• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan ajar hendaknya menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Bahan ajar hendaknya menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA

UNTUK SISWA KELAS X SMA BUNDA PADANG

Asber Ipesi*), Yulia Haryono**), Ratulani Juwita**)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research was conducted due to the unavailability of textbook to guide the students in the teaching and learning so that they got difficulties in understanding logic of mathematics topics. Furthermore, the students were accustomed to memorize formula. This research was designed for developing valid guieded finding based worksheet for teaching logics of mathematics to the students in class X of SMA Bunda Padang. This was a developmental research which applied 4-D model that consisted of defining phase, designing phase, developing phase and disseminating phase. In this research, dessiminating phase was left out. The instrument of the research was validation sheet. The result of validity test showed that the guieded finding based worksheet develop was in very valid category viewed from content, presentation, language and graphic in which the validity score was 81,8%.

Keywords: worksheet, guided finding, logic of mathematics.

PENDAHULUAN

Bahan ajar merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran karena berfungsi sebagai sumber belajar, baik bagi guru maupun bagi siswa. Bahan ajar hendaknya menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Dengan adanya bahan ajar siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau sub kompetensi yang berurutan dan sistematis, sehingga secara akumulatif mereka mampu

menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan beberapa siswa yang dilakukan pada tanggal 31 Januari 2015 sampai dengan 7 Februari 2015 di SMA Bunda Padang diperoleh informasi bahwa selama pembelajaran berlangsung terlihat bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran hanya buku teks. Buku teks yang diberikan oleh sekolah belum mampu dipahami oleh siswa dengan baik, karena dalam buku teks tersebut masih banyak

(2)

terdapat rumus-rumus atau teori-teori yang disajikan secara langsung.

Keadaan seperti itu kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan memahami konsep sendiri.

Akibatnya siswa hanya menunggu penjelasan materi secara keseluruhan dari guru dan menghafal materi tersebut.

Upaya untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang berbasis kepada penemuan terbimbing. Dalam model penemuan terbimbing, guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep secara mandiri.

Tujuan pembelajaran dengan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing ini yaitu siswa melakukan penemuan, sedangkan guru membimbing mereka ke arah yang tepat atau benar. Bimbingan dimaksudkan agar penemuan yang dilakukan siswa terarah, memberi petunjuk siswa yang mengalami kesulitan untuk menemukan sesuatu konsep/prinsip, dan waktu

pembelajaran lebih efisien. Dengan demikian, pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing memungkinkan siswa memahami apa yang dipelajari dengan baik. Menurut Wilcolx (dalam Suprihatiningrum, 2013: 241) mengatakan bahwa dalam pembelajaran penemuan terbimbing, siswa didorong untuk belajar aktif melalui keterlibatan aktif, guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukuan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri sendiri. Markaban (2008:

18) model penemuan terbimbing merupakan pembelajaran kooperatif dimana guru memberikan rumusan masalah yang akan diberikan kepada siswa, siswa diberikan data untuk menyusun dan mengorganisir data, siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis, bila dipandang perlu analisis kebenaran konjektur diperiksa oleh guru, sesudah siswa menemukan apa yang hendak dicari, guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.

(3)

LKS merupakan salah satu bentuk bahan ajar. Menurut Prastowo (2011: 203) lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik berupa petunjuk atau langkah- langkah untuk menyelesaikan suatu tugas dan tugas tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapai. Penyusunan LKS hendaknya memperhatikan hal-hal berikut fungsi LKS, tujuan penyusunan LKS, kegunaan LKS bagi kegiatan pembelajaran, dan unsur-unsur LKS.

Menurut Prastowo (2011: 215) LKS terdiri atas enam, yaitu sebagai berikut: (1) judul, (2) petunjuk belajar (petunjuk siswa), (3) kompetensi yang akan dicapai, (4) informasi pendukung, (5) tugas-tugas dan langkah-langkah kerja,dan (6) penilaian. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui validitas LKS berbasis penemuan terbimbing yang dikembangkan untuk materi Logika Matematika di kelas X SMA Bunda Padang.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan

(Research and Development / R&D).

