• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN EPISTEMOLOGI SEBAGAI CABANG UTAMA FILSAFAT

N/A
N/A
Khilmi Zuhroni

Academic year: 2024

Membagikan "DOKUMEN EPISTEMOLOGI SEBAGAI CABANG UTAMA FILSAFAT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Khilmi Zuhroni| Epistemologi….1 EPISTEMOLOGI SEBAGAI CABANG UTAMA FILSAFAT

Khilmi Zuhroni

(Dosen Filsafat Umum STKIP Muhammadiyah Sampit)

A. Sejarah dan Pengertian Epistemologi

Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari sifat, asal-usul, batasan, dan validitas pengetahuan. Sejarah epistemologi melibatkan perkembangan pemikiran dari zaman kuno hingga zaman modern, dengan perubahan dalam pendekatan, metodologi, dan konsepsi tentang pengetahuan.

Pemikiran epistemologi memiliki akarnya dalam filsafat Yunani kuno, terutama dengan karya-karya Plato dan Aristoteles. Plato menekankan pentingnya ide-ide kekal sebagai objek pengetahuan yang sejati, sementara Aristoteles mengembangkan teori tentang logika dan metode ilmiah.

Selanjutnya, epistemologi berkembang dalam periode Renaisans dengan penekanan pada pengamatan dan pengalaman sebagai sumber pengetahuan yang penting. Filosof seperti Francis Bacon mempromosikan metode ilmiah yang berbasis pada observasi dan eksperimen.

Pemikiran empiris semakin mendominasi pada abad ke-17 dan ke-18, terutama dengan karya-karya tokoh seperti John Locke, George Berkeley, dan David Hume. Mereka menekankan pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang sah, menolak ide-ide a priori.

Pada abad ke-19, Immanuel Kant memperkenalkan konsep penting tentang sintesis antara pengalaman dan struktur pikiran manusia. Menurut Kant, ada aspek-aspek dalam pengetahuan yang tergantung pada struktur pikiran manusia (a priori), sementara yang lain berasal dari pengalaman (a posteriori).

(2)

Khilmi Zuhroni| Epistemologi….2 Perkembangan selanjutnya datang dari pemikiran filsafat positivisme dan analitis pada awal abad ke-20, yang menekankan pentingnya verifikasi empiris dalam pembentukan pengetahuan yang sah. Berlawanan dengan itu, filosof kontinental seperti Martin Heidegger dan Michel Foucault menekankan pada konstruksi sosial pengetahuan dan kompleksitas hubungan antara bahasa, kekuasaan, dan pengetahuan.

Pada abad ke-20 dan ke-21, epistemologi terus berkembang dengan munculnya perspektif-perspektif baru, seperti epistemologi feminis yang menyoroti peran gender dalam produksi dan distribusi pengetahuan, serta epistemologi budaya yang menekankan konteks sosial dan budaya dalam proses pembentukan pengetahuan.

Dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang komputasi dan neurosains, epistemologi juga berkembang untuk mempertimbangkan implikasi dari penemuan-penemuan ini terhadap sifat dan sumber-sumber pengetahuan.

Secara keseluruhan, sejarah epistemologi mencerminkan evolusi pemikiran manusia tentang sifat dan asal-usul pengetahuan, dari konsep- konsep yang didasarkan pada ide-ide metafisika hingga pendekatan- pendekatan yang lebih berbasis pada pengalaman dan metode ilmiah.

Perkembangan ini terus berlanjut dengan munculnya perspektif-perspektif baru yang mempertimbangkan aspek-aspek seperti konteks sosial, budaya, dan teknologi dalam proses pembentukan pengetahuan.

Epistemologi, secara etimologis, berasal dari bahasa Yunani kuno, di mana "episteme" berarti pengetahuan atau pemahaman yang benar, dan

"logos" merujuk pada studi atau ilmu. Jadi, secara harfiah, epistemologi dapat diterjemahkan sebagai "ilmu pengetahuan" atau "studi tentang pengetahuan".

Secara istilah, epistemologi merujuk pada cabang filsafat yang mempelajari sifat, asal-usul, batasan, dan validitas pengetahuan.

Dalam konteks ini, epistemologi berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci tentang sifat pengetahuan, seperti: Apa itu

(3)

Khilmi Zuhroni| Epistemologi….3 pengetahuan? Bagaimana kita memperoleh pengetahuan? Apa yang membedakan pengetahuan yang benar dari yang salah? Pertanyaan- pertanyaan ini membentuk dasar dari analisis filosofis dalam epistemologi.

