1
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME
UNTUK MATERI PELUANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA TAMANSISWA PADANG
1)Afri Rahmania, 2)Yulyanti Harisman, 3)Anna Cesaria Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
1) [email protected], 2)[email protected], 3) [email protected]
ABSTRACT
This research is motivated by the teaching materials which haven’t facilitated students to learn independently and to find the concept itself. Therefore, the teaching material is developed in the form of worksheets that constructivism based on the chance material. This study aims to produce valid and practical worksheets. This type of research is the development of research with model 4- D consists of four stages: Define, Design, Develop, and Disseminate. In this study, the research phase is limited to the extent that the validity and practicalities develop. Validity test is done using a validation sheet given to the three valuator to see the material/content, presentation, language, and graphics. Test the practicalities tested at 1 teacher and 6 students using a questionnaire and interview guide to see the ease of use, time, easily interpreted, and has the same equivalence. LKS validity of the results-based constructivism as a whole showed LKS valid constructivism based on the percentage of 80%. Results LKS practicalities of the teacher as a whole showed LKS is unbelievably practical, namely 90%. LKS practicalities result of the overall student show is unbelievably practical namely about 88%. It can be concluded that based on the chance material constructivism LKS is valid and very practical.
Keywords: Student Worksheets, Constructivism, Probability, and 4-D
PENDAHULUAN
Bahan ajar merupakan sumber belajar yang memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, karena bahan ajar berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan siswa untuk mengarahkan semua aktifitasnya dalam proses pembelajaran serta sebagai alat evaluasi pencapaian hasil pembelajaran sehingga substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan tercapai.
LKS merupakan salah satu bentuk bahan ajar. Menurut Prastowo (2011: 204) bahwa LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk- petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Melalui proses pembelajaran matematika siswa dibekali dengan 6
kemampuan yaitu kemampuan untuk berpikir logis, sistematis, kritis, analitis, kreatif dan kemampuan bekerja sama. Salah satu materi yang dapat dipelajari oleh siswa agar memiliki 6 kemampuan tersebut yaitu peluang. Peluang merupakan salah satu materi yang diajarkan pada mata pelajaran matematika di kelas XI IPA SMA.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2014 di SMA Tamansiswa Padang, diperoleh informasi bahwa siswa dalam belajar matematika pada materi peluang menggunakan bahan ajar berupa buku teks dan lembar kerja siswa (LKS). Kemampuan siswa dalam memahami buku teks dan LKS relatif masih kurang karena buku teks dan LKS yang tersedia belum memberikan kesempatan siswa untuk mengkonstruksi konsep matematika dengan baik, khususnya pada materi peluang.
1
2
Melihat dari permasalahan yang ada maka perlu suatu bahan ajar yang mampu memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri dan memudahkan siswa dalam mengkonstruksi matematika dengan benar.
Salah satu bentuk bahan ajar yang dapat digunakan guru dalam proses belajar mengajar adalah LKS. LKS ini disusun dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, yang merupakan pembelajaran menekankan pada peran aktif siswa dalam membangun pemahaman siswa.
Berdasarkan uraian diats rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah mengembangkan LKS berbasis konstruktivisme pada materi peluang kelas XI IPA SMA Tamansiswa Padang yang valid dan praktis, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKS berbasis konstruktivisme pada materi peluang kelas XI IPA SMA Tamansiswa Padang yang valid dan menghasilkan LKS berbasis konstruktivisme pada materi peluang kelas XI IPA SMA Tamansiswa Padang yang praktis.
Menurut Prastowo (2011: 204) bahwa LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk- petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Sedangkan unsur-unsur LKS sebagai bahan ajar dalam Prastowo (2011:
207) adalah memuat Judul, Petunjuk belajar, Kompetensi dasar atau materi pokok, Informasi pendukung, Tugas atau langkah kerja, dan Penilaian. Konstruktivis sebagai suatu konsep yang banyak membicarakan masalah pembelajaran, diharapkan menjadi landasan intelektual untuk menyusun dan menganalisis problem pembelajaran dalam pergulatan dunia pendidikan.
LKS yang dibuat akan mangandung unsur-unsur dari konstruktivisme yang dikemukakan oleh Suparno (1997: 69) yaitu adanya orientasi, elicitasi, resktrukturisasi ide, penggunaan ide dalam banyak situasi, dan adanya review. LKS berbasis konstruktivisme adalah LKS yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, dimana dalam penggunaan LKS ini siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri.
METODE PENGEMBANGAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development). Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan adalah LKS berbasis Konstruktivisme untuk materi Peluang.
Prosedur pengembangan model ini menggunakan Model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan dkk dalam Trianto (2012: 93). Model ini terdiri dari 4 tahap, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (desseminate).
Pada penelitian ini hanya dilakukan 3 tahap, yaitu tahap pendefinisian, tahap perancangan dan tahap pengembangan.
Pada tahap define yang dilakukan adalah analisis silabus, analisis buku teks, analisis literatur, dan wawancara guru dan siswa. Tahap design yang dilakukan adalah merancang LKS berbasis Konstruktivisme untuk materi peluang. Tahap Develop yang dilakukan adalah validasi dan praktikalitas LKS yang telah selesai dirancang.
Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi, angket, dan pedoman wawancara.
Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.
Teknik analisis data dari instrumen validasi adalah hasil validasi dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai dan disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya dicari rerata skor seperti yang dikemukakan oleh Riduwan (2012: 89). Teknik analisis data dari instrumen praktikalitas adalah hasil angket dengan menggunakan persentase dan hasil wawancara dengan menggunakan teknik deskriptif yang dikemukakan oleh Miles (1992: 16)
.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penelitian, diperoleh LKS berbasis konstruk- tivisme yang valid dan praktis untuk materi peluang.
Kegiatan untuk mendapatkan LKS berbasis konstruktivisme yang valid diawali dengan melewati tahap pendefinisian. Secara garis besar materi yang dibahas pada LKS ini memiliki tiga kompetensi dasar yang ada pada silabus. Ketiga kompetensi dasar tersebut dapat dirancang menjadi tujuh kegiatan belajar yaitu: kegiatan 1 tentang kaidah pencacahan (aturan perkalian), kegitan 2 tentang kaidah pencacahan (permutasi), kegiatan 3 tentang kaidah
3
pencacahan (jenis-jenis permutasi), kegiatan 4 tentang kaidah pencacahan (kombinasi), kegiatan 5 tentang ruang smapel suatu percobaaan, kegiatan 6 tentang peluang suatu kejadian dan penafsirannya, dan kegiatan 7 tentang kejadian majemuk.
LKS berbasis konstruktivisme pada materi peluang memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut:
LKS ini memiliki cover seperti Gambar 1 berikut
Gambar 1
Uraian materi pada LKS memuat unsur- unsur konstruktivisme yaitu orientasi artinya siswa diminta untuk megamati topik yang akan dipelajari dan dapat dilihat pada Gambar 2 berikut
Gambar 2
Unsur-unsur konstruktivisme yang kedua adalah elicitasi artinya siswa diberi kesempatan untuk menggung- kapkan apa yang telah diamati dalam bentuk tulisan dan gambar, dan dapat dilihat pada Gambar 3 berikut
Gambar 3
Restrukturisasi ide adalah unsur yang ketiga yang artinya siswa menyusun ide dari apa yang telah mereka amati, serta menguji ide tersebut, sehingga menghasilkan ide baru, dan dapat dilihat pada Gambar 4 berikut
Gambar 4
Adanya penggunaan ide artinya ide yang telah siswa temukan, diapli-kasikan pada bermacam-macam situasi, pada LKS dapat berupa latihan yang terlihat pada Gambar 5 berikut
Gambar 5
Unsur selanjutnya adalah review artinya siswa dapat mengetahui apa yang telah mereka temukan adalah benar, contoh unsur ini dapat dilihat pada Gambar 6 berikut
4
Gambar 6
Berdasarkan produk yang telah dirancang diperoleh hasil validasi LKS menurut pakar matematika dan pakar pendidikan. Hasil validasi LKS berbasis konstruktivisme secara keseluruhan oleh validator adalah 80%. Hal ini menunjukkan bahwa LKS berbasis konstruk-tivisme valid (Riduwan, 2012: 89) dari aspek materi, penyajian, bahasa dan keterbacaan, serta dari aspek kegrafikan. Setelah LKS valid, maka dilakukan uji coba praktikalitas dengan memberikan angket dan pedoman wawancara kepada enam orang siswa dan satu orang guru. Dengan menggunakan teknik analisis data untuk angket maka LKS berbasis konstruktivisme secara keseluruhan adalah sangat praktis dari aspek kemudahan penggunaan LKS, waktu yang diperlukan, mudah diinterpretasikan, dan memiliki ekivalensi yang sama.
KESIMPULAN DAN SARAN
LKS berbasis konstruktivisme untuk materi peluang sangat valid dari segi materi/isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikaan. LKS berbasis konstruktivisme untuk materi peluang sangat praktis digunakan oleh siswa dan guru dilihat dari segi kemudahan penggunaan, waktu yang diperlukan, mudah diinterpretasikan, dan memiliki ekivalensi yang sama dengan bahan ajar lainnya.
Saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
LKS berbasis konstruktivisme yang valid dan praktis dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi siswa, guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk materi peluang. Penelitian pengembangan akan lebih sempurna jika dilakukan sampai tahap keempat (desseminate atau penyebaran).
LKS ini dapat dijadikan contoh bagi guru dalam mengembangkan LKS lain. Kepada
pihak yang ingin melanjutkan penelitian ini atau memakai LKS ini, peneliti menyarankan untuk dapat menggunkan strategi tertentu dalam proses pembelajaran sehingga bisa diperoleh hasil yang maksimal.
KEPUSTAKAAN
Miles, Huberman. (2009). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia.
Prastowo, Andi. (2011). Panduan Kreatif membuat Bahan Ajar Inovatif.
Jogjakarta: DIVA Press.
Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suparno. (1997). Filsafat konstruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.