Daftar Isi Daftar Isi
KATA
KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... 22 BAB
BAB I I ... ... 33 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN ... ... 33 Latar
Latar belakang ...belakang ... ... 33 1.2
1.2 Rumusan Rumusan Masalah ...Masalah ... 5... 5 1.3
1.3 Tujuan Tujuan penulisan ...penulisan ... ... 55 BAB
BAB II ...II ... .. 66 PEMBAHASAN
PEMBAHASAN ... ... 66 2.1.
2.1. Defenisi Defenisi Stunting Stunting ... ... 66 2.2.
2.2. Penyebab Penyebab Stunting Stunting ... ... 88 2.3 Faktor
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinyang Mempengaruhi Terjadinya Stunting ...ya Stunting ... 9.. 9 2.4. Penilaian
2.4. Penilaian Stunting secara Stunting secara Antropometri...Antropometri... 11... 11 2.5.
2.5. Dampak Dampak Stunting Stunting ... ... 1212 2.6.
2.6. Cara Cara Mencegah Mencegah Stunting ...Stunting ... 12... 12 2.7. Penanggulangan dan
2.7. Penanggulangan dan pencegahan Stunting papencegahan Stunting pada Bayi ...da Bayi ... 14... 14 Penanggulangan stunting
Penanggulangan stunting pada pada pertumbuhan bapertumbuhan bayi yi ... 14.... 14 2.8.
2.8. Penatalaksaan ...Penatalaksaan ... ... 1818 2.9
2.9 Peran perawat pada Peran perawat pada anak stunting anak stunting ... 19... 19 2.10. Usaha
2.10. Usaha Pemerintah Pemerintah dalam dalam Masalah Masalah Stunting Stunting ... 21.... 21 BAB
BAB III III ... 26... 26 PENUTUP ...
PENUTUP ... ... 2626 3.1
3.1 Kesimpulan Kesimpulan ... ... 2626 3.2
3.2 Saran ...Saran ... ... 2727 DAFTAR
DAFTAR PUSTAKA PUSTAKA ... ... 2828
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan penyusunan makalah tentan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan penyusunan makalah tentang g ““
Masalah Kesehatan Anak dalam Sistem Layanan Kesehatan
Masalah Kesehatan Anak dalam Sistem Layanan Kesehatan” sesuai dengan batas” sesuai dengan batas waktu yang di rencanakan.
waktu yang di rencanakan.
Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah anak Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah anak pada
pada Program Program Studi Studi Profesi Profesi Ners Ners Keperawatan Keperawatan Semarang Semarang Politeknik Politeknik KesehatanKesehatan Kementrian Kesehatan Semarang. Penulis menyadari bahwa kegiatan penulisan Kementrian Kesehatan Semarang. Penulis menyadari bahwa kegiatan penulisan makalah ini dapat diselesaikan berkat adanya dukungan dan masukan dari makalah ini dapat diselesaikan berkat adanya dukungan dan masukan dari berbagai
berbagai pihak, pihak, oleh oleh karena karena itu itu pada pada kesempatan kesempatan ini ini penulis penulis menyampaikan menyampaikan rasarasa hormat dan terima kasih kepada :
hormat dan terima kasih kepada : 1.
1. Bapak Marsum BE, S. Pd, MHP selaku Direktur Politeknik KesehatanBapak Marsum BE, S. Pd, MHP selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
Kementrian Kesehatan Semarang.
2.
2. Bapak Suharto, S. Pd., MN selaku Ketua Jurusan Keperawatan PoliteknikBapak Suharto, S. Pd., MN selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
3.
3. Bapak Shobirun, MN selaku Ketua Program Studi Profesi Ners KeperawatanBapak Shobirun, MN selaku Ketua Program Studi Profesi Ners Keperawatan Semarang Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
Semarang Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
4.
4. Ibu Lucia Endang H. YK, S.Kep, MN selaku Dosen Pengampu Mata KuliahIbu Lucia Endang H. YK, S.Kep, MN selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Anak yang telah memberikan wawasannya serta ilmu bermanfaat.
Anak yang telah memberikan wawasannya serta ilmu bermanfaat.
Semoga hasil makalah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan.
Semoga hasil makalah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan.
Semarang,
Semarang, Juli Juli 20192019
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 1.1 Latar belakang Balita pendek (
Balita pendek ( stunting stunting ) merupakan keadaan tubuh yang pendek dan sangat) merupakan keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek
pendek hingga hingga melampauimelampaui defisit defisit -2 SD dibawah median panjang atau tinggi -2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan.
badan. StuntingStunting dapat di diagnosis melalui indeks antropometri tinggi badandapat di diagnosis melalui indeks antropometri tinggi badan menurut umur
menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra danyang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan
pasca persalinan dengan indikasi dengan indikasi kekurangan gizi kekurangan gizi jangka panjang, akibat jangka panjang, akibat dari gizidari gizi yang tidak memadai.
yang tidak memadai. StuntingStunting merupakan pertumbuhan linear yang gagal untukmerupakan pertumbuhan linear yang gagal untuk mencapai potensi genetik
mencapai potensi genetik sebagai akibat dari pola sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan penyakitmakan yang buruk dan penyakit infeksi (ACC/SCN, 2000).
infeksi (ACC/SCN, 2000).
Stunting
Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupanadalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa individu yang sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa individu yang stunting
stunting memiliki tingkat kematian lebih tinggi dari berbagai penyebab dan memiliki tingkat kematian lebih tinggi dari berbagai penyebab dan terjadinya peningkatan penyakit.
terjadinya peningkatan penyakit. Stunting Stunting akan mempengaruhi kinerja pekerjaan akan mempengaruhi kinerja pekerjaan fisik dan fungsi mental dan intelektual akan terganggu (Mann dan Truswell, fisik dan fungsi mental dan intelektual akan terganggu (Mann dan Truswell, 2002). Hal ini juga didukung oleh Jackson dan Calder (2004) yang menyatakan 2002). Hal ini juga didukung oleh Jackson dan Calder (2004) yang menyatakan bahwa
bahwa stunting stunting berhubungan dengan gangguan fungsi kekebalan dan berhubungan dengan gangguan fungsi kekebalan dan meningkatkan risiko kematian. Di Indonesia, diperkirakan 7,8 juta anak meningkatkan risiko kematian. Di Indonesia, diperkirakan 7,8 juta anak mengalami
mengalami stunting stunting , data ini berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh UNICEF, data ini berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh UNICEF dan memposisikan Indonesia masuk ke dalam 5 besar negara dengan jumlah anak dan memposisikan Indonesia masuk ke dalam 5 besar negara dengan jumlah anak yang mengalami
yang mengalami stunting stunting tinggi (UNICEF, 2007). Hasil Riskesdas 2010, secara tinggi (UNICEF, 2007). Hasil Riskesdas 2010, secara
nasional prevalensi kependekan pada anak umur 2-5 tahun di Indonesia adalah nasional prevalensi kependekan pada anak umur 2-5 tahun di Indonesia adalah 35,6 % yang terdiri dari
35,6 % yang terdiri dari 15,1 % sangat pendek dan 20 15,1 % sangat pendek dan 20 % pendek.% pendek.
1.2 Rumusan Masalah 1.2 Rumusan Masalah
a.
a. Apa pengertian stunting ?Apa pengertian stunting ? b.
b. Apa saja penyebab stunting ?Apa saja penyebab stunting ? c.
c. Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinyaApa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting stunting ? ? d.
d. Bagaimana penilaian Stunting secara Antropometri ?Bagaimana penilaian Stunting secara Antropometri ? e.
e. Apa dampak stunting ?Apa dampak stunting ? f.
f. Bagaimana cara mencegah stunting ?Bagaimana cara mencegah stunting ? g.
g. Apa penanggulangan dan pencegahan stunting pada bayi ?Apa penanggulangan dan pencegahan stunting pada bayi ? h.
h. Apa saja pengobatan pada stunting ?Apa saja pengobatan pada stunting ? i.
i. Apa saja peran perawat dalam stunting?Apa saja peran perawat dalam stunting?
