KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Atas limpahan rahmat,serta
kami mengucapkan terima kasih atas kesempatan kali ini yang telah diizinkan untuk membahas materi tentang Peralihan Pragmatisme dan dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua umumnya yang membaca dan khususnya yang menulis. Semoga kedepannya dapat memperbaiki isi makalah agar menjadi lebih baik.Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, kami yakin masih ada kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...1
Daftar Isi...2
Bab I Pendahuluan...3
1.1 Latar Belakang ...3
1.2 Rumusan Masalah...3
1.3 Tujuan Penulisan...3
Bab II Pembahasan ...4
2.1 Pengertian Pragmatisme...4
2.2 Pemikiran Jhon Dewey...4
2.3 Kebenaran Menurut Pragmatisme ...5
2.4 Konsep Hidup Menurut Pragmatisme ...5
Bab III Penutup……….6
3.1 Kesimpulan...6
3.2 Saran...6
Daftar Pustaka...7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
Pragmatisme timbul akibat dari pemberontakan melawan system idealisme yang terlalu memperdepankan intelektual dan bersifat tertutup. Pragmatisme diperkenalkan pertama kali oleh William James ( 1842 – 1910 ) di Amerika empiri Inggris dan Jerman modern mempengaruhi berdirinya pragmatisme, juga pengelaman social bangsa Amerika pada abad XIX dalam
perdangangan yang menekankan kerja keras dan kebijkan. Sehingga, pragmatisme menjadi alat untuk menolong manusia dalam hidup sehari-hari.Pelaksanaan atau praktik hiduplah yang penting dalam aliran pragmatisme, bukan cuman pendapat atu toeri yang bersifat hipotesis.Kebenaran diartikan sebagai segala hal yang dinamis yang mana kebenaran dibuat sambil berjalan atau melaksanakan konsep hidup, karena kebenaran sifatnya dinamis. Jhon Dewey menggambarkan konsep hidup terdapat dua unsur, yaitu kecerdasan atau intelektual manusia dn pengalaman. Kecerdasan manusia merupakan sesuatu yang berifat kreatif, sedangkan penglaman merupakan unsur yang terpokok dalam segala pengetahuan.Oleh karena itu, pragmatisme sangat penting dalam kehidupan manusia.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian pragmatisme?
2. Bagaimana pemikiran filosof Jhon Dewey dalam pragmatisme?
3. Bagaimana kebenaran menurut pragmatisme?
4. Bagaimana konsep hidup menurut pragmatisme ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian pragmatisme
2. Untuk mengetahui pemikiran Jhon Dewey dalam pragmatisme 3. Untuk mengetahui kebenaran menurut pragmatisme
4. Untuk mengetahui konsep hidup dalam aliran pragmatisme
BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN PRAGMATISME
Pragmatisme berasal dari bahasa pragma ( bahasa Yunani ) yang berarti tindakan, perbuatan.
Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Pragmatisme merupakan sifat atau ciri seseorang yang cenderung berpikir praktis, sempit, dan instan. Orang yang mempunyai sifat pragmatis ini menginginkan segala sesuatu yang dikerjakan atau yang diharapkan ingin segera tercapai tanpa mau berpikir panjang dan tanpa melalui proses yang lama.
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memiliki pandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu adalah apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Pragmatisme dalam perkembangannya memiliki perbedaan kesimpulan walaupun dari gagasan yang sama. Pragmatism memiliki tiga patokan yang disetujui yaitu : menolak segala intelektualisme, absolutism, dan meremehkan logika formal.
Peran guru dalam menerapkan aliran pragmatisme di sekolah adalah mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa menganggu minat dan kebutuhannya.
Pandangan aliran pragmatisme terhadap pendidikan. Dalam pelaksanaanya, pendidikan prgamatisme mengarahkan agar subjek didik saat belajar di sekolah tidak berbeda ketika ia berada di luar sekolah selalu disadari sebagai bagian dari pengalaman hidup, bukan bagian dari persiapan untuk menjalani hidup.
2.2 PEMIKIRAN JHON DEWEY
Jhon Dewey lebih suka menamakan cara penggambaran pragmatisme dengan memakai / istrumentalisme, untuk memberikan tekanan pada hubungan antara ajarannya dengan teori biologi tentang evolusi. Jhon Dewey memandang tiap-tiap organisme dalam keadaan terus menerus terhadap alam sekitarnya dan memperkembangkan berbagai prabot yang memberikan bantuan dalam
perjuangan tersebut.Pikiran berkembang sebagai alat untuk mengadakan eksperimen terhadap alam sekitar ketika organisme yang berupa manusia berusaha untuk menguasai dan memberi bentuk pada alam sekitar tersebut agar terpenuhi kebutuhan tersebut.
John dewey mengatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata, dewey suka menyebut sistemnya dengan istilah instrumentalisme, dalam teori intinya dewey mengembangkan filsafat sebagai berikut : situasi dikeliling kita, itu sebagai pengalaman pertama
berfikir ialah suatu keadaan yang menimbulkan sikap ragu-ragu.Karena sikap ragu-ragu itu maka timbulah hasrat untuk menghilangkannya atau mengatasinya.
