• Tidak ada hasil yang ditemukan

penghormatan al-qur`an terhadap wanita - repository iiq

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "penghormatan al-qur`an terhadap wanita - repository iiq"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENGHORMATAN AL-QUR`AN TERHADAP WANITA

(Studi Komparatif Kitab Tafsir Al-Azhar dan Kitab Tafsir Al-Mishbâh) Skripsi ini diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Hikmatul Mufidah NIM. 15210656

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

(2)

i

2019 M / 1440 H

PENGHORMATAN AL-QUR`AN TERHADAP WANITA

(Studi Komparatif Kitab Tafsir Al-Azhar dan Kitab Tafsir Al-Mishbâh) Skripsi ini diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Hikmatul Mufidah NIM. 15210656 Dosen Pembimbing:

Hj. Muthmainah, S.Thi., M.A

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

2019 M / 1440 H

(3)
(4)

ii

(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Terima Kasih kepada Abah (Muhammad Afandi Aziz) dan Mimi (Ratu Masruroh Hadi) yang selalu mendo‟akan dan mencurahkan kasih sayangnya

beserta saudara-saudaraku yang selalu mendukung dan memberikan semangat.

Terimakasih kepada seluruh Dosen dan Instruktur Tahfidz yang tiada hentinya membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis.

Teman-teman seperjuangan yang selalu bersama-sama selama masa perkuliahan

Dan

Teruntuk Almamaterku Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

MOTTO

Lakukan sesuatu dengan maksimal, sebab Allah akan menilai apa yang kamu usahakan: wa lâ tamannau (janganlah hanya berangan-angan) wa lâ tai asû min

rahmatillah (dan janganlah berptus-asa dari Rahmat Allah)

(7)









KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penghormatan Al-Qur`an terhadap Wanita (Studi Komparatif Kitab Tafsir Al- Azhar dan Kitab Tafsir Al-Mishbâh)”.

Shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw yang telah membawa risalah kepada umatnya agar senantiasa menempuh jalan yang lurus. Semoga kita semua mendapatkan syafa‟atnya kelak di yaum al-qiyâmah. Âmîn ya Rabb al-„Âlamîn.

Skripsi ini merupakan sebuah hasil karya tulis yang dalam penyelesaiannya mengalami adanya berbagai kesulitan karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki sehingga tidak pernah lepas dari adanya bantuan, bimbingan, motivasi serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaimah T Yanggo, MA selaku Rektor Institut Ilmu Al- Qur`an (IIQ) Jakarta, Ibu Dr. Nadjematul Faizah. SH., M.Hum selaku Wakil Rektor I, Bapak H.M Dawud Arif Khan, S.E., M.Si, Ak, CPA selaku Wakil Rektor II, Ibu Dr. Romlah Widayati, M.Ag selaku Wakil Rektor III.

2. Bapak Dr Muhammad Ulinnuha, Lc, MA. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

3. Bapak M. Haris Hakam, S.H., M.A selaku Ketua Program Studi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Ibu Mamluatun Nafisah, S.Ud, M.Ag selaku Sekretaris Program Studi Ilmu dan Tafsir.

4. Seluruh Staf Fakultas Ushuluddin yang telah membantu penulis dalam

(8)

vi

5. Ibu Dr. Romlah Widayati, M.Ag selaku penguji I, Ibu Hj, Istiqomah, S.Thi., M.A selaku Penguji II, Ibu Dr. Nadjematul Faizah, SH. M.Hum., selaku Ketua Sidang Munaqosyah dan Bapak Isman Iskandar, M.Sos selaku Sekretaris Sidang Munaqosyah

6. Ibu Hj. Muthmainah, S.Th.I., MA. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar dan berkenan memberikan saran-saran dan ilmunya kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan penulis.

8. Bapak Dr. KH Ahmad Fathoni, Lc, MA dan segenap Instruktur Tahfidz yang telah membimbing penulis dalam menghafal Al-Qur`an.

9. Terima kasih kepada Abahku Muhammad Afandi Aziz dan Mimiku Ratu Masruroh Hadi yang selalu memberikan do‟a, kasih sayang serta motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Terima kasih untuk segenap keluarga Bani Hadi-Ma‟rifah, khususnya untuk bibi-bibiku Mu‟ainah Hadi, Hamidah Hadi dan Nurlaila Hadi yang senantiasa berperan sebagai Ibu kedua bagi penulis, untuk semua saudaraku, ang Hayatul Mubasyarah S.Pd, ang Naely Fauziah S.Pd, ang Mahmudah Hafan, S.Ag (yang selalu berkenan mengoreksi tulisan dari skripsi ini), adikku yang tiada tanding akan perhatiannya Imro‟atul Azizah, para kakak iparku: kang Ahmad Taufik, kang Abu Masykur SQ, S.Pdi, M.Pdi, kang Hasanuddin dan teruntuk adik-adik sepupuku yang tersayang: Sufainiatum Millah, Niam Milah, Rifqi Baihaqi, Fanani Mahadi, Shobihatul Maula, Khairunnisa, Salsabila Ramadhani, dan M. Lizammudin Al-Farizi yang selalu mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis. Ponakan- ponakanku yang memberikan kebahagiaan: M. Hasbi Ash-Shidqi, Ulwah Adibatul Karimah, dan Wahbah Az-Zuhaili.

(9)

11. Terima kasih juga untuk keluarga baruku di Jakarta, Ayah Ahsin, Mamah Ahsin, dan si pintar Ahsil Wildan.

12. Sahabat-sahabat SHINEku, Nur Fadhilah Myanti Efha, Uni Arsy Husna yang tersayang, Ka Harfiah Mahaswahesti yang terkasih, Ka Siti Eva Zulfa yang sangat baik, teman seperjuangan yang mengesankan dan sering ada untukku Ni‟matillah Arifin, Enisya Oktariana Sari dengan segala semangatnya, dan bungsunya SHINE yang tiada tara „alimya Iftitahur Rahmaniyah. Tak kan ku lupa juga teruntuk sahabat cemaraku yang ceria Nadiya Rahmawati.

13. Teman-teman KKL di Pondok Benda, khususnya Ka Aidah Mega Kumalasari.

14. Teman-teman army ku: Ka Nisa, Ka Muthe, Ka Maya, Atun, Ka Arik, dan Ka Ipeh.

15. Teman-teman yang sekelompok bimbingan dengan ibu Muthmainah yang selalu menyemangati satu sama lain.

16. Teman-teman angkatan 2015, khususnya teman-teman Ushuluddin A atas kebersamaannya.

Tak lupa penulis ucapkan permohonan maaf jika dalam penyusunan skripsi ini terdapat sesuatu yang kurang berkenan. Tidak ada makhluk yang sempurna. Hanya Allah lah yang Maha Sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi kontribusi positif dan bermanfaat bagi semua.

Jakarta, 01 Agustus 2019

Hikmatul Mufidah

(10)

viii DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

PERNYATAAN PENULIS ... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI... xi

ABSTRAK... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi, Pembahasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaar Penelitian ... 6

D. Kajian Pustaka ... 7

E. Metode Penelitian ... 12

F. Teknis dan Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP PENGHORMATAN AL- QUR`AN TERHADAP WANITA A. Definisi Wanita ... 16

B. Kosa Kata Wanita di dalam Al-Qur`an ... 17

C. Peran Wanita dalam Struktur Masyarakat ... 29

D. Makna Penghormatan Al-Qur`an terhadap Wanita ... 34

(11)

BAB III PROFIL KITAB TAFSIR AL-AZHAR KARYA BUYA HAMKA DAN KITAB TAFSIR AL-MISHBÂH KARYA M.

