IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI BIDANG IMPOR PADA KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA DAN CUKAI TIPE
MADYA PABEAN B TELUK BAYUR KOTA PADANG
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Program S1 Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
OLEH:
ALFADO GENTA RAHMADHAN NIM. 21042111
‘
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2025
A. Latar Belakang
Di tengah derasnya arus globalisasi dan keterbukaan ekonomi, aktivitas impor memainkan peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan nasional. Barang-barang dari luar negeri tidak hanya menjadi pelengkap bagi pasar domestik, tetapi juga bagian dari proses produksi dan konsumsi dalam negeri. Namun, semakin meningkatnya volume impor juga membawa tantangan besar, terutama dalam bentuk potensi pelanggaran kepabeanan seperti under-invoicing, penyelundupan, dan pelanggaran dokumen.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) sebagai instansi vertikal di bawah Kementerian Keuangan, memiliki peran strategis dalam mengatur, mengawasi, serta memberikan pelayanan terhadap lalu lintas barang, baik ekspor maupun impor. DJBC memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi pelayanan dan fungsi pengawasan. Fungsi pelayanan diwujudkan melalui proses kepabeanan yang cepat dan efisien, sedangkan fungsi pengawasan bertujuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban lalu lintas barang serta mencegah kebocoran penerimaan negara (Kemenkeu, 2023).
Sementara itu, KPPBC Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur merupakan salah satu unit pelaksana teknis DJBC yang memiliki wilayah kerja strategis, yaitu Pelabuhan Teluk Bayur di Kota Padang. Kantor ini tidak hanya melaksanakan pelayanan atas kegiatan ekspor-impor, tetapi juga menjadi
2
ujung tombak pengawasan terhadap lalu lintas barang yang masuk melalui Sumatera Barat. Seiring dengan meningkatnya nilai dan volume impor melalui Teluk Bayur—yakni mencapai lebih dari USD 459 juta dan lebih dari 500 ribu ton pada tahun 2022 fungsi pengawasan di wilayah ini menjadi semakin penting. (BPS Sumbar, 2023)
Sebagai bentuk strategi seleksi, DJBC menerapkan manajemen risiko melalui sistem penjaluran. Sistem ini mengkategorikan pemeriksaan barang berdasarkan tingkat risiko: jalur merah (pemeriksaan fisik dan dokumen), jalur kuning (pemeriksaan dokumen), jalur hijau (langsung dikeluarkan), dan MITA (importir terpercaya). Meskipun sistem ini dirancang untuk mempercepat proses bagi importir yang patuh dan memperketat pengawasan terhadap risiko tinggi, kenyataannya, pelanggaran kepabeanan masih banyak ditemukan.
Data di atas menunjukkan bahwa penerapan manajemen risiko dalam penjaluran masih menghadapi berbagai celah. Bahkan dengan sistem seleksi yang seharusnya berbasis profil risiko, kasus penyelundupan barang dan pelanggaran kepabeanan tetap terjadi dalam skala besar, termasuk di Teluk Bayur. Hal ini menandakan perlunya penguatan sistem dan evaluasi berkala terhadap mekanisme pelaksanaannya.
Adapun alur proses impor di KPPBC Teluk Bayur dimulai dengan pengajuan dokumen oleh importir melalui sistem Indonesia National Single Window (INSW). Setelah dokumen dinilai oleh sistem manajemen risiko, barang akan diarahkan ke jalur sesuai hasil penilaian. Jika masuk jalur merah atau kuning, barang diperiksa secara dokumen atau fisik oleh petugas. Setelah
itu, jika tidak ditemukan pelanggaran, diterbitkan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB), dan barang dapat dikeluarkan dari pelabuhan.
Dalam proses ini, akurasi data dan kemampuan sistem dalam menilai risiko menjadi kunci keberhasilan pengawasan.
Namun, dalam praktiknya, seperti yang telah terjadi di Teluk Bayur, masih ditemukan kasus pelanggaran serius. Pada Juli 2024, Bea Cukai Teluk Bayur memusnahkan 12,4 juta batang rokok ilegal dengan potensi kerugian negara lebih dari Rp11 miliar (TVRI Sumbar, 2024). Tidak lama berselang, pada Oktober 2024, kerja sama Bea Cukai dan BNNP Sumatera Barat berhasil menggagalkan penyelundupan 624,5 kilogram ganja dari Aceh yang masuk melalui wilayah kerja Teluk Bayur (Bea Cukai, 2024). Fakta ini menunjukkan bahwa meskipun sistem telah dibangun, efektivitasnya dalam mencegah pelanggaran masih perlu ditinjau ulang.