Epistemologi mempertimbangkan berbagai pendekatan terhadap pengetahuan, termasuk rasionalisme, empirisme, dan konstruktivisme.

Rasionalisme, yang dianut oleh filsuf seperti Plato dan René Descartes, menekankan pada peran akal budi dan deduksi dalam mencapai pengetahuan yang benar. Mereka percaya bahwa ada kebenaran yang dapat diakses melalui pemikiran rasional yang terlepas dari pengalaman empiris.

Di sisi lain, empirisme, dipopulerkan oleh filsuf seperti John Locke dan David Hume, menekankan pentingnya pengalaman sebagai sumber pengetahuan yang utama. Mereka berpendapat bahwa pengetahuan kita didasarkan pada pengamatan dan pengalaman indrawi, dan ide-ide kompleks berasal dari gabungan pengalaman sensoris.

Konstruktivisme, yang menjadi lebih penting dalam pemikiran filosofis modern, menyoroti peran aktif pikiran dalam konstruksi pengetahuan. Menurut perspektif konstruktivis, pengetahuan tidak hanya diperoleh dari pengalaman atau akal budi, tetapi juga melalui proses sosial, budaya, dan historis yang melibatkan interpretasi dan konstruksi makna.

Epistemologi juga mempertimbangkan masalah-masalah seperti kepastian pengetahuan, batasan-batasan pengetahuan manusia, dan hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan. Ini melibatkan refleksi kritis terhadap sumber-sumber pengetahuan, metode-metode validasi, dan struktur- struktur kekuasaan yang mempengaruhi produksi dan distribusi pengetahuan.

Secara keseluruhan, epistemologi memainkan peran sentral dalam pemikiran filosofis dengan memberikan kerangka kerja konseptual untuk memahami sifat dan asal-usul pengetahuan manusia. Melalui analisis filosofisnya, epistemologi membantu kita memahami cara kita tahu apa yang kita tahu, serta mengeksplorasi implikasi-implikasi etis, sosial, dan politik dari proses-proses pengetahuan tersebut.

(4)

Khilmi Zuhroni| Epistemologi….4 Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari sifat, asal-usul, batasan, dan validitas pengetahuan. Para filsuf Barat dan Muslim memiliki pandangan yang beragam tentang epistemologi, yang tercermin dalam pemikiran-pemikiran klasik mereka.

Para filsuf Barat, seperti Plato, Aristoteles, René Descartes, dan Immanuel Kant, menyoroti berbagai aspek tentang pengetahuan. Plato, misalnya, menekankan ide-ide kekal sebagai objek pengetahuan yang sejati.

Aristoteles, di sisi lain, mengembangkan teori tentang logika dan metode ilmiah.

Descartes, dengan metode skeptisnya, mencoba untuk menemukan fondasi yang pasti bagi pengetahuan melalui "cogito, ergo sum" ("saya berpikir, maka saya ada"). Kant, dengan konsepnya tentang sintesis antara pengalaman dan struktur pikiran manusia, menyoroti peran aktif subjek dalam pembentukan pengetahuan.

Sementara itu, filsuf Muslim seperti al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina (Avicenna), dan al-Ghazali juga memberikan kontribusi penting dalam epistemologi. Al-Kindi dan al-Farabi, dalam tradisi falasafah Yunani-Islam, menekankan pentingnya rasionalitas dalam memperoleh pengetahuan. Ibnu Sina, dengan konsepnya tentang "hujjah al-adilla", mengembangkan metode logika dan deduktif dalam memperoleh pengetahuan yang benar. Al-Ghazali, di sisi lain, menyoroti pentingnya pengalaman spiritual dan kepercayaan dalam mencapai pengetahuan yang sejati, mengkritik kelebihan rasionalisme dalam proses epistemologis.

Meskipun ada perbedaan dalam penekanan dan pendekatan antara filsuf Barat dan Muslim, keduanya berusaha untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan fundamental tentang sifat, asal-usul, dan validitas pengetahuan.

