Jelaskan dengan ringkas:
1. Pengertian Ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah!
Ibadah mahdhah adalah ibadah dalam agama Islam yang ketentuan dan tata cara pelaksanaannya sudah ditentukan, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.
Terdapat pula pendapat yang mengatakan bahwa ibadah mahdhah tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya nash dari al-Qur’an dan Hadis. Ibadah bentuk ini memiliki 4 prinsip, yaitu:
Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Qur’an maupun as-Sunnah.
Tata cara pelaksanaannya harus berpola kepada contoh Rasulullah SAW.
Bersifat supra rasional (diatas jangkauan akal), artinya ibadah dalam jenis ini bukanlah wilayah akal maupun logika, namun wilayah wahyu yang merupakan sudah ditetapkan dan sudah disyariatkan oleh Allah SWT.
Azasnya “Taat”, seorang hamba dalam melaksanakan ibadah ini yang dituntut adalah kepatuhan dan ketaatan.
Ibadah Ghairu Mahdhah yaitu setiap perbuatan baik yang dilakukan oleh manusia yang diniatkan sebagai bentuk penghambaan diri kepada Allah. Ibadah jenis ini macamnya sangat luas dan tidak terbatas variasinya.
Agama Islam selain mengajarkan bagaimana hubungan dengan Allah SWT, Islam juga mengajarkan bagaimana berhubungan sosial sesama manusia dengan baik. Diantaranya tercantum dalam sebuah hadits yang artinya “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya Ia memuliakan tetangganya”. (HR.
Bukhari).
Hadits tersebut secara langsung menjelaskan bagaimana implementasi keimanan kepada Allah yaitu dengan perbuatan yang baik kepada tetangga atau sesama manusia. Kesalehan sosial seperti berbuat baik terhadap tetangga
merupakan bagian dari ibadah kepada Allah. Prinsip-prinsip dalam ibadah ghairu mahdhah ada 4, yaitu:
Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah dan Rasul-Nya tidak melarang atau tidak mengharamkan maka ibadah bentuk ini boleh dilaksanakan.
Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasulullah SAW. Ibadah bentuk ini tidak mengenal bid’ah, atau jika ada yang menyebutnya namun tidak mendatangkan mudharat maka bid’ahnya disebut bid’ah hasanah.
Namun jika mendatangkan mudharat maka disebut bid’ah dhalalah.
Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung ruginya, manfaat atau mudharatnya dapat ditentukan oleh akal atau logika.
Azasnya “Manfaat”, selama ibadah tersebut bermanfaat, maka boleh dilakukan.
2. Mu'amalah Definisi Muamalah
Muamalah merupakan suatu hubungan yang melibatkan antara individu dengan individu di dalam interaksi sosial yang sesuai dengan syariat Islam, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
Dalam hubungannya dengan individu yang lain, manusia dibatasi dengan adanya Syariah Islam, yang meliputi hak dan juga kewajiban.
Sedangkan definisi dari Muamalah berdasarkan ilmu fiqih yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat di dalam kegiatan transaksi ekonomi.
Misalnya seperti kegiatan jual beli, sewa-menyewa, hutang-piutang dan lain sebagainya.
Macam – Macam Muamalah
Secara umum, Macam – Macam Muamalah dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu diantaranya adalah :
1. Syirkah
Istilah Syirkah menurut bahasa diartikan sebagai kongsi, kerjasama ataupun ber-syarikat.
Dalam praktik pada kegiatan ekonomi, Syirkah adalah upaya yang bertujuan untuk menggabungkan sumber daya dari dua orang atau lebih guna mewujudkan tujuan bersama.
Secara umum, sumber daya yang dimaksud disini bisa berupa keahlian, modal uang, bahan baku, jaringan kerja dan masih banyak lagi. Dalam
ekonomi konvensional, Syirkah ini sering juga disebut sebagai usaha patungan atau kongsi.
