Nama: Chairunisia Diva Aulia NIM: 1042111037
Penugasan Manajemen Pemasaran Farmasi
Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan dalam suatu usaha yang memiliki tujuan merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mengedarkan atau mendistirbusikan barang-barang maupun jasa yang akan memenuhi keinginan pembeli. Pemasaran dirumuskan menjadi 7P yaitu Product, Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence. Dibutuhkan pelaksanaan kegiatan pemasaran guna mencapai tujuan pemasaran, maka perusahaan dapat mengkombinasikan 7 variabel tersebut karena setiap point dari variabel tersebut mendukung satu sama lain dalam menentukan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sukmayadi, 2019). Pada bidang usaha farmasi, persaingan terkait pelayanan antara usaha farmasi semakin ketat, oleh karena itu dapat dilakukan manajemen farmasi dengan meningkatkan pembinaan terhadap marketing dan sales (Medical Representative) dengan tujuan agar pelayanan yang semula hanya terkesan memberikan pelayanan secara seadanya kini dituntut dapat memberikan pelayanan terbaik yang terbaik dan diharapkan memiliki daya saing untuk mampu berbicara dalam bisnis farmasi.
Marketing dan sales dijadikan tolak ukur guna meningkatkan volume penjualan pada suatu perusahaan farmasi, mereka berperan penting dalam mendukung keberhasilan dalam meningkatkan penjualan. Namun, dalam menjalankan tugasnya terkadang terdapat gangguan dalam pelaksanaannya, contohnya pada saat terjadi pandemi Covid-19 yang memberikan dampak buruk untuk keberlangsungan perekonomian Indonesia, terutama pada usaha farmasi umum terlihat dari turunnya pendapatan. Persaingan dalam usaha farmasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen semakin ketat, mengakibatkan perusahaan harus menempatkan keutamaan pada kepuasan konsumen (Hamsal &
Eva Sundari, 2022).
Dalam pandemi Covid-19, industri farmasi dan apotek menghadapi beberapa tantanan seperti peningkatan permintaan, perubahan kebijakan pengedaran, dan penyesuaian strategi pemasaran. Namun, terdapat beberapa peluang baru yang muncul seperti peningkatan kesadaran individu akan kesehatan, keinginan produk kesehatan meningkat, dan kebutuhan dalam mencetus inovasi terbaru dalam strategi pemasaran. Stategi pemasaran yang efektif dan inovasi dalam komunikasi serta penawaran produk menjadi kunci untuk mempertahankan stabilitas pemasukan selama dan setelah masa krisis. Perubahan perilaku konsumen, selera baru, dan persaingan yang ketat memaksa dunia usaha untuk merespons dengan cepat dan adaptif, termasuk melalui penggunaan teknologi digital, promosi kesehatan, dan kemitraan strategis (Hamsal & Eva Sundari, 2022).
Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan guna meningkatkan strategi pemasaran dalam bidang usaha farmasi, seperti pada penelitian Sundari pada tahun 2022, menemukan bahwa bauran pemasaran memiliki dampak yang signfikan terhadap peningkatan penjualan dalam sebuah usaha farmasi, mengoptomalkan strategi pemasaran juga dapat menghasilkan keuntungan bisnis yang signifikan (Hamsal & Eva Sundari, 2022).
Pada penelitian Rio Handoko, metode yang digunakan berupa pendekatan peneglompokkan, khusunya algoritma K-Means, K-Medoids, dan evaluasi Indeks DBI (Davies Bouldin) untuk mengelompokkan serta memvalidasi model pengelompokan data pelanggan dengan analisis RFM yang dimodifikasi, yang mencakup atribut kuantitas, untuk mengelompokkan konsumen produk farmasi.
Hasil dari metode yang digunakan menemukan bahwa penambahan atribut quantitiy pada model RFM menghasilkan model klasterisasi yang lebih optimal dengan nilai DBI yang lebih rendah dibandingkan dengan model asli RFM.
Penelitian juga menunjukan bahwa algoritma K-Means lebih efektif dibandingkan dengan algoritma K-Medoids dalam melakukan klasterisasi data pelanggan (Wibowo & Handoko, 2020)
Penelitian lain yang dilakukan oleh Kusnadi dkk di PT. SIMEX guna meningkatkan kesadaran konsumen dalam menggunakan produk VIPRO-G.
Metode penelitian yang digunakan adalah gabungan metode pengumpulan data primer dan sekunder meliputi observasi, wawancara dan kajian pustaka. Analisis deskriptif juga dilakukan untuk mengetahui strategi pemasaran Vipro-G meliputi produk, harga, promosi dan cara distribusinya. Hasil penelitian menunjukan bahwa Vipro-G memiliki brand awareness yang lemah, dan strategi pemasarannya perlu ditingkatkan untuk memingkatkan penjualan dan daya saing. Penelitian ini juga menemukan peluang dan ancaman di pasar, termasuk meningkatnya permintaan kesehatan dan kehadiran pesaing (Kusnadi et al., 2008).
Daftar Pustaka
Hamsal, & Eva Sundari. (2022). Strategi Pemasaran Usaha Produk Farmasi Masa Strategi Pandemi Covid 19 Di PT. Ferron Par Pharmaceutical (Studi Kasus Peningkatan Volume Penjualan Produk Farmasi). Syarikat: Jurnal Rumpun
Ekonomi Syariah, 5(1), 46–54.
https://doi.org/10.25299/syarikat.2022.vol5(1).9453
Kusnadi, A., Sastradihardja, R., Findriani, F., & Wanadjaja, T. L. (2008).
Pengembangan Strategi Pemasaran Baru Pada Pt. Simex Pharmaceutical Untuk Meningkatkan Brand Awareness Produk Vipro-G. Journal of Business Strategy and Execution, 1(1), 135–157.
Sukmayadi. (2019). Kebijakan Penetapan Harga Pada Pt. Atrindo Asia Global Bandung. Coopetition : Jurnal Ilmiah Manajemen, 10(2), 103–110.
https://doi.org/10.32670/coopetition.v10i2.44
Wibowo, A., & Handoko, A. R. (2020). Segmentasi Pelanggan Ritel Produk Farmasi Obat Menggunakan Metode Data Mining Klasterisasi Dengan Analisis Recency Frequency Monetary (RFM) Termodifikasi. Jurnal Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 7(3), 573.
https://doi.org/10.25126/jtiik.2020702925