• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Sejarah Logika

N/A
N/A
Khilmi Zuhroni

Academic year: 2024

Membagikan "Pengertian dan Sejarah Logika"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LOGIKA

Khilmi Zuhroni

(Dosen Mata Kuliah Filsafat STKIP Muhammadiyah Sampit)

A. Pengertian dan Sejarah Logika

Secara etimologis, kata "logika" berasal dari bahasa Yunani kuno

"logikḗ", yang berasal dari kata "logos", yang memiliki arti luas termasuk "kata",

"pemikiran", "rasio", dan "penalaran". Dalam konteks filsafat klasik, "logos"

juga merujuk pada prinsip-prinsip ilahi yang mengatur alam semesta dan pemahaman rasional tentang alam semesta. Dengan demikian, logika pada awalnya merupakan bagian dari filsafat yang berkaitan dengan penalaran dan struktur argumentasi yang sahih.

Secara terminologis, logika adalah cabang filsafat yang mempelajari prinsip-prinsip dasar penalaran dan inferensi yang benar. Ini adalah studi tentang cara berpikir secara sistematis dan konsisten, serta penggunaan prinsip-prinsip ini untuk membedakan argumen yang baik dari yang buruk, serta untuk mencapai kesimpulan yang tepat. Dalam konteks matematika dan ilmu komputer, logika juga merujuk pada alat formal untuk menganalisis dan merepresentasikan pemikiran dan penalaran, seperti logika proposisional, logika predikat, dan logika modal.

Logika adalah alat penting dalam berbagai bidang, termasuk filsafat, matematika, ilmu komputer, linguistik, dan hukum. Dalam filsafat, logika membantu dalam mengevaluasi dan membentuk argumen, serta dalam memahami dasar-dasar penalaran yang mendasari pengetahuan dan keyakinan kita tentang dunia. Dalam matematika, logika digunakan untuk membuktikan teorema dan memahami struktur dasar dari konsep-konsep matematika.

Dalam ilmu komputer, logika formal digunakan dalam perancangan dan analisis algoritma, serta dalam pemrograman komputer. Logika juga penting

(2)

dalam pengembangan kecerdasan buatan, di mana sistem logika digunakan untuk merepresentasikan pengetahuan dan membuat inferensi yang tepat.

Dalam linguistik, logika membantu dalam memahami struktur bahasa dan dalam analisis argumentasi dalam teks. Ada beberapa cabang utama logika, termasuk:

1. Logika proposisional, yang mempelajari hubungan antara proposisi dan bagaimana proposisi-proposisi ini dikombinasikan melalui operator logika seperti "dan", "atau", dan "tidak".

2. Logika predikat, yang memperluas logika proposisional untuk memungkinkan penalaran tentang properti dan hubungan antar objek dalam dunia nyata.

3. Logika modal, yang memungkinkan penalaran tentang kemungkinan, keharusan, dan kontingensi.

4. Logika fuzzy, yang memodelkan ketidakpastian dan kompleksitas dalam penalaran dengan memperkenalkan konsep nilai keanggotaan parsial.

5. Logika non-klasik, yang mencakup berbagai sistem logika yang tidak mematuhi prinsip-prinsip klasik tertentu, seperti hukum tertentu yang tidak berlaku atau nilai kebenaran yang tidak hanya benar atau salah.

Secara keseluruhan, logika merupakan studi tentang cara berpikir yang benar dan sistematis, serta alat penting dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan disiplin akademis. Berikut ini beberapa pengertian logika menurut para ahli:

1. Aristoteles (384-322 SM): Logika menurut Aristoteles adalah studi tentang prinsip-prinsip dasar penalaran yang benar dan valid.

2. René Descartes (1596-1650): Descartes menyatakan bahwa logika adalah alat yang penting dalam mencapai kebenaran melalui metode pemikiran rasional.

3. Immanuel Kant (1724-1804): Kant memandang logika sebagai studi tentang prinsip-prinsip pemikiran yang mendasari pengetahuan yang sah.

(3)

4. Gottlob Frege (1848-1925): Frege mendefinisikan logika sebagai alat formal untuk merepresentasikan hubungan-hubungan dalam pemikiran manusia.

