• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa Pemikiran Filsafat Pendidikan

N/A
N/A
GILANG EFENDI RAMADHAN

Academic year: 2023

Membagikan "Beberapa Pemikiran Filsafat Pendidikan"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

Beberapa pemikiran filsafat pendidikan antara lain: Animisme, Naturalisme, Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Eksistensialisme, Pendekatan, Humanisme.” pada saat yang tepat. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat, makalah ini bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan pada beberapa bidang pendidikan. pemikiran filosofis bagi pembaca dan juga bagi penulis.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Filsafat merupakan ilmu yang sudah cukup tua, kita bisa merujuk pada para ahli dari tahun 384-322 SM. Filsafat adalah pemikiran bebas, yang diilhami oleh akal, tentang segala sesuatu yang berasal dari pengalaman.

Rumusan Masalah

Tujuan Masalah

PEMBAHASAN

Pemikiran Filsafat Pendidikan Animisme

Karena roh-roh tersebut (dalam kepercayaannya) dapat memberikan banyak manfaat dan dapat dimintai pertolongan. Roh-roh tersebut bahkan bisa dipanggil oleh orang-orang tertentu untuk meminta berkah dan hal lainnya.

Pemikiran Filsafat Pendidikan Naturalisme

Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat dengan menyediakan lingkungan belajar yang disesuaikan dengan pola belajar siswa. Oleh karena itu aliran naturalisme menitikberatkan pada strategi pembelajaran pedosentris, artinya faktor kemampuan siswa menjadi pusat kegiatan belajar dan mengajar.

Beberapa Pemikiran Filsafat Pendidikan Idealisme

Herman Horne yang merupakan salah satu tokoh idealisme menyatakan bahwa aliran idealisme mengatakan bahwa alam adalah ekspresi pikiran dan juga menyatakan bahwa hakikat dunia ini adalah. Oleh karena itu, Ahmad Tafsir mengatakan bahwa dalam kajian filsafat, idealisme adalah ajaran yang mempelajari hakikat dunia fisik yang hanya dapat dipahami oleh jiwa (sind) dan roh (ruh). Dari pemikiran ketiga tokoh idealis di atas dapat dipahami bahwa aliran idealis berpandangan bahwa hakikat segala sesuatu terletak pada gagasan.

Aliran idealisme ini tidak lepas dari pemikiran Plato, pendiri filsafat idealisme, yang disebut juga sebagai bapak filsafat idealisme. Jadi dapat kita simpulkan bahwa aliran idealisme pada hakekatnya beranggapan bahwa kesuksesan hanya dapat dicapai dengan memiliki nilai-nilai spiritual idealis yang disebut gagasan (Rafik, 2015). Sebab aliran idealisme pada hakikatnya mempunyai kualitas yang sama dengan hal atau gagasan spiritual.

Oleh karena itu, pendidikan berperan sebagai alat atau media untuk mengembangkan potensi peserta didik guna mencapai kepribadian yang sempurna. Hal inilah yang menjadikan aliran idealisme ini dinilai kurang efektif dalam melakukan kajian yang berkaitan langsung dengan objek materi. Namun idealisme juga mempunyai tujuan pendidikan, yaitu mengubah manusia menuju Tuhan, berperilaku benar dan lebih baik.

Beberapa Pemikiran Filsafat Pendidikan Realisme

Metode pengajaran yang digunakan di sekolah idealisme adalah menyampaikan melalui kata-kata deskriptif, sehingga penyampaian materi kepada siswa terkesan verbal dan abstrak. Sedangkan menurut Ali Maksum menyatakan bahwa tujuan pendidikan bagi penganut idealisme adalah membentuk peserta didik menjadi individu yang sempurna dan berguna bagi masyarakat umum (masyarakat). Pada awalnya, realisme akal sehat tampaknya meringankan permasalahan realisme ekstrem, namun menghindari kepalsuan yang langsung terlihat dalam dualisme dan idealisme.

Realisme akal sehat sependapat dengan realisme ekstrim atau primitif bahwa objek fisik tidak bergantung pada pikiran atau berada di luar pikiran, meskipun objek tersebut dapat langsung dan segera diamati oleh pikiran. Yang membedakan kedua pandangan ini adalah pemahaman realisme akal sehat terhadap objek yang tidak nyata, khayalan, atau halusinasi. Realisme akal sehat memiliki keuntungan dalam mengatasi kritik lain yang ditujukan terhadap realisme ekstrem atau primitif.

Dari aliran realisme akan dirumuskan tujuan pendidikan sebagai upaya untuk mengembangkan secara optimal potensi-potensi yang dimiliki dan dimiliki peserta didik. Oleh karena itu, masuk akal jika perhatian pertama dalam pendidikan adalah apa yang terjadi di dalam diri siswa. Berkenaan dengan pengajaran, peran peserta didik dalam penguasaan ilmu merupakan sesuatu yang dapat berubah.

