Kadar Obat Dalam Plasma
Dosen Pengampu : apt Nesa Agistia, M.Farm
KELOMPOK 1 S1-6A
FARMAKOKINETIKA KLINIK
Anggota Kelompok
Adrian Samosir 2101002
Diva Fatihah Nabilla 2101013 Elmas Ghalis Nur Islamia 2101014 Makmur Husada Syaifullah 2101024
Meisy Imelda 2101025
Prisa Delia 2101033
Regina Sabela Dianda 2101037 Salsabila Rivieka 2101043 Ulfa Sefa Felyani 1801075
Pendahuluan
01
Apa Pentingnya Konsentrasi Obat Dalam Plasma?
➔
Untuk menilai obat secara klinis, menetapkan dosis dan takaran yang tepat perlu data kadar obat dalam darah, urin, saliva, dll
➔
Efek obat tergantung konsentrasi obat di target atau tempat aksi
➔
Kadar obat dalam plasma menentukan
keberhasilan atau kegagalan terapi dan
efek toksik
Konsentrasi Obat dalam Plasma
❏
Pemantauan konsentrasi obat dalam plasma memungkinkan untuk penyesuaian dosis obat secara individual dan juga untuk mengoptimasi terapi
❏
Pemantauan konsentrasi obat dalam
plasma dapat memberikan petunjuk
untuk kemajuan keadaan penyakit dan
memungkinkan peneliti mengubah dosis
obat yang lebih sesuai
Pengukuran Kadar Obat dalam Plasma
Plasma memperfusi semua jaringan tubuh, termasuk elemen- elemen selular dalam darah. Dengan menganggap suatu obat dalam plasma memiliki kesetimbangan dinamik dengan jaringan, maka perubahan konsentrasi obat dalam plasma akan mencerminkan perubahan konsentrasi obat dalam jaringan.
Konsentrasi obat dalam plasma juga menggambarkan prediksi hubungannya dengan konsentrasi obat pada tempat aksi.
Obat dalam jaringan Obat dalam bentuk
terlarut
Konsentrasi obat dalam plasma
Metabolisme dan eliminasi obat
Absorbsi
Eliminasi
Konsentrasi obat di tempat aksi Distribusi
Perhitungan Konsentrasi Obat dalam Plasma
❏ Volume Distribusi (Vd) merupakan parameter yang menghubungkan jumlah total obat dalam tubuh dengan konsentrasi obat dalam plasma.
❏ Waktu Paruh (t1/2) adalah waktu yang dibutuhkan untuk konsentrasi obat dalam plasma berkurang 50%, dan tergantung pada konstanta laju (k) yang berkaitan dengan Vd dan klirens (Cl).
❏ AUC adalah permukaan dibawah kurva kadar obat-waktu, dan dapat dihitung dengan mengukur konsentrasi obat dalam sampel plasma pada berbagai jarak waktu setelah pemberian suatu produk obat.
Berdasarkan gambar dibawah dapat dijelaskan bahwa :
❏
Kadar obat plasma (Cp) tergantung dengan dosis yang diberikan.
❏
Kadar plasma erat kaitannya dengan kadar obat di reseptor (CR).
❏
Kadar obat di reseptor (CR) = kadar obat dalam plasma (Cp)
❏
Kadar obat di reseptor (CR) yang akan memberikan efek terapi
Hubungan kadar obat dalam plasma
Hubungan penyesuaian dosis obat terhadap efek obat (Ristchel & Kearns, 2009)
Sehingga dapat dilakukan penyesuaian dosis untuk mendapatkan efek terapi yang diinginkan (Ritschel & Kearns, 2009)
Tahapan Pengukuran
❏
Perbedaan kepekaan reseptor tiap individu
❏
Perbedaan fungsi fisiologis yang dipengaruhi oleh penyakit, makanan, maupun obat lain menyebabkan interaksi obat
Dapat diatasi dengan mengukur Cp
Cara mengukur Cp
Pasien menerima obat
dan dosis tertentu Darahnya diambil pada
satuan waktu tertentu Pengukuran menggunakan alat dan cp ditetapkan
Kurva Kadar Obat vs Waktu Sampling
02
Kurva Kadar Obat vs Waktu Sampling
Terdapat 2 aspek : Aspek
Farmakologi
Hubungan antara konsentrasi obatdengan respon terapi
❏ Selama obat mencapai sistemik kompak dan obat akan naik sampai maksimum
❏ Absorpsi akan lebih cepat dari eliminasi
❏ Setelah absorbs -> distribusi ke jaringan -> proses eliminasi
Aspek
Farmakokinetik
Kurva Kadar Obat vs Waktu Sampling
Aspek Farmakologi Aspek Farmakokinetik
Dikaitkan dengan Cp max,t maxdan AUC. Sehingga diketahui jendela terapi yang mengetahui efek baik diatas KTMatau dibawah KEM.