Meningkatnya angka pelanggaran ini menunjukkan bahwa penilaian risiko belum sepenuhnya akurat, dan sistem belum mampu merespons kompleksitas praktik ilegal yang terus berkembang. Oleh karena itu, penting untuk meneliti bagaimana sistem manajemen risiko di bidang impor benar- benar dijalankan di KPPBC Teluk Bayur, bagaimana respons sumber daya manusia terhadap sistem ini, serta bagaimana koordinasi antarinstansi dilakukan dalam konteks pengawasan.
Dengan menelusuri secara mendalam pelaksanaan manajemen risiko dalam kegiatan impor di KPPBC Teluk Bayur, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai kekuatan dan kelemahannya.
4
Lebih dari itu, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang konstruktif bagi pengembangan sistem pengawasan yang adaptif dan mampu menjawab tantangan praktik impor yang semakin kompleks di masa mendatang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut:
1) Belum optimalnya penerapan sistem manajemen risiko dalam proses penjaluran impor, sehingga pelanggaran kepabeanan masih kerap terjadi.
2) Masih adanya kasus penyelundupan dan pelanggaran administrasi yang lolos dari pengawasan sistem, meskipun barang telah melalui proses seleksi risiko.
3) Kurangnya akurasi dalam pemprofilan importir dan komoditas menyebabkan ketidaktepatan jalur pemeriksaan yang ditetapkan.
4) Terbatasnya sumber daya manusia dan fasilitas pendukung di KPPBC Teluk Bayur dalam mengelola dan mengawasi risiko impor secara efektif.
5) Kurangnya pemahaman dan kepercayaan pengguna jasa terhadap sistem manajemen risiko yang diterapkan, sehingga menimbulkan persepsi negatif dan potensi manipulasi data.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini akan berfokus pada analisis implementasi manajemen risiko di bidang impor yang dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur Kota Padang.
Batasan ini mencakup identifikasi mekanisme dan prosedur manajemen risiko yang diterapkan dalam pengawasan impor, evaluasi terhadap sistem profiling risiko yang digunakan, serta analisis hambatan internal dan eksternal yang mempengaruhi efektivitas penerapan manajemen risiko.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, didapatkan beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana implementasi manajemen risiko dalam aktivitas pengawasan impor pada Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur Kota Padang?
2. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam penerapan manajemen risiko di bidang impor pada Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur Kota Padang?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, didapatkan beberapa tujuan penelitian, yaitu:
1.
Menganalisis bentuk dan implementasi manajemen risiko dalam aktivitas pengawasan impor yang diterapkan oleh Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur Kota Padang.2.
Mengidentifikasi dan mengevaluasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penerapan manajemen risiko di bidang impor pada Kantor6
Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur Kota Padang
F. Manfaat Penelitian A. Manfaat Teoritis
a. Memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu administrasi publik, khususnya dalam bidang manajemen kepabeanan dan manajemen risiko di sektor pemerintahan.
b. Memperkaya literatur tentang penerapan manajemen risiko dalam pengawasan impor pada institusi bea cukai di Indonesia.
B. Manfaat Praktis
a. Bagi KPPBC Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur
Penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dalam pelaksanaan manajemen risiko di bidang impor. Hasilnya diharapkan membantu pihak KPPBC Teluk Bayur dalam merancang strategi pengawasan yang lebih efektif, serta memperbaiki kelemahan dalam sistem penilaian risiko dan pelaksanaan penjaluran.
b. Bagi Pengguna Jasa/Importir
Penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada importir atau pengguna jasa mengenai sistem manajemen risiko yang diterapkan oleh DJBC. Diharapkan, mereka dapat menyesuaikan praktik impor dengan regulasi yang berlaku serta meningkatkan kepatuhan terhadap aturan kepabeanan.
c. Bagi Masyarakat Umum
Masyarakat, terutama pelaku usaha, dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai tujuan kebijakan manajemen risiko dalam kegiatan impor, serta dampaknya terhadap kelancaran distribusi barang dan perlindungan terhadap penerimaan negara. Dengan pemahaman ini, masyarakat dapat lebih mendukung upaya pemerintah dalam pengawasan impor yang adil dan transparan.
