• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA LKS BERBASIS GAMBAR PADA MATERI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA LKS BERBASIS GAMBAR PADA MATERI "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN MEDIA LKS BERBASIS GAMBAR PADA MATERI

SEL UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS

Vivi Margaret Cogen1 Ardi2 Siska Nerita1

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

vivimargaret@gmail.com

ABSTRACT

Students’ workbook was one of the learning materials used by the teacher to have the students gained the learning goals. Based on an observation and interview done to teacher and students at SMAN 1 Koto XI Tarusan, it was found that students’ workbook was not attractive since the pictures used and also the instructions given were not clear enough. The students’ found difficulties in answering or completing the task since the materials given were not fully explained or stated. The research aimed at developing one student’ workbook which was based on pictures related to the topic about cell for SMA and revealing its validity and practicality. The design of the research was research and development using 4-D model. Which consisted of defining, designing, developing, and disseminating phase. In the research, the process was only conducted up to developing phase. The subjects of the research were 4 validators, two lecturers, two teachers, and 25 students at SMAN 1 Koto XI Tarusan. Based on its finding, the validity obtained from lecturers and teacher was 87.65%. The validity aspeets were seen from didactical. construction and technical. Moreover. The score for its practicality obtained from the teachers was 86.22%, or very practical. The score for the practicality obtained from the students was 88.96, or very practical seen from the aspeers of students’ interest. display picture, the used process, the understanding of concepts and materials provided, time and evaluation. Thus, it was concluded that the students’

workbook made was valid and very practical.

Key words: Student’s workbook, picture based, cell.

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran, menuntut sis- wa untuk memahami konsep-konsep dari sebuah materi, begitu pula pada pembelajaran biologi. Oleh karena itu, guru sangat perlu menciptakan suasana belajar yang membantu siswa dalam memahami konsep dari materi pelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan media, model dan berbagai macam pendekatan agar mempermudah siswa dalam proses pembelajaran.

Sadiman (2009: 11) menyatakan bahwa proses pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi atau proses penyampaian pesan dari sumber pesan yaitu guru, melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan yaitu siswa. Pesan yang dikomunikasikan adalah ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Berkenaan dengan hal ini maka

guru harus mampu mengupayakan banyak hal dalam meningkatkan aktivitas be-lajar, diantaranya dengan menggunakan me-dia pembelajaran yang tepat, menyenangkan, dan membangkitkan antusiasme siswa. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pema- haman, minat, dan motivasi siswa dalam belajar. Media berfungsi dalam mengkom- binasi gaya belajar siswa yang beragam, diantaranya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS).

LKS merupakan salah satu perang- kat pembelajaran yang cukup penting dan diharapkan mampu membantu peserta didik menemukan serta mengem bangkan konsep dalam pembelajaran. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di beberapa sekolah menengah atas (SMA) di Pesisir Selatan yaitu, SMAN 1 Painan dan SMAN 1 Koto XI Tarusan, minat, motivasi dan antusiasme siswa belajar biologi sangat rendah, terma- suk dalam pembelajaran yang menggu-

(2)

2 nakan LKS. LKS yang digunakan belum

bisa memotivasi siswa untuk aktif belajar.

Tampilan LKS kurang menarik dan pertanyaan yang kurang dipahami siswa, LKS yang tersedia di sekolah masih ada yang belum sesuai dengan tujuan pembe- lajaran yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran. Meskipun LKS ini cukup mem- bantu guru dalam proses pembelajaran teta- pi hanya sedikit siswa yang benar-benar mempelajarinya dan ada pula yang hanya sekedar melihat jawaban dari teman-nya.

LKS yang seharusnya digunakan sebagai media pembelajaran, hanya dipakai ketika mengerjakan soal-soal saja.

Salah satu materi yang sulit dipa- hami oleh siswa adalah Sel. Siswa menga- lami kendala dalam memahami materi setiap organel dalam sel, disisi lain guru juga merasa kesulitan untuk menggam- barkan berbagai macam bentuk organel sel.

Karena alasan tersebut dipilihlah LKS ber- ambar dan warna yang diharapkan dapat menaikkan motivasi siswa untuk membaca, LKS menyajikan gambar berbagai macam sel dan organel-organelnya sehingga siswa dapat melihat bagaimana bentuk dari sel serta organel-organel sel tersebut. Keru- mitan bahan ajar yang disampaikan pada siswa, diharapkan dapat disederhanakan dalam bentuk media gambar, apalagi jika didukung dengan warna yang menarik.

