• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN SIFAT FISIK KAYU

N/A
N/A
luna

Academic year: 2023

Membagikan "PENGUKURAN SIFAT FISIK KAYU"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Modul I

PENGUKURAN SIFAT FISIK KAYU

Kegiatan praktikum pada modul I adalah mengukur kadar air (KA), volume, kerapatan dan berat jenis (BJ) serta menghitung kadar air jenuh serat (TJS). Adapun alat dan bahan yang diperlukan adalah sampel kayu, timbangan elektrik, kaliper, air suling, gelas erlemeyer dan labu kaca berleher terbuka.

Pada praktikum ini kelompok kami mendapatkan sampel kayu jenis merenti merah. Sampel tersebut kemudian dibersihkan kemudian ditimbang untuk mendapatkan berat basah (BB). Berat basah sampel tersebut adalah 27.15 gram yang ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik. Setelah itu dimensinya diukur dan didapatkan panjang sampelnya adalah 4.65 cm, lebarnya 4.39 cm dan tebalnya 4.385 cm serta volumenya (VB) sebesar 89.91 cm³. Volume ini merupakan volume sebenarnya dan dijadikan sebagai volume kontrol. Kemudian sampel tersebut diukur lagi volumenya dengan menggunakan tiga metode yaitu metode gelas ukur, metode limpahan, dan metode archimedes. Adapun hasil pengukuran volume dari ketiga metode tersebut adalah untuk metode gelas ukur didapatkan volume sampel sebesar 75 cm³. Volume ini didapatkan dengan cara mengukur tinggi muka air akhir dikurangi dengan tinggi muka air awal sebelum sampel dimasukkan. Untuk metode limpahan, volume sampel dapat di cari dengan cara memasukkan sampel kedalam labu kaca berleher terbuka. Air yang keluar dari labu tersebut ditampung dan diukur dan didapatkan volume sampel adalah 81 cm³. Sedangkan volume kayu dengan menggunakan metode archimides, didapatkan volumenya sebesar 78.8 cm³.

Sampel tersebut kemudian dimasukkan kedalam oven yang bersuhu 1032º C selama dua hari. Setelah dua hari sampel kemudian ditimbang lagi untuk mendapatkan berat kering tanur (BKT). Adapun BKT dari sampel tersebut adalah 20.22 gram sehingga dapat diperoleh KAnya melalui rumus :

KA = X100%

BKT BKT BB

Dengan memasukan data yang telah diperoleh ke rumus tersebut didapatkan KAnya sebesar 34.27 %.

(2)

Nilai kerapatan ( ) didapatkan dengan cara membagi antara BB dengan VBnya atau

VB

=BB

 . Sehingga diperoleh nilai-nilai kerapatan dari dimensi adalah 0.303 g/cm³, kerapatan metode gelas ukur 0.362 g/cm³, kerapatan metode limpahan 0.335 g/cm³, dan kerapatan dari metode archimides 0.345 g/cm³.

Sedangkan kerapatan rata – rata adalah 0.366 g/cm³. Dan untuk mencari BJ kayu, berat kering tanur yang sudah di ukur dibagi dengan volume basah dan didapatkan BJnya adalah 0.226

Setelah ditimbang, dimensi panjang, lebar dan tebalnya diukur lagi untuk mendapatkan volume kering tanur. Ternyata sampel mengalami penurunan volume menjadi 76,81 cm³. Kemudian besar susut volume total dapat dicari dengan cara volume basah dikurangi volume kering tanur dibagi volume basah dikali 100 %, dan didapatkan nilai sebesar 14.19 %. Dan untuk kadar air titik jenuh seratnya didapat dari SVt dibagi dengan BJ dan didapatkan nilai sebesar 62.78.

Dari data diatas, ternyata kayu meranti memiliki KA yang cukup tinggi yaitu sebesar 34,27 %. Hal ini sesuai dengan teori, karena meranti merah mempunyai BJ yang rendah yaitu sebesar 0,226. dengan BJ yang rendah

hasil pengukuran volume dengan metode limpahan ternyata lebih baik, karena hasil yang diperoleh lebih mendekati ke volume kontrol.

Kesimpulan

Untuk mengukur volume suatu dimensi dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya metode limpahan, gelas ukur dan archimides.namun metode yang paling mendekati adalah metode limpahan. KA dari kayu sampel berupa kayu meranti merah adalah 34.27 %, berat jenisnya 0.666, susut volumenya 14.19

%dan KA-TJSnya 62,78.

Referensi

Dokumen terkait

Kadar air kering udara pada kayu manis dengan tiga variasi kedalaman yang tersarang pada variasi ketinggian batang kayu manis dapat dilihat pada Tabel 7.. Rata-rata nilai kadar

6 Kerapatan kering oven kayu tumih dari empulur ke arah kulit 11 7 Berat jenis kayu tumih dari empulur kearah kulit 11 8 Kadar air segar dan kadar air kering udara kayu tumih 12

Pada pengeringan hingga ke KA kering tanur, bagian batang memiliki pengaruh yang sangat nyata terhadap persentase penurunan KA harian, sedangkan pada pengeringan hingga ke

Hasil pengujian terhadap serangga rayap tanah ( Coptotermes curvignatus ) di laboratorium dapat dilihat pada Tabel 8, sedangkan ketahanan terhadap rayap kayu kering

Tidak adanya perbedaan yang nyata pada keteguhan geser, baik pada pengujian secara kering maupun basah kayu lamina yang dibuat dari kayu keruing tidak berminyak (KTM)

Pada pengeringan hingga ke KA kering tanur, bagian batang memiliki pengaruh yang sangat nyata terhadap persentase penurunan KA harian, sedangkan pada pengeringan hingga ke

Dari penelitian ini diharapkan untuk dapat mengetahui sifat fisik dan sifat mekanik atau perilaku kayu ulin dan kayu gelam sebelum dan setelah ditanam ke dalam mortar

Perbandingan berat karet basah dan berat karet kering terhadap variasi temperatur koagulan kulit kayu karet Dari gambar 3-13 bahwa perbandingan berat karet basah dengan berat karet