d. Bagi Peneliti Lain
Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengkaji topik-topik terkait implementasi kebijakan publik, sistem pengawasan kepabeanan, dan strategi manajemen risiko dalam pelayanan publik di sektor lain.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Kajian Teoritis
1. Konsep Manajemen Risiko
2. Teori Enterprise Risk Mangement (ERM) 3. Konsep Barang Impor
4. Manajemen Risiko dalam Kepabeanan B. Kajian Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil eksplorasi terhadap penelitian terdahulu, penulis menemukan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
Penemuan dari penelitian terdahulu tersebut saling berkaitan dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Namun penelitian ini masih memiliki perbedaan yang signifikan dari penelitian sebelumnya. Adapun beberapa penelitian terdahulu tersebut sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh 2. Penelitian yang dilakukan oleh 3. Penelitian yang dilakukan oleh 4. Penelitian yang dilakukan oleh 5. Penelitian yang dilakukan oleh 6.
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sebuah alur terstruktur yang didesain dan dirumuskan untuk dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah dalam penelitian. Kerangka konseptual dalam sebuah penelitian dibutuhkan untuk menjelaskan secara komprehensif setiap variabel yang terkait dengan substansi penelitian.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pendekatan ini bertujuan untuk mengamati suatu fenomena dengan melibatkan perspektif partisipan. Anggito Albi (2018) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif merupakan langkah yang harus dilakukan peneliti dalam mendeskripsikan suatu obyek, fenomena atau setting sosial yang akan dituangkan dalam tulisan yang bersifat naratif. Dalam penulisan laporan penelitian kualitatif berisi kutipan-kutipan data (fakta) yang diungkap di lapangan untuk memberikan dukungan terhadap apa yang disajikan dalam laporannya. Penelitian kualitatif ini akan mengeksplorasi implementasi manajemen risiko di bidang impor yang diterapkan oleh Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur Kota Padang serta hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penerapannya. Pendekatan ini dipilih karena dapat menggali pemahaman mendalam tentang mekanisme manajemen risiko, persepsi petugas bea cukai mengenai efektivitas sistem yang diterapkan, serta mengidentifikasi tantangan dan strategi mitigasi dalam konteks pengawasan kepabeanan di bidang impor.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ialah batasan masalah dari penelitian yang dilakukan agar sampai pada tujuan yang diinginkan. Amtai Alaslan (2021) menjelaskan bahwa fokus penelitian adalah aspek tertentu yang menjadi perhatian utama dalam suatu studi. Fokus ini membantu peneliti untuk tetap terarah dan memastikan bahwa penelitian tidak menyimpang dari tujuan awalnya.
Berdasarkan hasil temuan permasalahan sebagaimana yang telah di uraikan di pendahuluan sebelumnya, maka fokus penelitian yang penulis tetapkan yaitu untuk menganalisis implementasi manajemen risiko di bidang impor pada Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur Kota Padang yang mencakup bentuk dan implementasi sistem manajemen risiko dalam pengawasan impor serta mengidentifikasi hambatan- hambatan yang dihadapi dalam penerapannya. Penelitian ini akan menitikberatkan pada mekanisme profiling risiko, proses analisis dan evaluasi risiko, serta strategi mitigasi yang diterapkan untuk mengatasi hambatan dalam implementasi manajemen risiko tersebut.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat ketika akan diadakannya sebuah penelitian atau observasi dalam rangka untuk memperoleh sebuah data yang akurat untuk sebuah penelitian (Sugiyono, 2017). Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian di Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur Kota Padang, yang akan menjadi lokasi penelitian utama dalam menganalisis implementasi manajemen risiko di
12
bidang impor. Pemilihan Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur sebagai lokasi penelitian yaitu karena lokasi ini merupakan salah satu kantor bea cukai yang memiliki peran strategis dalam pengawasan arus barang impor di wilayah Sumatera Barat, khususnya melalui Pelabuhan Teluk Bayur yang merupakan pelabuhan internasional.