5. Bertrand Russell (1872-1970): Russell menganggap logika sebagai alat untuk menganalisis dan memahami struktur dasar dari konsep-konsep dan proposisi-proposisi.

6. Ludwig Wittgenstein (1889-1951): Menurut Wittgenstein, logika adalah studi tentang batasan-batasan bahasa dan pemikiran.

7. Alfred Tarski (1901-1983): Tarski mengembangkan konsep semantik dalam logika, yang menghubungkan bahasa dengan dunia yang didefinisikan secara formal.

8. Willard Van Orman Quine (1908-2000): Quine melihat logika sebagai bagian dari ilmu pengetahuan secara keseluruhan, yang terkait erat dengan struktur pengetahuan manusia.

9. Saul Kripke (lahir tahun 1940): Kripke memberikan kontribusi besar dalam logika modal, yang memungkinkan penalaran tentang keharusan dan kemungkinan.

10. Donald Davidson (1917-2003): Davidson memandang logika sebagai studi tentang interaksi antara bahasa, pikiran, dan dunia, serta bagaimana mereka saling memengaruhi.

Pandangan-pandangan ini mewakili berbagai pendekatan terhadap logika dari berbagai era dan tradisi filosofis. Meskipun ada perbedaan dalam pendekatan dan fokus, semua ahli ini sepakat bahwa logika memiliki peran sentral dalam penalaran dan pemahaman rasional.

Sejarah logika dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno, terutama di kalangan filsuf Yunani klasik. Salah satu tokoh yang paling terkenal dalam pengembangan logika adalah Aristoteles. Aristoteles, seorang filsuf Yunani klasik yang hidup sekitar abad ke-4 SM, memberikan kontribusi besar terhadap pemikiran logika dengan karyanya "Organon". Karya-karya ini menguraikan prinsip-prinsip dasar penalaran, termasuk kategorisasi proposisi, silogisme,

(4)

dan analisis logika bahasa. Aristoteles mengembangkan sistem logika formal pertama yang menjadi landasan bagi pengembangan logika selanjutnya.

Setelah masa Aristoteles, logika Yunani dikembangkan lebih lanjut oleh filsuf-filsuf Helenistik seperti Chrysippus dari Soli dan Epictetus. Mereka melanjutkan pekerjaan Aristoteles dengan memperluas konsep-konsep logika dan menyelidiki struktur argumentasi lebih lanjut.

Pada abad pertengahan Eropa, logika menjadi salah satu subjek utama dalam studi filsafat dan teologi. Salah satu tokoh penting pada masa ini adalah St. Thomas Aquinas, seorang teolog dan filsuf Kristen yang menggabungkan pemikiran Aristoteles dengan doktrin Kristen. Karya Aquinas yang terkenal,

"Summa Theologica", mengandung banyak argumen yang didasarkan pada logika Aristoteles.

Pada abad ke-17, René Descartes memainkan peran penting dalam perkembangan logika modern. Dalam karyanya "Meditations on First Philosophy", Descartes menggunakan metode logika untuk mencapai kebenaran yang mutlak melalui pemikiran rasional.

Pada abad ke-19, logika mengalami perkembangan besar dengan munculnya karya-karya Georg Wilhelm Friedrich Hegel dan Immanuel Kant.

Hegel memperkenalkan konsep dialektika, yang merupakan proses berpikir yang bergerak melalui kontradiksi dan sintesis, sementara Kant memberikan kontribusi penting terhadap logika formal dengan karyanya "Kritik der reinen Vernunft" ("Critique of Pure Reason").

Abad ke-19 dan ke-20, logika modern berkembang pesat dengan munculnya berbagai aliran pemikiran, termasuk logika formal, logika matematika, dan logika simbolis. Tokoh-tokoh penting pada masa ini termasuk Gottlob Frege, Bertrand Russell, dan Alfred North Whitehead. Frege memperkenalkan konsep-konsep penting dalam logika matematika, seperti notasi predikat, yang menjadi landasan bagi perkembangan logika modern.

Russell dan Whitehead, dalam karyanya "Principia Mathematica", berusaha untuk membangun matematika secara aksiomatik menggunakan logika formal.