Beberapa Pemikiran Filsafat Pendidikan Pragmatisme

Kurikulum yang ideal adalah kurikulum yang memberikan kebebasan individu yang luas kepada siswa dan mengharuskan mereka untuk bertanya, melakukan penelitian sendiri, dan menarik kesimpulan sendiri.Menurut pandangan eksistensialis, tidak ada mata pelajaran tertentu yang lebih penting daripada mata pelajaran lainnya. Mata pelajaran yang dapat memenuhi syarat di atas adalah mata pelajaran IPA, sejarah, sastra, filsafat dan seni. Bagi sebagian anak, mata pelajaran yang dapat membantu mereka menemukan jati diri adalah sains, namun bagi anak lainnya dapat berupa sejarah, filsafat, sastra, dan lain-lain. Dengan mata pelajaran tersebut, siswa akan dikenalkan dengan pandangan dan sudut pandang para penulis dan pemikir terkenal. memahami hakikat manusia di dunia, memahami kebenaran dan kesalahan, kekuasaan, konflik, penderitaan dan kematian, semua ini adalah topik yang akan melibatkan siswa baik secara intelektual maupun emosional.

Siswa hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dan memperoleh pengetahuan yang diinginkan. Pengetahuan akan mengendalikan manusia, sehingga manusia menjadi alat dan produk dari pengetahuan itu.Dalam proses belajar mengajar, pengetahuan tidak didelegasikan tetapi disediakan. Untuk menjadikan hubungan antara guru dan siswa bersifat dialogis, maka ilmu yang ingin disampaikan kepada siswa harus merupakan bagian dari pengalaman pribadi guru, sehingga guru mempertemukan siswa sebagai pertemuan pribadi dengan pribadinya.

Ilmu yang diberikan guru bukanlah sesuatu yang diberikan kepada siswa yang tidak dikuasainya, melainkan merupakan aspek yang sudah menjadi miliknya sendiri. d. Peran guru Guru harus memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih dan memberikan pengalaman yang dapat membantunya. menemukan arti hidup. Pendekatan ini, bertentangan dengan kepercayaan umum, tidak berarti bahwa siswa dapat melakukan apapun yang mereka inginkan. Guru harus mendorong siswa untuk berpikir tentang diri mereka sendiri dalam dialog. Guru datang ke kelas dengan wawasan luas untuk benar-benar memicu diskusi mengenai subjek tersebut.

Beberapa Pemikiran Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

Sekolah adalah forum di mana siswa dapat berbicara dengan teman-temannya dan guru membantu mereka menjelaskan kemajuan siswa dalam pemenuhan diri. Oleh karena itu, pendidikan sosial hendaknya diajarkan di sekolah guna mengajarkan “penghargaan” kebebasan bagi semua orang. Metode pendidikan yang digunakan dalam proses pendidikan harus menjamin adanya ruang kebebasan dan penghormatan terhadap keberadaan individu.

Metode diskusi dan dialog adalah suatu metode pendidikan yang didalamnya terdapat perbincangan antara seseorang, hubungan antara subjek dengan subjek, hubungan timbal balik dan di dalamnya terdapat percakapan antara “aku” dan “kamu”. Hal ini penting karena kebebasan akan memberikan rasa hormat pada dirinya sendiri dan menghilangkan sikapnya yang hanya sekedar obyek. Kedudukan kebebasan tidak dapat didasarkan pada hal lain, melainkan pada kebebasan itu sendiri.

Kebebasan yang dimiliki dan diberikan kepada seseorang dapat memberikan jalan menuju pendidikan yang autentik bagi setiap individu, artinya semua orang. Atas dasar itu maka landasan dan tujuan pendidikan tidak dapat ditentukan secara konkrit, karena jika ditentukan secara konkrit akan menimbulkan keterbatasan bagi setiap pendidik dan peserta didik, sehingga tidak dapat menjamin kebebasan.

Beberapa Pemikiran Filsafat Pendidikan Pendekatan

Ilmu Pendidikan membuat prediksi (prakiraan) berdasarkan fakta pendidikan yang dikumpulkan dengan menggunakan metode penelitian sejarah-dokumenter serta pengolahan data statistik. Tugas filsafat pendidikan adalah merumuskan tujuan pendidikan yang berlaku secara nasional dalam jangka waktu yang sangat lama, atau dalam jangka waktu tertentu. Dalam tujuan pendidikan inilah dirumuskan standar-standar kehidupan baik secara tersurat maupun tersirat, sehingga tujuan pendidikan yang ingin dicapai memuat cita-cita kehidupan baik yang diinginkan masyarakat.

Pendekatan filsafat normatif menghendaki agar filsafat pendidikan memperoleh prinsip-prinsip atau kedudukan-kedudukan yang telah dipikirkan oleh para filosof sehingga menjadi tujuan-tujuan pendidikan yang terinci dan tersusun secara sistematis. Hasil refleksi filosofis terhadap norma-norma yang berlaku pada suatu masyarakat akan membentuk suatu filsafat pendidikan yang relevan dengan tingkat perkembangan spiritual masyarakat. Dari filsafat pendidikan yang bersumber dari fakta empiris yang sebenarnya, maka dimungkinkan untuk merumuskan tujuan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat.