Kantor ini menangani volume impor yang signifikan dengan beragam komoditas, sehingga implementasi manajemen risiko menjadi aspek krusial dalam operasional kepabeanan. Dengan dipilihnya lokasi ini, penelitian dapat memberikan gambaran komprehensif tentang penerapan manajemen risiko di bidang impor pada kantor bea cukai di daerah dengan karakteristik perdagangan internasional yang spesifik.
D. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian yaitu siapa saja yang memiliki informasi ataupun data yang cukup dan relevan dengan masalah atau objek yang sedang diteliti sehingga dapat memberikan informasi yang akurat sebagai bentuk keabsahan data. Menurut Koentjaraningrat (2007), informan adalah pihak yang berperan sebagai sumber data primer dalam penelitian kualitatif, di mana mereka memberikan pandangan, pengetahuan, atau penjelasan mengenai fenomena yang sedang dikaji.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode dan teknik purposive sampling, di mana seleksi informan didasarkan pada karakteristik tertentu, yaitu individu yang memiliki pemahaman langsung dan keterlibatan dalam masalah yang menjadi fokus penelitian penulis. Sugiyono (2011)
menjelaskan bahwa purposive sampling digunakan ketika peneliti ingin mendapatkan sampel yang dapat memberikan wawasan maksimal mengenai fenomena tertentu, bukan berdasarkan representasi populasi. Informan penelitian yang dipilih terdiri dari beberapa pihak yang terkait langsung dengan implementasi manajemen risiko di bidang impor, yaitu:
1. Kepala Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur Kota Padang sebagai pemangku kebijakan tertinggi di tingkat kantor.
2. Analis Risiko atau Petugas yang bertugas melakukan profiling dan pengelolaan risiko di bidang impor.
3. Petugas Pemeriksa Barang yang menangani pemeriksaan fisik barang impor berdasarkan hasil profiling risiko.
4. Importir atau Perusahaan Jasa Pengurusan Kepabeanan (PPJK) sebagai pihak eksternal yang mengalami dampak langsung dari implementasi manajemen risiko.
E. Jenis dan Sumber Data
Menurut Nawawi (1983), data adalah kumpulan fakta dan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Data dalam penelitian sangat penting karena memuat informasi yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Tidak semua informasi dapat dianggap akurat dan faktual, sehingga diperlukan sumber data yang jelas agar penelitian mencapai tujuannya dengan baik. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data, yaitu:
14
a. Primer
Data primer merujuk pada data yang diperoleh langsung dari sumber utama melalui proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Menurut Selo Sumardjan (1984), data primer adalah data asli yang dikumpulkan langsung dari individu atau subjek penelitian yang mengalami fenomena tertentu. Data primer dalam penelitian ini yaitu diperoleh dari wawancara mendalam kepada Kepala Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur Kota Padang; Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan; Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai; Analis Risiko atau Petugas pengelola risiko; Petugas Pemeriksa Barang; dan beberapa Importir atau Perusahaan Jasa Pengurusan Kepabeanan (PPJK) yang beroperasi di wilayah pengawasan Kantor Bea Cukai Teluk Bayur.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah informasi yang bersifat pendukung bagi data primer. Data sekunder umumnya berasal dari literatur dan sumber terkait yang relevan dengan subjek penelitian. Koentjaraningrat (2007) menjelaskan bahwa data sekunder meliputi sumber-sumber dokumentasi, seperti laporan, arsip, atau literatur, yang dapat digunakan peneliti sebagai pelengkap atau pembanding data primer. Pada penelitian ini, penulis mendapatkan data sekunder dari media cetak seperti buku dan dokumen resmi dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Ada pun media non cetak seperti artikel jurnal, berita online, peraturan perundang-undangan terkait
kepabeanan, Standar Operasional Prosedur (SOP) manajemen risiko, laporan kinerja Kantor Bea Cukai Teluk Bayur, dan data statistik impor yang relevan dengan penelitian.
F. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data adalah tahapan penting dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh informasi yang valid dan relevan. Sugiyono (2017) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah strategis yang digunakan untuk mendapatkan data dari sumber yang dapat dipercaya melalui metode seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam penelitian kualitatif, sumber data tidak dimanipulasi, dan data yang diperoleh tidak dikonstruksi sebagai hasil eksperimen. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi.
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu instrumen utama dalam penelitian kualitatif yang memungkinkan peneliti menggali pandangan, pengalaman, serta pemahaman individu mengenai suatu fenomena (Patton, 2002). Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan Kepala Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur Kota Padang, Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan, Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai, Analis Risiko atau Petugas pengelola risiko, Petugas Pemeriksa Barang, serta Importir atau
16
perwakilan Perusahaan Jasa Pengurusan Kepabeanan (PPJK). Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai implementasi manajemen risiko di bidang impor, mekanisme yang diterapkan, serta hambatan yang dihadapi dalam proses penerapannya pada Kantor Bea Cukai Teluk Bayur.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengamati dan mencatat suatu fenomena secara langsung. Metode ini memungkinkan peneliti memperoleh pemahaman yang lebih akurat mengenai kondisi lapangan tanpa melakukan intervensi. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan terhadap proses implementasi manajemen risiko di bidang impor pada Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur, termasuk aktivitas profiling risiko, proses analisis risiko, serta mekanisme pemeriksaan barang berdasarkan hasil profiling. Melalui observasi ini, peneliti dapat memperoleh gambaran yang faktual dan objektif mengenai pelaksanaan manajemen risiko dalam aktivitas pengawasan impor serta efektivitas penerapannya dalam meningkatkan kepatuhan dan memfasilitasi perdagangan.
3. Studi Dokumentasi.
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang memanfaatkan berbagai sumber tertulis, foto, video, atau artefak lain yang relevan dengan penelitian. Bowen (2009) mengemukakan bahwa dokumentasi merupakan sumber data sekunder yang dapat memperkuat
dan mendukung temuan penelitian. Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan mencakup laporan resmi dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, kebijakan dan pedoman manajemen risiko, data statistik terkait volume impor dan hasil pengawasan di Kantor Bea Cukai Teluk Bayur, peraturan perundang-undangan terkait kepabeanan, Standar Operasional Prosedur (SOP) manajemen risiko, serta artikel atau jurnal yang membahas implementasi manajemen risiko di bidang kepabeanan. Data dokumentasi ini berfungsi sebagai pelengkap bagi informasi yang diperoleh melalui wawancara dan observasi, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai implementasi manajemen risiko di bidang impor pada Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur Kota Padang.
G. Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan ini meliputi penggunaan teknik triangulasi, yang merujuk pada kombinasi beberapa sumber data, teknik pengumpulan data, dan waktu untuk meningkatkan kredibilitas temuan (Sugiyono, 2017). Penelitian ini akan menggunakan triangulasi data untuk menguji keabsahan data.
Triangulasi sumber akan dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dari wawancara dengan pihak terkait, seperti Kepala Kantor Bea Cukai, Kepala Seksi, Analis Risiko, Petugas Pemeriksa Barang, dan Importir atau PPJK, serta dokumen yang relevan dengan kebijakan manajemen risiko di bidang impor. Sementara itu, triangulasi teknik akan melibatkan penggunaan berbagai metode pengumpulan data, seperti wawancara
18
mendalam, observasi langsung, dan studi dokumentasi, untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai implementasi manajemen risiko dan hambatan-hambatan yang dihadapi pada Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur Kota Padang.
Selain itu, untuk menguji kredibilitas data, dilakukan teknik member check dengan meminta konfirmasi kepada informan terkait temuan awal yang diperoleh, guna memastikan keakuratan dan kesesuaian informasi dengan perspektif mereka. Penelitian ini juga akan melakukan triangulasi waktu dengan mengumpulkan data pada periode waktu yang berbeda untuk memastikan konsistensi informasi yang diperoleh terkait implementasi manajemen risiko di bidang impor.
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif interaktif sesuai dengan pendekatan yang diajukan oleh Miles, Huberman, dan Saldana (2014). Proses analisis data akan dilakukan melalui tiga langkah utama, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi, dengan fokus pada analisis terhadap data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumen terkait implementasi manajemen risiko di bidang impor pada Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur Kota Padang.
