC TMP Cikarang yatu seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi (PLI) yang mengelola secara langsung media sosial instagram dan youtube KPPBC TMP Cikarang.

Jumlah informan pada penelitian ini sebanyak tiga orang informan, karena ketiga informan tadi dirasa sudah cukup dalam memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Martha dan Kresno (2016: 202) menjelaskan bahwa terdapat dua syarat yang harus terwujud saat menetapkan jumlah informan, yaitu kesesuaian dan kecukupan informasi. Informan didalam penelitian kualitatif terbagi menjadi dua jenis, Mulyana (2011: 54) menjelaskan dua jenis informan pada penelitian kualitatif yaitu: (1) Informan Utama adalah orang yang terjun dan berpartisipasi secara langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan yang berhubungan dengan penelitian; (2) Informan Kunci (key informant) adalah orang yang tidak hanya berpartisipasi secara langsung, tetapi juga mengerti dan memahami secara lengkap dan mendalam terhadap informasi mengenai kegiatan yang berhubungan dengan penelitian.

(66)

59

Informan pada penelitian ini diantaranya yaitu Dinda Githa Oktaviani, Ramdani Febriansyah, dan Bima Satriya Ardhi. Latar belakang peneliti memilih ketiga informan tersebut karena:

1) Dinda Githa Oktaviani sebagai Pelaksana Pemeriksa Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi. Beralaskan pada lama masa jabatannya yaitu selama tujuh tahun dan dirasa mengetahui secara mendalam mengenai kegiatan pengelolaan media sosial. Hal tersebut yang menjadi alasan peneliti untuk menetapkan beliau sebagai key informant pada penelitian ini.

2) Ramdani Febriansyah sebagai Pelaksana Pemeriksa Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi yang terlibat dan berpartisipasi secara langsung pada pengelolaan media sosial instagram dan youtube. Hal tersebut yang menjadi alasan peneliti untuk menetapkan beliau sebagai informan utama pada penelitian ini

3) Bima Satriya Ardhi sebagai Pelaksana Pemeriksa Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi yang memiliki kesamaan dengan informan kedua yaitu terlibat dan berpartisipasi secara langsung pada pengelolaan media sosial instagram dan youtube.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara, yaitu dengan berkunjung secara langsung untuk menemui informan di lokasi penelitian yaitu KPPBC TMP Cikarang pada tanggal 25 April 2022. Peneliti telah menentukan 4 (empat) fokus pada penelitian ini yang berpedoman pada konsep fours step PR dari Cutlip, Center dan Broom, yaitu pencarian fakta (fact finding), perencanaan (planning), pelaksanaan dan komunikasi (actions and communication), dan

(67)

evaluasi (evaluating). Fokus penelitian tersebut lalu dikembangkan menjadi sebuah pertanyaan terstruktur untuk di ajukan kepada informan. Profil informan peneliti uraikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Nama Informan dan Jabatan

No Nama Jabatan

1 Dinda Githa Oktaviani Pelaksana Pemeriksa Seksi PLI 2 Ramdani Febriansyah Pelaksana Pemeriksa Seksi PLI 3 Bima Satriya Ardhi Pelaksana Pemeriksa Seksi PLI

Sumber: Data Olahan Peneliti

Profil Informan pada penelitian ini akan di uraikan secara rinci dengan merujuk pada pendapat yang dikemukakan oleh Ahmad Subandi dalam Darajat Wibawa (di jurnal Mimbar Vol.28, No.1, 2012:116) yang menjelaskan bahwa ketika akan menguraikan profil informan akan berhubungan dengan presentase (%), yaitu 0% mempunyai makna tidak sama sekali, 1%-9% mempunyai makna sedikit sekali, 10%-39% mempunyai makna sebagian kecil, 40%-49% mempunyai makna mendekati setengahnya, 50% mempunyai makna setengahnya, 51%-59%

mempunyai makna melebihi setengahnya, 60%-89% mempunyai makna sebagian besar, 90%-99% mempunyai makna hampir seluruhnya, 100% mempunyai makna seluruhnya.

Presentase yang terdapat pada tabel-tabel dibawah ini dihitung menggunakan cara: Jumlah Informan

______________ X 100%

Total Informan

(68)

61

Tabel 3. 2 Presentase Bedasarkan Usia Informan

No Rentan Usia Jumlah Presentase (%)

1 20-25 2 66,67 %

2 26-30 1 33,33 %

Jumlah 3 100%

Sumber: Data Olahan Peneliti

Berdasarkan Tabel 2 berkenaan dengan Usia Informan memperlihatkan bahwa informan yang mempunyai rentan usia 20 sampai 25 tahun merupakan sebagian besar dan berjumlah 2 orang, sementara itu informan yang mempunyai rentan usia 26 sampai 30 tahun merupakan sebagian kecil dan berjumlah 1 orang.