1.3 Tujuan penulisan 1.3 Tujuan penulisan
a.
a. Untuk menjelaskan pengertian sunting.Untuk menjelaskan pengertian sunting.
b.
b. Untuk mengetahui penyebab stunting.Untuk mengetahui penyebab stunting.
c.
c. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting.Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting.
d.
d. Untuk mengetahui bagaimana penilaian pada stunting secara Atropometri.Untuk mengetahui bagaimana penilaian pada stunting secara Atropometri.
e.
e. Untuk mengetahui dampak stunting.Untuk mengetahui dampak stunting.
f.
f. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah stunting.Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah stunting.
g.
g. Untuk mengetahui cara penanggulangan dan pencegahan stunting padaUntuk mengetahui cara penanggulangan dan pencegahan stunting pada bayi.
bayi.
h.
h. Untuk mengetahui pengobatan pada stunting.Untuk mengetahui pengobatan pada stunting.
i.
i. Untuk mengetahui peran perawat dalam stuntingUntuk mengetahui peran perawat dalam stunting
BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN
2.1. Defenisi Stunting 2.1. Defenisi Stunting
Stunting merupakan istilah para nutrinis untuk penyebutan anak yang Stunting merupakan istilah para nutrinis untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting tumbuh tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan referensi internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak
anak – – anak lain seusianya (MCN, 2009). Stunting adalah tinggi badan yang anak lain seusianya (MCN, 2009). Stunting adalah tinggi badan yang kurang
kurang menurut menurut umur umur (2SD), (2SD), ditandai ditandai dengan dengan terlambatnya terlambatnya pertumbuhan pertumbuhan anakanak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunting merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan sehat sesuai usia anak. Stunting merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan
pertumbuhan dimasa dimasa lalu lalu dan dan digunakan digunakan sebagai sebagai indikator indikator jangka jangka panjang panjang untukuntuk gizi kurang pada anak.
gizi kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan
pasca persalinan dengan indikasi dengan indikasi kekurangan gizi jakekurangan gizi jangka panjang, akibat ngka panjang, akibat dari gizidari gizi yang tidak memadai dan atau kesehatan. Stunting merupakan pertumbuhan linier yang tidak memadai dan atau kesehatan. Stunting merupakan pertumbuhan linier yang gagal untuk mencapai potensi genetic sebagai akibat dari pola makan yang yang gagal untuk mencapai potensi genetic sebagai akibat dari pola makan yang buruk
buruk dan dan penyakit penyakit (ACC/SCN, (ACC/SCN, 2000). 2000). Stunting Stunting didefinisikan didefinisikan sebagai sebagai indikatorindikator status gizi TB/U sama dengan atau kurang dari minus dua standar deviasi (-2 SD) status gizi TB/U sama dengan atau kurang dari minus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-rata standar atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibawah rata-rata standar atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak
dibandingkan dengan anak – – anak lain seusianya (MCN, 2009) (WHO, 2006). Ini anak lain seusianya (MCN, 2009) (WHO, 2006). Ini adalah indikator kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis yang memberikan adalah indikator kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis yang memberikan gambaran gizi pada masa lalu dan yang dipengaruhi lingkungan dan keadaan gambaran gizi pada masa lalu dan yang dipengaruhi lingkungan dan keadaan sosial ekonomi.
sosial ekonomi.
Prevalensi stunting bayi berusia di bawah lima tahun (balita) Indonesia Prevalensi stunting bayi berusia di bawah lima tahun (balita) Indonesia pada 2015
pada 2015 sebesar sebesar 36,4%. Artin36,4%. Artinya lebih ya lebih dari dari sepertiga sepertiga atau atau sekitar sekitar 8,8 j8,8 juta uta balitabalita mengalami masalah gizi di mana tinggi badannya di bawah standar sesuai mengalami masalah gizi di mana tinggi badannya di bawah standar sesuai usianya. Stunting
usianya. Stunting tersebut berada tersebut berada di atas ambang ydi atas ambang yang ditetapkan WHO ang ditetapkan WHO sebesarsebesar 20%. Prevalensi stunting/kerdil balita Indonesia ini terbesar kedua di kawasan 20%. Prevalensi stunting/kerdil balita Indonesia ini terbesar kedua di kawasan Asia Tenggara di bawah Laos yang mencapai 43,8%. Namun, berdasarkan Asia Tenggara di bawah Laos yang mencapai 43,8%. Namun, berdasarkan Pantauan Status Gizi (PSG) 2017, balita yang mengalami stunting tercatat sebesar Pantauan Status Gizi (PSG) 2017, balita yang mengalami stunting tercatat sebesar 26,6%. Angka tersebut terdiri dari 9,8% masuk kategori sangat pendek dan 19,8%
26,6%. Angka tersebut terdiri dari 9,8% masuk kategori sangat pendek dan 19,8%
kategori pendek. Dalam 1.000 hari pertama sebenarnya merupakan usia emas bayi kategori pendek. Dalam 1.000 hari pertama sebenarnya merupakan usia emas bayi tetapi kenyataannya masih banyak balita usia 0-59 bulan pertama justru tetapi kenyataannya masih banyak balita usia 0-59 bulan pertama justru mengalami masalah gizi.Guna menekan masalah gizi balita, pemerintah mengalami masalah gizi.Guna menekan masalah gizi balita, pemerintah melakukan gerakan nasional pencegahan stunting dan kerjasama kemitraan multi melakukan gerakan nasional pencegahan stunting dan kerjasama kemitraan multi
sektor. Tim Nasional Percepatan Penanggulanan Kemiskinan (TNP2K) sektor. Tim Nasional Percepatan Penanggulanan Kemiskinan (TNP2K) menerapkan 160 kabupaten prioritas penurunan stunting. Berdasarkan Riset menerapkan 160 kabupaten prioritas penurunan stunting. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, terdapat 15 kabupaten/kota dengan prevalensi Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, terdapat 15 kabupaten/kota dengan prevalensi stunting di atas 50%.
stunting di atas 50%.
Namun,
Namun, berdasarkan berdasarkan Pantauan Pantauan Status Status Gizi Gizi (PSG) (PSG) 2017, 2017, balita balita yangyang mengalami stunting tercatat sebesar 26,6%. Angka tersebut terdiri dari 9,8%
mengalami stunting tercatat sebesar 26,6%. Angka tersebut terdiri dari 9,8%
masuk kategori sangat pendek dan 19,8% kategori pendek. Dalam 1.000 hari masuk kategori sangat pendek dan 19,8% kategori pendek. Dalam 1.000 hari pertama sebenarnya mer
pertama sebenarnya merupakan usia emas upakan usia emas bayi tetapi bayi tetapi kenyataannya masih banyakkenyataannya masih banyak balita
balita usia usia 0-59 0-59 bulan bulan pertama pertama justru justru mengalami mengalami masalah masalah gizi. gizi. Guna Guna menekanmenekan masalah gizi balita, pemerintah melakukan gerakan nasional pencegahan stunting masalah gizi balita, pemerintah melakukan gerakan nasional pencegahan stunting dan kerjasama kemitraan multi sektor. Tim Nasional Percepatan Penanggulanan dan kerjasama kemitraan multi sektor. Tim Nasional Percepatan Penanggulanan Kemiskinan (TNP2K) menerapkan 160 kabupaten prioritas penurunan stunting.
Kemiskinan (TNP2K) menerapkan 160 kabupaten prioritas penurunan stunting.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, terdapat 15 kabupaten/kota Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, terdapat 15 kabupaten/kota dengan prevalensi stunting di atas 50%.
dengan prevalensi stunting di atas 50%.
