• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 10 Fajar Harapan Pada Materi Alat-Alat Optik Melalui Model Problem Based Learning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Peningkatatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 10 Fajar Harapan Pada Materi Alat-Alat Optik Melalui Model Problem Based Learning"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Serambi PTK Volume X, No, 2 April 2023 ISSN : 2355 -9535

145

Peningkatatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 10 Fajar Harapan Pada Materi Alat-Alat Optik Melalui Model Problem

Based Learning

Cut Nelly Elitha

Dinas Pendidikan Aceh, SMA Negeri 10 Fajar Harapan Bandaaceh Email: cut.nelly.elitha@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan Hasil Belajar Fisika Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 10 Fajar Harapan pada Materi Alat-alat Optik Melalui Model Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh kelas XI MIPA 1 semester 2tahun pelajaran 2020/2021 dimana subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 1 yang berjumlah 31orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Masing- masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Jenis data yang di kumpulkan pada setiap siklus berupa data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari lembar kerja peserta didik, tes tertulis, dan hasil observasi. Berdasarkan data pengamatan yang di peroleh pada setiap siklus, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Dengan penggunaan model pembelajaran Problem Base Learning hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

Pada siklus I, persentase siswa yang tuntas belajar sebesar sebesar 77 %. Pada siklus II, persentase siswa yang tuntas belajar sebesar sebesar 93 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Problem Base Learning yang digunakan untuk mengajarkan materi Alat-alat Optik di kelas Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh. Kata kunci : Hasil belajar, model pembelajaran Problem Base Learning

PENDAHULUAN

Tujuan kurikulum satuan pendidikan dalam pelajaran fisika Permendikbud No. 64 tahun 2013 menekankan pengembangan sikap rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, logis, kritis, analitis, kreatif dan kerjasama dengan orang lain. Dimana dari tujuan tersebut di harapkan hasil belajar siswa terutama mata pelajaran fisika dapat di tingkatkan

Untuk mencapai tujuan agar hasil belajar siswa dapat di tingkatkan, guru sebagai fasilitator dan motivator dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sebab dengan suasana belajar yang menyenangkan akan berdampak positif dalam mencapai hasil belajar secara optimal. Secara umum partisipasi siswa dalam pembelajaran fisika relative rendah, demikian juga halnya dengan guru fisika dalam melaksanakan tugas sehari-hari sering menghadapi masalah tentang hasil belajar siswa yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Trianto (2007:

65- 66) salah satu kendala pembelajaran fisika di lapangan adalah siswa hanya menghafal konsep dan kurang dapat mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan nyata, sehingga perlu adanya strategi terbaik dalam pembelajaran agar siswa dapat mengaplikasikan konsep dalam kehidupan dan dapat mengingat konsep tersebut lebih lama.

(2)

146

Pembelajaran fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, bukan hanya penguasaan konsep yang selama ini salah ditafsirkan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran fisika seharusnya menitik beratkan kepada pemahaman siswa dengan cara menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu. Maka salah satu solusi yang dipandang sesuai untuk mengatasi keadaan tersebut adalah dengan memberikan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Dengan demikian, siswa akan paham tentang persoalan yang dihadapi dan diselesaikannya. hal tersebut juga memberikan makna bagi siswa dan tidak mudah dilupakan. Menurut Krulik & Rudnick dalam Santyasa (2007) pemecahan masalah adalah upaya individu atau kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya.

Kemampuan memecahkan masalah harus dimiliki oleh setiap siswa untuk melatih agar terbiasa menghadapi berbagai permasalahan, baik masalah dalam bidang studi ataupun masalah dalam kehidupan sehari-hari (Effendi 2012).

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah dengan strategi pemecahan masalah. Menurut Arifin et. al. (2005: 113) pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah adalah pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mengembangkan proses berpikir siswa melalui pemberian masalah yang akan dianalisis secara individu maupun kelompok guna menemukan solusi dari permasalahan tersebut.