Berikut ini pemaparan mengenai profil informan berdasarkan jenis kelamin:

Tabel 3. 3 Presentase Bedasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)

1 Laki-laki 2 66,67 %

2 Perempuan 1 33,33 %

Jumlah 3 100%

Sumber: Data Olahan Peneliti

Berdasarkan Tabel 3 berkenaan dengan Jenis Kelamin Informan memperlihatkan bahwa informan yang memiliki jenis kelamin laki-laki merupakan sebagian besar dan berjumlah 2 orang, sementara itu informan yang mempunyai jenis kelamin perempuan merupakan sebagian kecil dan berjumlah 1 orang. Berikut ini pemaparan mengenai profil informan berdasarkan lama masa jabatan:

(69)

Tabel 3. 4 Presentase Bedasarkan Lama Masa Jabatan No Lama Jabatan Jumlah Presentase (%)

1 Dibawah 5 tahun 2 66,67 %

2 Diatas 5 tahun 1 33,33 %

Jumlah 3 100%

Sumber: Data Olahan Peneliti

Berdasarkan Tabel 4 berkenaan dengan Lama Masa Jabatan Informan memperlihatkan bahwa informan dengan masa jabatan di bawah 5 tahun merupakan sebagian besar dan berjumlah 2 orang, sementara itu informan dengan masa jabatan di atas 5 tahun merupakan sebagian kecil dan berjumlah 1 orang. Berikut ini pemaparan mengenai profil informan secara keseluruhan:

Tabel 3. 5 Profil Informan Secara Keseluruhan

No Nama Jenis

Kelamin

Usia Jabatan Usia

Jabatan

1

Dinda Githa

Oktaviani P 26

Pelaksana Pemeriksa

Seksi PLI 7

2 Ramdani Febriansyah

L 25 Pelaksana Pemeriksa Seksi PLI

4

3

Bima Satriya

Ardhi L 24

Pelaksana Pemeriksa

Seksi PLI 1

Sumber: Data Olahan Peneliti

(70)

63

C. Hasil Penelitian

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cikarang merupakan kantor instansi kepabeanan Indonesia yaitu Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan.

KPPBC TMP Cikarang melaksanakan fungsi manajerial humas didalamnya.

Humas KPPBC TMP Cikarang yaitu seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi (PLI) telah mengimplementasikan online public relations dengan memanfaatkan media sosial instagram dan youtube sebagai sarana penyebaran informasi kepada publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. Pembuatan account instagram dan youtube ini juga sebagai ajang untuk memperkenalkan tugas dan fungsi Direktorat Bea dan Cukai kepada masyarakat luas.

Pengelolaan media sosial instagram dan youtube yang dilakukan dapat menjadi bukti bahwa KPPBC TMP Cikarang merupakan sebuah instansi lembaga pemerintah yang juga mengikuti arus perkembangan zaman dengan memanfaatkan media baru yang saat ini sudah menggeser media konvensional.

Hasil dari penelitian ini diperoleh melalui proses observasi dan wawancara mendalam dengan tiga orang informan dari Humas KPPBC TMP Cikarang yaitu Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi (PLI). Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan tiga orang informan penelitian mengenai pengelolaan media sosial instagram dan youtube yang dilaksanakan oleh Humas KPPBC TMP Cikarang yaitu Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi (PLI), terdapat empat tahap dalam menjalankannya yaitu:

(71)

1) Tahap defining public relations problems pengelolaan media sosial KPPBC TMP Cikarang

2) Tahap planning and programming public relations pengelolaan media sosial KPPBC TMP Cikarang

3) Tahap taking action and communicating public relations pengelolaan media sosial KPPBC TMP Cikarang

4) Tahapa evaluating the program public relations pengelolaan media sosial KPPBC TMP Cikarang

1. Tahap Defining Public Relations Problems Pengelolaan Media Sosial KPPBC TMP Cikarang

Tahap pertama dari proses pengelolaan media sosial ini adalah dengan dilakukannya pencarian permasalahan, fakta, opini, serta sikap dari pihak-pihak yang terkait, dalam hal ini seorang humas harus mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai fakta yang terjadi di lapangan, hal tersebut dilakukan untuk dapat menunjang kegiatan yang akan dilaksanakan. Tujuan dilakukannya tahap ini adalah untuk mengetahui mengenai apa yang sedang terjadi dan apa yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara humas KPPBC TMP Cikarang melaksanakan langkah awal pada tahap pertama pengelolaan media sosial yaitu dengan melakukan analisis situasi.

1) Analisis Situasi

Langkah awal pada tahap defining public relations problems yang dilakukan oleh Humas KPPBC TMP Cikarang adalah dengan melakukan analisis situasi.

