BAB II KAJIAN PUSTAKA
D. Pembahasan
1. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
mengikuti ujian, ada 2 orang siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (< 70) sehingga jumlah siswa yang sudah tuntas untuk KD 3.3 dan 3.4 adalah sebanyak 28 orang. Dengan demikian persentase ketuntasan belajar siswa pada KD 3.3 dan 3.4 adalah sebesar 93,3%. Nilai tertinggi adalah 100 yang diperoleh oleh dua belas orang siswa dengan nomor urut 1, 4, 6, 8, 10, 13, 18, 20, 22, 23, 28 dan 30. Sedangkan nilai terendah adalah 66,7 yang diperoleh oleh dua orang siswa dengan nomor urut 19 dan 32. Nilai rata-rata kelas untuk KD 3.3 dan 3.4 dari ranah psikomotor adalah sebesar 88,9. Data hasil belajar siswa ranah psikomotor siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 248.
kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil pelajar dan sumber belajar. Oleh karana itu dalam pembuatan RPP, penulis berpedoman pada acuan yang terdapat di dalam Permendiknas tersebut.
Hasil analisis data validasi aspek komponen RPP, menunjukkan persentase penilaian validator untuk semua aspek yang diuji adalah 100%. Berdasarkan kategori yang sudah ditetapkan maka dari segi aspek komponennya, RPP yang penulis kembangkan tergolong sangat valid.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari komponennya, RPP yang dikembangkan sudah mengacu pada Permendiknas No. 41 tahun 2007. Dengan kata lain, semua komponen yang harus ada dalam sebuah RPP menurut Permendiknas No. 41 tahun 2007, juga sudah terdapat di dalam RPP yang penulis kembangkan.
Dalam pengembangan RPP untuk aspek isi penulis berpedoman pada Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi. Dalam permendiknas tersebut dikatakan bahwa standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Ini artinya pengembangan indikator, materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam permendiknas tersebut. Disamping itu, dalam Permendiknas No. 41 tahun
2007 juga disebutkan bahwa setiap guru dalam satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam menyusun RPP guru seharusnya dapat memilih metode dan media pembelajaran yang cocok sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung seperti yang dituntut dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 tersebut.
Dari hasil analisis data validasi aspek isi RPP didapatkan bahwa tidak semua aspek dari isi RPP yang penilaiannya 100 %. Hanya aspek penggunaan alat bantu dan media, penggunaan sumber belajar serta penggunaan bahasa yang penilaiannya 100%. Namun demikian, berdasarkan hasil penilaian keempat validator terhadap aspek isi RPP, untuk semua aspek yang divalidasi, diperoleh hasil dengan kategori sangat valid.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari segi aspek isi, RPP yang dikembangkan sudah sesuai dengan tuntutan KTSP. Hal ini dapat dilihat dari perumusan indikator, tujuan pembelajaran, pengorganisasian materi serta pemilihan sumber belajar sudah sesuai dengan SK dan KD bidang studi Kimia yang terdapat dalam standar isi
KTSP. Jenis kegiatan, langkah-langka pembelajaran dan pendekatan/strategi yang dipilih sudah sesuai dengan Permendiknas No.
41 tahun 2007. Demikian juga dengan pemilihan metode dan media pembelajaran, sudah sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi yang sudah dirumuskan
b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Dalam KTSP guru dituntut untuk mengembangkan bahan ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik dan tuntutan indikator. LKS adalah salah satu bahan ajar yang dapat digunakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Dalam buku panduan pengembangan bahan ajar dari Depdiknas tahun 2008 dijelaskan bahwa prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar adalah : 1) dimulai dari konkrit ke asbstrak, 2) disajikan secara tepat dan bervariasi, 3) dapat memotivasi peserta didik untuk belajar, 4) memuat indikator pencapaian kompetensi dan 5) memperhatikan keberagaman kemampuan siswa.
Berdasarkan hasil analisis data validasi LKS dari validator, didapatkan rata-rata persentase penilaian validator terhadap aspek kelayakan isi 82,2% ; kelayakan konstruksi 86,5% ; komponen keterbacaan 84,8% dan komponen kegrafisan 88,1% untuk LKS eksperimen. Dan untuk LKS noneksperimen kelayakan isi 86,3% ; kelayakan konstruksi 93,1% ; komponen keterbacaan 87,9% dan komponen kegrafisan 89,4%. Berdasarkan kategori yang sudah
ditetapkan, maka dari keempat aspek yang divalidasi tersebut, baik untuk LKS eksperimen maupun LKS noneksperimen tergolong sangat valid.
Berdasarkan hasil penilaian validator ini, dapat disimpulkan bahwa dari aspek isi LKS yang dikembangkan sudah sesuai dengan tuntutan KTSP. Topik yang disajikan sudah sesuai dengan tuntutan indikator dan kegiatan dalam LKS sudah dapat memotivasi peserta didik untuk berpikir kritis. Dari segi konstruksi, LKS sudah sesuai dengan strategi inquiry.