Tidak ada perbedaan yang signifikan dari Muamalah jenis ini, kecuali dalam ekonomi Islam, bahwa bisnis tidak boleh melanggar hukum Syariah seperti kerjasama dalam kemitraan kartel Alkohol, Narkoba serta kegiatan jual beli barang yang dilarang oleh agama.
2. Mudharabah
Mudharabah merupakan sebuah akad yang digunakan untuk mengikat hubungan kerjasama yang melibatkan dua pihak atau lebih yaitu pemodal (sahib al-mal) serta orang yang melaksanakan usaha (mudharib).
Akad Mudharabah ini juga bisa dikatakan sebagai suatu kegiatan bagi hasil untuk dua belah pihak, yaitu dengan cara menentukan berapa persen bagian keuntungan yang akan didapatkan oleh kedua belah pihak.
Seorang Mudharib wajib untuk mengembalikan modal yang sudah dipinjam serta memberikan bagian dari keuntungan yang sudah ditentukan dengan kontrak yang disepakati atau tanpa adanya kontrak yang disepakati.
3. Wakalah
Wakalah adalah kegiatan untuk memindahkan kekuasaan yang dilakukan oleh satu orang ke orang lain yang bertindak sebagai pihak kedua untuk bertindak sesuai dengan transaksi yang dimaksud.
Misalnya seperti, kegiatan transaksi jual beli dari surat berharga yang dilaksanakan oleh manajer investasi kepada pihak bank kustodian.
Hal ini tentunya perlu untuk digaris bawahi bahwa Wakalah tidak sama dengan wasiat. Apabila wasiat hanya berlaku untuk orang sudah meninggal, sedangkan Wakalah berlaku untuk orang masih hidup.
4. Wadiah
Wadi’ah adalah sebuah titipan yang diberikan oleh nasabah (penitip) yang harus dijaga dan juga dikembalikan apabila nasabah tersebut sudah menginginkan untuk pengembalian.
Di dalam akad Wadiah ini, para nasabah harus membayarkan biaya yang sudah ditentukan bersama sebelumnya, atas jasa penitipan tersebut. Ketika menggunakan ekonomi konvensional dalam kehidupan sehari-hari, Anda sering menemukan semacam kontrak wadiah, misalnya seperti loker.
5. Musaqah
Musaqah adalah bentuk kolaborasi antara pemilik kebun dan penyewa atau pengelola yang ditugaskan untuk merawat kebun dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Margin keuntungan atau profit yang diperoleh akan dibagi sama rata antara si pemilik kebun dengan si pengelola kebun. Musaqah menurut Baginda Rasulullah SAW itu Mubah.
Hal ini tentunya di karenakan pekerjaan untuk merawat dan mengelola kebun jelas dalam hal waktu, jenis dan juga sifatnya. Kontrak di dalam Musaqah dapat disampaikan secara lisan ataupun tertulis.
Hal – Hal yang Dilarang Oleh Islam
Ketika melakukan transaksi bisnis seperti membeli dan menjual, menyewakan, berhutang, serta pinjam meminjam, Islam melarang kita untuk melakukan beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini :
Tidak diperbolehkan memakai cara-cara yang bersifat batil.
Kegiatan riba tidak diperbolehkan untuk dilakukan.
Tak diperbolehkan menggunakan cara-cara yang bersifat zalim (aniaya).
Tidak boleh memanipulasi timbangan, takaran, kualitas, dan juga kehalalan.
Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan berjudi.
Islam melarang melakukan kegiatan transaksi jual-beli barang-barang haram.
Quiz Minggu ke-8 Tgl. 30 MAret 2021
1. Ibadah mahdha adalah: a dan b benar a. ibadah wajib
b. Shalat danPuasa c. a dan b betul
2. Mu'amalaj adalah: a dan b benar
a. Kegiatan yan berhubungan dengan manusia lain b. Bisnis
c. a dan b betul