Usman (2002: 47) menjelaskan gam-bar adalah media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Gambar ini merupakan alat visual yang efektif karena melalui gambar dapat divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan realistis. Gambar dapat menga- tasi ruang dan waktu. Sesuatu yang terjadi di tempat yang lain dapat dilihat oleh orang yang berada jauh dari tempat kejadian dalam bentuk setelah kejadian itu berlalu.

Beberapa penelitian tentang penge- mbangan LKS telah dilakukan oleh peneliti -peneliti sebelumnya. Angela (2005) mengembangkan LKS berbasis gambar dan problem solving pada materi pokok virus untuk SMA. Selanjutnya, Putri (2013), mengembangkan LKS berbasis gambar pada materi bakteri untuk SMA. Kedua penelitian tersebut melaporkan bahwa LKS yang dikembangkan dikategorikan sangat valid dan sangat praktis. Adapun pengem- bangan LKS berbasis gambar sesuai dengan

kesulitan yang dialami siswa di SMAN 1 Koto XI Tarusan pada materi Sel belum tersedia.

Berdasarkan permasalahan dan pe- nelitian pengembangan yang telah dilaku- kan sebelumnya maka penulis mengem- bangkan media LKS berbasis gambar pada materi Sel untuk SMA, yang valid dan praktis.

METODE PENELITIAN

Penelitian pengembangan media lembar kerja (LKS) berbasis gambar dengan menggunakan model 4-D. model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Doro- thy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974). Trianto (2012:93) mengatakan bahwa model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap pengembangan yaitu, define, design, develop, desseminate. Tetapi penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap develop saja.

Pada tahap pengembangan dilakukan uji validitas oleh validator yang terdiri dari 2 orang doesen dan 2 orang guru biologi. Uji praktikalitas oleh 2 orang guru biologi dan 25 orang siswa kelas XI SMAN 1 Tarusan.

Uji coba LKS berbasis gambar ini dilakukan dengan subjek 2 orang guru biologi dan 25 orang siswa kelas XI SMAN 1 Koto XI Tarusan

HASIL DAN PEMBAHASAN.

Berdasarkan validasi yang dilaku- kan oleh dosen, maka hasilnya dapat dilihat pada diagram berikut.

Diagram 1. Hasil Uji Validasi LKS Berbasis Gambar pada Materi Sel yang Dilakukan oleh Dosen dan Guru.

Ket: Valid

88.19 85.71 89.06

0 20 40 60 80 100

Didaktik Konstruksi Teknik

(3)

3 Hasil analisis data uji validitas LKS

berbasis gambar terhadap dosen dan guru diperoleh skor rata-rata yaitu 87,65%

dengan Kriteria valid. Hal ini menujukan bahwa LKS yang dihasilkan telah teruji dan dan di-nyatakan valid oleh validator, sehingga LKS yang dihasilkan sudah bisa dijadikan sebagai bahan ajar, mengukur tingkat kemampuan siswa, dan dapat membantu guru serta siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dipertegas oleh Nasional Centre For Competency Based Training (dalam Prastowo, 2011: 16) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau ins- truktur dalam melaksanakan proses pembe- lajaran di kelas. Dengan demikian, diguna- kanlah aspek-aspek penunjang dalam analisis tersebut yaitu, aspek didaktik, aspek konstruksi, dan aspek teknis.

Ditinjau dari syarat didaktik LKS berbasis gambar diperoleh skor 88,19%

dengan kriteria valid. Hal ini menunjukan bahwa LKS berbasis gambar telah sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan, karena LKS ini telah disusun dan dikembangkan dengan SK, KD, Indikator, dan tujuan pem- belajaran. Sehingga bahan ajar berupa LKS telah memenuhi tuntutan. Dipertegas oleh Prastowo (2011: 49) langkah-langkah pokok dalam pebuatan bahan ajar terdiri atas 3 tahap penting, salah satunya melakukan analisis bahan ajar dengan langkah menganalisis kurikulum yakni; SK, KD, indikator, materi pokok, dan penga- laman belajar.

Aspek penilian analisis didaktik LKS berbasis gambar dibuat agar dapat mendukung pemahaman konsep-konsep yang harus dipahami siswa, karakteristik siswa dari segi intelektual (kemampuan, kecerdasan, dan pemecahan masalah), dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Bila ditinjau dari aspek konstruksi LKS yang telah dirancang dan dinyatakan validator dengan skor 85,71% dengan kriteria valid. Hal ini dinyatakan bahwa LKS yang telah dihasilkan memiliki judul materi, rincian materi pokok yang disajikan dengan sederhana dan jelas sehingga mudah dipahami oleh siswa, memberikan langkah - langkah praktikum untuk memudahkan siswa dalam praktikum, dan pemberian daf- tar istilah yang terdapat dalam LKS ber-

guna untuk memudahkan siswa dalam memahami materi.