2.2. Penyebab Stunting 2.2. Penyebab Stunting
Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses
proses kumulatif kumulatif yang teyang terjadi rjadi sejak sejak kehamilan, kehamilan, masa masa kanak-kanak kanak-kanak dan dan sepanjangsepanjang siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan. Faktor dan peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. I
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamilbu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga dan meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunted (Allen and Gillespie, 2001). Gizi buruk kronis (stunting) tidak hanya stunted (Allen and Gillespie, 2001). Gizi buruk kronis (stunting) tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja seperti yang telah dijelaskan diatas, tetapi disebabkan oleh satu faktor saja seperti yang telah dijelaskan diatas, tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor tersebut saling berhubungan disebabkan oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu sama lainnnya.
satu sama lainnnya.
Terdapat tiga faktor utama penyebab stunting yaitu sebagai berikut : Terdapat tiga faktor utama penyebab stunting yaitu sebagai berikut : 1.
1. Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalamgizi dalam makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).
makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).
2.
2. Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR), 3.
3. Riwayat penyakit.Riwayat penyakit.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Stunting 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Stunting
Beberapa faktor yang terkait dengan kejadian stunted antara lain Beberapa faktor yang terkait dengan kejadian stunted antara lain kekurangan energi dan protein, sering mengalami penyakit kronis, praktek kekurangan energi dan protein, sering mengalami penyakit kronis, praktek pemberian
pemberian makan makan yang yang tidak tidak sesuai sesuai dan dan faktor faktor kemiskinan. kemiskinan. Prevalensi Prevalensi stuntedstunted meningkat dengan bertambahnya usia, peningkatan terjadi dalam dua tahun meningkat dengan bertambahnya usia, peningkatan terjadi dalam dua tahun pertama
pertama kehidupan, kehidupan, proses proses pertumbuhan pertumbuhan anak anak masa masa lalu lalu mencerminkan mencerminkan standarstandar gizi dan kesehatan.
gizi dan kesehatan.
Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunted dan Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunted dan pengaruhnya antara lain sebagai berikut :
pengaruhnya antara lain sebagai berikut :
1.
1. Anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enamAnak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan,
bulan, akan akan mengalami mengalami stunted stunted lebih lebih berat berat menjelang menjelang usia usia dua dua tahun.tahun.
Stunted yang
Stunted yang parah pada parah pada anak-anak akan anak-anak akan terjadi deficit terjadi deficit jangka panjangka panjangjang dalam
dalam perkembangan perkembangan fisik fisik dan dan mental mental sehingga sehingga tidak tidak mampu mampu untukuntuk belajar
belajar secara secara optimal optimal di di sekolah, sekolah, dibandingkan anak- dibandingkan anak- anak anak dengan tdengan tinggiinggi badan
badan normal. normal. Anak-anak Anak-anak dengan dengan stunted stunted cenderung cenderung lebih lebih lama lama masukmasuk sekolah dan lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak-anak sekolah dan lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak-anak dengan
dengan status gstatus gizi bizi baik. aik. Hal Hal ini ini memberikan memberikan konsekuensi konsekuensi terhadapterhadap kesuksesan anak
kesuksesan anak dalam dalam kehidupannya kehidupannya dimasa yang akan dimasa yang akan datang.datang.
2.
2. Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembanangan anak.Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembanangan anak.
Faktor dasar yang menyebabkan stunted dapat mengganggu pertumbuhan Faktor dasar yang menyebabkan stunted dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan intelektual. Penyebab dari stunted adalah bayi berat dan perkembangan intelektual. Penyebab dari stunted adalah bayi berat lahir rendah,
lahir rendah, ASI yang ASI yang tidak memadai, tidak memadai, makanan makanan tambahan yang tambahan yang tidaktidak sesuai, diare berulang, dan infeksi pernapasan. Berdasarkan penelitian sesuai, diare berulang, dan infeksi pernapasan. Berdasarkan penelitian sebagian besar anak-anak dengan stunted mengkonsumsi makanan yang sebagian besar anak-anak dengan stunted mengkonsumsi makanan yang berada
berada di di bawah bawah ketentuan ketentuan rekomendasi rekomendasi kadar kadar gizi, gizi, berasal berasal dari dari keluargakeluarga miskin dengan jumlah keluarga banyak, bertempat tinggal di wilayah miskin dengan jumlah keluarga banyak, bertempat tinggal di wilayah pinggiran kota dan ko
pinggiran kota dan komunitas pedesaan.munitas pedesaan.
3.
3. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapatPengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat mengganggu pertumb
mengganggu pertumbuhan dan perkembanguhan dan perkembangan kognitif yang an kognitif yang kurang. Anakkurang. Anak stunted pada usia lima tahun cenderung menetapsepanjang hidup, stunted pada usia lima tahun cenderung menetapsepanjang hidup, kegagalan pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada masa remaja dan kegagalan pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada masa remaja dan kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa
kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa yang stunted dan mempengaruhiyang stunted dan mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan produktivitas, sehingga meningkatkan secara langsung pada kesehatan dan produktivitas, sehingga meningkatkan
peluang melahirkan anak
peluang melahirkan anak dengan BBLR. Stundengan BBLR. Stunted terutama berbahaya padated terutama berbahaya pada perempuan,
perempuan, karena karena lebih lebih cenderung cenderung menghambat menghambat dalam dalam prosesproses pertumbuhan dan berisiko lebih b
pertumbuhan dan berisiko lebih besar meninggal saat melahirkan.esar meninggal saat melahirkan.
2.4. Penilaian Stunting secara Antropometri 2.4. Penilaian Stunting secara Antropometri
Untuk menentukan stunted pada anak dilakukan dengan cara pengukuran.
Untuk menentukan stunted pada anak dilakukan dengan cara pengukuran.
Pengukuran tinggi badan menurut umur dilakukan pada anak usia di atas 2 tahun.
Pengukuran tinggi badan menurut umur dilakukan pada anak usia di atas 2 tahun.
Antropometri
Antropometri merupakan merupakan ukuran ukuran dari dari tubuh, tubuh, sedangkan sedangkan antropometri antropometri gizi gizi adalahadalah jenis pengukuran dar
jenis pengukuran dari beberapa i beberapa bentuk tubuh dan bentuk tubuh dan komposisi tubuh komposisi tubuh menurut umurmenurut umur dan tingkatan gizi, yang digunakan untuk mengetahui ketidakseimbangan protein dan tingkatan gizi, yang digunakan untuk mengetahui ketidakseimbangan protein dan energi. Antropometri dilakukan untuk pengukuran pertumbuhan tinggi badan dan energi. Antropometri dilakukan untuk pengukuran pertumbuhan tinggi badan dan berat badan (Gibson, 2005).
dan berat badan (Gibson, 2005).
Standar digunakan untuk standarisasi pengukuran berdasarkan Standar digunakan untuk standarisasi pengukuran berdasarkan rekomendasi NCHS dan WHO. Standarisasi pengukuran ini membandingkan rekomendasi NCHS dan WHO. Standarisasi pengukuran ini membandingkan pengukuran anak dengan median,
pengukuran anak dengan median, dan standar deviadan standar deviasi atau si atau Z-score untuk Z-score untuk usia danusia dan jenis
jenis kelamin kelamin yang yang sama sama pada pada anak- anak- anak. anak. Z-score Z-score adalah adalah unit unit standar standar deviasideviasi untuk mengetahui perbedaan antara nilai individu dan nilai tengah (median) untuk mengetahui perbedaan antara nilai individu dan nilai tengah (median) populasi refer
populasi referent ent untuk usia/tinggi untuk usia/tinggi yang sama, yang sama, dibagi dengan dibagi dengan standar standar deviasi deviasi daridari nilai populasi rujukan. Beberapa keuntungan penggunaan Z-score antara lain nilai populasi rujukan. Beberapa keuntungan penggunaan Z-score antara lain untuk mengiidentifikasi nilai yang tepat dalam distribusi perbedaan indeks dan untuk mengiidentifikasi nilai yang tepat dalam distribusi perbedaan indeks dan perbedaan
perbedaan usia, usia, juga juga memberikan memberikan manfaat manfaat untuk untuk menarik menarik kesimpulan kesimpulan secarasecara statistik dari pengukuran antropometri.
statistik dari pengukuran antropometri.
