• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan tentang Variasi Bacaan Al-Quran

N/A
N/A
syauqi zakka maula

Academic year: 2024

Membagikan " Pengenalan tentang Variasi Bacaan Al-Quran"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERBEDAAN QIRA’AT DALAM MENAFSIRKAN AL-QUR’AN SURAT Al-BAQARAH

AYAT 238

Tugas Mata Kuliah Ilmu Qira’at

Dosen Pengampu: Bapak Hilmy Pratomo ,.Lc, M.Ag

Disusun Oleh:

Muhammad Abdul Qodir Syauqi Zakka Maula(2022080109) Salman Al-Farisi (2022080093)

Fabiyan Apriyansah(2022080120)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN WONOSOBO JAWA TENGAH

2023

Abstract

(2)

Qira'at science is a branch of science in the field of Al-Qur'an studies which focuses on learning about various ways of reading and reciting verses of the Al- Qur'an. This science aims to understand the rules for reading the Koran and ensure that the message contained in the holy text is conveyed correctly and in accordance with the norms of recitation. The science of Qira'at involves understanding the various reading variations that appear in different texts of the Qur'an, known as qira'at. Qira'at experts study these differences and provide explanations regarding their validity and relevance in understanding the meaning of the verses of the Qur'an. Research in Qira'at Science involves analysis of the history of Al-Qur'an reading, comparison between various reading methods, and understanding the linguistic and grammatical context in interpreting Al-Qur'an verses. Apart from that, this science also includes aspects such as implicit meanings, harmony of readings, and historical context which can enrich understanding of God's revelation. The importance of Qira'at Science lies in efforts to maintain the sanctity and accuracy of reading the Qur'an, so that Muslims can take optimal spiritual and pedagogical benefits. This study also plays an important role in preserving the oral heritage of the Qur'an and ensuring its accurate transmission from generation to generation. Thus, Qira'at Science is not only a classic aspect of religious sciences, but also plays a crucial role in the preservation and understanding of the Qur'an.

Abstrak

Ilmu Qira'at adalah cabang ilmu dalam bidang studi Al-Qur'an yang memfokuskan pada pelajaran mengenai berbagai macam cara membaca dan melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an. Ilmu ini memiliki tujuan untuk memahami aturan-aturan bacaan Al-Qur'an dan memastikan bahwa pesan yang terkandung dalam teks suci tersebut disampaikan dengan benar dan sesuai dengan norma- norma tajwid. Ilmu Qira'at melibatkan pemahaman terhadap berbagai variasi bacaan yang muncul dalam naskah Al-Qur'an yang berbeda-beda, dikenal sebagai qira'at. Para ahli qira'at mempelajari perbedaan-perbedaan ini dan memberikan penjelasan mengenai keabsahan dan relevansinya dalam memahami makna ayat- ayat Al-Qur'an. Penelitian dalam Ilmu Qira'at melibatkan analisis terhadap sejarah bacaan Al-Qur'an, perbandingan antara berbagai metode bacaan, dan pemahaman konteks linguistik serta gramatikal dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an. Selain itu, ilmu ini juga mencakup aspek-aspek seperti makna-makna implisit, harmoni bacaan, dan konteks historis yang dapat memperkaya pemahaman terhadap wahyu Allah. Pentingnya Ilmu Qira'at terletak pada upaya menjaga kesucian dan ketepatan bacaan Al-Qur'an, sehingga umat Islam dapat mengambil manfaat spiritual dan pedagogis secara optimal. Studi ini juga berperan penting dalam memelihara warisan lisan Al-Qur'an dan memastikan transmisi yang akurat dari

(3)

generasi ke generasi. Dengan demikian, Ilmu Qira'at tidak hanya menjadi aspek klasik dalam ilmu-ilmu agama, tetapi juga memainkan peran yang krusial dalam pelestarian dan pemahaman Al-Qur'an.