Pendekatan ini penting karena sistem pendidikan yang kuat harus diuji, bukan sekedar hukum atau teori. Jika undang-undang dan prasyarat dasar telah diuji dengan cermat, diharapkan kita akan mendapatkan gambaran yang baik tentang pendidikan. Konsep pendidikan yang baik dan benar memerlukan penyelenggara pendidikan yang cakap, terampil dan mempunyai sikap profesional untuk menjadi guru/pedagog.

Beberapa Pemikiran Filsafat Pendidikan Humanisme

Namun konsepsi pendidikan dan norma yang baik atau benar secara logika belum tentu menjamin terselenggaranya praktik pendidikan yang baik. Apabila kebutuhan dasar tersebut tidak terpenuhi maka tubuh akan rentan terserang penyakit, merasa lemas, tidak sehat, sehingga proses pemenuhan kebutuhan tambahan dapat terhambat. Hal ini juga berlaku pada jenis kebutuhan lainnya yaitu jika ada kebutuhan yang tidak terpenuhi maka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

Apabila hal tersebut tidak terpenuhi maka akan timbul rasa cemas dan takut yang dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, perasaan rendah diri dan rendah diri bisa muncul. e) Kebutuhan Aktualisasi Diri Kebutuhan terakhir menurut hierarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan aktualisasi diri. Menurut Abraham Maslow, kepribadian dapat mencapai peringkat teratas apabila kebutuhan-kebutuhan primer tersebut banyak mengalami interaksi satu sama lain, dan dengan adanya aktualisasi diri, seseorang akan mampu menggunakan faktor-faktor potensinya secara sempurna.

Rogers menekankan bahwa dalam pengembangan diri seseorang akan berusaha keras untuk mencapai aktualisasi diri, pemeliharaan diri, dan perbaikan diri. Perspektif humanistik dipandang menempatkan penyebab agen ('illaf fai'iliah) dan penyebab tujuan ('illah ghayah) dalam diri manusia sehingga individu dapat mengaktualisasikan seluruh potensi yang dimilikinya tidak hanya dalam bentuk yang terisolasi dari alam. di luar. penyebab, tetapi juga dalam posisi yang mewujudkan tujuan realisasi diri dan individu ini sepenuhnya bergantung pada dirinya sendiri dalam proses aktualisasi diri, pemeliharaan diri, dan peningkatan diri (Arbayah. Siswa yang banyak inisiatif akan menjadi mampu mengarahkan diri, menentukan pilihan dirinya dan berusaha mempertimbangkan dirinya hal-hal yang baik bagi dirinya e) Belajar dan berubah : kondisi dunia terus berubah, oleh karena itu siswa harus belajar untuk mampu menghadapi dan beradaptasi dengan kondisi dan situasi yang terus berubah.

PENUTUP III

Istilah “alam” telah digunakan dalam filsafat dengan berbagai arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat manusia hingga sistem total fenomena ruang dan waktu. Idealisme adalah aliran yang meyakini bahwa pengetahuan dan kebenaran berasal dari gagasan atau akal budi manusia. Dalam konteks pendidikan, idealisme merupakan suatu kecenderungan yang sangat mempengaruhi kemajuan pendidikan (Yanuarti et al., 2016).

Berdasarkan bentuk kata (etimologinya), realisme berasal dari bahasa Latin “realis” yang berarti “nyata atau nyata dan benar”. Oleh karena itu, realisme berpandangan bahwa obyek-obyek persepsi dan pemahaman indra benar-benar ada, terlepas dari indera dan pikiran yang mempersepsikannya, karena obyek-obyek tersebut memang dapat diperiksa, dianalisis, dan dipelajari oleh ilmu pengetahuan, dan hakikatnya dapat ditemukan melalui filsafat. Beberapa Pemikiran Filsafat Pendidikan Eksistensialisme Eksistensialisme adalah filsafat yang secara khusus menggambarkan keberadaan dan pengalaman manusia, dengan tetap menghormati keunikan individualitas setiap orang.

Referensi

Dokumen terkait

Sejarah Pemikiran Filsafat.

Demikian kiranya filsafat iluminasi berkembang di dalam khazanah pemikiran Islam, yang kemudian akan dikembangkan lagi dengan prinsip-prinsip khas filsafat

Surwandono, S.Sos., M.Si mengenai telaah terhadap filsafat pemikiran negara Islam dengan pendekatan landasan berpikir filsafat ilmu, maka penulis berupaya untuk mencari

Hal kedua adalah bahwa gagasan pemikiran aliran hukum kodrat bertolak dari filsafat idealisme, sesuatu yang tidak klop dengan keinginan Pak Tjip untuk menjadikan hukum

Makalah ini membahas tentang filsafat pendidikan dari sub bahasan Hakekat Tujuan Pendidikan.

makalah ini membahas perkembangan pemikiran fisafat sejak yunani kuno hingga masa

Makalah ini membahas mengenai filsafat pendidikan Islam dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan

Aliran Filsafat Pendidikan Eksistensialisme Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa