PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR SIPIL NEGARA PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
SEMINAR HASIL
Oleh
DEWI FITRIA SARI B 102 22 056
Di Bawah Bimbingan:
Prof.Dr.Syahruddin Hattab, M.Si. Selaku Ketua Dr. Dandan Haryono., M.Si. Selaku Anggota
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan SDM yang dilakukan baik secara formal maupun informal oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan jumlah informan sebanyak 7 orang, yang penentuannya menggunakan teknik Purpossive. Selain itu, dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui kegiatan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan metode analisis data dengan tiga langkah, yaitu kondensasi data (data condensation), menyajikan data (data display), dan menarik simpulan atau verifikasi (conclusion drawing and verification). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengembangan SDM Aparatur Sipil Negara di Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah belum berjalan efektif, yang mana baik secara formal maupun informal pelaksanaannya masih belum berjalan efektif. Dalam pengembangan secara formal masih banyak pegawai yang berstatus PNS yang hingga saat ini masih berpendidikan menengah belum termotivasi untuk mengikuti program pengembangan melalui tugas belajar. Pada pengembangan SDM secara informal menunjukkan bahwa pihak instansi masih jarang memberikan dorongan dan pengarahan kepada para pegawainya untuk mengembangkan diri melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk menambah wawasan khususnya menyangkut tugas dan tanggung jawab mereka, dan tidak hanya itu saja, pemberian penghargaan dalam bentuk materil selama ini masih sangat jarang dilakukan, padahal para pegawai di instansi tersebut labih banyak mengharapkan penghargaan dalam bentuk materil.
Kata Kunci : Pengembangan Sumber Daya Manusia, Aparatur Sipil Negara.
Abstrak
Pengembangan pegawai semakin penting dalam suatu organisasi karena tuntutan pekerjaan atau jabatan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tenaga kerja yang diwujudkan dalam berbagai bentuk nyata, misalnya pemberian pelatihan, pengadaan seminar-seminar pendidikan, dan kegiatan-kegiatan yang lainya.
Sastradipoera (2012:22) berpendapat tidak ada upaya manusia yang berhasil tampa sumber daya manusia yang terlatih dan memiliki pengetahuan yang memadai. Oleh karena itu pengembangan dan pelatihan pekerja merupakan sesuatu yang harus diakukan demi keberhasilan jangka pendek dan jangka panjang untuk setiap bisnis yang berorientasi pada laba maupun yang bukan laba. Selanjutnya Hasibuan dalam Findarti (2016:13) menjelaskan bahwa pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan teknis, konseptual, moral, konseptual dan teoritis pegawai sesuai dengan kebutuhan pekerjaan melalui latihan dan pendidikan.
Latar Belakang
Tahun 2014, pemerintah kembali melakukan penyempurnaan peraturan yang menyangkut kepegawaian dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal ini sebagai perwujudan upaya pemerintah dalam memberikan arah dan regulasi yang jelas kepada aparatur birokrasi terkait hak dan kesempatan, dimana dalam pasal 70 dijelaskan: (1) setiap ASN mempunyai kesempatan untuk mendapatan pengembangan kompetensi, baik melalui pendidikan dan latihan (Diklat), Seminar, Kursus, Penataran dan sejenisnya.
(2) Dalam rangka pengembangan kompetensi diri, maka setiap Instansi diwajibkan untuk membuat perencanaan pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang dalam rencana kerja dan anggaran tahunan tiap-tiap Instansi yang menyelenggarakan.
Sejalan dengan UU Nomor 5 Tahun 2014, sejatinya rencana pengembangan dan konsep pembangunan sumber daya manusia juga tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Berdasarkan data dari pernyataan Kepala Lembaga Administrasi Negara yang dikutip melalui Kompas.com (2019) sebanyak 34,57 persen PNS mempunyai kompetensi dan potensi rendah, kualitas kinerja dan integritas masih rendah, serta tidak sesuainya program bangkom (pengembangan kompetensi) dengan kebutuhan organisasi dan tujuan pembangunan nasional.
Lebih lanjut, berdasarkan data dari Lembaga Administrasi Negara (2020) menunjukkan bahwa gambaran saat ini, dari 4,5 juta pegawai ASN setidaknya 46% hanya lulusan SMP dan SMA bahkan masih terdapat pegawai yang tidak bisa baca tulis. Data tersebut menunjukkan potret ASN yang saat ini belum sesuai harapan. Hal ini yang membuat tiap instansi berkewajiban untuk terus melakukan pengembangan kompetensi bagi pegawainya. Padahal secara jelas, aparatur birokrasi dengan tingkat kompetensi yang memadai akan mewujudkan birokrasi pemerintahan dengan sistem kerja yang efektif serta efisien.
Untuk mencapai Visi serta Misinya, maka dibutuhkan konsistensi Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah untuk menunjukkan kinerja organisasi yang mencapai level yang maksimal, yang tentunya hal tersebut hanya dapat dicapai jika ditunjang oleh SDM yang memadai khususnya dari segi mutu atau kualitas kerja mereka dalam mengemban tugas dan tanggung jawabnya.
Maka dari itu untuk menunjang hal tersebut pengelolaan atau manajemen melalui optimalisasi pengembangan SDM harus benar-benar dilakukan dengan sebaik mungkin.
