• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM

UNTUK SISWA SMP/MTs

E-JURNAL

MEGA SILVIA NIM. 09010177

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2014

(2)

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM

UNTUK SISWA SMP/MTs Oleh:

Mega Silvia, RRP. Megahati dan Siska Nerita

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Silviamega411@yahoo.co.id

ABSTRACT

The learning process requires a learning media in term of teaching materials. One type of teaching materials that can be used by teachers is through illustrated handout which accompanied by concept mapping. Handouts are written teaching materials taken from several literature that relevant to the basic competencies and subject matter taught to the students. But the teaching materials used by teachers in MTsN Talaok Shaded is less attractive because the picture just shown in black and white, not accompanied with concept mapping, the drawing only represent a few of the all material and also too concise. This is causes less motivationon students to learn and it is difficult to them to distinguish the basic concepts of the material which contained on the ecosystem matter. Based on that situation, the developing an instructional materials in the form of illustrated handout accompanied by concept mapping on the ecosystem matter has choosen. This study aims to determine the validity and practicalities illustrated handout with a concept mapping. This study uses a model of the development of type 4-D. Model development consists of 4 stages; Define, Design, Development and Disseminate. This study is only conducted to Development stage. The data used are primary data which is data obtained directly from lecturers, teachers and students, which consists of 4 people validator, 2 teachers and 20 students MTsN Talaok Bayang. Research results obtained is the average value of test validity by faculty and teachers is 86.02% with a valid criteria. This handout feasibility measured from various aspects, such as feasibility of content, language, presentation and graphic. The average value of the practicalities testing by teacher is 88.19% with a very practical criteria. This handout practicality measured from several aspects: ease of use, effectiveness and presentation of learning time. While the average value of the practicalities testing by students is 93.63% with a very practical criteria and the practicality of handouts was measured from various aspects: ease of use, effectiveness and presentation of learning time. Based on this data, we can conclude that the handouts has been valid and very practical.

Keywords: Handout, concept mapping, and materials ekosistem

PENDAHULUAN

Pencapaian tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik karena adanya media.

Menurut Arsyad (2011: 4) media pembelajaran merupakan suatu perantara yang membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Hal ini sejalan yang diungkapkan oleh Angkowo (2007:

11) media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat terlibat dalam proses pembelajaran. Banyak media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah media cetak.

Media cetak dapat berupa diktat, handout, modul, LKS, LDS dan charta.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru biologi MTsN Talaok, pada tanggal 11 November 2013 didapatkan keterangan bahwa dalam proses pembelajaran di sekolah, pada umumnya sudah tersedia buku pelajaran biologi untuk siswa. Namun persedian buku yang ada jumlahnya sangat terbatas, kurangnya motivasi siswa untuk membaca buku, walaupun sudah ada buku yang tersedia hanya sebagia siswa saja yang mau meminjamnya. Guru dalam belajar tidak menggunakan handout yang digunakan hanya LKS, tetapi LKS yang digunakan kurang menarik karena gambarnya masih hitam putih, tidak disertai dengan peta konsep gambar hanya sedikit yang mewakili

(3)

materi dan materinya terlalu singkat. Pada materi ekosistem siswa sulit membedakan mana yang termasuk populasi, komunitas, hubungan saling ketergantungan dan siklus materi. Berdasarkan angket respon siswa terhadap bahan ajar, dapat digambarkan bahwa bahan ajar yang digunakan tersebut kurang menarik, tidak berwarna dan tidak memiliki peta konsep, sehingga siswa sulit membedakan konsep dasar yang dipelajari dalam materi.

Berdasarkan keadaan di atas, maka pengembangan bahan ajar berupa handout dapat memotivasi siswa untuk belajar. Handout merupakan bahan ajar yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan siswa. Menurut Kamus Oxford (389 dalam Majid, 2011) handout merupakan pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara. Hal ini sejalan yang dinyatakan oleh Prastowo (2011:79) bahwa” handout merupakan bahan ajar yang bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok serta memudahkan siswa dalam proses pembelajaran”.

Supaya siswa lebih mudah memahami materi ekosistem maka handout ditambahkan dengan gambar dan peta konsep. Dimana gambar pada handout dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih antusiasi dalam mempelajari materi tersebut, seperti yang diungkapkan Sadirman, dkk (2006: 28) bahwa gambar berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat dingat atau diabaikan. Selain itu, peta konsep juga dapat menyamakan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari serta dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep dan membentuk pemikiran secara sistematis terhadap materi pelajaran. Menurut Trianto (2011:

158) peta konsep merupakan suatu ilustrasi grafis yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada katagori yang sama. Hal ini sesuai dengan pendapat Lufri (2007: 154) peta konsep (concept map) merupakan diagram yang ditunjukan saling keterkaitan antara konsep sebagai reperesentasi dari makna.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengembangkan handout bergambar dengan judul “ PengembanganHandout Bergambar disertai Peta Konsep pada Materi Ekosistem untuk Siswa SMP/MTs.

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana validitas dan praktikalitas handout bergambar disertai peta konsep pada materi ekosistem untuk siswa SMP/MTs yang dikembangkan?