Selanjutnya, dilihat dari aspek teknis diperoleh skor rata-rata 89,06% dengan kriteria valid. Hal ini menunjukan bahwa LKS yang disusun telah mengguanakan huruf dan jenis tulisan dengan jelas, tepat sehingga mempermudah siswa untuk me- mahami maksut dari konsep-konsep yang terdapat dalam LKS.

Diagram 2. Hasil Uji Praktikalitas LKS Berbasis Gambar oleh Guru SMAN 1 Koto XI Tarusan.

Ket : Sangat Praktis Praktis

Hasil dari analisis uji praktikalitas LKS berbasis gambar oleh guru yang dinyatakan dengan kriteria sangat praktis dengan skor yang diperoleh 86,22%. Hal ini memperlihatkan bahwa LKS yang dihasil- kan dapat digunakan oleh guru untuk membantu dalam proses belajar mengajar.

Bila ditinjau dari aspek minat siswa dan tampilan gambar pada LKS dinyatakan sangat praktis oleh guru dengan skor 91,66%. Hal ini menunjukan bahwa LKS yang dihasilkan telah memiliki tampilan menarik, gambar yang terdapat pada LKS mudah dimengerti, menarik perhatian sis- wa, serta membuat siswa termotivasi untuk belajar. Seperti yang diungkapkan Prastowo (2012: 73) dalam teknik penyusunan bahan ajar cetak, ada beberapa ketentuan yang

91.66 94.44

82.5 87.5 75

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

(4)

4 dijadikan pedoman, salah satunya susunan

tampilan bahan ajar jelas dan menarik. Pada aspek susunannya, sebaiknya disusun dengan urutan yang mudah, judul yang singkat, terdapat daftar isi dan tugas.

Selanjutnya, ditinjau dari aspek proses penggunaan diperoleh skor 94,44 dengan kriteria sangat praktis. Hal ini menunjukan bahwa LKS yang dihasilkan telah praktis, mudah dipahami, memper- mudah guru dalam penjelasan materi, mem- bantu peran guru dari seorang pengajar menjadi fasilitator dan penggunaan LKS dapat meningkatkan proses belajar me- ngajar menjadi lebih efektif dan efisien baik dari segi penggunaan dan waktu. Menurut Prastowo, (2012: 24) pembuatan bahan ajar bagi pendidik mempunyai banyak fungsi salah satunya meningkatkan proses pembe- lajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.

Ditinjau dari aspek pemahaman kon- sep dan materi diperoleh skor 82,50%

dengan kriteria sangat praktis. Ini menya- takan bahwa LKS yang dihasilkan telah mampu menghubungkan materi khususnya pada materi sel, merangsang daya pikir siswa dengan mengaitkan konsep-konsep yang ada, langkah-langkah praktikum yang bisa mempermudah siswa dalam melakukan praktikum, serta daftar istilah yang mem- bantu siswa dalam menemukan kata-kata yang sulit dipahami pada materi sel yang terdapat dalam LKS.

Selanjutnya, dari aspek waktu 87,50% dengan kriteria sangat praktis dan aspek evaluasi dengan skor 75,00% dengan kriteria praktis. Hal ini dikatakan bahwa LKS berbasis gambar yang dihasilkan dari aspek waktu dan evaluasi sudah dikatakan praktis dalam penggunaan LKS dan praktis dalam memahami konsep.

Grafik 3. Hasil Analisis Uji Praktikalitas LKS Berbasis Gambar Siswa SMAN 1 Koto XI Tarusan.

Ket : Sangat Praktis

Analisis uji praktikalitas oleh siswa mendapatkan hasil dengan skor rata-rata yaitu, 88,96% dengan Kriteria sangat praktis. Seperti pendapat Asnawir (2002:

124) kepraktisan yang dimiliki oleh suatu media pembelajaran merupakan salah satu pemilihan media yang baik dan layak digu- nakan dalam pembelajaran demi penyam- paian informasi.

Dilihat dari segi aspek minat siswa dan tampilan LKS dinyatakan bahwa LKS yang dihasilkan sangat praktis dengan nilai 89,44%. Hal ini menunjukan bahwa siswa tertarik terhadap LKS yang dibuat, karena de-ngan memiliki penampilan dan pemili- han yang menarik, gambar yang ada pada LKS mudah dimengerti dan menarik perha- tian, gambar pada LKS memotivasi belajar, dan penyampaian materi yang membuat siswa tertarik untuk belajar. Sesuai yang ditegaskan oleh Prastowo (2012: 74), dalam penyusunan bahan ajar cetak ada beberapa ketentuan yang dijadikan pedoman dianta- ranya, adanya stimulan yang menyangkut enak tidaknya bahan ajar cetak dilihat, tuli- sannya mendorong pembaca untuk berfikir, dan menguji stimulan. Selanjutnya kemuda- han dibaca menyangkut keramahan bahan ajar terhadap mata. Dalam hal ini huruf yang digunakan hendaknya tidak terlalu kecil dan enak dibaca. Selain itu, urutan teksnya juga harus terstruktur dan mudah dibaca.