Namun dalam praktiknya saat ini pelaksanaan pengembangan SDM di Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah belum benar-benar dilaksanakan dengan baik, sehingga berdampak pada kinerja instansi tersebut, dimana tingkat pendidikan ASN yang ada pada Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah dalam jenjang pendidikan SLTP sebanyak 1 orang atau 0.64%, SLTA sebanyak 36 orang atau 22.93% dari total ASN, sementara Diploma sebanyak 4 orang atau 2.55% dari total ASN yang ada pada struktural dan fungsional Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah.
Masih banyaknya SDM aparatur di Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah jarang mengikuti pendidikan dan latihan, sehingga hal ini tentunya akan menyebabkan kemampuan yang dimiliki oleh SDM aparatur tidak merata.
Masih banyak kendala yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan pengembangan kompetensi di Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah.
Terutama penekanan terbatasnya kesempatan dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan. Selain itu ditekankan masalah sebagian pegawai di Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah cenderung kurang tertarik melakukan peningkatan kualitas melalui kegiatan non Diklat, seperti membaca buku, menonton TV maupun video, mendengarkan radio, dan kegiatan non Diklat lainnya yang bermanfaat.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengembangan SDM yang
dilakukan baik secara formal maupun informal oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Kajian Pustaka
2.2.1 Administrasi Publik 2.2.2 Sumber Daya Manusia
2.2.3 Konsep Tentang Manajemen Sumber Daya Manusia
2.2.4 Perencanaan Pembangunan Daerah 2.2.5 Mutu/Kualitas Sumber Daya Pegawai 2.2.6 Aparatur Sipil Negara
Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Tempat penelitian ini dilakukan di Kantor Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah yang
beralamat di Jl. Prof. Moh. Yamin Kecamatan Palu Selatan.
Informan Penelitian
Informan pada penelitian ini ditentukan dengan teknik Purpossive.
jumlah informan yang dilibatkan dalam penelitian ini ialah sebanyak 7 (tujuh) orang, yang terdiri atas:
1. Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Kepala Sub. Bagian Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
3. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
4. Empat orang ASN Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
Analisis Data
Pada penelitian ini, data dianalisis dengan menggunakan beberapa langkah sesuai teori Miles, Huberman dan Saldana (2014) yaitu menganalisis data dengan tiga langkah: kondensasi data (data condensation), menyajikan data (data display), dan menarik simpulan atau verifikasi (conclusion drawing and verification).
Kondensasi data merujuk pada proses pemilihan (selecting), pengerucutan (focusing), penyederhanaan (simplifiying), peringkasan (abstracting), dan transformasi data (transforming).
Teknik Pengumpulan Data
Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada objek kajian.
Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada informan, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam.
Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan membaca, mempelajari, mengidentifikasi, dan menganalisis literatur, laporan penelitian, dokumen-dokumen tertulis serta sumber bacaan lainnya yang memiliki relevansi dengan penelitian ini.
Hasil Penelitian
Pengembangan Secara Formal
Pihak Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah sudah melaksanakan pengembangan SDM- nya melalui jalur formal, yang mana instansi tersebut selalu menugaskan pegawainya dalam setiap kegiatan Diklat maupun seminar yang diadakan oleh lembaga-lemabaga yang kompeten baik di tingkat daerah maupun pusat, dan tidak hanya itu saja, pihak Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah juga memberikan peluang ASN yang berstatus PNS untuk mengikuti tugas belajar guna meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan di Perguruan Tinggi, akan tetapi masih banyak pula pegawai yang berstatus PNS yang hingga saat ini masih berpendidikan menengah belum termotivasi untuk mengikuti program pengembangan melalui tugas belajar
Hasil Penelitian
Pengembangan Secara Informal
Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah sudah melakukan pengembangan SDM-nya dengan cara-cara informal, namun masih perlu ditingkatkan, pengembangan secara informal di instansi tersebut perlu diintensifkan lagi agar dapat meranggsang keingin pegawai di instansi tersebut untuk mengembangkan diri mereka menjadi lebih kompeten dalam menjalan tugas dan tanggung jawab mereka. Dari penelitian di atas peneliti melihat bahwa pihak instansi masih jarang memberikan dorongan dan pengarahan kepada para pegawainya untuk mengembangkan diri melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk menambah wawasan mereka terkait tugas dan tanggung jawab mereka, seperti mempelajari berbagai literatur-literatur dari bersumber dari regulasi-regulasi yang ada, menambah wawasan dengan mempelajari literatur lain seperti buku, media elektronik baik internet maupun televisi, dan lain sebagainya. Tentu kemajuan teknologi saat ini sangatlah mendukung para pegawai yang ingin mengembangkan diri secara informal, sebab saat ini informasi-informasi yang dapat menambah wawasan khususnya materi- materi yang relevan dengan masing-masing tugas dan tanggung jawab dari masing- masing pegawai di instansi tersebut dapat dengan mudah diakses.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di bahas secara sistematis pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengembangan SDM Aparatur Sipil Negara di Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah belum berjalan efektif, yang mana baik secara formal maupun informal pelaksanaannya masih belum berjalan efektif.