Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis inkuiri yang dikembangkan pada materi kesetimbangan kimia untuk siswa kelas XI SMA adalah valid, praktis dan efektif. Tulisan berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Inkuiri Pada Kesetimbangan Kimia Kelas XI SMA”.
PENDAHULUAN
- Latar Balakang
- Identifikasi Masalah
- Batasan Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Spesifikasi Produk
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
- Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
- Media pembelajaran
Perangkat pembelajaran kimia berbasis inkuiri khususnya untuk materi kesetimbangan kimia pada KD 3.3 dan KD 3.4 belum tersedia. Membuat (mengembangkan) perangkat pembelajaran kimia berbasis inkuiri untuk materi kesetimbangan kimia pada KD 3.3 dan KD 3.4 di kelas XI SMA.
KAJIAN PUSTAKA
Landasan Teori
- Hakekat Belajar dan Pembelajaran
- Hakekat Pembelajaran Kimia
- Pembelajaran Inquiry
- Perangkat Pembelajaran
- Komponen RPP
- Prinsip Penyusunan RPP
- Langkah-Langkah Penyusunan RPP
Mendeskripsikan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa sesuai dengan kompetensi inti. f) Bahan ajar. Lembar kerja siswa (student worksheets) adalah lembaran-lembaran berisi tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa.
Penelitian yang Relevan
Alat dan bahan praktik sudah tersedia di dalam kotak, sehingga dapat mengatasi kendala guru dalam penyiapan alat dan bahan praktik. Dari hasil penelitiannya ia menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa SD yang diajar dengan menggunakan Kit lebih baik daripada hasil belajar siswa SD yang diajar tanpa menggunakan gawai. Hasil belajar IPA siswa SD bermotivasi tinggi yang diajar menggunakan Kit lebih baik dibandingkan siswa SD bermotivasi tinggi yang diajar tanpa menggunakan alat.
Hasil belajar siswa SD motivasi rendah yang diajar menggunakan kit lebih baik daripada hasil belajar siswa SD motivasi rendah yang diajar tanpa menggunakan kit. Asmah Dewita (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Pemanfaatan Alat Peraga dalam Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Kelas IX MTsN 1 Bukittinggi menemukan bahwa model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kerangka Berfikir
Pelajaran kimia sebagai salah satu mata pelajaran kelompok IPA hendaknya dibangun melalui pengembangan keterampilan proses sains, seperti: (1) mengamati atau mengamati, (2) mengembangkan hipotesis, (3) merencanakan penelitian, (4) memanipulasi variabel, (5 ) ) menafsirkan data, (6) membuat kesimpulan sementara, (7) memprediksi atau memperkirakan, (8) menerapkan dan (9) mengkomunikasikan (BNSP, 2007: vii). Untuk dapat mewujudkan pembelajaran kimia yang sesuai dengan tuntutan KTSP dan karakteristiknya sekaligus mengatasi permasalahan di atas, perlu pemilihan strategi atau pendekatan dengan metode pembelajaran yang tepat, serta mengoptimalkan alat peraga atau media pembelajaran. Oleh karena itu, penulis mencoba mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP, bahan ajar berupa LKS dan media pembelajaran yang mendukung pembelajaran berbasis inkuiri yaitu Chemical Equilibrium Kit dan CD animasi flash.
Untuk melihat kepraktisan dan keefektifannya, alat ajar ini diujicobakan secara terbatas kepada siswa kelas XI di satu sekolah. Dengan dikembangkannya perangkat pembelajaran berbasis inkuiri diharapkan dapat terlaksananya pengajaran yang efektif sehingga keaktifan dan keaktifan siswa semakin meningkat.
Jenis Penelitian
Model Pengembangan
- Tahap pendefinisian (define phase)
- Tahap Perancangan (design phase)
- Tahap Pengembangan (develop phase)
Tahapan ini bertujuan untuk menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran inkuiri yang akan dikembangkan berdasarkan hasil front end analysis, task analysis, dan concept analysis. Validasi isi bertujuan untuk mengetahui apakah perangkat pembelajaran berbasis inkuiri dirancang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi inti. Validasi konstruk bertujuan untuk melihat kesesuaian komponen perangkat pembelajaran dengan indikator yang telah ditentukan.
Data hasil uji coba kemudian dianalisis untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri yang dikembangkan. Keefektifan perangkat pembelajaran dapat dilihat dari hasil analisis data observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran (untuk ranah afektif dan psikomotorik) dan dari hasil belajar siswa (untuk ranah kognitif).