(5)

Selain tokoh-tokoh tersebut, ada juga kontribusi penting dari logikawan modern seperti Kurt Gödel, Alan Turing, dan Ludwig Wittgenstein, yang telah mengubah wajah logika dan membuka jalan bagi pengembangan ilmu pengetahuan modern seperti kecerdasan buatan dan komputasi modern.

Melalui kontribusi mereka, logika terus berkembang dan menjadi salah satu cabang utama dalam ilmu pengetahuan modern.

B. Jenis-jenis Logika

Ada beberapa jenis logika dan cabangnya:

1. Logika Klasik

a) Logika Proposisional: Juga dikenal sebagai logika proposisi, ini mempelajari hubungan antara proposisi atau pernyataan tunggal menggunakan operator logika seperti "dan", "atau", dan "tidak". Ini adalah logika dasar yang membentuk dasar bagi logika lainnya.

b) Logika Predikat: Logika ini memperluas logika proposisional untuk memungkinkan penalaran tentang properti dan hubungan antar objek dalam dunia nyata. Ini memungkinkan kita untuk membuat pernyataan tentang kuantitas dan kualitas dari objek dalam domain tertentu.

2. Logika Non-Klasik

a) Logika Modal: Logika ini memungkinkan penalaran tentang kemungkinan, keharusan, dan kontingensi. Ini melibatkan operator- modal seperti "mungkin", "harus", dan "seharusnya", yang memungkinkan kita untuk menyatakan berbagai jenis keadaan atau dunia yang mungkin atau harus terjadi.

b) Logika Fuzzy: Logika ini memodelkan ketidakpastian dan kompleksitas dalam penalaran dengan memperkenalkan konsep nilai keanggotaan parsial. Ini memungkinkan kita untuk mengevaluasi proposisi yang tidak hanya benar atau salah, tetapi juga memiliki tingkat kebenaran yang berbeda-beda.

(6)

c) Logika Temporal: Logika ini memungkinkan penalaran tentang hubungan waktu dalam proposisi atau pernyataan. Ini digunakan untuk mengevaluasi pernyataan tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang berbeda.

3. Logika Formal

a) Logika Matematika: Ini adalah cabang logika yang terkait erat dengan matematika. Ini mencakup logika proposisional dan logika predikat serta konsep-konsep seperti teori himpunan, teori bilangan, dan teori himpunan tak hingga.

b) Logika Komputasional: Logika ini berkaitan dengan analisis struktur dan fungsi komputer. Ini melibatkan topik seperti teori kompleksitas komputasional, logika pemrograman, dan teori bahasa formal.

4. Logika Filsafat

a) Logika Epistemik: Ini mempertimbangkan hubungan antara pengetahuan, keyakinan, dan justifikasi. Ini mencakup topik seperti penalaran induktif, pembenaran pengetahuan, dan kebenaran proposisi.

b) Logika Etika: Logika ini mempelajari struktur dan evaluasi argumen dalam konteks etika. Ini membahas masalah seperti kesesuaian, konsistensi, dan implikasi dari pernyataan etis.

5. Logika Linguistik

a) Logika Modal: Dalam konteks linguistik, logika modal dapat digunakan untuk menganalisis berbagai jenis modalitas linguistik seperti kemungkinan, keharusan, dan kontingensi dalam bahasa.

b) Logika Kontraktual: Logika ini mempertimbangkan hubungan antara struktur bahasa dan kontraktualitas dalam penerapannya pada kontrak hukum dan teori hubungan sosial lainnya.

(7)

6. Logika Terapan

a) Logika Filsafat Ilmu Pengetahuan: Ini berkaitan dengan metode ilmiah dan penalaran dalam konteks ilmu pengetahuan. Ini mempertimbangkan masalah seperti penarikan kesimpulan dari bukti empiris dan struktur teori ilmiah.

b) Logika Hukum: Ini mempelajari struktur dan penalaran dalam sistem hukum. Ini mencakup analisis argumen hukum, pembuktian hukum, dan kesesuaian hukum.

7. Logika Belajar dan Kecerdasan Buatan

a) Logika Induktif: Ini berkaitan dengan penarikan kesimpulan umum dari data atau contoh tertentu. Ini adalah bagian penting dari pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan di mana sistem harus mampu membuat generalisasi dari data yang diberikan.

b) Logika Deontik: Ini mempertimbangkan hubungan antara aturan dan kewajiban moral. Dalam konteks kecerdasan buatan, logika deontik sering digunakan untuk merancang agen yang dapat bertindak sesuai dengan aturan atau etika tertentu.