Hasil penelitian dari Lambertus (2014: 601) menyebutkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan belajar siswa pada pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, dan dapat meningkatkan keaktifan siswa mencapai persentase rata-rata 82,32%.

Kemampuan memecahkan masalah dapat dikembangkan melalui pembelajaran yang berbasis masalah (problem based learning/PBL). Menurut Arends (2008) problem based learning membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir, dan keterampilan mengatasi masalah, mempelajari peran- peran orang dewasa dan menjadi pelajar yang mandiri. Selain itu, model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat menciptakan pembelajaran bermakna, siswa dapat mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Kelebihan lain model pembelajaran problem based learning adalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok (Kemendikbud 2013).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang model model pembelajaran Problem Based Learning sebagai upaya terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Fisika Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 10 Fajar Harapan pada Materi Alat-alat Optik Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada materi alat-alat optic siswa Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh? “

METODOLOGI PENELITIAN Setting Penelitian

(3)

147 Penelitian merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) karena penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar siswa di kelas. Penelitian ini dilakasanakan di di SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh , yang beralamat jln Fajar Harapan Kp.

Ateuk Jawo Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh. Mata pelajaran pada penelitian adalah Fisika. Penelitian dilaksanaan selama 3 bulan, mulai dari februari sampai dengan bulan April 2021

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 1 semester 2 tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah sebanyak 31 orang siswa, terdiri dari 19 siswi perempuan dan 12 siswa laki-laki. Pemilihan kelas ini karena peneliti mengajar mata pelajarn Fisika di kelas XI MIPA 1 Adapun pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran di sekolah tempat peneliti bertugas mengajar .Kelas XI MIPA 1 merupakan kelas reguler yang menempatkan siswa secara acak di dalam kelas dan bersifat heterogen, yang di dalamnya terdapat siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah

Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2021 Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena penelitian tindakan kelas (PTK) memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

Siklus PTK

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dalam mengikuti mata pelajaran Fisika pada materi Alat-alat Optik melalui model pembelajaran problem based learning (PBL)

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi yang dilaksanakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran dengan penggunaan model Problem Based Learning pada kelas XI MIPA 1, baik pada aktifitas guru dan murid serta pada penilaian hasil belajar kognitif. Jenis observasi dalam penelitian ini adalah observasi terstruktur, yaitu observasi yang pelaksanaannya telah dirancang secara sistematis dengan menggunakan instrumen lembar observasi. Lembar observasi yang berbentuk skala likert akan berisi catatan pengamatan pada saat pelaksanaan penelitian yang didapat selama kegiatan proses pembelajaran di kelas berlangsung.

Kegiatan observasi juga dilaksanakan pada saat pelaksanaan diskusi untuk menilai hasil belajar siswa dalam bidang psikomotor.

b. Tes

Tes yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah tes tulis dalam bentuk Post-test yang dilaksanakan pada akhir setiap siklus. Post-test dilaksanakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi dengan melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan model problem based learning

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data yang bersumber dari dokumen-dokumen yang terdapat pada saat pelaksanaan penelitian berlangsung. Data dokumentasi pada penelitian ini berupa

(4)

148

silabus, rencana pelaksanaan pembelajaraan (RPP), foto proses pembelajaran berlangsung sebagai bukti pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan., hasil tes siswa, dan hasil observasi selama kegiatan penelitian berlangsung.

Tahapan Penelitian

Pada dasarnya desain penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research). Konsep pokok action research menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (perenungan pemikiran evaluatif). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus http://akhmadsudrajat.wordpress.com.

Dengan demikian, prosedur langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian ini akan mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian tindakan yang telah umum dilakukan.