Menurut Putra (2011: 78) “Penelitian dan pengembangan mengacu pada upaya yang diperlukan untuk menciptakan produk baru”. Dalam penelitian ini produk yang dikem- bangkan adalah bahan ajar yang berupa LKS berbasis penemuan terbimbing pada materi logika matematika untuk kelas X SMA Bunda Padang.

Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) adalah merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk baru, dan selanjutnya menguji keefektifan produk tersebut”. Prosedur pengembangan ini menggunakan model pengembangan 4-D yang dikemukakan oleh Trianto (2012:

93). Model ini terdiri atas 4 tahap, yaitu pendefinisian (define),

perancangan (design),

pengembangan (develop) dan penyebaran (dessiminate). Pada penelitian ini hanya dilakukan 3 tahap, yaitu tahap pendefinisian yang bertujuan untuk menentukan dan mendefinisikan kebutuhan pembela-

(4)

jaran, tahap perancangan yang bertu- juan merancang LKS, tahap pe- ngembangan yang bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran. Tahap pengembangan dibatasi hanya untuk kegiatan validasi.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar validasi. Data dari lembar validasi LKS diperoleh data kuantitatif dan kualitatif, dianalisis secara deskriptif, kemudian diambil kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian, diperoleh LKS berbasis penemuan terbimbing untuk materi logika matematika. Secara garis besar materi yang dibahas pada LKS ini memiliki empat kompetensi dasar yang ada pada silabus. kompetensi dasar tersebut terdiri atas 5 kegiatan belajar, yakni: Kegiatan belajar pertama mengenai pernyataan dan kalimat terbuka serta ingkarannya, pernyataan berkuantor dan ingkarannya, kegiatan belajar kedua siswa mempelajari mengenai pernyataan majemuk dan ingkarannya. Pada kegiatan belajar ketiga siswa akan mempelajari

mengenai konvers, invers, dan kontraposisi. Pada kegiatan belajar keempat mengenai pernyataan majemuk yang ekuivalen. Sedangkan kegiatan belajar yang kelima siswa mempelajari tentang penarikan kesimpulan. Kegiatan belajar memuat uraian materi, contoh soal, latihan, penilaian dan daftar pustaka.

Hasil validasi secara keseluruhan untuk LKS berbasis penemuan terbimbing pada materi logika matematika adalah 81,8 %.

Maka kesimpulan dari penilaian terhadap LKS dapat dikategorikan sangat valid. LKS berbasis penemuan terbimbing untuk materi logika matematika sudah valid berdasarkan aspek penyajian materi, kelayakan isi, bahasa dan kegrafikaan.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan lembar validasi dapat disimpulkan bahwa:

LKS pada materi logika matematika berbasis penemuan terbimbing sangat valid digunakan dari kelayakan isi, penyajian isi, bahasa, dan kegrafikaan.

(5)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut ini:

1. LKS pada materi logika matematika berbasis penemuan terbimbing yang sangat valid dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika dan mengembangkan LKS lainnya.

2. Peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini untuk melihat kepraktisan LKS pada materi logika matematika berbasis penemuan terbimbing pada aspek lainnya.

DAFTAR RUJUKAN

Markaban (2008). Model Penemuan Terbimbing Pada

Pembelajaran Matematika SMK. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Nusa, Putra. (2011). Research &

Development. Jakarta: Pt Raja Grafindopersada.

Prastowo, Andi. 2011. ”Panduan Kreatif membuat Bahan Ajar Inovatif”. Jogjakarta: DIVA Press.

Trianto. 2012. ”Model Pembelajaran Terpadu”. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suprihatingrum, Jamil. (2013).

Strategi Pembelajaran.

Yogyakarta: Arruz Media

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan, secara umum dapat disimpulkan bahwa model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi pesawat sederhana di