1. Larutan buffer atau larutan penyangga adalah larutan yang mengontrol dan dapat menjaga kestabilan pH yang diakibatkan penambahan larutan asam atau basa. Ada lima hal ynag mempengaruhi perilaku dari larutan buffer yaitu, (i) jenis sistem asam-basa dalam larutan, (ii) konsentrasi asam-basa, (iii) pH awal dari larutan, (iv) Jumlah asam- basa yang ditambahkan kedalam larutan, (v) perubahan pH yang dapat diterima oleh larutan buffer setelah reaksi (Oliveira, 2020). Larutan buffer memiliki sifat yang membuatnya dapat mempertahankan pH dari larutan, yaitu (i) konstan atau kadar pHnya tetap meskipun telah diencerkan, (ii) Pada suhu yang sama nilai Ka di buffer tetap, (iii) Bisa menjaga pH dengan baik meskipun telah ditambah asam atau basa kuat, (iv) pH senyawa akan sangat stabil apabila campuran garam dan asam pada posisi pKa-1 dan pKa1. Dan untuk jenis dari larutan buffer itu ada dua yaitu, Larutan buffer penyangga asam dan larutan penyangga basa, dimana keduanya merupakan larutan yang pHnya tidak akan berubah sedikitpun meski ditambah air ataupun asam, contohnya larutan fosfat, dan larutan karbonat (Bletry, 2022).
2. Larutan asam-basa kuat merupakan larutan ynag didalamnya terkandung asam atau basa yang terionisasi sepenuhnya di dalam air, dimana molekul asam atau basa tersebut bereaksi dengan air dan membnetuk ion-ion yang terlarut sepenuhnya. Sedangkan larutan asam-basa lemah adalah larutan yang mengandung asam atau basa yang hanya terionisasi sebagian kecil di dalam air, dimana molekul asam atau basa dalam larutan masih dalam bentuk molekul netral dan tidak bereaksi dengan air (Pierre, 2022).
3. pH meter adalah alat eleketronik yang digunakan untuk menbgukur pH (derajat keasaman atau kebasaan) suatu larutan. Sebuah pH meter terdiri dari elektroda yang terhubung dengan alat elektronik yang dapat mengukur dan menampilkan nilai Ph larutan. Elektroda dari pH meter akan sensitif terhadap perubahan konsentrasi ion hidrogen dan beda potensial listrik sebagai respon terhadap perbedaan ion hidrogen antara larutan dan elektroda (Hariyadi et al, 2020). Alat pH meter ini memiliki kelebihan yaitu, memiliki tingkat akurasi, ketelitian dan kecepatan ynag lebih tinggi daripada kertas lakmus. Disamping itu, pH meterr juga memiliki kekeurangan yaitu, butuh waktu lama untuk kalibrasi pH meter, dan sangat peka terhadap pengaruh zat lain (Devirizanty et al., 2021). Sedangkan kertas lakmus adalah indikator asam-basa yang dibuat dari bahan alami dan bisa mengalami perubahan warna tergangung Ph dari larutan ynag diuji.
Kertas lakmus terbuat dari bahan yang sensitif terhadap Ph, sehingga bisa terjadi perubahan warna menjadi merah jjika berada di larutan asam dan akan berubah menjadi biru jika larutan tersebut basa (Wibowo & ali, 2019). Indikator kertas lakmus ini memiliki beberapa kelebihan yaitu, mudah digunakan dan sederhana, serta cepat menunjukkan perubahan warna. Dan untuk kekurangan dari kertas lakmus ini yaitu, hanya menunjukkan indikasi kasar larutan tersebut asam atau basa, hasil pengujian dengan perubahan warna tergantung kemampuan pengguna dalam menginterpretasikan perubahan warna, dan tidak bisa digunakan untuk larutan asam atau basa ynag ekstrem (Fajrin et al., 2020).
4. Buffer zone atau zona penyangga adalah kisaran pH pada nilai tertentu dimana larutan tersebut memiliki kemampuan untuk menahan perubahan Ph yang signifikan. Zona ini akan terbentu ketika beberapa pasangan asam-basa bekerjasama untuk menjaga Ph larutan agar tetap stabil.
(Blétry, 2022; Oliveira, 2020; Devirizanty et al., 2021; Fajrin et al., 2020; Hariyadi et al., 2020; Mykrä et al., 2023; Pierre, 2019; Wibowo & Ali, 2019)
Blétry, M. (2022). A New Approach to Optimize pH Buffers**. https://doi.org/10.26434/chemrxiv- 2021-btctt
Devirizanty, D., Nurmalawati, S., & Hartanto, C. (2021). PERBANDINGAN UNJUK KINERJA BERBAGAI TIPE pH METER DIGITAL DI LABORATORIUM KIMIA. JURNAL PENGELOLAAN LABORATORIUM SAINS DAN TEKNOLOGI, 1(1), 1–9.
https://doi.org/10.33369/labsaintek.v1i1.15460
Fajrin, H. R., Zakiyyah, U., & Supriyadi, K. (2020). ALAT PENGUKUR PH BERBASIS ARDUINO. Medika Teknika : Jurnal Teknik Elektromedik Indonesia, 1(2).
https://doi.org/10.18196/mt.010207
Hariyadi, H., Kamil, M., & Ananda, P. (2020). SISTEM PENGECEKAN PH AIR OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR PH PROBE BERBASIS ARDUINO PADA SUMUR BOR.