2.3 KEBENARAN MENURUT PRAGMATISME
Seorang penganut pragmatisme melakukan pendekatan terhadap penyelesaian masalah ini dengan mempertimbangkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang yang berfikir.Mengapa kita berfikir? Berbicara secara biologi,pikiran merupakan perabot untuk menyelesaikan masalah-masalah kita.jika demikian halnya,maka berfikir secara lurus ialah menghubungkan ide-ide sedemikan rupa sehingga ide-ide tersebut memimpin kita unntuk memperoleh hasil yang memuaskan dalam kegiatan menyelesaikan masalah. Karena itu kebenaran harus bersangkutan dengan penyelesaian masalah kita hadapi;dan menurut sementara penganut pragmatism, kita dapat mengatakan bahwa suatu ide atau tanggapan benar, jika ide atau tanggapan tersebut menghasilkan sesuatu artinya,jika membawa kita kearah penyelesaian masalah yang kita hadapi secara berhasil.
Pragmatisme membuat kebenaran menjadi pengertian yang dinamis dan nisbi; sambil berjalan kita membuat kebenaran, karena masalah-masalah yng kita hadapi bersifat nisbi bagi kita. Untuk memberikan gambaran mengenai masalah ini, saya akan memperhatikan sebuah anggapan yang akan memperhatikan sebuah anggapan yang kebetulan di antara para penganut pragmatisme sendiri tidak terdapat kesepakatan.
2.4 KONSEP HIDUP MENURUT PRAGMATISME
John Dewey mengemukakan bahwa manusia adalah makhluk rasional (makhluk berfikir), bahkan menurutnya segala sesuatu yang ada di muka bumi ini adalah dari aktifitas otak
manusia.Semua hal yang terjadi dalam masyarakat jika telusuri secara mendalam, maka akan dijumpai bahwa manusialah sebagai aktor, dan faktor utama. Akal merupakan sarana bagi manusia yang dapat mengadakan pembahruan, rekontruksi dan reorganisasi.Karen itu manusia mampu berkembang kerah yng tidak dapat diramalkan.Dengan akal manusia senantiasa dinamis dan progresif.Dewey menentang teori yang mengatakan bahwa karakter manusia itu statis dan tidak berkembang.Menurut pandangan demikian merupakan teori atau doktrin yang bersifat mengekang dan pesimistik.
Dengan demikian, hakekat manusia menurut Jhon Dewey adalah sebagai makhluk yang mempunyai kekuatan dan pola serta watak, fikir, rasa dan semangat atau kemauan serta nafsu dan insting.Hal ini didasari oleh kebebasan manusia yang bagi John Dewey termanifestasi dalam dirinya sendiri.Manusia adalah pribadi-pribadi yang mampu melaksanakan nilai-nilai yang menjadi tujuan dalam hidupnya.Menurutnya, pengembangan kodrat manusia dilakukan dan terjadi keharusan dan pendidikan.
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN
Pragmatisme adalah aliran yang memperdepankan praktis ketimbang hanya sekedar berteori atau berpendapat saja. Pragmatisme timbul akibat pemberontakan melawan idealisme yang terlalu menggunakan intelektual manusia dan bersifat tertutup. Berdirinya pragmatisme dipengaruhi aliran Empiris Inggris dan Jerman Modern, juga pengalaman social rakyat Amerika dalam melaksanakan perekonomian yang memperdepankan kerja keras dan kebijakan. Pragmatisme diperkenalkan dari gagasan-gagasan Wiliam James (1842-1910) di Amerika, pegangannya adalah logika pengamatan yakni segala sesuatu dapat masuk asalkan bersifat praktis.
Pragmatisme membuat kebenaran menjadi pengertian yang dinamis, sambil berjalan kita mambuat kebenara, karena masalah-masalah yang kita hadapi bersifat nisbi. Jhon Dewey menggmbarkan pragmatisme dengan memakai istilah ”intrumentalisme”, untuk memberikan tekanan pada hubungan antara ajarnnya dengan teori biologi tentang evolusi. Yaitu pikiran berkembang sebagai alat untuk mengadakan eksperimen terhadap alam sekitar, karena itu kecerdasan merupakan sesuatu yang bersifat kreatif, dan pengalaman merupakan unsur terpokok dalam segala pengetahuan
Pragmatisme bersifat penting dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas manusia dipengaruhi oleh kerja otak, Karen akal merupakan akal merupakan sarana bagi manusia yang dapat mengadakan pembaharuan, rekontruksi dan reorganisasi. Sehingga watak dan fikiran manusia dapat berkembang akibat dari lingkungan yang dialami.Oleh Karen itu semua hal yang terjadi jika ditelusuri secara mendalam manusialah yang menjadi faktor dan aktor utamanya.
3.2 SARAN
Proses pendidikan dalam pragmatisme bertujuan memberikan pengalaman empiris kepada anak didik sehingga terbentuk suatu pribadi yang belajar. Artinya anak didik secara naluria dan amaliah memiliki kecenderungan untuk terus berkreatif dan dinamis dalam perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA http://eprints.umsida.ac.id
https://www.academia.edu