Perencanaan

1. Menetapkan lamanya siklus. Tiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan 2. Menetapkan kelas yang digunakan untuk penelitian tindakan kelas yaitu kelas XI

MIPA 1 SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh

3. Membangi siswa kedalam 7 kelompok, yang terdiri dari 4-5 orang siswa

4. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), lembar observasi dan test

5. Menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya baik data kualitatif maupun data kuantitatif

Pelaksanaan Siklus I

1. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kepada masing-masing kelompok yang memuat permasalahan tentang Alat-alat Optik yaitu tentang Mata, Lup, dan Kamera

2. Melakukan kegiatan inti dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran model problem based learning

3. Melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran

4. Memberikan tes tertulis kepada setiap individu siswa untuk menilai hasil belajar mereka

5. Melakukan refleksi setelah proses pembelajaran selesai untuk di jadikan bahan perencanaan tindakan siklus berikutnya.

Siklus II

Melaksanakan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama

1. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kepada masing-masing kelompok yang memuat permasalahan tentang Alat-alat Optik yaitu tentang Teropong (teleskop ) diantaranya Mikroskop, teropong bintang, teropong bumi, dan teropong prisma (binokuler)

2. Melakukan kegiatan inti dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran model problem based learning

3. Melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran

4. Memberikan tes tertulis kepada setiap individu siswa untuk menilai hasil belajar mereka

5. Melakukan refleksi setelah proses pembelajaran selesai Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat pelaksanaan apakah semua rencana yang telah dibuat dapat memberikan hasil yang maksimal pada peningkatan hasil belajar siswa pada

(5)

149 materi Alat-alat Optik dengan menggunakan model pembelajaran model problem based learning. Kegiatan observasi adalah kegiatan mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah di sediakan.

Observasi aktivitas siswa di fokuskan terhadap semua individu siswa yang menjadi subjek penelitian.

Refleksi

Data yang diperoleh dianalisis dengan tehnik persentase dan hasilnya dijadikan sebagai bahan penyusunan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Analisis dan refleksi dilaksanakan dengan cara menganalisis, memahami, menjelaskan, dan menyimpulkan data-data yang telah didapatkan, yaitu berupa hasil isian Lembar Kerja peserta Didik masing-masing kelompok, hasil observasi, dan hasil test siswa

Teknik Analisis Data

Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul. Rata-rata hasil belajar siswa di dapatkan dengan cara membangi jumlah nilai yang di peroleh siswa dengan jumlah siswa seluruhnya.

Keterangan :

X = rata-rata hasil belajar siswa

xi = jumlah nilai yang diperoleh siswa n = jumlah nilai siswa seluruhnya

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka untuk melihat ketuntasan klasikal hasil belajar siswa, berdasarkan nilai evaluasi disetiap siklus dapat dianalisis dengan menggunakan rumus persentase yaitu :

s st

st n

Pn x 100%

Keterangan:

Pst = Angka persentase yang dicari nst = Banyaknya siswa yang tuntas ns = Jumlah seluruh siswa

Indikator Kinerja

Target yang ingin dicapai pada akhir pembelajaran dikumpulkan dari data hasil evaluasi. Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individual) jika jawaban yang benar mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 78 untuk semua materi Fisika yang telah ditetapkan SMA Negeri 10 Fajar Harapan , dan keberhasilan kelas sekurang-kurangnya 85% dari 100% siswa yang ada di dalam kelas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Penelitian

Pelaksanaan Penenelitian Tindakan kelas (PTK) ini terbagi ke dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi

(6)

150

Materi penelitian ini adalah kompetensi dasar 3.11 yaitu tentang Alat-alat Optik dengan alokasi waktu 8 jam pelajaran yang terdiri dari 4 kali pertemuan. Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu hari Senin tgl 22 Februari 2021 , dan hari Rabu tanggal 24 Februari 2021, dan test siklus 1 hari Sabtu tanggal 27 Februari 2021, sementara siklus II di laksanakan 2 kali pertemuan juga, yaitu pada hari Senin tanggal 1 Maret 2021 dan hari Rabu tanggal 3 Maret 2021 dan test siklus Senin tgl 8 Maret 2021 Secara lebih rinci, masing-masing siklus dapat di jelaskan sebagai berikut.

Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Materi penelitian ini adalah kompetensi dasar 3.11 yaitu tentang Alat-alat Optik.

Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap kali pertemuan 2 x 45 menit. Adapun materi pada siklus I yaitu tentang Mata dan kaca mata, Kaca pembesar (Lup) dan Kamera

2. Menyusun Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) , lembar kerja peserta didik (LKPD), lembar Observasi dan test.

3. Pembentukan kelompok peserta didik dalam satu kelas dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 peserta didik dalam satu kelompok.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pembelajaran sebagai pelaksanaan siklus pertama dilaksanakan setelah semua perangkat pembelajaran siap untuk di gunakan. Tindakan siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu hari Senin tgl 22 Februari 2021, hari Rabu tanggal 24 Februari 2021, dan test siklus 1 hari Sabtu tanggal 27 Februari 2021

Dalam kegiatan belajar mengajar siklus I guru menyampaikan materi tentang Alat-alat Optik yaitu Mata , Kaca pembesar (Lup), dan Kamera. Adapun model pembelajaran yang di gunakan adalah model pembelajaran Problem Based Learning (RPP terlampir).

c. Observasi

Pengamatan dilakukan sesuai pedoman pengamatan yang telah disediakan peneliti. Jika ada hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dan tidak ada dalam point pedoman pengamtan, maka hal tersebut di masukkan sebagai hasil catatan lapangan.

Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama yaitu pada hari senin tanggal 22 Februari 2021, bahwa keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah baik, tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.Selain itu, masih ada beberapa kelompok yang kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan tentang Cacat Mata

Pada pertemuan kedua yaitu hari Rabu tanggal 24 Februari 2021, bahwa keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah baik, dan lebih banyak kelompok yang dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan terhadap beberapa data yang telah diperoleh selama kegiatan pembelajaran berlansung, yaitu Hasil isian lembar kerja peserta didik (LKPD) masing- masing kelompok, hasil observasi, dan hasil tes individu siswa

Refleksi Hasil Isian lembar kerja Peserta Didik (LKPD)

Hasil isian lembar kerja peserta didik (LKPD) yang dilakukan oleh siswa secra berkelompok dapat di lihat pada tabel berikut :

(7)

151 Tabel 1. Hasil Isian lembar kerja peserta didik (LKPD) siklus 1

Kelompok Nilai (Pertemuan ke-1)

Nilai (Pertemuan ke-2)

Nilai Rata-rata

Keterangan

1 90 100 95 Tumtas

2 90 90 90 Tumtas

3 100 90 95 Tumtas

4 95 90 92.5 Tumtas

5 100 95 97.5 Tumtas

6 95 100 97.5 Tumtas

7 85 100 92.5 Tumtas

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa :

1. Rata-rata nilai Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD kelompok adalah :

n

X

xi

7

5 , 92 5 , 97 5 , 97 5 , 92 95 90

95     

X

7

 660

X

28 ,

94

X

2. Jumlah kelompok dengan nilai peserta didik (LKPD) yang tuntas ada 7 kelompok.

Persentase nilai Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD yang tuntas adalah :

s st

st n

Pn x 100%

7

7

Pst x 100 % Pst = 100 %

3. Jumlah kelompok dengan nilai peserta didik (LKPD) yang tidak tuntas ada 7 kelompok. Persentase nilai Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tidak tuntas adalah :

s st

st n

Pn x 100%

7

0

Pst x 100%

Pst = 0 %

Refleksi Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar peserta didik yang diperoleh dengan memberikan tes kepada masing- masing peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Hasil belajar peserta didik siklus 1

No Nama Siswa Nilai Keterangan

(KKM 78)

(1) (2) (3) (4)

1 Alfansyah Andhiya 90 Tuntas

(8)