Defenisi Operasional
Keefektifan perangkat pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif, siswa yang telah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan perangkat yang dikembangkan diberikan tes. Hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotor diperoleh dari data observasi aktivitas siswa selama pembelajaran.
Aktivitas siswa terkait pembelajaran dengan menggunakan perangkat ajar yang dikembangkan, berdasarkan observasi tergolong sering terjadi.
Instrumen Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari lembar observasi pelaksanaan kurikulum digunakan untuk mengetahui kebermanfaatan perangkat ajar yang dikembangkan. Data yang diperoleh dari observasi aktivitas siswa dan lembar observasi hasil belajar psikomotorik digunakan untuk mengetahui keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Kuesioner, yang terdiri dari angket jawaban siswa dan jawaban guru terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Teknik Analisis Data
- Analisis Data Validitas
- Analisis Data Praktikalitas
- Analisis Data Efektivitas
Data yang diperoleh digunakan untuk melihat keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. untuk RPP dan Kit berupa skala Guttman dan skala Likert. Data validasi LKS dan tes hasil belajar berupa skala Likert 1-4 dengan ketentuan: nilai 1 = sangat tidak setuju, nilai 2 = tidak setuju, nilai 3 = setuju dan nilai 4 = sangat setuju. Data yang terkumpul dari survei kuesioner berupa skala Likert 1-4 dengan ketentuan: nilai 1 = sangat tidak setuju, nilai 2 = tidak setuju, nilai 3 = setuju dan nilai 4 = sangat setuju.
Berdasarkan P-value yang diperoleh ditentukan kriteria kepraktisan yaitu: Tabel 3. Analisis data keefektifan yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa dan lembar penilaian hasil belajar siswa. Analisis tes prestasi belajar didasarkan pada data hasil belajar siswa pada ranah kognitif dan psikomotor untuk KD 3.3 dan 3.4.
Tahap Pendefinisian (define phase)
- Analisis Ujung Depan
Sesuai dengan langkah-langkah pengembangan yang telah dijelaskan pada Bab 3, proses diawali dengan analisis kurikulum dan validasi instrumen penelitian dan perangkat ajar. Instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran yang sudah valid kemudian diujicobakan secara terbatas pada siswa kelas XI SMAN 7 Padang. Data yang diperoleh dari hasil percobaan kemudian diolah dan dianalisis. kinetika reaksi, kesetimbangan kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri) pada KD 3.3 (Penjelasan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan) dan KD 3.4 (Penentuan hubungan kuantitatif antar reaktan dan hasil reaksi dari reaksi kesetimbangan) seperti yang tercantum dalam standar isi KTSP.
Jadi, setelah indikator-indikator dirumuskan, materi-materi esensial yang dibutuhkan siswa untuk mencapai kompetensi pada KD 3.3 dan KD 3.4 dikumpulkan sesuai dengan indikator-indikator yang dirumuskan. Dalam pelaksanaannya di kelas, untuk mencapai indikator yang telah dirumuskan di atas, proses pembelajaran dilakukan dalam 7 kali pertemuan (16 jam pelajaran) dengan rincian sebagai berikut.
Tahap Perancangan (design phase)
- Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
- Merancang Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
- Perancangan media pembelajaran
- Perancangan alat evaluasi (Tes Hasil Belajar)
Indikator prestasi belajar pada RPP 2 adalah indikator 3.3.3 Penjelasan konstanta kesetimbangan dengan tujuan pembelajaran berikut ini. Perhitungan nilai konstanta kesetimbangan (Kc) berdasarkan konsentrasi zat dalam kesetimbangan dan indikator 3.4.2 Perhitungan nilai Kp berdasarkan tekanan parsial gas yang bereaksi dan hasil reaksi dalam keadaan setimbang . Kc berdasarkan nilai Kp atau sebaliknya dan indikator 3.4.4 Interpretasi data eksperimen mengenai konsentrasi reaktan dan hasil reaksi pada kesetimbangan untuk menentukan derajat disosiasi.
Lembar kerja siswa 5, 6 dan 7 digunakan untuk mengetahui cara menghitung tetapan kesetimbangan (Kc dan Kp) dan derajat disosiasi. e. Film berbentuk animasi gambar bergerak digunakan sebagai alat bantu pembelajaran pada KD 3.3 pada materi kesetimbangan kimia untuk menjelaskan pengaruh tekanan terhadap pergeseran kesetimbangan.