8. Logika Religius

Logika Teologi: logika yang didasarkan pada pertimbangan hubungan antara keyakinan, argumen, dan doktrin keagamaan. Logika Ini melibatkan analisis argumen dalam konteks kepercayaan agama dan eksplorasi implikasi filsafat agama.

Setiap cabang logika memiliki aplikasi unik dan relevansi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan disiplin akademis. Penggunaan yang tepat dari logika dapat membantu dalam analisis yang akurat, penalaran yang efektif, dan pembuatan keputusan yang rasional dalam berbagai konteks.

(8)

C. Prinsip Dasar Logika

Prinsip dasar logika adalah aturan-aturan atau norma-norma yang mengatur cara berpikir yang benar dan valid. Prinsip-prinsip ini membentuk dasar bagi penalaran yang efektif dan pemahaman yang akurat tentang dunia di sekitar kita. Berikut adalah beberapa prinsip dasar logika yang penting:

1. Hukum Identitas: Prinsip ini menyatakan bahwa suatu hal adalah apa adanya, atau dalam kata lain, suatu entitas identik dengan dirinya sendiri.

Contohnya, jika kita mengatakan "saya adalah saya", itu adalah contoh penerapan hukum identitas.

2. Hukum Non-Kontradiksi: Prinsip ini menyatakan bahwa suatu proposisi tidak bisa benar dan salah pada saat yang bersamaan dalam konteks yang sama. Sebagai contoh, tidak mungkin mengatakan bahwa "hari ini adalah Selasa" dan "hari ini bukan Selasa" dalam konteks yang sama.

3. Hukum Eksklusi Tertentu: Prinsip ini menyatakan bahwa suatu proposisi tidak dapat berada di antara benar dan salah, tanpa ada alternatif lainnya.

Misalnya, dalam pernyataan "kucing itu hitam atau tidak hitam", tidak ada ruang untuk kucing yang berwarna abu-abu.

4. Prinsip Pembagian: Prinsip ini mengatakan bahwa segala sesuatu harus dianggap sama, kecuali jika ada alasan yang kuat untuk menganggapnya berbeda. Misalnya, jika seseorang mengklaim bahwa semua kucing adalah mamalia, maka prinsip pembagian mengatakan bahwa setiap kucing harus dianggap sebagai mamalia kecuali ada bukti yang menunjukkan sebaliknya.

5. Hukum Tertentu atau Axiom: Ini adalah prinsip-prinsip yang diterima tanpa pembuktian lebih lanjut dan digunakan sebagai dasar untuk deduksi dan penalaran lanjutan. Contohnya, dalam matematika, "1 + 1 = 2" adalah suatu axiom yang diterima sebagai kebenaran yang tidak perlu dibuktikan lagi.

6. Penalaran Deduktif: Ini adalah proses penalaran di mana kesimpulan dihasilkan secara logis dari premis-premis yang diberikan. Misalnya, jika premisnya adalah "Semua manusia adalah makhluk moral" dan "Socrates

(9)

adalah manusia", maka kesimpulan deduktifnya adalah "Socrates adalah makhluk moral".

7. Penalaran Induktif: Ini adalah proses penalaran di mana kesimpulan disimpulkan dari data atau contoh tertentu menuju generalisasi yang lebih luas. Sebagai contoh, jika semua anjing yang dilihat selama ini berbulu, maka kesimpulan induktifnya adalah "Semua anjing memiliki bulu".

D. Komponen Logika

Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari prinsip-prinsip dasar penalaran yang benar dan valid. Untuk memahami logika secara menyeluruh, penting untuk mengidentifikasi dan memahami komponen-komponen utamanya. Berikut adalah beberapa komponen penting dalam logika:

1. Proposisi: Proposisi adalah pernyataan atau kalimat yang memiliki nilai kebenaran yang dapat ditetapkan sebagai benar atau salah. Proposisi adalah unit dasar dalam logika, dan dapat berupa pernyataan tunggal atau kombinasi dari pernyataan-penyataan tunggal.