QURAISH SHIHAB

A. Sekilas tentang Kitab Tafsir Al-Azhar karya Buya HAMKA

1. Biografi Buya HAMKA ... 36

2. Gambaran Kitab tafsir Al-Azhar ... 44

a. Latar Belakang Penulisan dan Penamaan Tafsir Al- Azhar ... 44

b. Metode Penulisan Tafsir Al-Azhar ... 46

c. Sumber dan Referensi Tafsir Al-Azhar ... 47

d. Corak Tafsir Al-Azhar ... 47

e. Karakteristik Tafsir Al-Azhar ... 48

f. Sistematika Tafsir Al-Azhar ... 48

B. Sekilas tentang Kitab Tafsir Al-Mishbâh karya M. Quraish Shihab 1. Biografi M. Quraish Shihab ... 49

2. Gambaran Kitab tafsir Al-Mishbâh ... 49

a. Latar Belakang Penulisan dan Penamaan Tafsir Al- Mishbâh ... 55

b. Metode Penulisan Tafsir Al-Mishbâh ... 57

c. Sumber dan Referensi Tafsir Al-Mishbâh ... 58

d. Corak Tafsir Al-Mishbâh ... 59

e. Karakteristik Tafsir Al-Mishbâh ... 59

f. Sistematika Tafsir Al-Mishbâh ... 60

C. Komparasi Kitab Tafsir Al-Azhar dan Kitab Tafisr Al- Mishbâh ... 61

(12)

x

BAB IV PENGHORMATAN AL-QUR`AN TERHADAP WANITA MENURUT TAFSIR AL-AZHAR DAN TAFSIR AL- MISHBÂH

A. Penafsiran Ayat-ayat Al-Qur`an tentang Penghormatan Al- Qur`an terhadap Wanita menurut Tafsir Al-Azhar dan Al-

Mishbâh ... 63

1. Wanita Memperoleh Hak Hidup yang sama dengan Pria (QS. At-Takwîr[81]: 8-9) ... 63

2. Jilbâb Melindungi Wanita dari Pelecehan Seksual (QS. Al- Ahzâb[33]: 59) ... 69

3. Pembelaan Al-Qur`an terhadap Wanita ... 78

a. Wanita (istri) Memiliki Hak dan Kewajiban yang setara dengan Pria (Suami) (QS. An-Nisâ[4]: 34) ... 79

b. Wanita Memiliki Potensi yang sama dengan Pria (QS. An-Nisâ[4]: 32) ... 88

B. Analisis Penafsiran Ayat-ayat Al-Qur`an tentang Penghormatan Al-Qur`an terhadap Wanita menurut Tafsir Al- Azhar dan Al-Mishbâh ... 94

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 104

B. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... 112

(13)

PEDOMAN TRANSLITERASI A. Konsonan

أ Tidak dilambangk an

ز D ض Dh ن K

ب B ش dz غ Th ي L

خ T ض R ظ Dz َ M

ز Ts ظ Z ع ْ N

ج J غ S ؽ Gh ٚ W

ح H ش sy ف F ٘ H

خ Kh ص sh ق Q ٞ Y

Hamzah (ء) yang sering dilambangkan dengan alif, apabila terletak di awal kata, maka dalam transliterasinya mengikuti vokalnya, tidak dilambangkan. Namun apabila terletak di tengah atau akhir kata, maka dilambangkan dengan tanda koma di atas (`). Berbalik dengan koma („) untuk pengganti lambang ع.

B.Vokal, Panjang dan Diftong

Setiap penulisan bahasa Arab dalam bentuk tulisan latin, vokal fathah ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dhammah dengan “u”. Sedangkan bacaan panjang masing-masing ditulis dengan cara berikut:

Vokal (a) panjang = â misalnya (ََياَل) menjadi qâla Vokal (i) panjnag = î misalnya (ًََْ١ِل) menjadi qîla Vokal (u) panjang = û misalnya (ََُْْٚز) menjadi dûna

(14)

xii

Khusus untuk bacaan ya‟ nisbat, tidak boleh diganti dengan “i”, melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya‟ nisbat diakhirnya. Begitu juga suara diftong, wawu dan ya‟ setalah fathah ditulis

“aw” atau “ay”. Perhatikan contoh berikut ini:

Doftong (aw) ٚ misalnya: (َ يَْٛل) menjadi qawlun Diftong (ay) ٞ misalnya (َ طْ١ َذ) menjadi khayrun C. Ta` Marbûthah

Ta` marbûthah ditransliterasikan dengan “t” jika berada di tengah- tengah kalimat. Akan tetapi, jika ta` marbûthah berada di akhir kalimat, maka ditransliterasikan dengan “ha” misalnya َحٌاسطٌاَ حسضسٌٍّmenjadi al- risâlat li al- mudarrisah, atau apabila berada di tengah-tengah kalimat yang terdiri dari susunan mudhâf dan mudhâf ilaih maka ditransliterasikan dengan menggunakan “t” yang disambungkan dengan kalimat berikutnya. Misalnya:

ًٌا

َٖ

حّحض

َ

َٟف menjadi fî rahmatillâh.

D. Kata Sandang dan Lafazh al-Jalâlah

Kata sandang berupa “al” (

ي

) ditulis dengan huruf kecil, terkecuali terletak di awal kalimat. Sedangkan “al” dalam lafazh jalâlah yang berada di tengah-tengah kalimat yang disandarkan (idhâfah) maka dihilangkan, misalnya:

1. Al-Imâm al-Bukhâriy.

2. Al-Bukhâriy.

3. Mâsyâ` Allah kâna wa mâ lam yasya` lam yakun.

4. Billâh „Azzâ wa Jalla.

(15)

ABSTRAK

Mufidah, Hikmatul. 15210656. Penghormatan Al-Qur`an terhadap Wanita (Studi Komparatif Kitab Tafsir Al-Azhar dan Kitab Tafsir Al- Mishbâh). Skripsi. Jurusan: Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir. Fakultas:

Ushuluddin dan Dakwah, Institut Ilmu al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

Pembimbing: Hj. Muthmainnah, MA.

Wanita dan segala permasalahan yang berkaitan dengannya adalah hal yang masih menjadi perbincangan, baik dalam dunia sosial maupun kehidupan nyata. Diantara kasus yang dialami wanita adalah anggapan status sosial wanita sebagai anggota masyarakat kelas dua, pelecehan seksual, hak- hak wanita yang diabaikan, dan lain sebagainya. Alasan dari hal-hal tersebut karena adanya pemahaman yang di dapat dari terjemah ayat 34 QS. An- Nisâ[4]. Jika hal-hal tersebut terus-menerus terjadi, wanita akan bobrok sebagai madrasah al-ûlâ bagi para generasi. Dengan demikian, salah satu cara untuk menjadikan wanita kembali mendapatkan penghormatan dan kemulyaan adalah mengingatkan kembali akan penghormatan yang Allah tulis di dalam Al-Qur`an. Maka, penelitian yang berjudul “Penghormatan Al- Qur`an terhadap wanita, (Studi Komparatif Kitab Tafsir Al-Azhar dan Kitab Tafsir Al-Mishbâh)”, memiliki rumusan masalah bagaimana pandangan mufassir Buya HAMKA dalam Kitab Tafsir Al-Azhar dan penafsiran M. Quraish Shihab dalam Kitab Tafsir Al- Mishbâh mengenai ayat-ayat yang terkait dengan penghormatan terhadap Wanita?

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka yakni penelitian yang berkenaan dengan pengumpulan data pustaka. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif agar mendapatkan data yang mendalam, yang mengandung makna. Adapun metode data yang digunakan adalah dengan menggunakan deskriptif- analisis-komparatif dokumen yang dengannya penulis dapat memperoleh data atau informasi dari berbagai sumber tertulis atau dari sumber data yang ada pada informan.

Berdasarkan analisa data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa dalam ayat-ayat Al-Qur`an mengenai Penghormatan terhadap wanita terkandung banyak pesan yang harus disampaikan bahwa Wanita memiliki hak hidup yang sama dengan pria, jilbab melindungi wanita dari pelecehan seksual, dan juga pembelaan Allah terhadap wanita atas diskriminasi status sosial dalam struktur masyarakat.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai agama rahmatan lil „âlamîn telah memberikan apresiasi terhadap wanita dengan penghormatan yang sangat luhur, serta mengangkat martabatnya dari sumber keburukan dan kehinaan. Melalui ajaran Al-Qur`an -sebagaimana sejarah mencatat- bahwa setelah Islam datang wanita kembali mendapatkan kehormatan karena peran- perannya, wanita kembali mendapatkan hak-haknya, wanita kembali dilindungi dengan tatacara hukum Islam atas peraturan kehidupannya.

Berbicara tentang wanita sama halnya mengingatkan tentang kondisi permasalahan yang mereka alami hingga saat ini. Potret wanita di Indonesia sendiri masih membutuhkan perhatian dan perbaikan dari pemerintahan maupun masyarakat. Jika wanita Indonesia zaman dahulu mengenal emansipasi wanita sebagai usaha mendapatkan hak kesetaraan jender dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan lain sebagainya, maka yang akan ditemukan pada kenyataan wanita remaja saat ini adalah mereka yang menyalahgunakan kebebasan hak tersebut melalui pergaulan bebas mengikuti kebiasaan kaum barat yang dianggap sebagai Negara kesuksesan.

Tradisi kaum jahiliyyah yang suka mengubur hidup-hidup bayi perempuan mereka kembali terjadi pada kondisi saat ini, yakni:

melakukan aborsi atas kehamilan di luar pernikahan. Kemudian kasus pelecehan seksual yang terjadi pada wanita saat ini juga disebabkan karena penyalahgunaan hak bebas yang terus mereka agungkan, seperti kejadian pada 4 Maret 2018, terjadi aksi yang diselenggarakan oleh kaum Feminis Indonesia dengan tajuk “Woman‟s March” guna menyuarakan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan.

(17)

2 Namun, satu hal yang menjadi sorotan wanita muslimah pada aksi tersebut, yakni: pembelaan hak aurat bahwa tubuh wanita tidak bisa diatur. Diantara spanduk tulisan yang mereka gaungkan adalah:

“Kalau ada pelecehan seksual itu, yang salah ya orang yang melecehkan! Kenapa yang disalahkan malah perempuannya?

Suka-suka saya, yang punya badan saya. Otak kalian saja yang mesum. Yang tertutup juga banyak yang jadi korban pelecehan seksual”1

Peristiwa tersebut seharusnya menjadi kesalahan yang besar dan bisa berakibat fatal, mengingat pada masa Nabi saw., bahwa penyebab terjadinya pelecehan seksual pada wanita saat itu adalah karena aurat mereka tidak tertutup dengan benar, bahkan menyamai aurat para budak.

Selain itu, ada juga komunitas yang selalu mengeksploitasi aspek kewanitaan (sex appead) sebagai komoditas bisnis dengan tujuan ekonomis-matrealistis yang memanfaatkan keindahan tubuh wanita untuk dapat dipertontonkan di depan khalayak umum.2 Maka, hal-hal diatas tanpa disadari telah menjadi penyebab terjadinya hal yang merendahkan derajat kaum wanita secara umum.

Hal lainnya yang masih menjadi permasalahan wanita adalah perananan wanita dalam struktur masyarakat yang mengalami diskriminasi status sosial. Penyebab yang melatarbelakangi hal ini terjadi karena adanya norma sosial dan budaya yang masih berlaku di masyarakat -yang menciptakan status dan peranan wanita -hanya berlaku di sektor domestik yakni sebatas sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT), sedangkan yang berhak menempati sektor publik adalah kaum

1 Ilma Amalia, Logika Ironis Pembelaan Hak Aurat, diakses dari

(18)

3 laki-laki sebagai pencari nafkah.3 Pernyataan ini kemudian seolah mendapatkan dukungan dengan adanya ayat 34 QS. An-Nisâ[4] yang mengatakan bahwa (

ءۤاَسٌِّٕاٍَََٝػَ َُِْْٛاََّٛلَُياَجِّطٌَا

) kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.

Akibat dari adanya diskriminasi status sosial wanita sebagai anggota masyarakat, lahirlah komunitas masyarakat yang menempatkan isteri (perempuan dewasa) di bawah pengampunan (curatele), yang secara hukum berarti tidak memiliki kecakapan bertindak, sejajar dengan anak di bawah umur dan setara dengan orang gila.4 Juga dalam faktanya masih ada kelompok masyarakat yang menjadikan wanita sebagai warga masyarakat “kelas dua” -seperti yang berlaku pada zaman jahiliyyah- karena laki-laki dipandang lebih mampu, lebih cakap atau lebih kuat untuk bekerja ataupun berkarir.5

Hal ini akhirnya mendorong munculnya aneka woman centre dan Pusat Kajian Perempuan oleh berbagai elemen masyarakat di Pemerintah, seperti: LSM Perempuan, Pusat Studi Wanita dari berbagai Perguruan Tinggi, dan lain sebagainya. Eksistensi lembaga-lembaga tersebut adalah sebagai pilar dalam proses pembangunan dan pemberdayaan wanita. Termasuk keinginan penulis untuk melahirkan karya ilmiah dengan tajuk wanita sebagai salah satu solusi tertulis dalam menangani permasalahan-permasalahan tentang wanita yang telah disebutkan di atas.

3 Wayan Sudarta, “Peranan Wanita dalam Pembangunan Berwawasan Gender”, dalam Jurnal Studi Jender SRIKANDI, Vol. 3 No. 1, November 2012, h. 3

4 Moh Bahardin, Kedudukan Perempuan dalam Perspektif Hukum Islam, dalam

Jurnal ASAS, Vol. 4 No. 1 tahun 2012, h. 1

5 Puji Lestari, Peranan dan Status Perempuan dalam Sistem Sosial, dalam Jurnal DIMENSIA, Vol. 5 No. 1 Maret 2011, h. 49-50

(19)

4 Terkait dengan pemaparan tentang wanita di atas, Al-Qur`an sebagai pedoman hidup seluruh umat manusia telah berbicara banyak tentang pembelaan hak-hak wanita, perlindungan terhadap wanita, kedudukan dan peran wanita, dan lain sebagainya. Maka, penulis memilih judul Penghormatan Al-Qur`an terhadap Wanita, karena penulis ingin menegaskan kembali bahwa ayat-ayat tentang wanita yang tercantum di dalam Al-Qur`an adalah bentuk penghormatan dan apresiasi Allah terhadap para wanita. Melalui kisah-kisah para wanita teladan maupun wanita yang durhaka, Allah memberi pembelajaran dan tuntunan agar wanita hidup di dunia dengan memiliki kemulyaan, derajat yang tinggi dan kehidupan yang nyaman serta aman. Kemudian, mengenai pemilihan konotasi wanita yang penulis pilih dalam penulisan skripsi ini karena kata wanita sudah memasyarakat dan diterima sebagai kata yang lebih halus.6 Meski demikian, penulis akan sesekali mengganti konotasinya dengan diksi perempuan.

