• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DI KELAS XI IPA SMAN 9 PADANG

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DI KELAS XI IPA SMAN 9 PADANG "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DI KELAS XI IPA SMAN 9 PADANG

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

RANTI PRAMITA NIM: 12050209

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2017

(2)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DI KELAS XI IPA SMAN 9 PADANG

Ranti Pramita*), Mulia Suryani**), Dewi Estetikasari**)

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

**) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR ABSTRACT

Presenting the material of textbook that less facilitated the students in learning process. It cause not guiding the student yet in founding the concept on the composition function material independently. To understanding concept easier, it will be needed the laerning material like student worksheet with the guided observation.

This research is aim to produce the valid, practice, and effective student worksheet with guided observation on the material of composition function at class XI IPA SMAN 9 Padang. The tipe of this research is developing the research by using Plomp model that is consist of three phase as preliminary, prototypingphase, and assessment phase (Plomp, 2013: 19), the preliminary research stage is consist of interviewing the students and teacher, analyzing the textbook, analyzing the student’s character, and literature. Prototyping phase stage are desinging the systematic of student worksheet’s structure, arranging the prototype, self evaluation, and the expert survey, one to one evaluation and small group evaluation. The assessment phase stage are big group testing of one class, XI IPA 3 as the experiment class. The percentage of validity result of student workshee is guided observation is on valid category on 81,14% . The percentage of small group experiment of the student produce guided observation student worksheet is concluded on practice category on 86,2%.

Moreover, the student worksheet is effective by the result of the experiment n-gain at average 0,64% with medium category, it is produced of the comparing the average of pretest 42,80 and posttest 84,24.

Keywords: Student’s Worksheet, guided observation, composition function.

PENDAHULUAN

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai induk dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya karena setiap ilmu memiliki keterkaitan dengan matematika. Mengingat pentingnya

matematika, maka perlu diadakan peningkatan kualitas pembelajaran matematika. Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, siswa harus menguasai berbagai kemampuan sehingga tujuan dari proses pembelajaran matematika tercapai.

(3)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 1-3 September 2016 di SMAN 9 Padang, pembelajaran matematika masih terpusat kepada guru.

Bahan ajar yang digunakan siswa dalam pembelajaran matematika adalah buku teks dan LKS. Kedua bahan ajar tersebut kurang memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran karena belum sepenuhnya membimbing siswa menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diperoleh informasi bahwa buku teks dan LKS yang digunakan belum sepenuhnya menarik minat siswa dalam belajar. Buku teks dan LKS yang ada belum meningkatkan aktifitas dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa siswa malas untuk belajar sendiri memahami buku teks dan siswa sulit memahami rumus yang ada. Kesulitan yang dialami siswa mengakibatkan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran matematika masih rendah.

Berdasarkan permasalahan di atas maka diperlukan upaya untuk membantu siswa dalam memahami materi fungsi komposisi. Salah satu upaya yang dilakukan guru adalah mengembangkan bahan ajar berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS). LKS yang dikembangkan adalah LKS berbasis penemuan terbimbing. Dalam pembelajaran berbasis penemuan terbimbing ini siswa dapat menemukan konsep sendiri melalui bimbingan dan arahan dari guru.

Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa melalui pertanyaan- pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang sedang ia peroleh. Siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan konsep, prinsip, ataupun prosedur berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan guru.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini adalah mengembangkan LKS berbasis penemuan terbimbing pada materi fungsi komposisi yang valid, praktis, dan efektif di kelas XI IPA SMAN 9 Padang.

(4)

Menurut Prastowo (2011: 203) mengemukakan “Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah suatu bahan ajar yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas yang harus diselesaikan siswa yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai”. Bahan ajar LKS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, mendorong siswa untuk mampu bekerja sendiri, serta membimbing siswa ke arah pengembangan konsep yang lebih baik.

LKS yang dikembangkan adalah LKS berbasi penemuan terbimbing.

Jerome Bruner (di kutip oleh Markaban, 2008: 9) penemuan adalah suatu proses. Proses penemuan dapat menjadi kemampuan umum melalui latihan pemecahan masalah, praktek membentuk dan menguji hipotesis.

LKS berbasis penemuan terbimbing adalah lembar kegiatan siswa yang dikembangkan menggunakan langkah–

langkah dalam penemuan terbimbing menurut Markaban (2008: 17), menjelaskan langkah-langkah dalam metode pembelajaran dalam penemuan terbimbing adalah sebagai berikut:

1. merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya, perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.

2. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja.

Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan- pertanyaan, atau LKS.

3. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.

4. Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut diatas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai.

5. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunya. Di samping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak menjamin 100% kebenaran konjektur.

6. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.

(5)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Sugiyono (2012: 427) mengemukakan “Penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sehingga menghasilkan produk, dan selanjutnya menguji keefektifan produk tersebut”.

Model pengembangan dalam penelitian ini mengikuti model umum desain penelitian menurut Plomp (2013:

19) yang terdiri atas 3 fase yaitu preliminary research, prototyping phase, dan assessment phase. Pada tahap Preliminary research yang dilakukan adalah analisis silabus, analisis buku teks, analisis Literatur, analisis karakteristik siswa, dan wawancara kepada Guru serta Siswa.