152

2 Byandarari Shani Zulkarnain 70 Tidak tuntas

3 Chalisa Awanis 85 Tuntas

4 Cut Ulfah Syarva 80 Tuntas

5 Einjelita Nurra Zufa 80 Tuntas

6 Farid Al-Zahran 60 Tidak tuntas

7 Fildza Asri Husna 80 Tiuntas

8 Ghina Fathiya Humaira 80 Tiuntas

9 Iwani Khairina 70 Tidak tuntas

10 M.Bayu Bagir Basil 70 Tidak tuntas

11 Muhammad Arief Munandar 85 Tuntas

12 Muhammad Dian Zulfian 85 Tuntas

13 Muhammad Fathir Rokhan 100 Tuntas

14 M. Hafidz Nazaruddin 85 Tuntas

15 Nadiyah Shilmi Fisa 80 Tuntas

16 Najwa Rivalda 90 Tuntas

17 Nanda Salsabila 80 Tuntas

18 Nelvianda Raudatul Ullia 80 Tuntas

19 Nurul Fadilla 80 Tuntas

20 Oliver Althafa Roza 70 Tidak tuntas

21 Punca Tuah Ananda 80 Tuntas

22 Putri Nadya Nadla Ananda 80 Tuntas

23 Raihanul Niswah 80 Tuntas

24 Rayhan Rahmad Abdilla 95 Tuntas

25 Riangga Alwanal Daffa 70 Tidak tuntas

26 Shuyudi Gunawan Jola 85 Tuntas

27 Siska Auliani 90 Tuntas

28 Sutan Muhammad Wishal 80 Tuntas

29 Syiefa Asa Azzuhra 80 Tuntas

30 Syifa Cesarina 80 Tuntas

31 Zulva Azkia 70 Tidak tuntas

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa :

1. Rata-rata nilai hasil Peserta Didik adalah :

n X

xi

31

 2490

X

X 80,32

(9)

153 2. Jumlah peserta didik yang tuntas ada 24 orang dari 31 orang. Persentase peserta

didik yang tuntas adalah :

s st

st n

Pn x 100%

31

 24

Pst x 100 % Pst = 77 %

3. Jumlah peserta didik yang tidak tuntas ada 7 orang dari 31 orang. Persentase peserta didik yang tidak tuntas adalah :

s st

st n

Pn x 100 %

31

 7

Pst x 100 % Pst = 23 %

Penelitian tindakan kelas ini dianggap berhasil bila diperoleh minimal 85 % peserta didik tuntas pada materi Alat-alat Optik, dimana nilai ketuntasan minimal yang di tetapkan pada mata pelajaran Fisika adalah 78. Sementara itu, dari data diatas dapat di lihat bahwa persentase banyak peserta didik yang tuntas belajar masih 77 %.

Refleksi Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi bahwa aktifitas peserta didik masih perlu ditingkatkan lagi, dan masih ada beberapa kelompok yang masih mengalami kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan aplikasi soal-soal tentang Cacat Mata dalam kehidupan sehari-hari

Dari hasil observasi dapt di simpulkan bahwa masih diperlukan pengulangan siklus untuk memperbaiki beberapa kekurangan yang terjadi. Hal-hal yang perlu diperbaiki antara lain adalah peningkatan hasil belajar peserta didik, karena persentasenya masih di bawah 85 %. Pelaksanaan tindakan perlu dilanjutkan pada siklus II

Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Materi penelitian ini adalah kompetensi dasar 3.11 yaitu tentang Alat-alat Optik.

Tindakan siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap kali pertemuan 2 x 45 menit. Adapun materi pada siklus II yaitu tentang Mikroskop dan Teleskop

2. Menyusun Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) , lembar kerja peserta didik (LKPD), lembar Observasi dan test.