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Al-Qur'an merupakan kitab Allah yang menjadi petunjuk dan rujukan seluruh kaum muslimin. Pada masa awal islam, mushaf Al-Qur'an belum ada tanda seperti titik dan harakat Ini memungkinkan Al-Qur'an dibaca dengan bacaan berbeda-beda. Pada satu mushaf suatu kalimat dibaca dengan bacaan tertentu dan pada mushaf lain kalimat tersebut dibaca dengan bacaan lain seperti pada qira'at riwayat hafs "Wadh-dhuhaa" dibaca: "Wadh dhuhee". Agar dapat menjadi pegangan, hanyalah orang-orang yang benar-benar kuat hafalannya dan disaksikan dua orang sahabat dan sanad riwayatnya sampai pada Nabi SAW yang dipercayai atau menjadi penyampai Al Qur'an kepada manusia. Pada masa hidup Nabi Muhammad SAW, perhatian umat terhadap kitab Al-Qur'an ialah memperoleh ayat-ayat Al-Qur'an itu, dengan mendengarkannya, membacanya, dan menghafalkannya secara lisan dari mulut kemulut. Dari Nabi kepada para sahabat, dari sahabat yang satu kepada sahabat yang lain, dan dari seorang imam ahli bacaan yang satu kepada imam yang lain. Qira'at atau macam-macam bacaan itu sudah ada sejak zaman Rosulullah SAW, dan beliau mengajarkan kepada para sahabat sebagaimana beliau menerima bacaan itu dari malaikat jibril. Dan begitulah turun ayat-ayat Al-Qur'an, maka dengan segera Nabi membacakannya kepada para sahabat, dan mereka menulisnya, menyimpan dan membacanya ketika sholat atau ibadah-ibadah yang lainnya secara berulang-ulang siang dan malam. ilmu ini juga cukup rumit untuk untuk dipelajari karena banyak hal yang harus dikuasai, antara lain penguasaan bahasa arab secara fasihdan mendalam, penguasaan ilmu ini sangat berjasa dalam menjaga dan mengajarkan berbagaimana cara membaca Al-Qur'an yang benar-benar sesuai dengan yang telah diajarkan Rosulullah SAW, Para ahli qira'at telah mencurahkan segala kemampuannya demi mengembangkan ilmu ini. Ketelitian dan kehati-hatian mereka telah menjadikan Al-Qur'an terjaga dari adanya kemungkinan masuknya unsur-unsur asing yang dapat merusak kemurnian Al-Qur'an.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengaruh Perbedaan Bacaan Qira’at Terhadap Makna

Perbedaan bacaan al-Qur’an sudah ada sejak awal, masing-masing sahabat memegang teguh qira’at yang diterima dari Rasulullah saw. yang mungkin berbeda dari yang lain. Di dalam menerima bacaan al-Qur’an ada yang secara langsung dari Nabi saw. dan ada yang mengambil bacaan imam qira’at yang dipercaya dan bersumber dari Nabi saw.juga.

Dalam keadaan demikian, maka timbullah perbedaan qira’at yang diterima oleh tabi’in dan tabi’tabi’in. Demikianlah keadaannya sampai ke tangan para ulama yang mengkhususkan dirinya untuk mempelajari qira’at serta menyebarluaskannya, yakni terdiri dari qira’at sab’ah, qira’at ‘asyarah, qira’at sab’ah ‘asyarah.

Berbagai riwayat hadits Nabi saw. diterangkan bahwa al-Qur’an diturunkan dalam tujuh huruf (al-ahruf al-sab’ah). Hadits-hadits Nabi saw. tentang al-ahruf al- sab’ah menjadi pemicu adanya perbedaan pendapat di antara para ahli yang melahirkan interpretasi tentang adanya perbedaan qira’at alQur’an. Bervariasinya qira’at yang sahih ini mengandung banyak faedah antara lain; menunjukkan betapa terpeliharanya dan terjaganya kitab Allah dari perubahan dan penyimpangan, walaupun mempunyai sekian banyak bacaan yang berbeda-beda.

Begitu pula meringankan umat Islam dan memudahkan mereka membaca al- Qur’an dan sebagai bukti kemukjizatan al-Qur’an dari segi kepadatan makna (ijaznya), karena setiap qira’at menunjukkan sesuatu hukum syara’ tertentu tanpa pengulangan lafaz.