Indikator antropometrik seperti tinggi badan menurut umur (stunted) Indikator antropometrik seperti tinggi badan menurut umur (stunted) adalah penting dalam mengevaluasi kesehatan dan status gizi anak-anak pada adalah penting dalam mengevaluasi kesehatan dan status gizi anak-anak pada wilayah dengan banyak masalah gizi buruk. Dalam menentukan klasifikasi gizi wilayah dengan banyak masalah gizi buruk. Dalam menentukan klasifikasi gizi
kurang dengan stunted sesuai dengan ”Cut off point”, dengan penilaian Z
kurang dengan stunted sesuai dengan ”Cut off point”, dengan penilaian Z-score,-score, dan pengukuran pada anak balita berdasarkan tinggi badan menurut Umur (TB/U) dan pengukuran pada anak balita berdasarkan tinggi badan menurut Umur (TB/U) Standar baku WHO-NCHS berikut (Sumber WHO 2006).
Standar baku WHO-NCHS berikut (Sumber WHO 2006).
2.5. Dampak Stunting 2.5. Dampak Stunting
Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga prestasi
prestasi belajar belajar menjadi menjadi rendah rendah dan dan tidak tidak dapat dapat melanjutkan melanjutkan sekolah. sekolah. BilaBila mencari pekerjaan,
mencari pekerjaan, peluang gagpeluang gagal tes wal tes wawancara pekerjaan awancara pekerjaan menjadi besar menjadi besar dandan tidak mendapat pekerjaan yang baik, yang berakibat penghasilan rendah tidak mendapat pekerjaan yang baik, yang berakibat penghasilan rendah (economic productivity hypothesis) dan tidak dapat mencukupi kebutuhan (economic productivity hypothesis) dan tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan.
pangan. Karena Karena itu itu anak anak yang yang menderita menderita stunting stunting berdampak berdampak tidak tidak hanya hanya padapada fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan, produktivitas dan fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan, produktivitas dan prestasinya kelak
prestasinya kelak setelah dewasa, setelah dewasa, sehingga akan sehingga akan menjadi beban negara. menjadi beban negara. Selain ituSelain itu dari aspek estetika, seseorang yang tumbuh proporsional akan kelihatan lebih dari aspek estetika, seseorang yang tumbuh proporsional akan kelihatan lebih menarik dari yang tubuhnya pendek.
menarik dari yang tubuhnya pendek.
Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko meningkatnya angka kematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan motorik meningkatnya angka kematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan motorik yang rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen & Gillespie, yang rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen & Gillespie, 2001). Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini 2001). Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya dan sulit diperbaiki. Masalah akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya dan sulit diperbaiki. Masalah stunting menunjukkan ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu panjang, yaitu stunting menunjukkan ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu panjang, yaitu kurang energi dan protein, juga beberapa zat gizi mikro.
kurang energi dan protein, juga beberapa zat gizi mikro.
2.6. Cara Mencegah Stunting 2.6. Cara Mencegah Stunting Mencegah Stunting pada Balita Mencegah Stunting pada Balita
Berbagai upaya telah kita lakukan dalam mencegah dan menangani masalah Berbagai upaya telah kita lakukan dalam mencegah dan menangani masalah gizi di masyarakat. Memang ada hasilnya, tetapi kita masih harus bekerja keras gizi di masyarakat. Memang ada hasilnya, tetapi kita masih harus bekerja keras untuk menurunkan prevalensi balita pendek sebesar 2,9% agar target MD’s tahun untuk menurunkan prevalensi balita pendek sebesar 2,9% agar target MD’s tahun 2014 tercapai yang berdampak pada turunnya prevalensi gizi kurang pada balita 2014 tercapai yang berdampak pada turunnya prevalensi gizi kurang pada balita kita.
kita.
Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan dengan Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan dengan bertambahnya
bertambahnya umur, umur, namun namun pertambahan pertambahan tinggi tinggi badan badan relatif relatif kurang kurang sensitifsensitif terhadap kurang gizi dalam waktu singkat. Jika terjadi gangguan pertumbuhan terhadap kurang gizi dalam waktu singkat. Jika terjadi gangguan pertumbuhan tinggi badan pada balita, maka untuk mengejar pertumbuhan tinggi badan tinggi badan pada balita, maka untuk mengejar pertumbuhan tinggi badan optimalnya masih bisa diupayakan, sedangkan anak usia sekolah sampai remaja optimalnya masih bisa diupayakan, sedangkan anak usia sekolah sampai remaja relatif kecil kemungkinannya. Maka peluang besar untuk mencegah stunting relatif kecil kemungkinannya. Maka peluang besar untuk mencegah stunting dilakukan sedini mungkin. dengan mencegah faktor resiko gizi kurang baik pada dilakukan sedini mungkin. dengan mencegah faktor resiko gizi kurang baik pada remaja putri, wanita usia subur (WUS), ibu hamil maupun pada balita. Selain itu, remaja putri, wanita usia subur (WUS), ibu hamil maupun pada balita. Selain itu, menangani balita yang dengan tinggi dan berat ba
menangani balita yang dengan tinggi dan berat badan rendah yang beresiko terjadidan rendah yang beresiko terjadi stunting, serta terhadap balita yang telah stunting agar tidak semakin berat.
stunting, serta terhadap balita yang telah stunting agar tidak semakin berat.
Kejadian balita stunting dapat diputus mata rantainya sejak janin dalam Kejadian balita stunting dapat diputus mata rantainya sejak janin dalam kandungan dengan cara melakukan pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil, kandungan dengan cara melakukan pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil, artinya setiap ibu hamil harus mendapatkan makanan yang cukup gizi, artinya setiap ibu hamil harus mendapatkan makanan yang cukup gizi, mendapatkan suplementasi zat gizi (tablet Fe), dan terpantau kesehatannya. Selain mendapatkan suplementasi zat gizi (tablet Fe), dan terpantau kesehatannya. Selain itu setiap bayi baru lahir hanya mendapat ASI saja sampai umur 6 bulan itu setiap bayi baru lahir hanya mendapat ASI saja sampai umur 6 bulan (eksklusif) dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI (MPASI) (eksklusif) dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya. Ibu nifas selain mendapat makanan cukup yang cukup jumlah dan kualitasnya. Ibu nifas selain mendapat makanan cukup gizi, juga diberi suplementasi zat gizi berupa kapsul vitamin A. Kejadian stunting gizi, juga diberi suplementasi zat gizi berupa kapsul vitamin A. Kejadian stunting pada
pada balita balita yang yang bersifat bersifat kronis kronis seharusnya seharusnya dapat dapat dipantau dipantau dan dan dicegah dicegah apabilaapabila
pemantauan
pemantauan pertumbuhan pertumbuhan balita balita dilaksanakan dilaksanakan secara secara rutin rutin dan dan benar. benar. MemantauMemantau pertumbuhan
pertumbuhan balita balita di di posyandu posyandu merupakan merupakan upaya upaya yang yang sangat sangat strategis strategis untukuntuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan, sehingga dapat dilakukan mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan, sehingga dapat dilakukan pencegahan terjadinya balita stunting.
pencegahan terjadinya balita stunting.
Bersama dengan sektor lain meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan dan Bersama dengan sektor lain meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan dan penyediaan
penyediaan sarana sarana prasarana prasarana dan dan akses akses keluarga keluarga terhadap terhadap sumber sumber air air terlindung,terlindung, serta pemukiman y
serta pemukiman yang layak. ang layak. Juga meningkatkan Juga meningkatkan akses akses keluarga terhadap keluarga terhadap dayadaya beli
beli pangan pangan dan dan biaya biaya berobat berobat bila bila sakit sakit melalui melalui penyediaan penyediaan lapangan lapangan kerja kerja dandan peningkatan
peningkatan pendapatan. pendapatan. Peningkatan Peningkatan pendidikan pendidikan ayah ayah dan dan ibu ibu yang yang berdampakberdampak pada
pada pengetahuan pengetahuan dan dan kemampuan kemampuan dalam dalam penerapan penerapan kesehatan kesehatan dan dan gizigizi keluarganya, sehingga anak berada dalam keadaan status gizi yang baik.
keluarganya, sehingga anak berada dalam keadaan status gizi yang baik.