2. Premis: Premis adalah proposisi-proposisi yang dijadikan dasar atau asumsi dalam suatu argumen atau penalaran. Premis-premis ini adalah informasi yang digunakan untuk mencapai kesimpulan dalam proses penalaran.

3. Kesimpulan: Kesimpulan adalah proposisi yang ditarik dari premis-premis dalam suatu argumen. Ini adalah hasil akhir dari proses penalaran, di mana kesimpulan tersebut dianggap benar berdasarkan premis-premis yang diberikan.

4. Argumen: Argumen adalah serangkaian pernyataan yang terdiri dari premis-premis dan kesimpulan. Tujuan dari argumen adalah untuk mendukung atau membuktikan kebenaran kesimpulan berdasarkan premis-premis yang diberikan.

5. Validitas: Validitas adalah kualitas argumen di mana kesimpulan yang dihasilkan benar jika premis-premisnya benar. Dengan kata lain, sebuah

(10)

argumen dianggap valid jika tidak mungkin premis-premisnya benar dan kesimpulannya salah pada saat yang bersamaan.

6. Kesahihan: Kesahihan adalah kualitas argumen di mana premis-premisnya benar dan kesimpulannya benar. Dalam konteks kesahihan, premis-premis harus benar dan hubungan logis antara premis-premis dan kesimpulan harus konsisten.

7. Deduktif vs. Induktif: Penalaran deduktif adalah proses penarikan kesimpulan yang menggunakan logika untuk menjamin kebenaran kesimpulan jika premis-premisnya benar. Penalaran induktif, di sisi lain, melibatkan membuat generalisasi berdasarkan data atau contoh tertentu menuju kesimpulan yang lebih umum.

8. Operator Logika: Operator-logika adalah simbol-simbol atau kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan atau mengubah proposisi-proposisi dalam suatu argumen. Contoh operator logika termasuk "dan", "atau",

"tidak", dan "jika... maka...".

9. Silogisme: Silogisme adalah bentuk argumen yang terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan, di mana kesimpulan diambil dari hubungan antara dua premis. Contoh klasik silogisme adalah "Semua manusia adalah makhluk moral, Socrates adalah manusia, maka Socrates adalah makhluk moral."

E. Manfaat Logika Bagi Kehidupan

Memahami dan menguasai komponen-komponen logika ini memungkinkan seseorang untuk melakukan penalaran yang benar dan efektif, serta untuk mengevaluasi argumen dengan kritis. Dengan menggunakan prinsip-prinsip logika, seseorang dapat membuat kesimpulan yang tepat dan memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar mereka.

Logika memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia dalam berbagai aspek. Berikut adalah beberapa manfaat utama logika:

(11)

1. Penalaran yang Tepat: Salah satu manfaat paling mendasar dari logika adalah kemampuannya untuk membantu manusia dalam melakukan penalaran yang tepat dan akurat. Dengan menggunakan prinsip-prinsip logika, seseorang dapat mengenali argumen yang valid dan kesimpulan yang benar dari premis-premis yang diberikan. Ini penting dalam membuat keputusan yang rasional dan memecahkan masalah dengan cara yang efektif.

2. Pemecahan Masalah: Logika membantu manusia dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan prinsip-prinsip logika, seseorang dapat menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data yang relevan, dan mengembangkan solusi yang tepat. Dengan demikian, logika membantu dalam meningkatkan kemampuan manusia dalam memecahkan masalah kompleks dalam berbagai bidang kehidupan.

3. Kecerdasan Emosional: Logika juga berperan dalam pengembangan kecerdasan emosional seseorang. Dengan menggunakan logika, seseorang dapat memahami dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Mereka dapat membedakan antara emosi dan fakta, serta membuat keputusan yang lebih tepat berdasarkan penalaran yang obyektif daripada emosi semata.

4. Kreativitas dan Inovasi: Meskipun logika sering kali dianggap sebagai alat untuk penalaran yang kaku dan formal, itu juga dapat merangsang kreativitas dan inovasi. Dengan memahami prinsip-prinsip logika, seseorang dapat memecahkan batasan-batasan konvensional dalam berpikir dan menghasilkan solusi yang inovatif untuk masalah-masalah yang kompleks.