Tahap prototyping phase yang dilakukan adalah Merancang sistematika dan Stuktur LKS, Pengembangan Prototype dilakukan evaluasi diri, tinjauan ahli, evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil. Tahap Assesment Phase. Pada tahap ini dilakukan uji coba

prototipe LKS terhadap siswa kelas XI IPA SMAN 9 Padang. Evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran (Evaluasi Mandiri). Hasil evaluasi digunakan untuk merevisi draft LKS.

Uji coba dan evaluasi yang dilakukan adalah uji kelompok besar terhadap satu kelas XI IPA SMAN 9 Padang, untuk melihat praktikalitas dan efektifitas prototipe. Pada tahap efektifitas dilakukan rancangan uji lapangan dengan menggunakan rancangan One Group Prestest-posttest Design.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi, angket praktikalitas pedoman wawancara, dan soal prestest-posttest.

Data yang diperoleh melalui berbagai instrumen dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan siswa terhadap kepraktisan LKS berbasis penemuan terbimbing sedangkan data yang bersifat kuantitatif yang berupa penilaian yang dihimpun melalui angket yang dibagikan kepada siswa saat kegiatan uji coba keterpakaian LKS berbasis penemuan terbimbing. Analisis data hasil validasi dan analisis data

(6)

praktikalitas disajikan dalam bentuk tabel dan dicari rerata skor. Analisis data efektivitas dilakukan berdasarkan uji n- gain dengan rumus :

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengembangan LKS diuraikan sesuai dengan langkah- langkah pengembangan yang dilakukan.

Langkah yang dilakukan yaitu Tahap Preliminary research (Investigasi awal).

Investigasi awal yang dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran masih cenderung terpusat pada guru.

Tahap Prototyping phase (Pembuatan prototipe). Hasil dari tahap investigasi awal digunakan untuk merancang dan mengembangkan prototipe LKS berbasis penemuan terbimbing pada materi fungsi komposisi menggunakan evaluasi formatif. Kegiatan pembuatan evaluasi formatif yang dilakukan adalah sebagai berikut: self evaluation (Evaluasi diri), prototyping (expert reviews, one-to-one dan small group) dan field test.

Hasil dari self evaluation (evaluasi diri) terdapat beberapa kesalahan dan kekurangan pada penulisan kalimat sehingga kalimat menjadi kurang jelas.

Oleh karena itu, dilakukan revisi dengan memperbaiki kalimat tersebut sehingga mudah dipahami oleh siswa.

expert reviews (Uji pakar) dan evaluasi One-to-one pada tahap ini desain Lembar Kegiatan siswa (LKS) yang dibuat oleh peneliti divalidasi oleh pakar matematika yaitu dosen matematika dan evaluasi one-to-one oleh dua orang guru matematika dan satu guru bahasa Indonesia. Hasil dari instrumen validasi kemudian diolah dan dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa LKS berbasis penemuan terbimbing sudah dalam kategori sangat valid dengan perolehan persentase dari validator adalah 81,14%.

Tahap Praktikalitas yaitu small group (evaluasi kelompok kecil).

Analisis data hasil uji praktikalitas dilakukan oleh 6 orang siswa kelas XI IPA SMAN 9 Padang yang akan belajar materi fungsi komposisi menunjukkan bahwa LKS ini memenuhi kriteria sangat praktis dengan nilai rata-rata

(7)

86,20 %. Berdasarkan dari hasil analisis data yang telah diperoleh menunjukkan bahwa LKS digunakan baik oleh siswa.

Hasil wawancara dengan siswa juga diperoleh bahwa LKS berbasis penemuan terbimbing mudah dipahami dan membantu siswa dalam memahami materi. Penggunaan LKS dapat membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi fungsi komposisi.

Tahap Assesment Phase (Penilaian) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing ini disebarkan pada kelas XI IPA 3 SMAN 9 Padang untuk mengetahui keefektifan LKS. Siswa kelas XI IPA 3 yang mengikuti pembelajaran adalah 28 orang siswa. Analisis data efektivitas yang diperoleh adalah 0.64 dengan menggunakan uji N-gain dengan kategori sedang, yang dihasilkan dari pengolahan nilai rata-rata pretest (tes awal) adalah 42,80 dan posttest (tes akhir) adalah 84,24. Hal ini menunjukkan bahwa LKS berbasis penemuan terbimbing efektif digunakan oleh siswa kelas XI IPA SMAN 9 Padang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penelitian menghasilkan LKS berbasis penemuan terbimbing pada materi Fungsi Komposisi yang valid, praktis, dan efektif untuk siswa kelas XI IPA 3 SMAN 9 Padang.

DAFTAR PUSTAKA

Hake, Richard. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. (On- Line).Tersedia:www.physics.in diana.edu/~sdi/AnalyzingChan ge-Gain.pdf. Diunduh 20 Desember 2016.

Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Pusat

Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Plomp, T & Nienke Nieveen. 2013.

Educational Design Research Part A: An Introduction.

Enschede: slo

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: Diva Press.

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: AR- RUZZ MEDIA.

Referensi

Dokumen terkait

The study also recommended that the current women empowerment policy be reviewed to reflect the actual situation and that government should also establish a