Mempermudah akses keluarga terhadap informasi dan penyediaan informasi Mempermudah akses keluarga terhadap informasi dan penyediaan informasi tentang kesehatan dan gizi anak yang mudah dimengerti dan dilaksanakan oleh tentang kesehatan dan gizi anak yang mudah dimengerti dan dilaksanakan oleh setiap keluarga juga merupakan cara yang efektif dalam mencegah terjadinya setiap keluarga juga merupakan cara yang efektif dalam mencegah terjadinya balita stunting.
balita stunting.
2.7. Penanggulangan dan pencegahan Stunting pada Bayi 2.7. Penanggulangan dan pencegahan Stunting pada Bayi
a. Penanggulangan stunting pada pertumbuhan bayi a. Penanggulangan stunting pada pertumbuhan bayi
Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama kehidupan, yaitu:
pertama kehidupan, yaitu:
1.
1. Pada ibu hamilPada ibu hamil
Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam mengatasi
dalam mengatasi stunting. Istunting. Ibu bu hamil perlu hamil perlu mendapat makanan mendapat makanan yangyang baik,
baik, sehingga sehingga apabila apabila ibu ibu hamil hamil dalam dalam keadaan keadaan sangat sangat kurus kurus atauatau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan
makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut. Setiap ibu hamil perlu makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut. Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan.
mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan.
Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit.
Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit.
2.
2. Pada saat bayi lahirPada saat bayi lahir
Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Bayi sampai dengan usia 6 melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif).
bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif).
3.
3. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahunBayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun 4.
4. Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASIMulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 (MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A, taburia, tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A, taburia, imunisasi dasar lengkap.
imunisasi dasar lengkap.
·
· b. b. Pencegahan Pencegahan stunting stunting pada pada pertumbuhan pertumbuhan bayibayi 1.
1. Kebutuhan gizi masa hamilKebutuhan gizi masa hamil
Pada Seorang wanita dewasa yang sedang hamil, kebutuhan Pada Seorang wanita dewasa yang sedang hamil, kebutuhan gizinya dipergunakan untuk kegiatan rutin dalam proses metabolisme gizinya dipergunakan untuk kegiatan rutin dalam proses metabolisme tubuh,
tubuh, aktivitas aktivitas fisik, fisik, serta serta menjaga menjaga keseimbangan keseimbangan segala segala prosesproses dalam tubuh. Di samping proses yang rutin juga diperlukan energi dan dalam tubuh. Di samping proses yang rutin juga diperlukan energi dan gizi tambahan untuk pembentukan jaringan baru, yaitu janin, plasenta, gizi tambahan untuk pembentukan jaringan baru, yaitu janin, plasenta, uterus serta kelenjar mamae. Ibu hamil dianjurkan makan secukupnya uterus serta kelenjar mamae. Ibu hamil dianjurkan makan secukupnya saja,
saja, bervariasi sehingga kbervariasi sehingga kebutuhan akan ebutuhan akan aneka macam aneka macam zat gizi bisazat gizi bisa terpenuhi. Makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah terpenuhi. Makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah makanan yang mengandung zat pertumbuhan atau pembangun yaitu makanan yang mengandung zat pertumbuhan atau pembangun yaitu
protein,
protein, selama selama itu itu juga juga perlu perlu tambahan tambahan vitamin vitamin dan dan mineral mineral untukuntuk membantu proses pertumbuhan itu.
membantu proses pertumbuhan itu.
2.
2. Kebutuhan Kebutuhan Gizi IbGizi Ibu u saat Menyususaat Menyusuii
Jumlah makanan untuk ibu yang sedang menyusui lebih besar Jumlah makanan untuk ibu yang sedang menyusui lebih besar dibanding dengan ibu hamil, akan tetapi kualitasnya tetap sama. Pada dibanding dengan ibu hamil, akan tetapi kualitasnya tetap sama. Pada ibu menyusui diharapkan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan ibu menyusui diharapkan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berenergi
berenergi tinggi, tinggi, seperti seperti diisarankan diisarankan untuk untuk minum minum susu susu sapi, sapi, yangyang bermanfaat
bermanfaat untuk untuk mencegah mencegah kerusakan kerusakan gigi gigi serta serta tulang. tulang. Susu Susu untukuntuk memenuhi kebutuhan kalsium dan flour dalam ASI. Jika kekurangan memenuhi kebutuhan kalsium dan flour dalam ASI. Jika kekurangan unsur ini maka terjadi pembongkaran dari jaringan (deposit) dalam unsur ini maka terjadi pembongkaran dari jaringan (deposit) dalam tubuh tadi, akibatnya ibu akan mengalami kerusakan gigi. Kadar air tubuh tadi, akibatnya ibu akan mengalami kerusakan gigi. Kadar air dalam ASI sekitr 88 gr %. Maka ibu yang sedang menyusui dianjurkan dalam ASI sekitr 88 gr %. Maka ibu yang sedang menyusui dianjurkan untuk minum sebanyak 2
untuk minum sebanyak 2 – – 2,5 liter (8-10 gelas) air sehari, di samping2,5 liter (8-10 gelas) air sehari, di samping bisa juga ditambah dengan minum air b
bisa juga ditambah dengan minum air buah.uah.
3.
3. Kebutuhan Gizi Bayi 0Kebutuhan Gizi Bayi 0 – – 12 bulan 12 bulan Pada usia 0
Pada usia 0 – – 6 bulan sebaiknya bayi cukup diberi Air Susu Ibu 6 bulan sebaiknya bayi cukup diberi Air Susu Ibu (ASI). ASI adalah makanan terbaik bagi bayi mulai dari lahir sampai (ASI). ASI adalah makanan terbaik bagi bayi mulai dari lahir sampai kurang lebih umur 6 bulan. Menyusui sebaiknya dilakukan sesegara kurang lebih umur 6 bulan. Menyusui sebaiknya dilakukan sesegara mungkin setelah melahirkan. Pada usia ini sebaiknya bayi disusui mungkin setelah melahirkan. Pada usia ini sebaiknya bayi disusui selama minimal 20 menit pada masing-masing payudara hingga selama minimal 20 menit pada masing-masing payudara hingga payudara
payudara benar-benar benar-benar kosong. kosong. Apabila Apabila hal hal ini ini dilakukan dilakukan tanpatanpa membatasi waktu dan frekuensi menyusui,maka payudara akan membatasi waktu dan frekuensi menyusui,maka payudara akan memproduksi ASI sebanyak 800 ml bahkan hingga 1,5
memproduksi ASI sebanyak 800 ml bahkan hingga 1,5 – – 2 liter 2 liter perhari.
perhari.
4.
4. Kebutuhan Gizi Anak 1Kebutuhan Gizi Anak 1 – – 2 tahun 2 tahun
Ketika memasuki usia 1 tahun, laju pertumbuhan mulai melambat Ketika memasuki usia 1 tahun, laju pertumbuhan mulai melambat tetapi perkembangan motorik meningkat, anak mulai mengeksplorasi tetapi perkembangan motorik meningkat, anak mulai mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan cara berjalan kesana kemari, lompat, lari lingkungan sekitar dengan cara berjalan kesana kemari, lompat, lari dan sebagainya. Namun pada usia ini anak juga mulai sering dan sebagainya. Namun pada usia ini anak juga mulai sering mengalami gangguan kesehatan dan rentan terhadap penyakit infeks mengalami gangguan kesehatan dan rentan terhadap penyakit infeks seperti ISPA dan diare sehingga anak butuh zat gizi tinggi dan gizi seperti ISPA dan diare sehingga anak butuh zat gizi tinggi dan gizi seimbang agar
seimbang agar tumbuh kembtumbuh kembangnya optimal. angnya optimal. Pada usia ini Pada usia ini ASI tetapASI tetap diberikan.
diberikan. Pada Pada masa ini masa ini berikan berikan juga juga makanan makanan keluarga keluarga secarasecara bertahap
bertahap sesuai sesuai kemampuan kemampuan anak. anak. Variasi Variasi makanan makanan harusharus diperhatikan. Makanan yang diberikan tidak menggunakan penyedap, diperhatikan. Makanan yang diberikan tidak menggunakan penyedap, bumbu yang ta
bumbu yang tajam, zjam, zat pengawet at pengawet dan pewarna. dan pewarna. dari asdari asi karena i karena saat saat iniini hanya asi yang terbaik untuk buah hati anda tanpa efek samping
hanya asi yang terbaik untuk buah hati anda tanpa efek samping 5.