Dari penjelasan di atas dengan beberapa contoh bacaan al-Qur’an dengan beberapa versi meliputi perbedaan dalam pengucapan harakat, huruf, dan bentuk kata. Susunan kalimat dan penambahan maupun pengurangan kata, maka didasarkan pengamatan terhadap beberapa sumber yang ada, ternyata ada perbedaan qira’at tersebut tidak selamanya menimbulkan pengubahan arti yang dikandungnya. Karena perbedaan bacaan tidak selamanya membawa dampak pada arti kata yang dikandungnya. Jadi adakalanya berpengaruh terhadap tafsir yang di kandungnya dan adakalanya tidak berpengaruh terhadap tafsir yang di kandungnya. Perbedaan qiraat yang berpengaruh terhadap tafsir al quran.1

َنْيِتِنٰق ِ ٰلِل ا ْوُم ْوُقَو ىٰطْسُوْلا ِةوٰلّصلاَو ِت ٰوَلّصلا ىَلَع ا ْوُظِفاَح ٢٣٨

/ةرقبلا ) 2 : 238 (

1 Muhammad 'Abdullah Diraz, Madkal Ila' al-Qur'an al-Karim' Aradun Tarikhiyyun Tahlilizun Magarin, 413.

(5)

Artinya: Peliharalah semua salat (fardu) dan salat Wusṭā.75) Berdirilah karena Allah (dalam salat) dengan khusyuk.

75) Menurut pendapat yang masyhur, salat Wusṭā adalah salat Asar. (Al- Baqarah/2:238).

Ayat di atas adalah perintah Allah untuk memelihara sholat fardhu.

Dalam ayat tersebut di atas terdapat penambahan/pengurangan bacaan pada al- qur'an surat [al-baqarah ayat 238]. Siti Aisyah membacanya dengan menambahkan kata (رصعلا ةولصلاو) seperti dalam hadist:

تغلب اذإ :تلاقققو افحققصم اققهل بتكأ نأ ةققشئاع ينققترمأ :لاق هنأ ةشئاع ىلوم سنوي يبأ نع يلع تلمأققف ،اققهتنذآ اققهتغلب اققملف ،ىطققسولا ةلققصلاو تاولققصلا ىلع اوظفاح ينذآف ةيلا هذه :ةققشئاع تلاققق نيتناققق ل اوققموقو رققصعلا ةلققصو ىطققسولا ةلصلاو تاولصلا ىلع اوظفاح اور .ملسو هيلع ا ىلص ا لوسر نم اهتعمس ه

.ملسم

Artinya: Dari hadis Abu Yunus, sayidatina Aisyah, bahwa beliau berkata: Aisyah memerintahkan aku untuk menulis Al-Qur'an untuknya, dan dia berkata: Apabila ayat ini disampaikan, maka beritahukan kepadaku:[Al-Baqarah: 238] Ketika aku sampai padanya, aku memberitahukannya dan dia mendiktekan kepadaku:

{Jagalah shalat dan shalat tengah} Dan shalat Ashar, {Dan berdirilah di hadapan Allah dalam ketaatan}. Aisha berkata: Saya mendengarnya dari Rasulullah, semoga Tuhan memberkati dia dan memberinya kedamaian.2

Sedangkan Al-Barraa bin ‘Azib membacanya dengan tidak menambahkan (رصعلا ةولصلاو) seperti dalam hadist:

اققهانأرقف ،رققصعلا ةلصو تاولصلا ىلع اوظفاح :ةيلا هذه تلزن :لاق بزاع نب ءاربلا نع ناققك لجر لاقف ،ىطسولا ةلصلاو تاولصلا ىلع اوظفاح :تلزنف ،ا اهخسن مث ،ا ءاش ام اهخسن فيكو ،تلزن فيك كتربخأ دق ءاربلا لاقف ،رصعلا ةلص نذإ يه هل قيقش دنع اسلاج ملسم هاور .(ملعأ او ،ا

Artinya: Dari riwayat Al-Baraa bin Azib beliau berkata: Ayat ini diturunkan:

(Jagalah salat dan salat Asar), maka kami membacanya selama Allah menghendaki, kemudian Allah membatalkannya, maka diturunkan: Jagalah Dan di atas segala salat dan salat tengah” [Al-Baqarah: 238]. Kemudian seorang laki- laki yang sedang duduk bersama saudaranya berkata: Kepadanya: Maka itu adalah salat Ashar. Al-Baraa' berkata: Telah kukatakan kepadamu caranya. hal itu

2 Alawy Ibnu Abdul Qodir Assegaf, Al mausu’atul hadistiyah 4/254

(6)

diturunkan, dan bagaimana Allah membatalkannya, dan Allah mengetahui yang terbaik.3

Perbadaan bacaan dari ayat diatas menimbulkan pengaruh dalam penafsiran Al- Qur’an. Bacaan pertama dengan menambahkan ( رصعلا ةولصلاو) sedangkan bacaan kedua tidak menambahkan (رصعلا ةولصلاو). Dengan demikian banyak ulama tafsir yang menafsirkan kata ىطصولا dengan رصعلا .

KESIMPULAN

Faedah dari Perbedaan Qira'at: Perbedaan qira'at tersebut memiliki beberapa faedah, antara lain menunjukkan kepeliharaan dan kejagaan Al-Qur'an dari perubahan dan penyimpangan, serta memudahkan umat Islam dalam membaca Al-Qur'an. Perbedaan tersebut juga mencerminkan kemukjizatan Al- Qur'an dari segi kepadatan makna.

Perbedaan dalam Bacaan Al-Baqarah Ayat 238: Teks memberikan contoh konkret dari Surah Al-Baqarah ayat 238, yang mengandung perbedaan bacaan antara dua riwayat hadits. Salah satu riwayat menambahkan kata "رصعلا ةولصلاو" (shalat Ashar), sedangkan yang lainnya tidak menambahkannya. Hal ini memunculkan perbedaan dalam penafsiran dan tafsir Al-Qur'an.

Pengaruh Perbedaan Bacaan pada Tafsir: Perbedaan bacaan tersebut dapat mempengaruhi penafsiran Al-Qur'an. Sebagai contoh, perbedaan dalam ayat tersebut memunculkan variasi dalam tafsir mengenai kata "ىطسولا," di mana beberapa ulama menafsirkannya sebagai "رصعلا" (Ashar).

Jadi, kesimpulannya adalah bahwa perbedaan qira'at dalam Al-Qur'an memiliki nilai keilmuan dan menunjukkan keagungan Al-Qur'an, namun perlu diperhatikan bahwa perbedaan tersebut tidak selalu mengubah makna yang terkandung dalam teks. Perbedaan ini juga memunculkan variasi dalam penafsiran ayat tertentu, seperti yang terlihat dalam contoh bacaan ayat Surah Al-Baqarah.

Daftar Pustaka

Muhammad 'Abdullah Diraz, Madkal Ila' al-Qur'an al-Karim' Aradun Tarikhiyyun Tahlilizun Magarin

Alawy Ibnu Abdul Qodir Assegaf, Al mausu’atul hadistiyah

3 Ibid hal 630

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membantu kalian dalam menguasai hukum bacaan “Al” Qamariyah dan “Al” Syamsiyah, cobalah kalian membaca ayat-ayat al-Quran yang akan dikemukakan di bawah ini

mushaf dalam pelbagai versi yang boleh menimbulkan kekeliruan dalam kalangan masyarakat Islam khususnya apabila membaca ayat-ayat Al- Quran.. Ia juga memungkinkan Al-Quran

sehingga memudahkan dalam mengingat ayat-ayat Al-Quran. Selain itu juga bermanfaat untuk membentuk keluwesan lidah dalam membaca kalimat Allah sehingga

terima kasih kerana berkongsi ilmu yang sangat brmanfaat.semoga Allah swt merahmati kamu..doakn sy agar mudah belajar membaca ayat suci al-quran dan memahami maknanya.

Kesimpulannya tadabbur boleh dirumuskan sebagai membaca al-Quran yang disertai dengan penggunaan akal dan hati dalam memahami, menghayati dan memikirkan setiap ayat al- Quran dengan

Dokumen tersebut membahas tentang sifat dan fungsi Kitab Al-Quran sebagai kitab Allah yang diturunkan dengan

Dokumen ini berisi informasi tentang buku yang membahas tafsir Al-Quran oleh Ahmad Thib

Dokumen ini memaparkan susunan ayat-ayat dari Al-Fatihah hingga As Sajdah dari