5. Pengambilan Keputusan yang Rasional: Logika membantu dalam pengambilan keputusan yang rasional dan berbasis bukti. Dengan menggunakan prinsip-prinsip logika, seseorang dapat mengevaluasi informasi dengan cermat, mengidentifikasi argumen yang valid, dan

(12)

membuat keputusan yang didasarkan pada penalaran yang obyektif dan bukti yang kuat. Ini membantu dalam menghindari kesalahan pengambilan keputusan yang mungkin disebabkan oleh emosi atau kecenderungan subjektif.

6. Pemahaman yang Mendalam: Logika memungkinkan seseorang untuk memahami informasi dengan lebih dalam dan kritis. Dengan menggunakan logika, seseorang dapat menganalisis argumen secara mendalam, mengidentifikasi kelemahan atau kekurangan dalam penalaran, dan menguji kebenaran proposisi-proposisi yang diberikan.

Ini membantu dalam mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai topik dan konsep.

7. Komunikasi yang Efektif: Logika membantu dalam meningkatkan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi secara efektif. Dengan menggunakan prinsip-prinsip logika, seseorang dapat menyusun argumen yang jelas dan koheren, menghindari kesalahan dalam penalaran, dan menyampaikan informasi dengan tepat dan persuasif.

Ini penting dalam berbagai konteks komunikasi, termasuk dalam percakapan sehari-hari, presentasi bisnis, dan debat akademis.

Dengan demikian, logika memiliki manfaat yang luas dan penting dalam kehidupan manusia. Dari pemecahan masalah hingga pengambilan keputusan yang rasional, logika membantu manusia untuk berpikir secara kritis, membuat keputusan yang tepat, dan mencapai tujuan mereka dengan lebih efektif.

(13)

Daftar Pustaka

Donald Kalish, Richard Montague, Gary Mar, "Logic: Techniques of Formal Reasoning", 2011, New York: Wadsworth Publishing

Graham Priest, "Logic: A Very Short Introduction", 2017, Oxford: Oxford University Press

Harun Nasution, "Logika: Bahasan Ajaran Rasional", 2004, Jakarta: UI Press Hasan Langgulung, "Filsafat dan Ilmu Pengetahuan", 2015, Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media

Howard Pospesel, "Introduction to Logic: Propositional Logic, Revised Edition", 2016, Milton Park: Routledge

Irving M. Copi, Carl Cohen, Kenneth McMahon, "Introduction to Logic", 2019, Boston: Pearson

J.C. Beall, "Logic: The Basics", 2017, London: Routledge

Jujun S. Suriasumantri, "Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer", 2009, Bandung: Penerbit ITB

Merrie Bergmann, James Moor, Jack Nelson, "The Logic Book", 2018, New York: McGraw-Hill Education

Patrick J. Hurley, "A Concise Introduction to Logic", 2017, Boston: Cengage Learning

Volker Halbach, "The Logic Manual", 2010, Oxford: Oxford University Press Wahyu Hidayat, "Logika: Teori, Filsafat, dan Penerapannya", 2017, Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media

Zainal Abidin, "Pengantar Logika Formal", 2011, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Referensi

Dokumen terkait

Gerbang Logika adalah rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal masukan tetapi hanya menghasilkan satu sinyal berupa tegangan tinggi atau tegangan

komponen diskrit seperti dioda, resistor dan transistor untuk membuat logika digital sirkuit gerbang tidak digunakan dalam praktis logika tersedia secara komersial IC sebagai

Berdasar dari pengertian logika yang diuraikan di atas, dapat dikatakan bahwa logika merupakan cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, mengembangkan, dan membahas

Permainan Tenis Meja (Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar, Ukuran) Lengkap - Permainan tenis meja mulai populer di Inggris sejak abad ke 19 dengan nama pingpong, gossima dan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui nilai kebenaran dari suatu pernyataan, operasi-operasi yang terdapat dalam logika matematika,

Pengertian gerbang logika yaitu rangkaian logika dengan salah satu atau lebih dari satu sinyal masukan tetapi hanya menghasilkan satu sinyal keluaran dimana analisisnya dapat

3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Gerbang Logika Gerbang Logika atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Logic Gate adalah dasar pembentuk Sistem Elektronika Digital yang berfungsi

Makalah ini membahas seputar Aksiologi, ruang lingkup dan peran aksiologi dalam