1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan cara memilah dan menyaring data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang
tidak relevan atau terlalu luas akan disingkirkan untuk memastikan bahwa hanya informasi yang mendalam dan langsung berhubungan dengan fokus penelitian yang digunakan. Reduksi data juga akan mencakup pengorganisasian hasil wawancara menjadi tema-tema yang lebih terstruktur, seperti mekanisme implementasi manajemen risiko, proses profiling dan analisis risiko, hambatan internal dan eksternal dalam penerapan manajemen risiko, serta strategi mitigasi yang dikembangkan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, tahap berikutnya adalah penyajian data yang dilakukan dengan menyusun data dalam bentuk yang lebih sistematis. Dalam penelitian ini, penyajian data akan menggunakan narasi deskriptif yang menggambarkan hasil wawancara dengan peserta penelitian (Kepala Kantor, Analis Risiko, Petugas Pemeriksa Barang, dan Importir atau PPJK), observasi pada proses implementasi manajemen risiko di lapangan, serta data sekunder dari dokumen kebijakan, SOP, dan laporan terkait. Penyajian data juga akan dilengkapi dengan bagan, tabel, atau matriks yang relevan untuk memudahkan pemahaman terhadap proses implementasi manajemen risiko dan hambatan-hambatan yang dihadapi.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Pada tahap terakhir, penarikan kesimpulan dilakukan dengan menilai data yang telah disajikan. Penulis akan melakukan verifikasi terhadap kesimpulan yang diambil dengan cara melakukan member check, yaitu mengonfirmasi temuan awal kepada informan utama untuk
20
memastikan bahwa interpretasi yang diambil sesuai dengan persepsi mereka. Proses ini penting untuk memastikan kredibilitas hasil penelitian.
Selain itu, analisis juga akan fokus pada hubungan antara temuan dari wawancara dan observasi dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui bagaimana implementasi manajemen risiko di bidang impor pada Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur Kota Padang serta mengidentifikasi hambatan- hambatan yang dihadapi dalam penerapannya dan strategi mitigasi yang dikembangkan untuk mengatasi hambatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah (Perda) Kota Padang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
Abdul Wahab, Solichin. 2005. Analisis Kebijakan: dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara
Agustino, Leo. (2017). Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta Alaslan, A. (2021). Metode Penelitian Kualitatif. Depok: Rajawali Pers.
Anggito, Albi dan Setiawan, Johan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Sukabumi: CV Jejak.
Ayuningtyas, Dumilah. (2014). Kebijakan Kesehatan Prinsip dan Praktik. Jakarta:
Raja Grafindo Persada. Bandung.
Bowen, G. A. (2009). Document analysis as a qualitative research method.
Qualitative Research Journal, 9(2), 27-40.
Islamy, Irfan. 1988. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Bina Aksara:
Jakarta
Islamy, M. Irfan. (2009). Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta:
Bumi Aksara.
Kartono, dkk. 1980. Pedagang Kaki Lima. Bandung: Universitas Katholik Parahyangan
Koentjaraningrat, (2007). Metode Penelitian Masyarakat. Rineka Cipta.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative data analysis: A methods sourcebook (3rd ed.). London: Sage Publications.
Nawawi, H. Hadari. 1983. Metode Penelitian Deskriptif. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Noviko, S. (2016). Kebijakan Relokasi Pkl Udi Tentang Proses Kebijakan Relokasi Pkl Jalan Dipayuda Dan Mt. Haryono Ke Pusat Kuliner Kabupaten Banjarnegara. Sawala: Jurnal Administrasi Negara, 4(3).
Patton, M. Q. (2002). Qualitative Research & Evaluation Methods (3rd ed.). London:
Sage Publications
22
Purnomo, Rochmat Aldy.2016. “Dampak Relokasi Terhadap Lingkungan Sosial Pedagang Kaki Lima di Pusat Kuliner Prastistha Harsa Purwokerto”.dalam Jurnal Ekulibrium vol. 11. no 1.
Setyaningsih, A. (2014). Dampak Sosial Ekonomi Relokasi Pasar Satwa Kasus Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) Tahun 2010-2014. Jurnal Ilmu Ekonomi, 1-15.
Sianturi, F. A., Rengkung, M. M., & Lakat, R. S. (2019). Analisis Sebaran Sektor Informal di Kota Manado. Spasial, 6(1), 159-168.
Siti, M. (2022). Buku Kebijakan Publik Administrasi, Perumusan, Implementasi, Pelaksanaan, Analisis dan Evaluasi Kebijakan Publik.
Soemardjan, Selo (Ed). 1984. Kemiskinan struktural. Jakarta: YISS
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Edisi Ke-10).
Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta William N. Dunn. (2003). William-N.-Dunn-Pengantar-Analisis-Kebijakan-Pulblik-
Gadjah-Mada-University-Press-2003_compressed-1.pdf (p.710)