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and the develoment) dengan model procedural. Model procedural adalah model yang bersifat deskriptif yang menggariskan langkah- langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa handout. Prosedur penelitian pengembangan handout bergambar disertai peta konsep menggunakan model pengembangan perangkat pembelajaran seperti yang disarankan oleh Thiagaraja (dalam Trianto, 2012: 93) adalah 4-D. Model penelitian ini meliputi 4 tahap yaitu: 1) tahap pendefenisian (define), 2) tahap perencanaan (design), 3) tahap pengembangan (develop) dan 4) tahap penyebaran (disseminate). Pada penelitian ini hanya melakukan pada tahap develop (pengembangan).

a. Teknik Analisis Data

Analis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Yang meliputi analisis validitas handout, dan analisis praktikalitas handout.

1. Analisis Validitas Handout

Analisis validitas pada handout berupa syarat didaktif, kontruksi dan teknis berdasarkan angket validitas dilakukan dengan beberapa langkah berikut ini.

a. Memberikan skor jawaban dengan kriteria berdasarkan skala Likert dalam Arikunto (2012:

180) sebagai berikut ini.

SS = Sangat Setuju, dengan bobot 4 S = Setuju, dengan bobot 3 TS = Tidak Setuju, dengan bobot 2 STS = Sangat Tidak Setuju, dengan bobot 1 b. Menentukan skor tertinggi

Skor tertinggi = jumlah validator × jumlah indikator × skor maksimum.

c. Menentukan jumlah skor dari masing-masing validator dengan menjumlahkan semua skor yang diperoleh dari masing-masing indikator.

d. Menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan skor dari masing-masing validator.

e. Penentuan nilai validitas dimodifikasi dari Purwanto (2010: 102) dengan cara sebagai berikut ini.

Nilai validitas = x

100%

f. Memberikan penelian validitas dengan kriteria yang dimodifikasi dari Purwanto (2009: 82) berikut ini.

90% - 100% = Sangat valid 80% - 89% = Valid 65% - 79% = Cukup valid 55% - 64% = Kurang valid 2. Analisis Praktikalitas Handout

Data hasil uji praktikalitas penggunaan handout dianalisis dengan persentase (%),

(4)

I II III IV

A Kelayakan isi 24 23 26 25 98 87,50% Valid

B Kebahasaan 18 18 18 19 73 91,25% Sangat Valid

C Penyajian 30 25 25 24 104 81,25% Valid

D Kegrafikan 21 20 19 20 80 83,30% Valid

344,08

86,02% Valid Total

Rata-rata

No Aspek Validator

Jml Nilai Validitas Kriteria

menggunakan rumus yang dimodifikasi dari Purwanto (2010: 102) berikut ini :

Nilai praktikalitas = x 100%

Setelah persentase diperoleh, dilakukan pengelompokan sesuai kriteria yang dimodifikasi dari Purwanto (2010: 103) Adapun kriteria sebagai berikut:

86% - 100%= Sangat praktis 76% - 85% = Praktis 60% - 75% = Cukup praktis 55% - 59% = Kurang praktis

≤ 54% = Tidak praktis HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Tahap Define a. Hasil Analisis Ujung Depan

Masalah dasar yang dihadapi di sekolah tersebut adalah kurangnya sumber belajar atau buku pegangan bagi siswa, selain menggunakan buku guru juga membuat sendiri bahan ajar yang berbentuk LKS. Namun, bahan ajar yang digunakan tersebut kurang menarik, gambar kurang jelas dan materi yang terlalu ringkas. Hal ini menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar dan siswa sulit membedakan konsep-konsep dasar yang terdapat dalam materi ekosistem.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar berupa handout bergambar disertai peta konsep belum pernah diterapkan oleh guru, dengan adanya handout dapat membantu guru dan siswa dalam pembelajaran serta memahami konsep-konsep dasar yang terdapat dalam materi ekosistem. Pentingnya perancangan handout oleh guru adalah untuk mengahsilkan bahan ajar yang memiliki kualitas yang lebih baik dari bahan ajar sebelumnya.

b. Hasil Analisis Siswa

Analisis siswa yang digunakan adalah analisis usia, usia siswa duduk di SMP/MTs kelas VII umumnya adalah umur 12-15 tahun berarti sudah termasuk kategori individu yang telah mampu mengembangkan potensi psikomotornya sehingga telah terampil dengan menggunakan media. Dari hasil analisis ini nantinya akan dijadikan kerangka dalam menyusun materi pelajaran,menyiapkan aspek-aspek yang berhubungan dengan handout yang akan dibuat, sehingga dihasilkan handout yang cocok bagi siswa.

