• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan lembar kegiatan siswa (lks) dengan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan lembar kegiatan siswa (lks) dengan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMKN 6 PADANG

Oleh

Untung Padri*), Anna Cesaria**), Lita Lovia**)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap materi persamaan dan pertidaksamaan melalui buku teks yang digunakan dalam proses pembelajaran. Menyebabkan siswa cenderung menghapal rumus dan kemampuan berfikir kreatif, kritis dan belajar mandiri siswa kurang terasah. Karena itu dibutuhkan bahan ajar pendamping berupa lembar kegiatan siswa (LKS) dengan metode penemuan terbimbing. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan pendekatan penemuan terbimbing yang valid dan praktis untuk siswa kelas X SMKN 6 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan dengan menggunakan Model 4-D. Pada penelitian ini hanya menggunakan 3 tahap yaitu Define, Design dan Development. Validitas LKS pada kriteria sangat valid dengan persentase 86,53%. Uji praktikalitas oleh guru pada kriteria sangat praktis dengan persentase 81,6% dan uji praktikalitas oleh siswa pada kriteria sangat praktis dengan persentase 85,7%. Dapat disimpulkan bahwa LKS dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing untuk Materi Persamaan dan Pertidaksamaan sudah sangat valid dan sangat praktis.

Key Words : Pengembangan, LKS, Penemuan Terbimbing PENDAHULUAN

Materi persamaan dan pertidaksamaan merupakan salah satu pokok bahasan yang diajarkan di kelas X SMK. Materi persamaan dan pertidaksamaan tidak hanya membina proses berpikir yang logis tetapi juga melibatkan kemampuan kognitif siswa. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai maka guru harus mengupayakan suatu

bahan ajar yang mampu mengaktifkan siswa dan mampu membimbing siswa menemukan konsep sendiri untuk memahami

materi persamaan dan

pertidaksamaan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMKN 6 Padang pada tanggal 7 April 2015, proses pembelajaran masih terpusat pada

(2)

guru, serta bahan ajar yang digunakan hanya berupa satu buku teks saja.

Buku teks yang digunakan belum mampu menuntun siswa untuk belajar secara kreatif, kritis dan mandiri.

Dalam buku teks masih terdapat rumus-rumus atau teori-teori yang disajikan secara langsung tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkannya sendiri.

Melihat permasalahan yang ada maka perlu adanya suatu bahan ajar sebagai pendamping buku teks.

Bahan ajar yang dimaksud adalah bahan ajar yang dapat membimbing siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Salah satu bahan ajar pendamping buku teks yang mampu membimbing siswa untuk belajar aktif dan mandiri adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

Berdasarkan latar belakang di atas maka dikembangkan sebuah lembar kegiatan siswa (LKS) dengan pendekatan penemuan terbimbing pada materi persamaan dan pertidaksamaan, sehingga pada penelitian ini diberi judul

“Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan Pendekatan

Penemuan Terbimbing untuk Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Kelas X SMKN 6 Padang”.

Tujuan pengembangan ini adalah untuk mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan pendekatan penemuan terbimbing pada materi persamaan dan pertidaksamaan yang valid dan praktis untuk siswa kelas X SMKN 6 Padang.

Prastowo (2011:203) Lembar Kegiatan Siswa (Student Work Sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik berupa petunjuk atau

langkah-langkah untuk

menyelesaikan suatu tugas dan tugas tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapai.

Metode pembelajaran penemuan adalah metode pembelajaran yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh pengetahuan, yang sebelumnya belum diketahuinya, tidak melalui pemberitahuan tetapi sebagian atau seluruhnya ditemukan oleh siswa sendiri.