5. Zat Gizi Mikro yang Berperan untuk MenZat Gizi Mikro yang Berperan untuk Menghindari Stunting (Pendek)ghindari Stunting (Pendek) a.
a. KalsiumKalsium
Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi, pembekuan Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi, pembekuan darah dan kontraksi otot. Bahan makanan sumber kalsium antara lain : darah dan kontraksi otot. Bahan makanan sumber kalsium antara lain : ikan teri kering, belut, susu, keju, kacang-kacangan.
ikan teri kering, belut, susu, keju, kacang-kacangan.
b.
b. YodiumYodium
Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid mengatur metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
mengatur metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Yodium juga penting untuk mencegah gondok dan kekerdilan. Bahan Yodium juga penting untuk mencegah gondok dan kekerdilan. Bahan makanan sumber yodium : ikan la
makanan sumber yodium : ikan laut, udang, dan kerang.ut, udang, dan kerang.
c.
c. ZinkZink
Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka, fungsi Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka, fungsi kekebalan dan pengembangan fungsi reproduksi laki-laki. Bahan kekebalan dan pengembangan fungsi reproduksi laki-laki. Bahan makanan sumber zink : hati, kerang, telur dan kacang-kacangan.
makanan sumber zink : hati, kerang, telur dan kacang-kacangan.
d.
d. Zat BesiZat Besi
Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan otak, Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan otak, dan metabolisme energi. Sumber zat besi antara lain: hati, telur, ikan, dan metabolisme energi. Sumber zat besi antara lain: hati, telur, ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah-buahan.
kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah-buahan.
e.
e. Asam FolatAsam Folat
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan pertumbuhan
pertumbuhan sel, sel, memproduksi memproduksi sel sel darah darah merah merah dan dan mencegahmencegah anemia. Sumber asam folat antara lain : bayam, lobak, kacang- anemia. Sumber asam folat antara lain : bayam, lobak, kacang- kacangan, serealia dan sayur-sayuran.
kacangan, serealia dan sayur-sayuran.
2.8. Penatalaksaan 2.8. Penatalaksaan
Pengobatan pada stunting antara lain : Pengobatan pada stunting antara lain :
a.
a. KalsiumKalsium
Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi, pembekuan darah Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi, pembekuan darah dan kontraksi otot. Bahan makanan sumber kalsium antara lain ikan teri dan kontraksi otot. Bahan makanan sumber kalsium antara lain ikan teri kering, belut, susu, keju, kacang-kacangan.
kering, belut, susu, keju, kacang-kacangan.
b.
b. YodiumYodium
Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid mengatur metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Yodium mengatur metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Yodium juga
juga penting penting untuk untuk mencegah mencegah gondok gondok dan dan kekerdilan. kekerdilan. Bahan Bahan makananmakanan sumber yodium : ikan laut, udang, dan kerang.
sumber yodium : ikan laut, udang, dan kerang.
c.
c. ZinkZink
Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka, fungsi Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka, fungsi kekebalan dan pengembangan fungsi reproduksi laki-laki. Bahan makanan kekebalan dan pengembangan fungsi reproduksi laki-laki. Bahan makanan sumber zink : hati, kerang, telur dan kacang-kacangan.
sumber zink : hati, kerang, telur dan kacang-kacangan.
d.
d. Zat BesiZat Besi
Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan otak, dan Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan otak, dan metabolisme energi. Sumber zat besi antara lain: hati, telur, ikan, kacang- metabolisme energi. Sumber zat besi antara lain: hati, telur, ikan, kacang- kacangan, sayuran hijau dan buah-buahan.
kacangan, sayuran hijau dan buah-buahan.
e.
e. Asam FolatAsam Folat
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan pertumbuhan Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel, memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Sumber asam sel, memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Sumber asam folat antara lain : bayam, lobak, kacang-kacangan, serealia dan sayur- folat antara lain : bayam, lobak, kacang-kacangan, serealia dan sayur- sayuran.
sayuran.
2.9
2.9 Peran perawat Peran perawat pada anak pada anak stuntingstunting a.
a. Pemberi perawatanPemberi perawatan
Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga,kelompok atau masyarakat keperawatan kepada individu, keluarga,kelompok atau masyarakat sesuai dengan
sesuai dengan masalah yang masalah yang terjadi mulai terjadi mulai dari masalah yang dari masalah yang bersifatbersifat
pemberi
pemberi perawatan perawatan adalah adalah peran peran ketika ketika perawat perawat memenuhi memenuhi kebutuhankebutuhan dasar seperti memberi makan, membantu pasien melakukan ambulasi dasar seperti memberi makan, membantu pasien melakukan ambulasi dini.
dini.
b.
b. Sebagai Advocat keluargaSebagai Advocat keluarga
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk memebantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi memebantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai p
dari berbagai pemberi pelayanan dan emberi pelayanan dan informasi informasi yang dyang diperlukan untukiperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Peran perawat sebagai advocate keluarga yang diberikan kepadanya. Peran perawat sebagai advocate keluarga dapat ditunjukkan dengan memberikan penjelasan tentang prosedur dapat ditunjukkan dengan memberikan penjelasan tentang prosedur tindakan peng
tindakan pengukuran pertumbuukuran pertumbuhan linier yhan linier yang dicapai ang dicapai pada pra pada pra dandan pasca
pasca persalinan persalinan dengan dengan indikasi indikasi kekurangan kekurangan gizi gizi jangka jangka panjang,panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai.
akibat dari gizi yang tidak memadai.
c.
c. PendidikPendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga ilmu keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam kesehatan lainya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku keperawatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat merupakan salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai pendidik bagi individu, keluarga, harus bisa berperan sebagai pendidik bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberi penyuluhan kesehatan tentang kelompok dan masyarakat. Memberi penyuluhan kesehatan tentang penanganan stunting (bayi pendek) merupakan s
penanganan stunting (bayi pendek) merupakan salah satu alah satu contoh perancontoh peran perawat sebagai pendidik ( health educator ).
perawat sebagai pendidik ( health educator ).
d.
d. KonselingKonseling
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola
pola interaksi interaksi ini ini merupakan merupakan dasar dasar dalam dalam perencanaan perencanaan tindakantindakan keperawatan.
keperawatan. Konseling dKonseling diberikan iberikan kepada kepada individu, individu, keluarga keluarga dalamdalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa lalu. Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, lalu. Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi).
mengubah perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi).