Berdasarkan angket karateristik siswa yang telah disebarkan terlihat bahwa siswa suka membaca 86,7%, siswa suka membaca bahan ajar bergambar dan berwarna 90%, siswa suka menggunakan peta konsep 90%, dan siswa menyukai warna yang cerah 90%. Hasil analisis terlihat bahwa bahan ajar yang digunakan di sekolah tersebut kurang memotivasi siswa untuk belajar. Hal tersebut terjadi karena tampilan

gambar tidak berwarna dam tidak memiliki peta konsep.

c. Hasil Analisis Tugas

Analisis tugas dilakukan dengan menentukan isi dalam satuan pembelajaran dan merinci isi materi ajar dalam bentuk garis besar yang mencakup yaitu analisis struktur isi, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator.

d. Hasil Analisis Konsep

Analisis konsep ini didapatkan dari SK, KD, dan indikator, kemudian didapatkan konsep- konsep utama yang terdapat dalam materi ekosistem, antara lain: a) Pengertian ekosistem, b) satuan mahluk hidup dalam ekosistem, c) macam- macam ekosistem, d) komponen ekosistem, e) hubungan saling ketergantungan, f) interaksi antarorganisme dan g) siklus materi.

e. Hasil Analisis Tujuan Pembelajaran

Acuan perumusan tujuan pembelajaran adalah mengacu pada indikator yang dikembangkan dari SK dan KD

2. Hasil Penelitian Tahap Design

Pada tahap ini , handout yang akan dibuat dirancang dengan format yang berisikan komponen yang terdapat di dalam handout. Adapun komponen yang terdapat di dalam handout adalah cover, kata pengantar, daftar isi, halaman awal, peta konsep, uraian materi, rangkuman,latihan, evaluasi dan daftar pustaka.

3. Hasil Penalitian Tahap Develop a. Validitas Handout

Uji validitdas handout bergambar disertai peta konsep dilakukan oleh 4 orang validator, 2 diantaranya dosen Progam Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI, dan 2 orang validator lagi guru biologi MTsN Talaok. Uji validatas meliputi empat aspek yaitu kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan.

Tabel. 1. Hasil Uji Validitas Handout Bergambar Dilengkapi Peta Konsep oleh Validator

Dari Tabel 1 diketahui bahwa nilai rata- rata hasil uji validitas handout bergambar disertai peta konsep sebesar 86,02% dengan kriteria valid (≥80%) sesuai dengan pendapat Purwanto (2009:

82). Hal ini menunjukan bahwa handout yang dihasilkan dalam penelitian ini sudah valid baik komponen kelayakan isi, kebahasaan, penyajian maupun komponen kegrafikan.

(5)

b. Praktikalitas Handout

Uji praktikalitas handout bergambar disertai peta konsep dilakukan kepada 2 orang guru dan 20 orang siswa kelas VII MTsN Talaok. Analisis uji paraktikalitas memiliki tiga aspek yaitu kemudahan penggunaan, efaktifitas waktu pembelajaran dan manfaat.

Tabel 2. Hasil Uji Praktikalitas Handout Bergambar Disertai Peta Konsep oleh Guru.

No Aspek Jml

Nilai Praktikali

tas

Kriteria 1 Kemudahan

penggunaan 35 87,5 % Sangat

Praktis 2 Efektifitas

waktu pembelajaran

14 87,5 % Sangat

Praktis

3 Manfaat 43 89,58% Sangat

Praktis

Total 264,58

Rata-rata 88,19% Sangat

Praktis Berdasarkan hasil analisis angket uji praktikalitas pada Tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa nilai praktikalitas handout bergambar disertai peta konsep oleh guru adalah 88,19%

dengan kriteria sangat praktis (≥ 86%) hal ini sejalan dengan pendapat Purwanto (2010: 103). Hal ini menunjukan bahwa handout bergambar disertai peta konsep yang dihasilkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang praktis dan membantu guru dalam proses pembelajaran di sekolah, khususnya pada materi ekosistem.

Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas Handout Bergambar Disertai Peta Konsep oleh Siswa

No

Aspek Jml Nilai

Praktikalitas Kriteria 1 Kemudahan

penggunaan 375 93,75 % Sangat

Praktis 2 Efektifitas

waktu pembelajaran

150 93,75 % Sangat

Praktis

3 Manfaat 523 93,33% Sangat

Praktis

Total 280,89

Rata-rata 93,63% Sangat

Praktis Berdasarkan hasil analisis uji praktikalitas di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai praktikalitas handout bergambar disertai peta konsep oleh siswa adalah 93,63% dengan kriteria sangat praktis (≥ 86%) hal ini sejalan dengan pendapat Purwanto (2010: 103). Hal ini menunjukan bahwa handout sangat parktis untuk digunakan oleh siswa dalam pembelajaran di sekolah khususnya pada materi ekosistem.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan handout bergambar disertai peta konsep pada materi ekosistem untuk siswa SMP/MTs Kelas VII yang dikembangkan telah valid dan sangat praktis.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Angkowo, R. dan A. Kokasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo.

Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang : UNP Press.

Majid, A. 2011. Perencanaan

Pembelajaran.Bandung: Rosdakarya.

Prastowo, A. 2011. Paduan Keratif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogyakarta : Diva Press Purwanto, N. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik

Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda karya.

Trianto, 2010. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif Progesif. Jakarta: Bumi Aksara . 2012. Model Pembelajaran Terpadu.

Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing item pada aspek manfaat tersebut telah terpenuhi, seperti adanya gambar dan peta konsep yang terdapat dalam handout dapat membantu siswa dalam