Langkah-langkah

pembelajaran dengan penemuan

(3)

terbimbing menurut Hamdani (2011 : 185) adalah :

1. Adanya problema yang akan dipecahkan, yang dinyatakan dengan pernyataan dan pertanyaan.

2. Jelas tingkat atau kelasnya (dinyatakan dengan jelas tingkat siswa yang akan diberi pelajaran, misalnya SMP kelas III)

3. Konsep atau prinsip yang harus ditemukan siswa melalui kegiatan tersebut perlu ditulis dengan jelas.

4. Alat atau bahan perlu disediakan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam melaksanakan kegiatan.

5. Diskusi sebelum siswa melaksanakan kegiatan.

6. Kegiatan metode penemuan oleh siswa berupa penyelidikan atau percobaan untuk menemukan konsep atau prinsip yang telah ditentukan.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Adrida Muttiana Roski (2014) dengan judul “Pengembangan Modul Berbasis Penemuan Terbimbing Untuk Materi Suku Banyak pada Pembelajaran Matematika Siswa

Kelas XI IPA SMA Tamansiswa Padang“. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah jika penelitian sebelumnya mengembangkan modul berbasis penemuan terbimbing pada materi suku banyak maka pada penelitian ini mengembangkan lembar kegiatan siswa (LKS) dengan pendekatan penemuan terbimbing untuk materi persamaan dan pertidaksamaan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D). Prosedur pengembangan pada penelitian ini menggunakan model 4-D.

Thiagarajan dkk dalam Trianto (2011:189) model ini terdiri dari 4 tahap, yaitu pendefinisian (define),

perancangan (design),

pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Pada penelitian ini tahap penelitian terbatas sampai tahap develop saja yaitu sampai tahap praktikalitas.

Pada tahap praktikalitas dilakukan ujicoba terbatas terhadap 6 orang siswa SMKN 6 Padang.

(4)

Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi, angket, dan pedoman wawancara. Lembar validasi digunakan untuk memvalidasi produk yang dilakukan oleh validator. Validator dalam penelitian ini adalah praktisi pembelajaran matematika dan ahli bahasa. Sedangkan angket dan pedoman wawancara digunakan untuk melakukan praktikalitas produk. Praktikalitas produk bertujuan untuk mengetahui praktis atau tidak produk dalam pembelajaran.

Pada penelitian ini ujicoba yang dilakukan adalah ujicoba pertama yang terbatas pada 6 orang siswa SMKN 6 Padang. Siswa yang dipilih berdasarkan kemampuan akademik pada pembelajaran matematika yaitu dua orang berkemampuan tinggi, dua orang berkemampuan sedang dan dua orang berkemampuan kurang.

Hasil validasi dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai, disajikan dalam bentuk tabel. Skor dari masing-masing validator dapat dihitung dengan menggunakan rumus: NV = 𝑆𝑀𝑆 𝑥 100%

Dengan

𝑁𝑉 = Nilai akhir validasi dari masing-masing validator S = Skor yang diperoleh SM = Skor maksimum

Selanjutnya dicari rerata skor dari nilai akhir semua validator dengan menggunakan rumus:

𝑥 𝑁𝑉 = 𝑛𝑖=1𝑁𝑉𝑖 𝑛 Dengan

𝑥 𝑁𝑉 = rerata hasil penilaian dari para validator

𝑁𝑉𝑖 = nilai akhir penilaian validator ke-i

n = banyak validator

Kemudian dihitung semua aspek dengan kriteria yang dimodiikasi dari Riduwan (2012: 89) pada tabel berikut ini:

Tabel Kriteria Validasi Persentase

(%) Kriteria 25 ≤ 𝑥 ≤ 43 Tidak Valid 43 < 𝑥 ≤ 62 Kurang Valid 62 < 𝑥 ≤ 81 Valid 81 < 𝑥 ≤ 100 Sangat Valid dimodifikasi dari Riduwan (2012:89)

Analisis data praktikalitas dilakukan dengan pemberian angket dan wawancara. Data angket diperoleh dengan cara menghitung

(5)

skor siswa dan guru yang menjawab masing-masing item sebagaimana terdapat dalam angket. Data uji praktikalitas LKS dianalisis dengan persentase menggunakan rumus : NA = jumlah semua skor

skor maksimum × 100%

Tabel Kriteria Praktikalitas Persentase

(%) Kriteria 25≤ NA ≤43 Tidak Praktis 43< NA ≤62 Kurang Praktis 62< NA ≤81 Praktis 81< NA ≤100 Sangat Praktis dimodifikasi dari Riduwan (2012:89)

Hasil wawancara dengan siswa dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif.