2.10. Usaha Pemerintah dalam Masalah Stunting 2.10. Usaha Pemerintah dalam Masalah Stunting
Selama ini pemerintah sudah berusaha mengurangi Gizi buruk, terutama Selama ini pemerintah sudah berusaha mengurangi Gizi buruk, terutama pertumbuhan
pertumbuhan yang yang terhambat, terhambat, merupakan merupakan sebuah sebuah masalah masalah kesehatan kesehatan masyarakatmasyarakat yang utama di Indonesia. Untuk mengatasi tantangan itu, UNICEF mendukung yang utama di Indonesia. Untuk mengatasi tantangan itu, UNICEF mendukung sejumlah inisiatif di tahun 2012 untuk menciptakan lingkungan nasional yang sejumlah inisiatif di tahun 2012 untuk menciptakan lingkungan nasional yang kondusif untuk gizi. Ini meliputi peluncuran Gerakan Sadar Gizi Nasional kondusif untuk gizi. Ini meliputi peluncuran Gerakan Sadar Gizi Nasional (Scaling Up Nutrition
(Scaling Up Nutrition – – SUN) dan mendukung pengembangan regulasi tentang SUN) dan mendukung pengembangan regulasi tentang pemberian
pemberian ASI ASI eksklusif, eksklusif, rencana rencana nasional nasional untuk untuk mengendalikan mengendalikan gangguangangguan kekurangan iodine, panduan tentang pencegahan dan pengendalian parasit kekurangan iodine, panduan tentang pencegahan dan pengendalian parasit intestinal dan panduan tentang suplementasi multi
intestinal dan panduan tentang suplementasi multi-nutrient perempuan dan anak di-nutrient perempuan dan anak di Klaten, Jawa Tengah.
Klaten, Jawa Tengah.
Manajemen masyarakat tentang gizi buruk akut dan pemberian makan Manajemen masyarakat tentang gizi buruk akut dan pemberian makan bayi
bayi dan dan anak anak menjelma menjelma menjadi menjadi sebuah sebuah paket paket holistic holistic untuk untuk menangani menangani gizigizi buruk,
buruk, sementara sementara pengendalian pengendalian gizi gizi anak anak dan dan malaria malaria ditangani ditangani bersama bersama untukuntuk mencegah pertumbuhan yang terhambat (stunting) (Laporan Tahuna Unicef mencegah pertumbuhan yang terhambat (stunting) (Laporan Tahuna Unicef
pada balita
pada balita Stunting, Stunting, menurut Unicef menurut Unicef Indonesia perhatian khusus Indonesia perhatian khusus harus diberikanharus diberikan pada:
pada:
Penciptaan dan penguatan mekanisme koordinasi nasional dan daerah Penciptaan dan penguatan mekanisme koordinasi nasional dan daerah untuk mengimplementasikan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi, dan untuk untuk mengimplementasikan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi, dan untuk melakukan koordinasi dengan sektor-sektor non-gizi.
melakukan koordinasi dengan sektor-sektor non-gizi.
Pengembangan, pemantauan dan penegakan peraturan nasional untuk mengawasi Pengembangan, pemantauan dan penegakan peraturan nasional untuk mengawasi pemasaran
pemasaran produk produk pengganti pengganti ASI. ASI. Revisi Revisi standar standar minimal minimal pelayanan pelayanan kesehatankesehatan untuk mencakup aksi-aksi dan sasaran gizi,seperti aksi-aksi yang berhubungan untuk mencakup aksi-aksi dan sasaran gizi,seperti aksi-aksi yang berhubungan dengan konseling gizi, makanan pendamping ASI dan gizi ibu.
dengan konseling gizi, makanan pendamping ASI dan gizi ibu.
Penguatan sistem informasi kesehatan untuk meningkatkan keandalan Penguatan sistem informasi kesehatan untuk meningkatkan keandalan
data, promosi pengawasan suportif terhadap program kesehatan dan gizi, dan data, promosi pengawasan suportif terhadap program kesehatan dan gizi, dan promosi
promosi penggunaan penggunaan data data oleh oleh petugas petugas kesehatan kesehatan secara secara terus-menerus terus-menerus untukuntuk meningkatkan dampak program.
meningkatkan dampak program.
Penguatan program fortifikasi pangan nasional dengan memperbarui standar Penguatan program fortifikasi pangan nasional dengan memperbarui standar fortifikasiuntuk terigu, pengharusan fortifikasi minyak, dan peningkatan fortifikasiuntuk terigu, pengharusan fortifikasi minyak, dan peningkatan penegakan
penegakan legislasi legislasi yang yang ada; ada; tentang tentang iodisasi iodisasi garam. garam. Implementasi Implementasi langkah-langkah- langkah un
langkah untuk merekrut, tuk merekrut, mengembangkan mengembangkan dan mempertahankan dan mempertahankan ahli gizi ahli gizi yangyang memenuhi syarat, termasuk insentif bagi mereka yang bekerja di daerah-daerah memenuhi syarat, termasuk insentif bagi mereka yang bekerja di daerah-daerah yang kurang terlayani.
yang kurang terlayani.
Strategi nasional percepatan pencegahan stunting adalah melalui intervensi Strategi nasional percepatan pencegahan stunting adalah melalui intervensi gizi spesifik, intervensi gizi sensitif dan enabling-evironment (lingkungan yang gizi spesifik, intervensi gizi sensitif dan enabling-evironment (lingkungan yang mendukung). Intervensi gizi spesifik menyumbang sebesar 30% dalam mendukung). Intervensi gizi spesifik menyumbang sebesar 30% dalam menurunkan kasus stunting, intervensi ini ditunjukan kepada rumah tangga pada menurunkan kasus stunting, intervensi ini ditunjukan kepada rumah tangga pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dilakukan oleh sektor kesehatan, bersifat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dilakukan oleh sektor kesehatan, bersifat
jangka pendek, dan hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek. Sedangkan, jangka pendek, dan hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek. Sedangkan, intervensi gizi sensitif menyumbang sebesar 70% dalam menurunkan angka intervensi gizi sensitif menyumbang sebesar 70% dalam menurunkan angka stunting, dilakukan oleh sektor di luar kesehatan, dan sasarannya adalah stunting, dilakukan oleh sektor di luar kesehatan, dan sasarannya adalah masyarakat umum. Serta, lingkungan yang mendukung, ditujukan untuk faktor- masyarakat umum. Serta, lingkungan yang mendukung, ditujukan untuk faktor- faktor mendasar yang berhubungan dengan status gizi seperti pemerintah, faktor mendasar yang berhubungan dengan status gizi seperti pemerintah, pendapatan dan kesetaraan.
pendapatan dan kesetaraan.
Posyandu merupakan garda utama pelayanan kesehatan bayi dan balita di Posyandu merupakan garda utama pelayanan kesehatan bayi dan balita di masyarakat. Sesuai dengan tujuan dibentuknya posyandu adalah untuk percepatan masyarakat. Sesuai dengan tujuan dibentuknya posyandu adalah untuk percepatan penurunan Angka Kematian Ibu
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian Bayi (AKB) melaluimelalui pemberdayaan
pemberdayaan masyarakat, masyarakat, maka maka sasaran sasaran kegiatan kegiatan posyandu posyandu tidak tidak hanya hanya anakanak
balita saja, tetapi
balita saja, tetapi juga mulai dari ibu juga mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas. Kegiatanhamil, ibu menyusui, dan ibu nifas. Kegiatan yang dilakukan di posyandu terfokus pada pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak yang dilakukan di posyandu terfokus pada pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi dan pencegahan serta (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi dan pencegahan serta penanggulangan d
penanggulangan diare.iare.
Peran posyandu dalam penanggulangan stunting di Indonesia sangatlah Peran posyandu dalam penanggulangan stunting di Indonesia sangatlah penting,
penting, khususnya khususnya upaya upaya pencegahan pencegahan stunting stunting pada pada masa masa balita. balita. MelaluiMelalui pemantauan pertumbuhan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dan perkembangan bayi dan bayi dan balita balita yang dilakukan satuyang dilakukan satu bulan sekali
bulan sekali melalui melalui pengisian kurva pengisian kurva KMS, balita KMS, balita yang mengalami yang mengalami permasalahanpermasalahan pertumbuhan
pertumbuhan dapat dapat dideteksi dideteksi sedini sedini mungkin, mungkin, sehingga sehingga tidak tidak jatuh jatuh padapada permasalah pertumbuhan kronis atau stunting.
permasalah pertumbuhan kronis atau stunting.