Baik dalam konteks Barat maupun Muslim, epistemologi bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang proses-proses kognitif manusia dan sifat pengetahuan yang dihasilkan. Berikut adalah beberapa pengertian epistemologi menurut para filosuf:

(5)

Khilmi Zuhroni| Epistemologi….5 1. Plato: Epistemologi adalah studi tentang sifat pengetahuan dan realitas, dengan penekanan pada ide-ide kekal sebagai objek pengetahuan yang sejati.

2. Aristoteles: Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari logika dan metode ilmiah, dengan penekanan pada observasi dan pengalaman sebagai sumber pengetahuan yang penting.

3. René Descartes: Epistemologi adalah upaya untuk menemukan fondasi yang pasti bagi pengetahuan yang sah melalui penggunaan metode skeptis dalam mencari kebenaran.

4. Immanuel Kant: Epistemologi adalah studi tentang sintesis antara pengalaman dan struktur pikiran manusia, menyoroti peran aktif subjek dalam proses pembentukan pengetahuan.

5. John Locke: Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari asal-usul, sifat, dan batasan pengetahuan, dengan penekanan pada pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan.

6. David Hume: Epistemologi adalah studi tentang pengalaman dan asosiasi ide-ide, menyoroti peran pengalaman sensoris dalam pembentukan pengetahuan.

7. Georg Wilhelm Friedrich Hegel: Epistemologi adalah upaya untuk memahami perkembangan konsep-konsep dalam pikiran manusia melalui dialektika dan evolusi pemikiran.

8. Bertrand Russell: Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempertanyakan dasar-dasar pengetahuan, metode-metode validasi, dan hubungan antara subjek dan objek dalam proses pengetahuan.

9. Ludwig Wittgenstein: Epistemologi adalah studi tentang bahasa dan makna, dengan penekanan pada peran bahasa dalam pembentukan dan ekspresi pengetahuan.

10. Thomas Kuhn: Epistemologi adalah analisis tentang paradigma-paradigma dalam ilmu pengetahuan, menyoroti peran struktur sosial dan budaya dalam pembentukan dan penerimaan pengetahuan ilmiah.

(6)

Khilmi Zuhroni| Epistemologi….6 11. al-Kindi: Epistemologi adalah studi tentang cara manusia memperoleh

pengetahuan dan kebenaran melalui akal budi dan rasionalitas.

12. al-Farabi: Epistemologi adalah upaya untuk memahami sumber-sumber pengetahuan, dengan penekanan pada peran akal budi dalam mencapai pemahaman yang benar tentang realitas.

13. Ibnu Sina (Avicenna): Epistemologi adalah studi tentang cara-cara manusia memperoleh pengetahuan, dengan penekanan pada metode logika dan deduktif dalam mencapai kebenaran.

14. al-Ghazali: Epistemologi adalah upaya untuk memahami sumber-sumber pengetahuan, dengan penekanan pada pengalaman spiritual dan kepercayaan dalam pencarian pengetahuan yang sejati.

15. Ibnu Rushd (Averroes): Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari sifat pengetahuan dan realitas, dengan penekanan pada logika dan metode ilmiah.

16. Ibnu Tufail: Epistemologi adalah studi tentang proses pembentukan pengetahuan manusia, dengan penekanan pada peran pengalaman dan refleksi introspektif.

17. al-Kindi: Epistemologi adalah upaya untuk memahami sifat dan asal-usul pengetahuan manusia, dengan penekanan pada peran akal budi dan pengamatan.

18. Ibnu Khaldun: Epistemologi adalah studi tentang cara manusia memperoleh pengetahuan tentang dunia, dengan penekanan pada pengamatan, pengalaman, dan metode ilmiah.

19. Ibnu al-Qayyim: Epistemologi adalah studi tentang sumber-sumber pengetahuan dan kebenaran, dengan penekanan pada pengalaman, wahyu, dan akal budi.

20. Mulla Sadra: Epistemologi adalah upaya untuk memahami hakikat pengetahuan dan realitas, dengan penekanan pada peran intuisi dan pengalaman spiritual dalam pencarian kebenaran.

(7)

Khilmi Zuhroni| Epistemologi….7 B. Ruanglingkup Kajian Epistemologi

Ruang lingkup kajian epistemologi mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan sifat, asal-usul, batasan, dan validitas pengetahuan manusia.

Dalam analisisnya, epistemologi membahas pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang bagaimana kita tahu apa yang kita tahu dan bagaimana kita memperoleh pengetahuan yang sah.