3. Pembentukan kelompok peserta didik dalam satu kelas dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 peserta didik dalam satu kelompok.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus 1I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu hari Senin tanggal 1 Maret 2021 dan hari Rabu tanggal 3 Maret 2021 dan test siklus II hari Senin tgl 8 Maret 2021

(10)

154

Dalam kegiatan belajar mengajar siklus II guru menyampaikan materi tentang Alat-alat Optik yaitu tentang Mikroskop dan Teleskop. Adapun model pembelajaran yang di gunakan adalah model pembelajaran Problem Based Learning (RPP terlampir).

c. Observasi

Berdasarkan pengamatan, aktifitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran sudah baik, dan sudah lebih meningkat jika di bandingkan dengan siklus I, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancar.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan terhadap beberapa data yang telah diperoleh selama kegiatan pembelajaran berlansung, yaitu Hasil isian lembar kerja peserta didik (LKPD) masing- masing kelompok, hasil observasi, dan hasil tes individu peserta didik

Refleksi Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar peserta didik yang diperoleh dengan memberikan tes kepada masing- masing peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Hasil belajar peserta didik siklus (LKPD) siklus 2 Kelompok Nilai

(Pertemuan ke-1)

Nilai (Pertemuan ke-2)

Nilai Rata-rata

Keterangan

1 100 100 100 Tumtas

2 100 100 100 Tumtas

3 100 100 100 Tumtas

4 95 100 97.5 Tumtas

5 100 90 95 Tumtas

6 95 100 97.5 Tumtas

7 100 100 100 Tumtas

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa :

1. Rata-rata nilai Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD kelompok adalah : n

X

xi

7

100 5 , 97 95 5 , 97 100 100

100     

X

7

 690

X

57 ,

98

X

2. Jumlah kelompok dengan nilai peserta didik (LKPD) yang tuntas ada 7 kelompok.

Persentase nilai Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD yang tuntas adalah :

s st

st n

Pn x 100%

7

 7

Pst x 100 % Pst = 100 %

(11)

155 3. Jumlah kelompok dengan nilai peserta didik (LKPD) yang tidak tuntas ada 7

kelompok. Persentase nilai Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tidak tuntas adalah :

s st

st n

Pn x 100%

7

0

Pst x 100%

Pst = 0 %

Persentase nilai Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang tuntas pada siklus II adalah 100%, sementara persentase nilai Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tidak tuntas pada siklus I adalah 0%

Refleksi Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar peserta didik yang diperoleh dengan memberikan tes kepada masing- masing peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Hasil belajar peserta didik siklus ll

No Nama Siswa Nilai Keterangan

(KKM 78)

1 Alfansyah Andhiya Lumban T 90 Tuntas

2 Byandarari Shani Zulkarnain 85 Tuntas

3 Chalisa Awanis 90 Tuntas

4 Cut Ulfah Syarva 90 Tuntas

5 Einjelita Nurra Zufa 90 Tuntas

6 Farid Al-Zahran 90 Tuntas

7 Fildza Asri Husna 85 Tuntas

8 Ghina Fathiya Humaira 85 Tuntas

9 Iwani Khairina 90 Tuntas

10 M.Bayu Bagir Basil 90 Tuntas

11 Muhammad Arief Munandar 90 Tuntas

12 Muhammad Dian Zulfian 90 Tuntas

13 Muhammad Fathir Rokhan 100 Tuntas

14 M. Hafidz Nazaruddin 90 Tuntas

15 Nadiyah Shilmi Fisa 90 Tuntas

16 Najwa Rivalda 90 Tuntas

17 Nanda Salsabila 80 Tuntas

18 Nelvianda Raudatul Ullia 80 Tuntas

19 Nurul Fadilla 90 Tuntas

20 Oliver Althafa Roza 85 Tuntas

21 Punca Tuah Ananda 70 Tidak Tuntas

22 Putri Nadya Nadla Ananda 85 Tuntas

23 Raihanul Niswah 80 Tuntas

24 Rayhan Rahmad Abdilla 100 Tuntas

(12)