Balita yang dideteksi mengalami gangguan pertumbuhan tentunya segera Balita yang dideteksi mengalami gangguan pertumbuhan tentunya segera ditindaklanjuti melalui rujukan ke fasilitas kesehatan Puskesmas/rumah sakit, atau ditindaklanjuti melalui rujukan ke fasilitas kesehatan Puskesmas/rumah sakit, atau segera mendapatkan Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE) terkait segera mendapatkan Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE) terkait penatalaksanaan gangguan pertumbuhan yang
penatalaksanaan gangguan pertumbuhan yang dialaminya oleh petdialaminya oleh petugas atau ugas atau kaderkader
posyandu,
posyandu, dan dan diberikan diberikan Pemberian Pemberian Makanan Makanan Tambahan Tambahan (PMT). (PMT). Anak Anak yangyang berpotensi mengalami
berpotensi mengalami stunting, tentunya stunting, tentunya akan mendapatkan akan mendapatkan evaluasi evaluasi untuk dicariuntuk dicari faktor penyebab dan risiko. Analisis faktor penyebab tentunya memerlukan peran faktor penyebab dan risiko. Analisis faktor penyebab tentunya memerlukan peran lintas sektor dan program, oleh karena itu balita yang memiliki potensi gangguan lintas sektor dan program, oleh karena itu balita yang memiliki potensi gangguan pertumbuhan selanjutn
pertumbuhan selanjutnya akan ya akan dilakukan kunjungan dilakukan kunjungan rumah rumah untuk menilauntuk menilai i faktor-faktor- faktor apa saja yang mempengaruhinya, termasuk faktor keluarga dan lingkungan.
faktor apa saja yang mempengaruhinya, termasuk faktor keluarga dan lingkungan.
Selain kegiatan pemantauan tumbuh kembang, juga disediakan kegiatan-kegiatan Selain kegiatan pemantauan tumbuh kembang, juga disediakan kegiatan-kegiatan yang bersifat diseminasi informasi tentang gizi seimbang dan ASI eksklusif di yang bersifat diseminasi informasi tentang gizi seimbang dan ASI eksklusif di posyandu,
posyandu, di di antaranya antaranya adalah adalah kegiatan kegiatan Kelompok Kelompok Pendukung Pendukung Ibu Ibu (KP (KP Ibu),Ibu), pemberian makanan bayi dan anak (PMBA), atau Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang pemberian makanan bayi dan anak (PMBA), atau Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang bertujuan meningkatkan
bertujuan meningkatkan pengetahuan, sipengetahuan, sikap kap dan dan perilaku perilaku positif positif ibu ibu balita balita dalamdalam mencegah stunting pada balitanya.
mencegah stunting pada balitanya.
Keseluruhan kegiatan tersebut merupakan suatu bentuk pemberdayaan Keseluruhan kegiatan tersebut merupakan suatu bentuk pemberdayaan masyarakat yang merangkum pelayanan kesehatan secara cycle of life, dimulai masyarakat yang merangkum pelayanan kesehatan secara cycle of life, dimulai dari proses kehamilan yang berkualitas, Program Perencanaan Persalinan dan dari proses kehamilan yang berkualitas, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), pemberikan ASI eksklusif (termasuk Inisiasi Pencegahan Komplikasi (P4K), pemberikan ASI eksklusif (termasuk Inisiasi Menyusu Dini), serta pemberian MP-ASI yang adekuat. Selain itu, di posyandu Menyusu Dini), serta pemberian MP-ASI yang adekuat. Selain itu, di posyandu terdapat kegiatan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA), yaitu layanan terdapat kegiatan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA), yaitu layanan pencegahan
pencegahan dehidrasi dehidrasi pada pada balita balita yang yang mengalami mengalami diare. diare. Bentuk Bentuk layanan layanan LROALROA berupa pemberian
berupa pemberian oralit, toralit, tablet zablet zinc seinc selama 10 lama 10 hari dan hari dan edukasi tentang edukasi tentang diare dandiare dan bahaya dehidrasi
bahaya dehidrasi pada balipada balita. ta. Seperti Seperti yang sudah yang sudah diketahui, bahwa diketahui, bahwa ada ada hubunganhubungan yang signifikan antara kejadian diare (terutama yang berulang) dengan kejadian yang signifikan antara kejadian diare (terutama yang berulang) dengan kejadian stunting pada anak balita.
stunting pada anak balita.
Pelaksanaan posyandu yang efektif sesuai
Pelaksanaan posyandu yang efektif sesuai dengan petunjuk teknis tentunyadengan petunjuk teknis tentunya akan menurunkan kejadian stunting pada balita, terutama optimalisasi di langkah akan menurunkan kejadian stunting pada balita, terutama optimalisasi di langkah IV dan V posyandu, yaitu pemberian penyuluhan kesehatan oleh kader dan IV dan V posyandu, yaitu pemberian penyuluhan kesehatan oleh kader dan pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan. Namun, pencapaian indikator kinerja pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan. Namun, pencapaian indikator kinerja Posyandu di Indonesia masih belum maksimal di antaranya adalah rendahnya Posyandu di Indonesia masih belum maksimal di antaranya adalah rendahnya jumlah kunjungan b
jumlah kunjungan balita ke Posyandu.alita ke Posyandu.
Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat orangtua membawa balitanya ke Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat orangtua membawa balitanya ke posyandu,
posyandu, terutama terutama di di daerah daerah perkotaan perkotaan karena karena faktor faktor kesibukan kesibukan atauatau ketidaktahuan orangtua terkait kegiatan di posyandu. Oleh karena itu, dibutuhkan ketidaktahuan orangtua terkait kegiatan di posyandu. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu upaya revitalisasi lintas program dan sektoral dalam meningkatkan kinerja suatu upaya revitalisasi lintas program dan sektoral dalam meningkatkan kinerja posyandu
posyandu di di wilayah, wilayah, sehingga sehingga posyandu posyandu secara secara nyata nyata dapat dapat mendorongmendorong penanggulangan stunting d
penanggulangan stunting di Indonesia.i Indonesia.
BAB III BAB III
PENUTUP PENUTUP
3.1 Kesimpulan 3.1 Kesimpulan
Stunting merupakan istilah para nutrinis untuk penyebutan anak yang Stunting merupakan istilah para nutrinis untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Anak-anak tumbuh tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak, riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan gizi pada anak, riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan riwayat penyakit. Untuk menentukan stunted pada anak dilakukan dengan cara riwayat penyakit. Untuk menentukan stunted pada anak dilakukan dengan cara pengukuran. Pengukuran tinggi
pengukuran. Pengukuran tinggi badan menurut badan menurut umur dilakukan umur dilakukan pada anak pada anak usia diusia di atas
atas 2 2 tahun. tahun. Adapun Adapun Standarisasi Standarisasi pengukuran pengukuran dari dari WHO WHO menggunakanmenggunakan pengukuran standar
pengukuran standar deviasi deviasi atau atau Z-score Z-score untuk usia untuk usia dan jdan jenis enis kelamin kelamin yang samayang sama pada anak- anak.
pada anak- anak.
Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga prestasi
prestasi belajar belajar menjadi menjadi rendah rendah dan dan tidak tidak dapat dapat melanjutkan melanjutkan sekolah. sekolah. BilaBila mencari pekerjaan,
mencari pekerjaan, peluang gagpeluang gagal tes wal tes wawancara pekerjaan awancara pekerjaan menjadi besar menjadi besar dandan tidak mendapat pekerjaan yang baik, yang berakibat penghasilan rendah tidak mendapat pekerjaan yang baik, yang berakibat penghasilan rendah (economic productivity hypothesis) dan tidak dapat mencukupi kebutuhan (economic productivity hypothesis) dan tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan.
pangan. Karena Karena itu itu anak anak yang yang menderita menderita stunting stunting berdampak berdampak tidak tidak hanya hanya padapada fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan, produktivitas dan fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan, produktivitas dan prestasinya kelak setelah dewasa, sehingga akan menjadi beban negara.
prestasinya kelak setelah dewasa, sehingga akan menjadi beban negara.
Pantauan Status Gizi (PSG) 2017, balita yang mengalami stunting tercatat Pantauan Status Gizi (PSG) 2017, balita yang mengalami stunting tercatat