Dalam setiap kegiatan LKS selalu diawali dari fakta atau data yang akan membimbing peserta didik untuk menemukan konsep sehingga peserta didik berperan sebagai subjek pembelajaran. Dari segi komponen keterbacaan baik LKS eksperimen maupun LKS noneksperimen sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar menurut EYD sehingga mudah dipahami dan mudah digunakan oleh peserta didik. Dari segi komponen kegrafisan setelah melalui beberapa perbaikan, baik LKS eksperimen maupun LKS noneksperimen sudah ditampilkan dengan tampilan warna dan gambar yang menarik yang sesuai dengan topik yang disajikan sehingga merangsang minat peserta didik untuk membacanya.
Pada tahap-tahap awal pengerjaan LKS memang ada terdapat beberapa kesalahan dalam pengetikan, kesalahan dalam penggunaan EYD dan kesalahan konsep. Namun berdasarkan masukan dan saran dari validator kesalahan tersebut sudah diperbaiki dan disempurnakan sebelum diujicobakan kepada siswa.
c. Media Pembelajaran
Berkaitan dengan proses belajar mengajar, Briggs dalam Wina Sanjaya, 2009 : 204, menyatakan media sebagai alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar. Menurut Depdiknas (2004), ada beberapa prinsip dasar dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu : (1) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, (2) kesesuaian dengan materi, (3) kesesuaian dengan metoda mengajar, (4) karakteristik peserta didik, (5) kondisi tempat belajar, (6) kepraktisan dan (7) ketersediaan dana, tenaga dan fasilitas. Ada dua jenis media yang dikembangkan dalam penelitian ini, yaitu Kit dan CD animasi flash.
1) Kit
Berdasarkan analisis data validasi dari keempat validator, maka Kit yang dikembangkan tergolong sangat valid. Jika merujuk pada panduan prinsip pemilihan media pembelajaran dari Depdiknas tahun 2004 serta berdasarkan penilaian dari validator, maka Kit yang dikembangkan ini sudah sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai khususnya untuk KD 3.3, sesuai dengan tujuan pembelajaran dan dengan materi pembelajara.
Kit juga sesuai dengan strategi pembelajaran inquiry yang diterapkan dengan metode eksperimen. Kit juga dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar dan dari segi kepraktisan Kit adalah media yang mudah dalam penggunaan dan perawatan. Menurut penilaian validator, kotak Kit yang awalnya dibuat dari seng plat agar
diganti dengan bahan aluminium yang lebih ringan dan mudah dibentuk.
2) CD Animasi Flash
Berdasarkan analisis data validasi dari keempat validator, maka CD animasi flash yang dikembangkan tergolong sangat valid. Dengan demikian, CD animasi flash ini sudah sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran kimia khususnya KD 3.3. Media CD animasi ini juga sesuai dengan strategi pembelajaran inquiry yang diterapkan dengan metode diskusi. Media yang dibuat juga dapat memotivasi siswa untuk berpikir kritis sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep kimia. Media yang dibuat mudah digunakan serta sesuai dengan sarana prasarana sekolah. Namun ada satu orang validator yang menyatakan tidak setuju jika dikatakan media yang dibuat sesuai dengan sarana prasarana sekolah karena belum tentu semua sekolah memiliki LCD yang digunakan untuk memutar CD animasi flash tersebut.
Dalam komentarnya validator menyarankan agar pemakaian warna untuk larutan perlu diperhatikan agar warna yang digunakan sesuai dengan warna yang sesungguhnya di dunia nyata. Oleh karena animasi ini berupa gambar bergerak tanpa narator, maka validator juga menyarankan agar dalam animasi tersebut ditambahkan kata-kata penekanan agar siswa memfokuskan perhatiannya kepada objek yang dituju dan diberikan tanda waktu reaksi berlangsung berupa angka
hitungan maju 1 sampai 5 agar siswa dapat memperhatikan dengan baik saat reaksi berlangsung.
d. Tes Hasil Belajar
Dalam pengembangan instrumen tes hasil belajar, penulis berpedoman pada Permendiknas No. 20 tahun 2007, dimana dikatakan bahwa instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik harus memenuhi persyaratan (1) substansi, yaitu mempresentasikan kompetensi yang dinilai, (2) konstruksi, yaitu memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan dan (3) bahasa, yaitu menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
Berdasarkan analisis data validasi dari keempat validator, maka instrumen tes hasil belajar yang dikembangkan tergolong sangat valid.
Dari penilaian validator dapat disimpulkan bahwa instrumen tes hasil belajar secara kualitatif sudah sesuai dengan persyaratan pembuatan alat evaluasi yang terdapat di dalam Permendiknas No. 20 tahun 2007.
Petunjuk pengerjaan soal dan butir soal sudah dibuat dengan bahasa yang jelas dan sesuai dengan kaedah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Butir soal sudah sesuai dengan indikator yang dirumuskan dan setiap indikator sudah diuji dengan satu pertanyaan atau lebih. Soal-soal yang dirumuskan sudah mengacu pada aspek berpikir taksonomi Bloom dan di dalam alat evaluasi yang dinilai oleh validator juga sudah dicantumkan kunci jawaban beserta teknik penskoran.