156

25 Riangga Alwanal Daffa 75 Tidak Tuntas

26 Shuyudi Gunawan Jola 90 Tuntas

27 Siska Auliani 90 Tuntas

28 Sutan Muhammad Wishal 90 Tuntas

29 Syiefa Asa Azzuhra 90 Tuntas

30 Syifa Cesarina 90 Tuntas

31 Zulva Azkia 85 Tuntas

Keterangan :

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa :

1. Rata-rata nilai hasil Peserta Didik adalah :

n X

xi

31

 2715

X

X 87,58

2. Jumlah peserta didik yang tuntas ada 29 orang dari 31 orang. Persentase peserta didik yang tuntas adalah :

s st

st n

Pn x 100%

31

 29

Pst x 100 % Pst = 93 %

3. Jumlah peserta didik yang tidak tuntas ada 2 orang dari 31 orang. Persentase peserta didik yang tidak tuntas adalah :

s st

st n

Pn x 100 %

31

 2

Pst x 100 % Pst = 7 %

Refleksi Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi, aktifitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran sudah baik dan sudah dapat memahami dan menyelesaikan permasalahan tentang alat-alat optic. Dari hasil refleksi 93 % peserta didik tuntas belajar, sehingga tidak diperlukan lagi pengulangan siklus .

Pembahasan

Pada siklus I, persentase siswa yang tuntas belajar sebesar 77 %, sementara pada siklus ll siswa yang tuntas belajar sebesar 93 %. Perbandingan persentase ketuntasan siswa pada siklus ll dapat di lihat pada table berikut.

(13)

157 Tabel 5. Persentase Ketuntasan Peserta Didik pada Siklus I dan siklus ll

No Ketuntasan Peserta Didik

Persentase %

1 Siklus I 77 %

2 Siklus II 93 %

Keterangan Meningkat

Perbandingan Persentase Ketuntasan Peserta Didik pada Siklus I dan siklus II dapat di lihat pada gambar berikut.

Gambar 4.1. Perbandingan persentase ketuntasan peserta didik pada Siklus I dan siklus II

Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar pada materi Alat -alat Optik. Model pembelajaran Problem Based Learning dapat membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan kerja sama dengan yang lain dan juga dapat menimbulkan rasa senang peserta didik karena tumbuhnya rasa ingin tahu sehingga tertantanng untuk menyelesaikan masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di simpulkan bahwa penggunaan Model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh pada Materi Alat -alat Optik

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan :

1. Hasil belajar siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 10 Fajar Harapan dapat di tingkatkan dengan model Problem Based learning

2. Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh di tandai denagn persentase hasil belajar yang terus meningkat dari siklus I ke siklus II. Dimana pada siklus I persentase peserta didik yang tuntas sebesar 77 % , sementara pada siklus II persentase peserta didik yang tuntas sebesar 93 %.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, N. (2004). Penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah

(problem-based instruction) dalam pembelajaran matematika di SMU. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.

(14)

158

Arifin, et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung : Jurusan Raven PH &

Johnson GB. 2005. Biology, 2nd ed. Times/Miror/Mosby College

Arikunto, S. (20096. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Buchori dan Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka.Departemen Pendidikan Nasional.

Effendi Nur Hasan, 2013, Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta.

Miarso, (2004). Media belajarpembelajaran. Bandung: Rosdakarya

Rusman. (2010). Model–Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru edisi kedua.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Rusman. (2012). Model-model pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sadia, IW. (2014). Model-model pembelajaran sains konstruktivistik. Yogyakarta:

PT. Graha Ilmu

Santyasa, IW. (2017). Pembelajaran inovatif. Singaraja: Undiksha Press.

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya,cet kedua.

Trianto (2007). Model-Model PembelajaranInovatif Berorientasi Kontrutivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

In your answer you will be assessed on how well you: ■ demonstrate understanding of the ways texts and meaning are shaped by context ■ organise, develop and express ideas using