Analisi situasi pada pengelolaan media sosial ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan

(72)

65

masyarakat akan informasi mengenai kepabeanan dan cukai. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui fakta-fakta dilapangan sepeti yang dijelaskan oleh Bima Satriya Ardhi:

pengelolaan media sosial ini ada karena yang pertama didasari oleh kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai kepabeanan dan cukai, yang kedua kebutuhan para pelaku bisnis atau pengusaha yang membutuhkan pendampingan teknis maupun melalui layanan yang ada di bea cukai Cikarang (Senin, 25 April 2022 pukul 10.03 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas, informan menjelaskan bahwah hal yang menjadi latar belakang adanya pengelolaan media sosial di KPPBC TMP Cikarang ini adalah karena adanya kebutuhan dari masyarakat dan pelaku bisnis dan usaha akan layanan informasi dan pendampingan teknis mengenai kepabeanan dan cukai.

Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan oleh informan lainnya yaitu Dinda Githa Oktaviani yang menjelaskan mengenai situasi media dalam pencarian fakta dan data:

untuk pencarian fakta atau data sendiri kita lihat situasi medianya dulu nih apa yang lagi naik dan ramai di pakai masyarakat sekarang, sekarang kan lagi rame instagram, tiktok sama youtube nih. Setelah kita lihat media sosialnya, kita riset juga di berita-berita mengenai isu apa yang sedang naik saat ini gitu, kaya misalnya kemaren isu yang lagi naik tu tentang covid gitu kan informasi tentang alat kesehatan gitukan kita naikin itu juga. Misalnya sekarang ada isu tentang ekspor minyak kita naikin itu juga, jadi kita menyesuaikan tentang traffic apa yang lagi di cari dan dibutuhkan oleh masyarakat (Senin, 25 April 2022 pukul 11.00 WIB).

Berdasarkan pernyataan informan di atas menjelaskan bahwa situasi media saat ini berfokus pada media online, karena mengikuti perkembangan dari masyarakat pada umumnya yang saat ini telah beralih ke media sosial dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Humas KPPBC TMP Cikarang melakukan riset melalui internet untuk melihat situasi media, yaitu untuk mengetahui mengenai

(73)

pemberitaan dan isu yang sedang hangat dibicarakan pada portal-portal berita di internet, hal ini dilakukan agar nantinya pengelolaan yang dilakukan di sesuaikan dengan hal dan isu yang sedang berkembang dan dibutuhkan masyarakat.

2) Analisis Pemilihan Media

Proses selanjutnya pada tahap defining public relations problems adalah dengan melalukan analisis pemilihan media. Informan menjelaskan bahwa media sosial dalam penyebaran informasi yang digunakan oleh KPPBC TMP Cikarang ini terdiri dari instagram, youtube, facebook, tiktok, dan twitter. Media tersebut dimanfaatkan oleh humas KPPBC TMP Cikarang dalam berkomunikasi dan melakukan penyebaran informasi kepada publik sasarannya. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Bima Satriya Ardhi:

untuk pemilihan medianya sendiri sesuai yang lagi naik dan tren saat ini, untuk media sendiri kita tetep share semua mulai dari website, instagram, twitter, youtube, facebook dan tiktok, jadi kita merambah ke semua lini, jadi masyarakat tinggal memilih media apa yang dia pake pasti kita punya (Senin, 25 April 2022 pukul 10.03 WIB).

Berdasarkan penjelasan informan di atas dapat dilihat bahwa Humas KPPBC TMP Cikarang menggunakan berbagai macam media sosial yang populer dan banyak digunakan oleh masyarakat saat ini agar dapat menjangkau publik sasarannya dan melakukan penyebaran informasi secara luas. Seiring berjalannya waktu pada proses pengelolaan media sosial KPPBC TMP Cikarang dapat terlihat media sosial mana yang menjadi fokus dalam menjangkau masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari analisis pemilihan media yang digunakan. Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan oleh informan lainnya yaitu Ramdani Febriansyah:

kalau untuk pemilihan media yang kita digunakan itu variatif, maksudnya seperti golongan umur tertentu, seperti milenial sekarang kan hitsnya lebih

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan yang dilakukan pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta, diketahui bahwa administrasi pemusnahan barang hasil

Pada pemasukan barang dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean (TLDDP) ke Kawasan Berikat (KB) pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta Dokumen

Dengan adanya sistem informasi untuk mendata harga PPN cukai rokok pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Medan akan memberi kemudahan

Kepada pemerintah, khususnya Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Mataram, untuk lebih mengoptimalkan peran penyidik pegawai negeri

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe madya Pabean C Mataram sudah melaksanakan mekanisme pengawasan lalu lintas barang baik ekspor maupun impor dengan tetap

Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Pengadaan Pembangunan Gedung dan Prasarana Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Layanan Pengadaan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC TMP) Tanjung Perak Surabaya sebagai

Tujuan dari penelitian ini untuk meramalkan jumlah penerimaan cukai hasil tembakau di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Blitar dengan menggunakan metode