Mengenai penafsiran ayat-ayat yang akan penulis teliti, penulis akan mengambil dua kitab tafsir karya Ulama Indonesia sebagai rujukan utama. Adapun kitab tafsir yang akan penulis gunakan untuk penelitian ini adalah Kitab Tafsir Al-Azhar karya Buya HAMKA dan Kitab Tafsir Al-Mishbâh karya M. Quraish Shihab.

Buya HAMKA adalah Mufassir Nusantara kelahiran Sumatra Barat. Beliau juga seorang Pahlawan sekaligus Sastrawan Indonesia.

Namanya banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Meski demikian, dalam hal menafsirkan ayat-ayat Al-Qur`an, rujukan beliau dapat dikategorikan bil ma`tsûr, sebab banyak petikan ayat Al-Qur`an dan Hadits yang beliau jadikan sebagai penafsiran. Selain itu, Buya

(20)

5 HAMKA juga sering menafsirkan Al-Qur‟an dengan mempraktekkan isinya ke dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sejalan dengan cara penafsiran M. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Mishbâh. Namun, yang menjadi tolak ukur perbedaan dari Kitab Tafsir Al-Azhar karya Buya HAMKA dan Kitab Tafsir Al-Mishbâh karya M. Quraish Shihab adalah cara pandang beliau berdua dalam pengaplikasian ayat-ayat Al-Qur`an sesuai dengan kondisi masyarakat pada zamannya. Buya HAMKA dan M. Quraish Shihab hidup pada zaman dan kondisi masyarakat yang berbeda, meski keduanya masuk dalam kategori Ulama Kontemporer.

Maka, penafsiran kedua Mufassir tersebut akan penulis komparasikan.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis terdorong menulis skripsi yang berjudul “Penghormatan Al-Qur`an terhadap Wanita (Studi Komparatif Kitab Tafsir Al-Azhar dan Kitab Tafsir Al-Mishbâh)”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis, dapat ditemukan beberapa masalah. Diantaranya adalah:

a. Banyak terjadi kasus yang masih memojokkan kaum wanita bahkan merendahkan martabat kaum wanita

b. Banyak ayat-ayat dalam Al-Qur`an yang disebutkan berupa konteks penghormatan terhadap wanita

c. Pandangan Mufassir dalam menjelaskan ayat-ayat tentang Penghormatan terhadap Wanita

d. Kedudukan wanita dalam masyarakat yang masih terus diperbincangkan status sosialnya.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi di atas, penulis akan

(21)

6 membatasi penelitian ini hanya pada penafsiran Buya HAMKA dalam Kitab Tafsir Al-Azhar dan penafsiran M. Quraish Shihab dalam Kitab Tafsir Al-Mishbâh mengenai penjelasan ayat-ayat Al- Qur`an tentang Penghormatan terhadap wanita.

3. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah Bagaimana komparasi penafsiran Buya HAMKA dalam Kitab Tafsir Al-Azhar dan penafsiran M. Quraish Shihab dalam Kitab Tafsir Al-Mishbâh mengenai ayat-ayat Al-Qur`an tentang Penghormatan terhadap wanita atas permasalahan yang menimpa mereka?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penulisan skripsi ini adalah:

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menegaskan kembali tentang ayat- ayat Al-Qur`an yang relevan dalam mengatasi segala permasalahan yang terjadi dengan berbagai keadaan dan zaman.

Selain itu, untuk mengetahui pandangan Buya HAMKA dalam Kitab Tafsir Al-Azhar dan pandangan M. Quraish Shihab dalam Kitab Tafsir Al-Mishbâh ketika menjelaskan ayat-ayat yang terkait tentang penghormatan terhadap wanita dan kemudian akan dikomparasikan hasil analisisnya serta diberi kesimpulan.

2. Manfaat dari skripsi ini adalah:

a. Manfaat Teoritis:

Penelitian ini memberikan perkembangan konstribusi Ilmu Pengetahuan, khususnya dalam studi Ilmu Al-Qur`an, sebagai apresiasi terhadap Mufassir Indonesia melalui

(22)

7

b. Manfaat Paktis:

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan pengetahuan tentang ayat-ayat Al-Qur`an yang terkait dengan penghormatan terhadap wanita. Melalui penelitian ini juga diharapkan mampu menjadikan bahan masukan dari berbagai pihak dalam memperlakukan wanita dengan cara yang baik.

D. Kajian Pustaka

Pembahasan mengenai bentuk-bentuk penghormatan terhadap wanita sudah banyak ditulis maupun diteliti dalam karya-karya ilmiah.

Baik penelitian dalam pandangan Agama maupun jalur hukum. Namun sejauh ini, menurut pengamatan peneliti, belum ditemukan pembahasan yang khusus mengenai Penghormatan Al-Qur`an terhadap Wanita (Studi Komparasi Kitab Tafsir Al-Azhar dan Kitab Tafsir Al-Mishbâh).

Berikut ini adalah penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini:

1. Pada Tahun 2015, karya tulis yang berjudul “Feminisme Qur`ani:

Tafsir Ayat Wanita Karir”, karya Darlis, yang berupa jurnal MUSAWA, Volume VII No.2 Desember tahun 2015.

Pada jurnal tersebut, penulis menerangkan tentang hak-hak wanita untuk berkarir berdasarkan konsep Al-Qur`an, dimana pembahasan mengenai hal tersebut juga masuk ke dalam pembahasan peneliti, hanya saja nantinya pembahasan peneliti tidak akan serinci penjelasan tentang perempuan dalam berkarir seperti yang termaktub dalam jurnal tersebut. Sebab pembahasan skipsi ini bukan fokus pada ayat Al-Qur`an tentang karir wanita. Penulis jurnal juga menjelaskan sejarah asal-usul feminisme yang sangat dikenal di dunia barat hingga akhirnya masuklah istilah tersebut di

(23)

8 Indonesia. Berbeda dengan karya tulis yang akan diteliti penulis, peneliti akan langsung mengungkap kebolehan wanita dalam berkarir berdasarkan penafsiran Buya HAMKA dan penafsiran M.

Quraish Shihab terhadap ayat-ayat Al-Qur`an yang berkaitan.

Penjelasan lainnya yang ditulis dalam jurnal adalah bahwa penulis mengutip banyak pendapat Mufassir dalam menjelaskan ayat-ayat tentang Wanita Karir, sedangkan peneliti memiliki dua kitab premier, yakni Kitab Tafsir Al-Azhar karya Buya HAMKA dan Kitab Tafsir Al-Mishbâh karya M. Quraish Shihab.

Kesimpulannya, Pembahasan mengenai ayat Wanita karir yang ditulis dalam jurnal karya Darlis akan berbeda panjang lebar isi kandungannya dengan pembahasan yang akan ditulis oleh peneliti, sebab karya Darlis tersebut adalah konsen pada ayat wanita karir, sedangkan konsen peneliti memiliki beberapa sub-bab selain ayat wanita karir. Kemudian, pandangan Mufassir yang diambil oleh Darlis dan peneliti sangatlah berbeda. Peneliti nantinya akan mengambil banyak pandangan penafsiran Buya HAMKA dan juga M. Quraish Shihab.

2. Pada tahun 2015, karya tulis yang berjudul “Perempuan dalam Tantangan Modernitas”, karya Nanik Mahmuda, yang berupa jurnal An-Nisâ, Volume VIII No.1 April 2015.