Rang Teknik Journal, 3(2), 340–346. https://doi.org/10.31869/rtj.v3i2.1930
Mykrä, H., Annala, M., Hilli, A., Hotanen, J. P., Hokajärvi, R., Jokikokko, P., Karttunen, K., Kesälä, M., Kuoppala, M., Leinonen, A., Marttila, H., Meriö, L. J., Piirainen, S., Porvari, P., Salmivaara, A., & Vaso, A. (2023). GIS-based planning of buffer zones for protection of boreal streams and their riparian forests. Forest Ecology and Management, 528.
https://doi.org/10.1016/j.foreco.2022.120639
Oliveira, A. F. (2020). BUFFERING FUNCTION: A GENERAL APPROACH FOR BUFFER BEHAVIOR. The Journal of Engineering and Exact Sciences, 6(3), 0387–0396.
https://doi.org/10.18540/jcecvl6iss3pp0387-0396
Pierre, D. (2019). Acid-Base Titration. Undergraduate Journal of Mathematical Modeling: One + Two, 10(1). https://doi.org/10.5038/2326-3652.10.1.4913
Wibowo, R. S., & Ali, M. (2019). ALAT PENGUKUR WARNA DARI TABEL INDIKATOR UNIVERSAL PH YANG DIPERBESAR BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO.
Jurnal Edukasi Elektro, 3(2). http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/
3.1 Pengertian Buffer dan asam basa konjugasi
Larutan buffer atau larutan penyangga adalah larutan yang mengontrol dan dapat menjaga kestabilan pH yang diakibatkan penambahan larutan asam atau basa (Oliveira, 2020). Asam konjugasi adalah sebuah larutan buffer yang terbentuk karena menerima ion H+, sedangkan basa konjugasi adalah sabuah larutan buffer yang terbentuk karena melepaskan ion H+ (Yono).
3.2 Jenis buffer dan penerapanya dalam kehidupan
Jenis dari larutan buffer itu ada dua yaitu, Larutan buffer penyangga asam dan larutan penyangga basa, dimana keduanya merupakan larutan yang pHnya tidak akan berubah sedikitpun meski ditambah air ataupun asam (Bletry, 2020). Pemanfaatn buffer dalam kehidupan salah satunya yaitu, dapat meningkatkan produksi listrik pada pada sistem Microbial Fuel Cell (MFC), karena larutan buffer dapat membantu mengurangi perubahan Ph, sehingga ph berada pada renge yang cocok untuk pertumbuhan bakreti (Sari, et al., 2016). Kemudian dalam bidang obat-obatan larutan buffer digunakan dalam obat tetes mata, sehingga bisa diterima oleh tubuh manusia (Thifli).
3.3 pH (derajat keasaman) adalah parameter penting dalam kimia dan memengaruhi banyak proses dalam larutan. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi pH larutan:
1. Konsentrasi Ion Hidrogen (H+): Konsentrasi ion hidrogen dalam larutan menentukan pH. Semakin tinggi konsentrasi H+, semakin asam larutan tersebut.
2. Jenis Asam atau Basa: Jenis asam atau basa yang ada dalam larutan akan
mempengaruhi pH. Asam kuat memiliki pH rendah, sedangkan basa kuat memiliki pH tinggi.
3. Pembentukan Ion Hidrogen: Reaksi kimia yang menghasilkan ion hidrogen (misalnya, reaksi asam dengan air) akan mempengaruhi pH.
4. Temperatur: Suhu juga memengaruhi pH. Beberapa reaksi kimia lebih cepat pada suhu tertentu, yang dapat mengubah konsentrasi ion hidrogen dan pH.
5. Pelarut: Jenis pelarut yang digunakan juga berperan. Beberapa pelarut dapat mempengaruhi ionisasi asam atau basa.
6. Keberadaan Garam: Garam yang terbentuk dari reaksi asam-basa juga dapat mempengaruhi pH larutan.
Wanta, K. C., Putra, F. D., Susanti, R. F., Gemilar, G. P., Astuti, W., Virdhian, S., &
Murti Petrus, H. T. B. (2019). Pengaruh Derajat Keasaman (pH) dalam Proses Presipitasi Hidroksida Selektif Ion Logam dari Larutan Ekstrak Spent Catalyst. Jurnal Rekayasa Proses, 13(2), 94-105
3.3 Penjelasan titik ekuivalensi dan buffer zone
Titik ekuivalensi atau titik stoikiometri adalah suatu titik dimana jumlah mol asam dan basa dalam jumlah yang sama telah bercampur
titik dalam titrasi dimana jumlah titran yang ditambahkan cukup untuk menetralkan larutan analit secara sempurna
Buffer zone atau zona penyangga adalah kisaran pH pada nilai tertentu dimana larutan tersebut memiliki kemampuan untuk menahan perubahan Ph yang signifikan. Zona ini akan terbentu ketika beberapa pasangan asam-basa bekerjasama untuk menjaga Ph larutan agar tetap stabil (Mykra et al., 2023).
Blétry, M. (2022). A New Approach to Optimize pH Buffers**. https://doi.org/10.26434/chemrxiv- 2021-btctt
Oliveira, A. F. (2020). BUFFERING FUNCTION: A GENERAL APPROACH FOR BUFFER BEHAVIOR. The Journal of Engineering and Exact Sciences, 6(3), 0387–0396.
https://doi.org/10.18540/jcecvl6iss3pp0387-0396
Mykrä, H., Annala, M., Hilli, A., Hotanen, J. P., Hokajärvi, R., Jokikokko, P., Karttunen, K., Kesälä, M., Kuoppala, M., Leinonen, A., Marttila, H., Meriö, L. J., Piirainen, S., Porvari, P., Salmivaara, A., & Vaso, A. (2023). GIS-based planning of buffer zones for protection of boreal streams and their riparian forests. Forest Ecology and Management, 528.
https://doi.org/10.1016/j.foreco.2022.120639 Wanta, K. C.,
Sari, D., Suyati, L., Yono, A. R.
Abdassah, M., Pratama, y.,