Menurut Miles dan Huberman dalam Rohidi (1992:16), tahap proses analisis data kualitatif terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi data.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan LKS dengan pendekatan penemuan terbimbing dilakukan dalam 3 tahap yaitu pendefinisian, perancangan, dan pengembangan. LKS yang telah dinyatakan valid diimplementasikan untuk memperoleh data praktikalitas.

Berikut ini dijelaskan hasil analisis

validitas dan pratikalitas LKS dengan pendekatan penemuan terbimbing.

Validitas LKS dengan pendekatan penemuan terbimbing.

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan pendekatan penemuan terbimbing perlu divalidasi untuk memperoleh LKS yang valid sehingga dapat digunakan sebagai bahan ajar pada saat pembelajaran.

Validitas LKS dilakukan oleh ahli pembelajaran matematika dan bahasa. Berdasarkan nilai validitas LKS ditinjau dari aspek materi diketahui bahwa LKS yang dikembangkan memperoleh persentase 87,5%, dengan kategori sangat valid. Ini berarti bahwa LKS yang disajikan telah memuat pokok materi yang sesuai dengan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang jelas. Ditinjau dari aspek penyajian LKS memperoleh persentase 85,42%, dengan kategori sangat valid, dapat diartikan bahwa LKS telah sesuai penyajiannya dengan unsur-unsur LKS dan desain tampilan LKS menarik. Sedangkan ditinjau dari segi bahasa dan keterbacaan LKS memperoleh persentase 86,67%

(6)

dengan kategori sangat valid dan ini dapat diartikan bahwa LKS telah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, bahasa pada LKS jelas dan mudah dipahami serta tidak memberikan makna yang ambigu.

Hasil validasi LKS dengan pendekatan penemuan terbimbing secara keseluruhan oleh validator dikategorikan sangat valid dengan persentase nilai 86,53%.

Praktikalitas LKS dengan pendekatan penemuan terbimbing bertujuan untuk melihat keterpakaian LKS oleh siswa. Pada saat praktikalitas, LKS diujicobakan terhadap 6 orang siswa SMKN 6 Padang yang telah mempelajari

materi persamaan dan

pertidaksamaan.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa LKS dengan pendekatan penemuan terbimbing pada materi persamaan dan pertidaksamaan dilihat dari segi materi, penyajian serta bahasa dan keterbacaan dinyatakan sangat valid.

Dan sudah sangat praktis digunakan

oleh guru dan siswa setelah diujicobakan secara ujicoba terbatas.

KEPUSTAKAAN

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung:

Pustaka Setia.

Prastowo, Andi. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:

DIVA Press.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. (2009).

Analisis Data Kualitatif tentang Metode-Metode Baru (terjemahan Miles, Matthew B, dan Huberman, A. Michael). Jakarta: UI- Press.

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta:

KENCANA.

Referensi

Dokumen terkait

134 كاشلما ّلح دصق مهموق دئادشب ينبحرم يرغ ةداسلا كئلوأ ناكو ؟لا فيكو ،ةشيعلما سيل هنأكو ،ل ،بعشلا ةداع ةدشلا تحبصأ ،ساسلأا كلذ لىعو .ةيدنجلاو ةيطارقميدلا لاجر نم ةداس مهل

geografis dan segmentasi demografis. Target pasar toko mebel samsuri adalah pasar sasaran jangka pendek, pasar sasaran primer dan sasaran sekunder. Dan posisi pasar toko