Di dalam jurnal tersebut penulis mengungkap tentang dehumanisasi (kemerosotan tata nilai) yang terjadi pada wanita.

Penulis menjelaskan bahwa dehumanisasi yang dialami wanita terjadi karena masih banyak kaum petinggi maupun penguasa yang beranggapan bahwa wanita merupakan kaum yang selalu

(24)

9 Dalam penelitian nanti, peneliti akan menulis penafsiran mengenai ayat-ayat yang menjadi solusi agar wanita tidak lagi mengalami kemerosotan tata nilai, semisal dengan adanya perlindungan wanita dari kasus pelecehan seksual atau kekerasan hubungan tanpa pernikahan berdasarkan ayat Al-Qur`an yang berkaitan dalam perspektif Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Mishbâh.

Hal ini dapat diartikan bahwa tulisan peneliti bisa disebut sebagai kelanjutan dari isi jurnal tersebut. Isi jurnal tersebut hanya mengulik faktor-faktor yang menjadi penyebab wanita mengalami dehumanisasi dan pemberian solusi secara umum tanpa banyak mendalami penafsiran ayat-ayat yang terkait.

3. Pada tahun 2015, karya tulis yang berjudul “Apreasi Al-Qur`an terhadap Perempuan dalam Surat An-Nisâ” karya Roudhotul Jannah (10532007), yang berupa skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Skripsi di atas akan membahas tentang penafsiran ayat-ayat di dalam surat An-Nisâ yang bertujuan untuk mengungkapkan kesetaraan antara kaum wanita dan kaum laki-laki dalam beberapa hal, kemudian juga mengungkapkan tentang perbedaan tanggung jawab antara kaum wanita dengan kaum laki-laki berdasarkan ayat- ayat Al-Qur`an dalam surat An-Nisâ.

Mengenai pembahasan tentang kesetaraan antara kaum wanita dan kaum laki-laki akan disertakan juga dalam penelitian nanti, hanya saja ada beberpa poin yang berbeda dengan peneltian yang telah di tulis sebelumnya. Sebab selain beberapa ayat dari surat An- Nisâ, Peneliti juga akan mengambil ayat-ayat yang berhubungan dengan judul skripsi peneliti dari surat An-Nûr dan surat Al-Ahzâb. Jadi yang menjadi perbedaan antara penelitian skripsi di atas dengan penelitian yang akan dibahas oleh peneliti

(25)

10 nanti adalah fokus pemilihan ayatnya. Cangkupan penulis hanya berkisar pada surat An-Nisâ, sedangkan peneliti akan membahas ayat-ayat lain yang tertera selain dalam Surat An-Nisâ -selagi berhubungan dengan pembahasan penghormatan Al-Qur`an terhadap Wanita-.

Selain itu, peneliti juga akan mengambil perspektif Tafsir Al- Azhar karya Buya HAMKA untuk menafsirkan ayat-ayat yang telah ditentukan yang kemudian dikomparatifkan dengan Tafsir Al- Mishbâh karya M. Quraish Shihab, sedangkan pada skripsi ini penulis tidak memiliki satu tafsir premier.

Kesimpulannya perbedaan antara skripsi ini dengan calon penelitian yang akan diteliti adalah terletak pada pengambilan obyek ayat serta dalam pengambilan perspektif penafsiran ayat.

4. Pada tahun 2016, karya tulis yang berjudul, “Hak-hak Wanita Perspektif Tafsir Jawa” karya Aunillah Reza Pratama (12531141) yang berupa skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Skripsi ini berisi tentang pengungkapan hak-hak wanita berdasarkan ayat-ayat Al-Qur`an. Kemudian penulis dalam memahami ayat-ayat yang berkaitan menggunakan Tafsir karya Bisri Mustafa dan Misbah Mustafa, dimana kedua Mufassir tersebut merupakan Mufassir yang lahir dari tanah Jawa. Alasan pemilihan kedua Mufassir tersebut adalah karena penulis memfokuskan penelitian terhadap masyarakat muslim Jawa yang masih kental dengan nuansa budaya Patriarkhinya. Budaya Patriarkhi adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki- laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam

(26)

11 Perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti nanti adalah terletak pada pengambilan pendapat Mufassir dalam memahami ayat-ayat tentang Hak-hak Wanita yang masuk dalam salah satu sub- bab Peneliti nanti. Penulis menggunakan Kitab Tafsir karya Bisri Mustafa dan Misbah Mustafa, sedangkan peneliti akan menggunakan Kitab Tafsir karya Buya HAMKA dan M. Quraish Shihab.

Persamaan dalam penelitiannya terletak pada metode komparatif yang digunakan oleh penulis dan peneliti. Lalu perbedaan yang mencoloknya adalah obyek dari penelitian, penulis mengkhususkan karya tulisnya untuk masyarakat muslim Jawa, sedangkan bagi peneliti menjadikan obyek yang ditargetkan adalah seluruh Muslim Indonesia secara khusus dan muslim Dunia secara Umum.

Kesimpulannya, perbedaan antara karya tulis skripsi ini dan hasil tulisan peneliti nanti terletak pada obyek dan pengambilan pandangan Mufassir. Kemudian persamaannya terletak pada pembahasan dan metode yang digunakan untuk penelitian.

5. Pada tahun 2018, karya tulis yang berjudul “Tadabbur Surah An- Nisâ: Suatu Penghormatan terhadap Wanita” karya Fatin Nazmin BT Mansor, Rohana Zakaria, Wan Hakimin bin Wan Mohd Nor, yang berupa makalah dalam seminar Internasional Conference on Islamiyyat Studies 2018 di Malaysia.

Isi dari makalah tersebut adalah Tadabbur dan Isi Surat An- Nisâ. Maksudnya para penulis terlebih dahulu menerangkan tentang tadabbur lalu yang menjadi obyek tadabburnya adalah surah An- Nisâ. Beberapa poin yang diambil dalam mewakili surat An-Nisâ adalah ayat-ayat yang dianggap sebagai bentuk

(27)

12 penghormatan terhadap wanita. Kajian tersebut sekilas sejalur dengen penelitian yang akan ditulis nanti, tetapi memiliki perbedaan yang terletak pada obyek ayat yang diambil, yakni para penulis makalah tersebut hanya konsen pada surat An-Nisâ sedangkan ayat-ayat yang diambil oleh peneliti tidak hanya surat An-Nisâ saja, diantara surat lain yang di ambil adalah ayat dari surat An-Nahl, surat An-Nûr, dan surat Al- Ahzâb.

Selanjutnya pada makalah seminar, pengambilan Tafsir dalam menjelaskan ayat-ayat tentang Penghormatan terhadap wanita tidak mematok hanya pada satu kitab Tafsir, sedangkan peneliti dalam menjelaskan ayat-ayat Al-Qur`an tentang Penghormatan terhadap wanita akan memiliki dua kitab primer yang nantinya akan dikomparasikan, yakni Kitab Tafsir Al-Azhar karya Buya HAMKA dan Kitab Tafsir Al-Mishbâh karya M.

Quraish Shihab.

Kesimpulannya, Penelitian yang telah di tulis dalam bentuk makalah seminar di atas akan berbeda dari segi obyek ayat-ayat yang ditafsirkan serta metode yang diambil dalam menafsirkannya.

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sumber Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pustaka (library research) yaitu suatu rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan data pustaka.7 Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu suatu proses penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, data yang mengandung makna. Dalam penelitian ini lebih menekankan makna

(28)

13 dari pada generalisasi.8

Untuk mendapatkan data dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan sumber data yang relevan dengan skripsi ini.