Pertama, ruang lingkup epistemologi mencakup pemeriksaan tentang sifat pengetahuan. Ini melibatkan pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang bisa dianggap sebagai pengetahuan yang sah, bagaimana pengetahuan dibedakan dari keyakinan atau opini, dan apakah ada kriteria objektif untuk menilai kebenaran pengetahuan.

Selanjutnya, epistemologi juga mempelajari asal-usul pengetahuan.

Ini melibatkan pemeriksaan tentang bagaimana manusia memperoleh pengetahuan, apakah pengetahuan berasal dari pengalaman, akal budi, intuisi, atau sumber-sumber lainnya, serta apakah ada sifat-sifat universal dalam proses pembentukan pengetahuan.

Selain itu, ruang lingkup epistemologi mencakup pemeriksaan tentang batasan-batasan pengetahuan manusia. Ini melibatkan pertanyaan tentang sejauh mana manusia dapat mengetahui realitas secara lengkap, apakah ada batasan-batasan intrinsik dalam pemahaman manusia, dan apakah ada hal-hal yang tidak dapat diketahui oleh manusia.

Epistemologi juga mempertimbangkan masalah kepastian pengetahuan. Ini melibatkan pertanyaan tentang seberapa yakin kita terhadap pengetahuan yang kita miliki, apakah ada tingkat kepastian absolut dalam pengetahuan, dan apakah kita bisa membedakan antara pengetahuan yang pasti dan pengetahuan yang bersifat probabilitas.

Epistemologi juga mencakup pemeriksaan tentang hubungan antara subjek dan objek dalam proses pengetahuan. Ini melibatkan pertanyaan tentang seberapa jauh pengetahuan dipengaruhi oleh faktor-faktor subjektif

(8)

Khilmi Zuhroni| Epistemologi….8 seperti kepercayaan, budaya, dan latar belakang individu, serta sejauh mana objektivitas dapat dicapai dalam proses pengetahuan.

Ruang lingkup epistemologi juga mencakup pertimbangan tentang hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan. Ini melibatkan analisis tentang bagaimana pengetahuan digunakan untuk mempengaruhi dan mengontrol individu dan masyarakat, serta bagaimana konstruksi pengetahuan dapat mencerminkan struktur-struktur kekuasaan yang ada dalam masyarakat.

Secara keseluruhan, ruang lingkup epistemologi sangat luas dan meliputi berbagai aspek yang relevan dengan pemahaman tentang pengetahuan manusia. Dengan memeriksa pertanyaan-pertanyaan mendasar ini, epistemologi membantu kita memahami sifat, asal-usul, batasan, dan validitas pengetahuan, serta implikasi-implikasinya dalam konteks individu dan masyarakat.

Obyek kajian dalam epistemologi mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan pengetahuan manusia. Berikut adalah beberapa obyek yang menjadi fokus kajian dalam epistemologi:

1. Sifat Pengetahuan: Epistemologi mempertanyakan sifat pengetahuan, termasuk apakah pengetahuan bersifat objektif atau subjektif, apakah ada tingkat kepastian yang dapat dicapai dalam pengetahuan, dan apakah ada batasan-batasan intrinsik dalam pemahaman manusia.

2. Asal-usul Pengetahuan: Epistemologi mempelajari asal-usul pengetahuan, yaitu bagaimana manusia memperoleh pengetahuan. Hal ini melibatkan analisis tentang peran pengalaman, akal budi, intuisi, dan sumber-sumber lainnya dalam pembentukan pengetahuan.

3. Kriteria Kebenaran: Epistemologi mempertimbangkan kriteria-kriteria untuk menilai kebenaran pengetahuan. Ini melibatkan pertanyaan tentang apa yang bisa dianggap sebagai bukti atau justifikasi yang memadai untuk mengesahkan kebenaran suatu klaim pengetahuan.

(9)

Khilmi Zuhroni| Epistemologi….9 4. Proses Pengetahuan: Epistemologi mempelajari proses-proses kognitif yang terlibat dalam pembentukan pengetahuan manusia, termasuk proses pengamatan, pengalaman, pemikiran, dan interpretasi.

5. Objektivitas vs. Subjektivitas: Epistemologi mempertimbangkan hubungan antara subjek dan objek dalam proses pengetahuan, termasuk seberapa jauh pengetahuan dipengaruhi oleh faktor-faktor subjektif seperti kepercayaan, budaya, dan latar belakang individu.