Dari aspek proses penggunaan yang diperoleh hasil dengan nilai 88,00% dengan

89.44 88 87.4 88 92

0 10 20 30 40 5060 70 80 90 100

(5)

5 kriteria sangat praktis. Dengan demikian,

LKS yang dihasilkan telah menunjukan ke- praktisan terhadap siswa karena dengan peng-gunaan LKS ini siswa merasa rileks belajar dan tidak cepat bosan, membantu siswa untuk belajar sendiri bila tidak ada guru, belajar dengan menggunakan LKS lebih praktis dan mudah, serta belajar dengan LKS dapat membangkitkan aktivi- tas belajar siswa. sesuai yang diungkapkan oleh Prastowo (2012: 2) fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain, peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik lainnya, peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipi- lihnya sendiri, membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar /mahasiswa yang mandiri, dan sebagai pedo-man begi peserta didik yang akan menga-rahkan semua aktivitasnya dalam proses pem- belajaran dan merupakan substansi kompe- tensi yang seharusnya dipelajari atau dikua- sainya.

Dilihat dari aspek pemahaman konsep dan materi LKS yang dihasilkan memperoleh nilai 87,40% dengan kriteria sangat praktis. Hal ini menunjukan bahwa LKS memiliki konsep dan materi yang praktis karena materi yang terdapat pada LKS membuat siswa mampu untuk mengaitkan dengan konteks nyata, LKS yang dihasilkan juga dapat meningkatkan daya ingat dan merangsang daya pikir, materi dalam LKS membantu dalam memahami konsep, langkah-langkah prakti- kum membantu siswa dalam melakukan praktikum, dan daftar istilah yang ditampil- kan mempermudah siswa dalam memahami materi, dan dengan menggunakan LKS pada saat belajar mempermudah siswa dalam me-mahami materi.

Dari aspek waktu diperoleh nilai 88,00% dengan kriteria praktis dan aspek evaluasi dihasilkan nilai 92,00% dengan kri-teria sangat praktis. Hal ini menunjukan bah-wa, dari aspek waktu dan evaluasi yang terdapat pada LKS sudah efektif dan efisien baik dalam penggunaan LKS dalam pembe- lajaran serta lembar diskusi yang terdapat pada LKS dapat membantu siswa dalam me-mahami materi.

KESIMPULAN

Hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh nilai validitas pada dosen dan guru sebesar 87,65% dengan kriteria valid dilihat dari aspek didaktik, konstruksi, dan teknis. Sedangkan nilai praktikalitas terha- dap guru sebesar 86,22% dengan kriteria sangat praktis. Kemudian nilai praktikalitas terhadap siswa sebesar 88,96% dengan kriteria sangat praktis yang dilihat dari aspek minat siswa, dan tampilan gambar, proses penggunaan, pemahaman konsep dan materi, waktu, dan evaluasi. Dengn demikian dapat disimpulkan bahwa LKS yang dihasilkan valid dan sangat praktis.

SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis menyaran- kan hal-hal sebagai berikut. Produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini dapat digunakan untuk penelitian selan- jutnya untuk mengetahui efektifitas waktu pembelajaran dengan menggunakan media LKS berbasis gambar ini, dan hasil peneli- tian pengembangan berupa LKS, diharap- kan dapat digunakan bagi siswa dan guru sebagai bahan ajar dalam proses pembe- lajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Asnawir. 2002. Media Pembelajaran.

Jakarta: Ciputat Pers.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Jogjakarta: Diva Press.

Putri, Sri Nenti M. 2013. Pengembangan LKS Berbasis Gambar Pada Materi Bakteri. Skripsi. Padang.

STKIP.

Rara, angela Meri. 2005. Pengembangan LKS Biologi Berbasis Gambar dan problem Solving untuk Materi Pokok Virus. Skripsi.

Padang. UNP.

Trianto. 2009. Mendesign Model Pembelaja-ran Inovatif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

(6)

6 Sadiman. Dkk. 2009. Media Pendidikan.

Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

1 Guru membagikan LKS dan menyajikan materi secara klasikal ; 2 Siswa diarahkan mengerjakan soal-soal pada LKS secara mandiri Think; 3 Siswa dibagi dalam beberapa kelompok secara