Adapun sumber-sumber data primer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah:

a. Al-Qur`an dan terjemahannya (tahun tebit 2012),

b. Kitab Tafsir Al-Azhar karya Buya HAMKA (tahun 2002) c. Kitab Tafsir Al-Mishbâh karya M. Quraish Shihab (tahun

2009)

Disamping sumber data primer, ada juga sumber data sekunder yang akan digunakan penulis yaitu:

a. Kitab-kitab Tafsir,

b. Buku-buku sejarah Nabi dan Rasul, c. Buku-buku Ulum al-Qur`an,

d. Ensiklopedia dan Kamus,

e. Buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan.

2. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif (penggambaran ulang terhadap pemahaman yang diperoleh dari data yang akan diteliti)9-analisis (aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan

8 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. Ke-15, h. 14

9 Ahmad Tanzeh (ed.), “Metode Penelitian Kualitatif: Konsep, Prinsip dan Operasionalnya, (Tulungagung: Akademia Pustaka, 2018), cet. Ke-1, h. 134

(29)

14 ditafsirkan maknanya)10-komparatif (suatu hal yang bersifat dapat diperbandingkan dengan suatu hal yang lainna)11.

Penulis akan menggambarkan penafsiran yang tertera dalam Kitab Tafsir Al-Azhar karya Buya HAMKA dan Kitab Tafsir Al- Mishbâh karya M. Quraish Shihab, memuat perbedaan dan persamaan penafsiran Buya HAMKA dalam Kitab Tafsir Al- Azhar dan M. Quraish Shihab dalam Kitab Tafsir Al-Mishbâh kemudian mengelompokkannya sesuai dengan konteks penjelasan yang sesuai tema ayat, sumber dan referensi yang diambil, dan juga metode yang diambil dalam penafsiran untuk relevansi sesuai tema pembahasan dan kemudian membandingkan penafsiran Buya HAMKA dalam Kitab Tafsir Al-Azhar dan M. Quraish Shihab dalam Kitab Tafsir Al-Mishbâh dalam kesimpulan akhir.

F. Teknik dan Sistematika Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini menggunakan buku pedoman penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Institut Ilmu al-Qur`an (IIQ) Jakarta (edisi revisi) yang diterbitkan oleh IIQ Press, tahun 2017.

Untuk mempermudah penulisan, penulis membagi pembahasan skripsi ini ke dalam beberapa bab dengan rincian sebagai berikut:

Bab pertama, bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian serta teknik dan sistematika penulisan.

Bab kedua, pada bab ini akan ditulis Sekilas tentang Wanita Kemudian dalam bab ini juga akan disebutkan kosa kata wanita yang

(30)

15 tertera di dalam Al-Qur`an, kedudukan atau peran Wanita berdasarkan Al-Qur`an, serta makna penghormatan Al-Qur`an terhadap wanita dan bentuk-bentuk penghormatan yang Allah berikan.

Bab ketiga, pada bab ini akan dijelaskan mengenai biografi Buya HAMKA dan M. Quraish Shihab serta profil kitab tafsir mereka dengan menyajikan poin-poin yang berisi biografi Buya HAMKA dan M. Quraish Shihab, perjalanan pendidikan mereka, karya-karya mereka, paham teologi dan fiqih Buya HAMKA dan M. Quraish Shihab. Di samping itu akan dijelaskan pula mengenai motivasi penulisan kitab tafsir Al-Azhar dan Al-Mishbâh, metode penulisan tafsir Al-Azhar dan Al-Mishbâh, corak tafsir Al-Azhar dan Al- Mishbâh serta karakteristik kitab tafsir Al-Azhar dan Al-Mishbâh.

Bab keempat, bab ini akan berisi tentang penafsiran Al- Azhar dan Al-Mishbâh mengenai ayat-ayat Al-Qur`an yang membahas tentang penghormatan terhadap wanita. Kemudian penafsiran keduanya akan dikomparatifkan untuk relevansi ayat-ayat tersebut agar diimplementasikan bagi masyarakan muslim Indonesia khususnya.

Bab kelima, bab ini merupakan penutup, mencakup kesimpulan dan saran-saran, diakhiri dengan daftar pustaka dan daftar riwayat hidup.

(31)

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap kitab tafsir Al- Azhar dan kitab tafsir Al-Mishbâh, dapat disimpulkan bahwa penghormatan yang diberikan Al-Qur`an terhadap wanita meliputi beberapa hal, yaitu: wanita memperoleh hak hidup yang sama dengan pria (QS. At- Takwîr[81]: 8-9), jilbâb melindungi wanita dari pelecehan seksual (QS. Al-Ahzâb[33]: 59), dan wanita memiliki kedudukan yang sama dengan pria dalam struktur masyarakat, yakni:

wanita (istri) memiliki hak dan kewajiban yang setara dengan pria (suami) (QS. An-Nisâ[4]: 34), wanita memiliki potensi yang sama dengan Pria (QS. An-Nisâ[4]: 32).

Buya HAMKA dan M. Quraish ketika menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan penghormatan terhadap wanita memiliki persamaan dan perbedaan. Diantarara persamaannya ialah:

1. Buya HAMKA dan M. Quraish Shihab sama-sama menginformasikan sejarah kaum Jahiliyah tentang tradisi penguburan hidup-hidup anak perempuan.

2. Buya HAMKA dan M. Quraish menjelaskan sebab kepemimpinan laki-laki dikarenakan mereka memiliki kelebihan dibanding perempuan (dari segi fisik dan psikis) dan kewajiban memberi nafkah kepada wanita (istrinya). Maka, sebagai balasannya wanita yang Shâlihah akan patuh terhadap mereka dan menjaga harta suaminya saat dia tidak ada di tempat.

Bagi Buya HAMKA dan M. Quraish Shihab wanita memang memiliki potensi yang sama dengan pria sebagai anggota

(32)

105 masyarakat. Namun hal ini harus disertai dengan kesadaran akan peran mereka masing-masing, dan peran yang paling utama adalah peran dalam lingkup rumah tangga atau keluarga.

Adapun perbedaannya ialah:

1. Ketika menafsirkan ayat-ayat tentang penghormatan terhadap wanita yang disebutkan dalam bab IV, Buya HAMKA lebih banyak mengutip riwayat ketika menyebutkan sejarah dibandingkan M.

Quraish Shihab. Kemudian, Buya HAMKA banyak menafsirkan ayat dengan pendekatan sosiologis, sedangkan M. Quraish Shihab banyak menafsirkannya dengan pendekatan psikologis.

2. Buya HAMKA tidak pernah menyebutkan kosa kata ayat dalam menafsirkan ayat-ayat tentang penghormatan terhadap wanita yang disebutkan dalam bab IV, sedangkan M. Quraish Shihab banyak menyebutkan kosa kata yang dianggap penting.

3. Dalam menetapkan hukuman bagi pelaku pembunuhan anak perempuan, Buya HAMKA menjelaskan bahwa pelaku akan mendapatkan dosa yang sangat besar dan istidrâj170 (perasaan bersalah yang terus-menerus atas perbuatan dosa yang dilakukan).

Sedangkan

M. Quriash Shihab menjelaskan bahwa Allah tidak akan sudi melihat wajah pembunuh anak perempuan saat di akhirat nanti karena murka- Nya yang sangat besar. Hukuman yang serupa juga berlaku bagi pelaku aborsi pada masa kini.