6. Kepastian Pengetahuan: Epistemologi mempertimbangkan masalah kepastian pengetahuan, yaitu seberapa yakin kita terhadap kebenaran pengetahuan yang kita miliki dan apakah ada tingkat kepastian absolut dalam pengetahuan.

7. Struktur Kekuasaan dalam Pengetahuan: Epistemologi juga mempertimbangkan hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan, termasuk bagaimana pengetahuan digunakan untuk mempengaruhi dan mengontrol individu dan masyarakat, serta bagaimana struktur kekuasaan mempengaruhi konstruksi pengetahuan.

Melalui pemeriksaan aspek-aspek ini, epistemologi membantu kita memahami sifat, asal-usul, batasan, dan validitas pengetahuan manusia.

Analisis dalam epistemologi juga memberikan wawasan yang mendalam tentang cara manusia berinteraksi dengan dunia dan bagaimana pengetahuan diproduksi, dipertahankan, dan digunakan dalam berbagai konteks individu dan sosial.

C. Peran Epistemologi Dalam Kehidupan

Peran epistemologi dalam kehidupan manusia sangat penting karena epistemologi membantu kita memahami sifat, asal-usul, batasan, dan validitas pengetahuan yang kita miliki. Dalam kehidupan sehari-hari, epistemologi memainkan peran yang signifikan dalam berbagai aspek, mulai dari ilmu pengetahuan dan teknologi hingga agama, politik, dan moralitas.

(10)

Khilmi Zuhroni| Epistemologi….10 Pertama, dalam konteks ilmu pengetahuan dan teknologi,

epistemologi membantu memahami dasar-dasar metodologi ilmiah. Melalui pemahaman tentang sumber-sumber pengetahuan, kriteria kebenaran, dan proses-proses kognitif, ilmuwan dapat membangun teori-teori yang kuat dan membuat penemuan-penemuan yang berarti. Epistemologi juga membantu mengatasi masalah-masalah epistemologis yang mungkin timbul dalam praktik ilmiah, seperti masalah induksi, masalah demarkasi, dan masalah pembenaran teori-teori ilmiah.

Kedua, epistemologi memiliki peran dalam pembentukan

pengetahuan dalam bidang-bidang non-ilmiah, termasuk agama dan filsafat.

Dalam konteks agama, epistemologi membantu umat memahami sumber- sumber pengetahuan agama, seperti wahyu dan pengalaman spiritual, serta mempertimbangkan masalah-masalah kepastian dan validitas dalam keyakinan agama. Dalam filsafat, epistemologi membantu kita mempertanyakan dasar- dasar pengetahuan filosofis, memahami peran logika dan rasionalitas, dan mengeksplorasi berbagai aliran pemikiran filosofis.

Ketiga, di ranah politik, epistemologi memainkan peran penting dalam

membantu kita memahami sumber-sumber pengetahuan tentang politik dan pemerintahan. Dengan memahami kriteria kebenaran dan validitas pengetahuan politik, kita dapat melakukan evaluasi kritis terhadap klaim-klaim politik dan mengambil keputusan yang lebih informan dalam proses politik.

Epistemologi politik juga membantu kita memahami peran pengetahuan dalam pembentukan kebijakan publik dan dalam memahami kompleksitas sistem politik.

Keempat, epistemologi memiliki peran dalam etika dan moralitas.

Dalam konteks ini, epistemologi membantu kita memahami sumber-sumber pengetahuan tentang nilai-nilai moral, mempertimbangkan kriteria kebenaran dalam etika, dan mengevaluasi argumen-argumen moral. Dengan demikian, epistemologi membantu kita mengembangkan pemahaman yang lebih

(11)

Khilmi Zuhroni| Epistemologi….11 mendalam tentang dasar-dasar moralitas dan membantu kita membuat keputusan moral yang lebih baik.

Kelima, epistemologi juga memainkan peran dalam pengembangan

kemampuan kritis dan reflektif individu. Dengan mempelajari epistemologi, kita belajar untuk bertanya, mempertanyakan, dan memeriksa dasar-dasar pengetahuan kita. Ini membantu kita menjadi individu yang lebih kritis, skeptis, dan terbuka terhadap berbagai perspektif. Kemampuan-kemampuan ini penting dalam menghadapi tantangan-tantangan kompleks dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam mengambil keputusan pribadi, mengevaluasi klaim-klaim yang kita hadapi, dan berpartisipasi dalam dialog dan diskusi yang konstruktif.