Tahap Pengembangan (develop phase)
- Hasil validasi perangkat pembelajaran
- CD Animasi Flash
- Hasil uji coba perangkat pembelajaran
- Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP
- Hasil Angket Respon siswa
- Hasil Angket Respon Guru
- Hasil Observasi Aktivitas Siswa
- Hasil Belajar Siswa
Secara ringkas hasil pengolahan data validasi RPP dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7 berikut ini. Secara ringkas hasil validasi pengolahan data lembar kerja eksperimen dan lembar kerja non eksperimen disajikan pada Tabel 8 dan Tabel 9 berikut ini. Secara ringkas hasil pengolahan data validasi CD animasi flash dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.
Secara ringkas hasil pengolahan data validasi tes hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 12 berikut. Data hasil belajar siswa pada ranah kognitif kelas XI IPA2 SMA N 7 Padang dapat dilihat pada Tabel 18 berikut.
Pembahasan
- Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
- Hasil Uji Coba Perangkat Pembelajaran
- Hasil observasi Angket Respon Siswa
- Hasil observasi Angket Respon Guru
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari segi isi, KPBU yang dikembangkan sudah sesuai dengan kebutuhan KTSP. Berdasarkan hasil evaluasi validator ini dapat disimpulkan bahwa isi LKS yang dikembangkan sudah sesuai dengan kebutuhan KTSP. Topik yang disajikan sesuai dengan persyaratan indikator dan kegiatan dalam LKS yang dapat memotivasi siswa untuk berpikir kritis.
CD animasi flash ini sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran kimia khususnya KD 3.3. Media CD animasi ini juga sesuai dengan strategi pembelajaran inkuiri yang diterapkan melalui metode diskusi.
Keterbatasan Penelitian
Pembelajaran melalui penggunaan perangkat pembelajaran berbasis penelitian memfasilitasi siswa sehingga mereka dapat belajar dengan mudah. Pembelajaran melalui pemanfaatan sumber belajar berbasis penelitian dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa karena siswa menemukan sendiri konsep-konsepnya. Untuk melihat keefektifan sumber belajar secara lebih akurat, ada baiknya dilakukan tes terhadap siswa yang belum pernah mempelajari materi ini sebelumnya.
Tes dilakukan hanya pada satu sekolah dengan situasi dan keadaan lingkungan yang sama, serta latar belakang sosial budaya siswa. Untuk mendapatkan perangkat yang lebih sempurna, sebaiknya uji coba dilakukan di sekolah yang berbeda dengan kondisi yang berbeda pula.
Kesimpulan
Implikasi
Khusus bagi guru, penggunaan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri akan memberikan pengalaman dan pengetahuan yang bermakna dalam mengelola pembelajaran di kelas sehingga pembelajaran dapat dengan mudah dilaksanakan. Dengan menggunakan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri ini di sekolah khususnya pada pelajaran Kimia, guru juga dapat membantu menjelaskan konsep yang abstrak kepada siswa sehingga menjadi lebih konkrit. Artinya, perangkat pembelajaran berbasis inkuiri dapat digunakan sebagai salah satu alternatif upaya guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.
Dengan dikembangkannya sumber belajar inkuiri untuk KD 3.3 dan 3.4 kelas XI SMA ini diharapkan dapat membantu guru kimia dan guru bidang studi lain dalam mengembangkan sumber belajarnya.
Saran
Bagi sekolah yang ingin menggunakan perangkat pembelajaran inkuiri ini dalam pembelajaran, disarankan untuk dapat memfasilitasi guru dan siswa dengan infrastruktur pendukung seperti LCD, infocus dan perangkat pembelajaran lainnya. Untuk mendapatkan perangkat pembelajaran yang lebih sempurna, peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan uji coba di sekolah yang berbeda dengan situasi dan kondisi yang berbeda. Untuk melihat kebermanfaatan sumber belajar yang dikembangkan, peneliti selanjutnya disarankan untuk juga meminta guru setempat untuk mencoba menggunakan sumber belajar yang dikembangkan dalam pembelajarannya.
Agar dapat mengamati aktivitas siswa selama uji coba perangkat pembelajaran dengan lebih baik, disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menyesuaikan jumlah pengamat dengan jumlah siswa.