Buya HAMKA mengatakan jilbâb adalah pakaian yang menunjukkan keimanan kepada Tuhan, yang menunjukkan kesopanan, bukan yang memperagakan badan untuk jadi tontonan

170Makna lain istidraj adalah nikmat dari Allah yang sebenarnya adalah azab bagi orang yang jauh dari-Nya

(33)

106 laki-laki (sex appeal). Sedangkan menurut M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa jilbâb adalah pakaian terhormat yang menutup seluruh tubuh wanita, kecuali wajah dan telapak tangan, yang diikuti dengan kesadaran dan ajakan bertaubat kepada Allah.

B. Saran

Berdasarkan analisis masalah pada pembahasan yang telah penulis teliti, terdapat beberapa saran, diantaranya:

1. Jangan pernah mengikuti jejak sejarah jahiliyyah dan kaum kuno yang banyak merendahkan kaum wanita dengan tindakan maupun ucapan. Allah sebagai Pencipta wanita telah menyeru agar berbuat baik terhadap wanita, menunaikan apa yang menjadi hak mereka, dan tidak membedakan status mereka dengan kaum pria.

3. Diadakan seminar-seminar yang mengingatkan tentang bagaimana Allah telah memberikan penghormatan terhadap wanita sebagai bentuk apresiasi atas peran mereka.

(34)

107 DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin taslim al-Buthon, Tabarruj (Dandanan Ala Jahiliyyah Wanita Modern), Maktabah Raudhah al-Muhibbin, 2012

Abdul Fatah, Shiddiq. Wanita, terj. Masturi Irham, Muhammad Asmu‟I Taman, Jakarta: Salsabila Pustaka Al-Kautsar, 2016

Alviyah, Avif. “Metode Penafsiran Buya HAMKA dalam Tafsir Al-Azhar”, dalam Jurnal Ilmu Ushuluddin, Vol. XV No. 1, Januari 2016

Ali, Atabik., Zuhdi Muhdlor, Ahmad. Kamus Kontemporer Arab- Indonesia,

Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1998

Amalia, Ilma . Logika Ironis Pembelaan Hak Aurat, diakses dari www.kompasiana.com, pada 22 Juli 2019

Anshary AZ, A. Hafidz,. dkk, Ensiklopedi Al-Qur`an: Kajian Kosakata dan Tafsirnya, Jakarta: Yayasan Bimantara, 2002

Ansori, Penafsiran Ayat-ayat Jender menurut Muhammad Quraish Shihab,

Jakarta: Visindo Media Pustaka, 2008

Anwar, Rosihon. Ulumul Quran, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010

As‟ari, Ahmad. “Konsep Mencari Pasangan Ideal dalam Tafsir Al-Mishbah karya Muhammad Quraish Shihab”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2015, tidak diterbitkan (t.d)

Audah, Ali. Korkondasi Qur`an: Panduan Kata dalam Mencari Ayat Al- Qur`an, (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 1996

Bahardin, Moh. Kedudukan Perempuan dalam Perspektif Hukum Islam,

dalam Jurnal ASAS, Vol. 4 No. 1 tahun 2012

Fadhly Jambak, Fabian. “Filsafat Sejarah HAMKA: Refleksi Islam dalam Perjalanan Sejarah”, dalam Jurnal THEOLOGIA, Vol. 28 No. 2, Desember 2017

(35)

108 Fuad Abdul Baqi, Muhammad. al-Mu‟jam al-Mufahras Lialfadzi Al-

Qur`an Al-Karim, mesir: Dar al-Hadits, 2001

Ghaffar Hasan, Abdul. Hak dan Kewajiban Wanita dalam Islam, terj. Ummu Abdillah al-Buthoniyyah, Maktabah Raudhah al-Muhibbin, 2009

Gusmian, Ishlah. Khazanah Tafsir Indonesia, dari Hermeneutika hingga Ideologi, Jakarta: Teraju, 2003

HAMKA, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 2002

Ayahku: Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim Amrullah dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatra, Jakarta: Umminda, 1982 HAMKA, Rusydi. Pribadi dan Martabat Buya HAMKA, Jakarta: PT Mizan

Publika, 2016

Harahap, Mahlil. “Kenang-Kenagan Hidup Buya HAMKA”, Tesis, UIN Sumatera Utara Medan, 2016, tidak diterbitkan (t.d)

Hayy al-Farmawi, Abdu.l Metode Tafsir Maudhu‟I dan Cara Penerapannya,

terj. Rosihon Anwar, Bandung: CV Pustaka Setia, 2002

Herwiandini, Mega. “Indonesia untuk Mencapai Target Ketiga Millennium Development Goals (MDGs) tentang Pembedaaan Perempuan”, Univesity of Muhammadiyah, Malang, 2018

Hidayati, Husnul. “Metodologi Tafsir Kontekstual Al-Azhar” dalam Jurnal el-Umdah, Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Vol. I No. 1, 2018

Hidayatulloh,Agus, dkk., Ath-Thayyib Al-Qur`an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per Kata, Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012

Insan Fauzi, Wildan., Faisal Ali, Yusuf. “Alam Berkembang menjadi Guru (Nilai-nilai Kehidupan Buya Hamka sebagai Sumber Pembelajaran Nilai di IPS), dalam Jurnal SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, Vol. 4 No. 2, Vovember 2017

„Isa bin Saurah at-Tirmidzi, Muhammad. Sunan At-Tirmidzi, al-Qahirah:

Jumhuriyyah Mishri al-„Arabiyyah, 2017

(36)

109 Jamilah, Sophal. “Konsep Keluarga Sakinah (Studi Pemikiran Muhammad

Quraish Shihab), Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, 2016, tidak diterbitkan (t.d)

Jemadu, Liberty. “Komnas Perempuan: Kekerasan Seksual Paling

Banyakdalam Pacaran”, diakses dari: https://amp.suara.com, pada Kamis, 18 Juli 2019

Khalil al-Qaththan, Manna‟. Mabâhits fî „Ulûm al-Qur`ân, Kairo:

Maktabah Wahbah

Khusnul Khatimah, Ummi. “Wawasan Al-Qur`an tentang Wanita” dalam, buku Aku dan IIQ Peran dan Kiprah Wanita IIQ: Antara Ide dan Fakta Kelangkaan Ulama Wanita, Jakarta: Institut Ilmu Al-Qur`an, 2002

Lajnah Pentashhihan Al-Qur`an, Tafsir Al-Qur`an Tematik, Jakarta: Kamil Pustaka, 2014

Lestari, Puji. Peranan dan Status Perempuan dalam Sistem Sosial, dalam

Jurnal DIMENSIA, Vol. 5 No. 1 Maret 2011

Madaniah, Nihlatul. “Penggunaan Ayat-ayat Al-Qur`an untuk Pengobatan menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah”, Tesis, UIN Sunan Ampel Surabayat, 2015, tidak diterbitkan (t.d)

Malkan, “Tafsir Al-Azhar: Suatu Tinjuan Biografis dan Metodologis”

dalam Jurnal Hunafa, Vol. VI No. 3, Desember 2009

Mardan, Simbol Perempuan dalam Kisah Alquran: Suatu Kajian Semiotika dan Teknis Analisis al-Tafsir al-Maudhu‟i, Makassar: Alauddin Press University, 2014

Mubaidillah, “ Tafsir Al-Lubab karya M. Quraish Shihab (Kajian Metodologi Tafsir Kontemporer)”, dalam Jurnal Nur el-Islam, Vol.

III No. 1, April 2016

Muhammad Al-Mahalli, Jalaluddin., Abdurrahman As-Suyuthi, Jalaluddin.