Keenam, dalam lingkungan pendidikan, epistemologi memainkan

peran yang krusial dalam membentuk kurikulum dan metodologi pembelajaran yang efektif. Dengan memahami dasar-dasar pengetahuan dan proses-proses kognitif, pendidik dapat merancang program-program yang mendorong pemahaman yang mendalam dan kritis, serta mempromosikan kemampuan berpikir reflektif dan analitis pada siswa.

Ketujuh, epistemologi juga memiliki dampak dalam masyarakat secara keseluruhan. Dengan memahami dasar-dasar pengetahuan dan proses-proses kognitif, masyarakat dapat mengembangkan sistem-sistem pendidikan yang lebih baik, merancang kebijakan publik yang lebih efektif, dan membentuk budaya yang lebih terbuka terhadap gagasan-gagasan baru dan perubahan.

Secara keseluruhan, epistemologi memiliki peran yang penting dalam kehidupan manusia karena membantu kita memahami sifat, asal-usul, batasan, dan validitas pengetahuan. Dengan mempelajari epistemologi, kita dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia, membuat keputusan yang lebih informan, dan berpartisipasi dalam masyarakat yang lebih baik.

(12)

Khilmi Zuhroni| Epistemologi….12 Daftar Pustaka

Abdul Munir Mulkhan, Epistemologi Kebatinan, 2013, Yogyakarta: IRCiSoD Alvin Goldman, Epistemology and Cognition, 1986, Cambridge, MA: Harvard

University Press

Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi, Modernisasi, dan Transformasi, 1999, Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Bertrand Russell, The Problems of Philosophy, 1912, London: Oxford University Press

David Hume, An Enquiry Concerning Human Understanding, 1748, London: A.

Millar

Djohan Effendi, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar, 1997, Jakarta: Rajawali Press Edmund Husserl, Logical Investigations (Logische Untersuchungen), 1900,

Halle: Max Niemeyer Verlag

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, 1992, Jakarta: UI Press Immanuel Kant, Critique of Pure Reason (Kritik der reinen Vernunft), 1781, Riga:

Johann Friedrich Hartknoch

John Locke, An Essay Concerning Human Understanding, 1689, London:

Thomas Basset

Kaelan, M.A., Epistemologi Islam, 1994, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Komaruddin Hidayat, Ilmu dan Metode: Kajian Filsafat Ilmu, 1996, Jakarta:

Bulan Bintang

Kuntowijoyo, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, 2004, Yogyakarta:

Kanisius

Ludwig Wittgenstein, Philosophical Investigations (Philosophische Untersuchungen), 1953, Oxford: Basil Blackwell

Muhammad Amin Abdullah, Dasar-Dasar Epistemologi Islam, 2001, Jakarta:

Pustaka Firdaus

Nasaruddin Umar, Berfilsafat dan Beragama: Pengantar Filsafat Keilmuan Islam, 1993, Jakarta: Bulan Bintang

René Descartes, Meditations on First Philosophy (Meditationes de Prima Philosophia), 1641, Paris: Michel Soly

Referensi

Dokumen terkait

Konsep-konsep ilmu ini membahas ilmu mulai dari definisi, pemetaan, objek, sumber-sumber ilmu, prinsip-prinsip dasar, epistemologi Islam, metodologi, adab dan

Hamlyn bahwasannya epistemologi adalah sebagai cabang dari filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan pengendalian-pengendaliannya serta

Secara garis besar makalah filsafat ilmu yang saya susun ini yang berkenaan dengan judul yang saya usung yaitu Logika Inferensi membahas tentang Pengertian Logika,Sejarah Ringkas

Berdasarkan uraian ringkas tentang pemikiran epistemologi dari para filosof muslim Paripatetik menunjukkan bahwa akal atau rasiolah yang paling dominan sebagai

Contoh penerapan epistemologi dalam pendidikan ekonomi, epistemologi membahas pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya suatu

Kesimpulan dari isi Makalah ini adalah; Dari pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Epistemologi Pengetahuan mempelajari tentang objek apa yang ditelaah ilmu,

Epistemologi atau teori pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban

Makalah ini membahas tentang filsafat pendidikan