Tafsir jalalalain, terj. Bahrun Abu Bakar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2014), cet. XII, h. 267

Murni, Dew.i “Tafsir Al-Azhar; suatu Tinjauan Biografis dan Metodologis”

dalam jurnal Syahadah, Vol. III No. 2 2015

(37)

110 Nur, Afrizal. “M. Quraish Shihab dan Rasionalisasi Tafsir” dalam Jurnal

Ushuluddin, Vol. XVIII No. 1, Januari 2012

Qadir Manshur, Abdul. Buku pintar fikih wanita, Jakarta: Zaman, 2012 Qurtubi, Ahmad. “Penghormatan dalam Islam Persepektif Hadis”, skripsi,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, tidak diterbitkan (t.d)

Rahayu, Lisdy., N.M. Dewojati, Istri Bahagia, Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2015

Raharjo Jati, Wasisto. “Wanita, Wani Ing Tata: Kontruksi Perempuan Jawa dalam Studi Poskolonialisme”, dalam Jurnal Perempuan, Vol. 20 No. 1, Februari 2015

Sadli, Saparinah. Berbeda tetapi Setara: Pemikiran tentang Kajian Perempuan, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2010

Sakho Muhammad, Ahsin. Oase Al-Qur`an Penyejuk Kehidupan, Jakarta:

Qaf Media Kreativa, 2017

Sakirman, “Konstruk Metodologi Tafsir Modern: Telaah terhadap Tafsir Al- Manar, Al-Maraghi, dan Al-Mishbah” dalam Jurnal Hermeneutik: Jurnal Imu Al-Qur`an dan Tafsir, Vol. X No. 2, 2016 Samawiyah, “Siti. Makna An-Nis‟ dan Al-Mar‟ah dalam Al-Qur`an

(Tinjauan Terhadap Tafsir al-Munir), Skripsi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2014, tidak diterbitkan (t.d)

Sanaky, Hujair A. H. “Metode Tafsir (Perkembangan Metode Tafsir mengikuti Warna atau Corak Mufassirin)” dalam jurnal al-Mawardi Ed. XVIII, 2008

ash-Shiddieqy, M. Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir,

Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009

Shihab, M. Quraish. Tafsîr Al-Mishbâh: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al- Qur`an, Vol. 7 Jakarta: Lentera Hati, 2009

(38)

111 Pengantin Al-Qur`an: Kalung Permata buat Anak-

anakku,

Tangerang: Lentera Hati, 2010

Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Al-Qur`an, Tangerang: Lentera Hati, 2013

Membumikan Al-Qur`an Jilid 3, Jakarta: Lentera Hati, 2011 Sudirman Sesse, Muhammad. “‟Aurat Wanita dan Hukum

Menutupnya menurut Hukum Islam”, dalam Jurnal al-Maiyyah, Volume 9 No.2

Juli-Desember 2016

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2010

Surahman, dkk, “Metodologi Penelitian, Jakarta: Kementian Kesehatan Republik Indonesia, 2016

Syifa‟I, Edham. Kamus Lengkap Al-Qur`an, Jakarta: CV. Al-Hasanah, 1993 Taufiq, Usep. “ Tafsir Al-Azhar: Menyelami Kedalaman Tasawuf HAMKA”

dalam Jurnal at-Turas, Vol. XXI No. 1, Januari 2015

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta:

Pusat Bahasa, 2008

Wahida, Fatira. “Al-Mar`ah dalam hadits Nabi SAW”, dalam Jurnal Shautut Tarbiyah, Vol. 20 No. 1, 2014

Warson Munawwir, Ahmad. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, terj. Ali Ma‟shum, Zainal Abidin Munawwir, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997

Wartini, Atik. “Corak Penafsiran M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al- Mishbah”, dalam Jurnal Hunafa: Jurnal Studia Islamika, Vol. XI No. 1, 2014

(39)

112 Witrianto, “Sumbangan Pemikiran Buya HAMKA pada Bahasa Melayu”

dalam Jurnal Linguistika Kultura, Vol. 3 No. 1, Juli 2009

Yuliawati, Sri. “Perempuan atau Wanita? Perbandingan Berbasis Korpus tentang Leksikon Berbias Gender”, dala Paradigma Jurna Kajian Budaya, Vol. 8 No. 1, 2018

Yuni Mentari, Riesti. “Penafsiran al-Sya‟râwi terhadap Al-Qur`an tentang Wanita Karir”, skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, tidak diterbitkan (t.d)

(40)

113

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Hikmatul Mufidah merupakan anak ke-empat dari lima bersaudara yang terlahir dari pasangan M.

Afandi dan Ibu Masruroh Hadi. Saat ini, dia baru menyelasaikan studi Strata satu nya di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta dengan mendapatkan gelar S.Ag yang resmi di sandang pada Sabtu, 24 Agustus 2019 di UTCC Universitas Terbuka. Penulis adalah

perempuan kelahiran 04 Agustus 1996. Perempuan yang akrab disapa dengan Hikmah ini adalah Lulusan dari SDN Pesantren yang terletak di desa kelahirannya di Pesantren, Harjamukti, Kota Cirebon dan lulus pada tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan Sekolah Menengahnya di SMP N 1 Susukan dengan mondok di Pesantren Bina Insan Qur‟ani (BIQ) Cirebon dan lulus pada tahun 2012. Kemudian melanjutkan sekolah SMA nya di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta dan lulus pada tahun 2015.

Adapun kegiatan tammbahan yang dilakukan oleh penulis selama mencari ilmu adalah belajar tilawah dan tahfidz. Beberapa cabang perlombaan yang pernah diikuti oleh penulis diantaranya MTQ 1 Juz Tilawah, MTQ 5 Juz Tilawah, Tilawah golongan Remaja, Tilawah golongan Dewasa, Lomba Cerpen, dan lainnya.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dalam kitab tafsir Zuhaily dan Shobuny penentuan suatu ayat sebagai kinayah didasarkan pada konsep kinayah seperti yang dipahami oleh para pakar balaghah sekarang ini, yaitu

Makalah ini menyoroti hukum pernikahan beda agama menurut Muhammadiya dengan menggunakan Tafsir Tematik al-Qur’an, setelah melakukan kajian ayat 221 al-Baqarah dan al-Mâidah ayat

Sya’roni Ahmadi dalam kitabnya memang menjelaskan banyak hal seputar tafsir, karena memang kitab tersebut terkait kajian ulum at-tafsir termasuk masalah qira’at yang

Dalam kajian ini, bertujuan ingin mengeksplorasi berbagai pendapat dari kalangan ulama dalam kitab-kitab tafsir yang mereka tulis. Dari survei literatur beberapa

Dalam tafsir tematik, seorang mufassir tidak lagi menafsirkan ayat demi ayat secara berurutan sesuai urutannya dalam mushaf, tetapi menafsirkan dengan jalan menghimpun seluruh atau

Kesimpulan dari penelitian ini dalam penafsiran Wahbah Az-Zuhailî mengenai salah satu makna fitnah dalam Al-Qur`an yang bermakna ujian dijelaskan bahwa Allah SWT memberi ujian bukan

Jadi, persamaan penjelasan kedua kitab tafsir ini menjelaskan bahwa sama-sama menjelaskan bahwa Allah mengutus Luth untuk melarang kaum sodom melakukan perbuatan homoseksual dan azab

Kemudian data disajikan secara deskriptif-analitis yaitu mendeskripsikan akar kata dan hukum pidana hirâbah, kemudian menganalisa ayat hirâbah Surat Al-Maidah ayat 33-34 dalam tafsir