Hal ini diperlukan terutama untuk memonitoring obat dengan indeks terapi sempit.
Dikaitkan dengan KTM dan KEM sehingga diketahui mula kerja obat dan lama kerja obat.
Indeks Terapi Sempit
❏
Daerah terapi/jendela terapi merupakan batasan dimana kadar obat yang mampu memberikan efek terapi.
❏
Apabila konsentrasi :
diatas KTM
→over dosis /toksisitas dibawah KEM
→under dosis
❏
Obat yang memiliki indeks terapi sempit
adalah sekelompok obat yang memiliki
batasan antara KTM dan KEM yang sempit
(<2).
Contoh obat dengan indeks terapi sempit
Faktor yang Mempengaruhi Kadar Obat dalam Plasma
Adanya
penurunan fungsi fisiologis tubuh.
Bentuk dan ukuran
tubuh dapat
mempengaruhi
parameter fisiologis lain seperti laju aliran darah maupun fungsi organ.
Variasi genetik dapat mempengaruhi
ekspresi enzim dan reseptor obat di dalam tubuh.
Seperti pasien penyakit khusus seperti ginjal, hati dan lainnya.
Umur Berat dan
Ukuran tubuh Faktor Generik Kondisi
Patologis
Penetapan Kadar Obat dalam Darah
03
Pertimbangan Penetapan Konsentrasi dalam Darah
❏
Pertimbangkan manfaat dan resiko
❏
Tidak cukup satu kali sampling, karena tidak diperoleh profil yang lengkap
❏
Hubungkan dengan informasi lain: dosis, rute, interval
❏
Gunakan metode yang paling akurat,
selektif, dan sensitif
Intepretasi Klinik Terhadap Kadar Obat Dalam Darah
04
❏
Harus melibatkan pertimbangan medis, profil absorpsi, distribusi, metabolisme dan eliminasi.
❏
Bandingan kadar obat dalam darah dengan kadar obat dalam range terapi.
❏
Jika di atas KTM, evaluasi gejala toksis, lakukan penghentian obat.
❏
Perhatikan juga interaksi dengan obat lain sehingga cp meningkat.
❏
Contoh: Diltiazem dan verapamil mampu meningkatkan kadar plasma fenitoin.
❏
Perhatikan apakah VD meningkat, VD berbanding terbalik
dengan CP.
❏ Dalam keadaan udem VD meningkat, obat yang bersifat hidrofilik akan terdistribusi lebih banyak. Namun udem tidak mempengaruhi VD obat- obat yang bersifat lipofilik.
❏ Obat lipofil meningkat pada keadaan gemuk dan berkurang pada penurunan lemak.
❏ Kadar obat sudah berada pada kisaran terapeutik, namun nyatanya pasien belum juga pulih. Sebaiknya diperiksa kembali apakah ada kemungkinan interaksi obat atau sensitisasi resep obat (toleransi atau takifilaksis).
❏ Interpretasi klinik berdasar kadar obat di dalam darah juga harus diperhatikan kondisi patofisiologis pasien seperti fungsi ginjal dan hepar.
❏ Dosis obat linier dengan CP, konsentrasi obat plasma linier dengan konsentrasi obat reseptor. Dan konsentrasi obat dalam reseptorlah yang menghasilkan efek terapeutikatau sebaliknya toksisitas.
Pengaruh Kadar Obat Dalam Darah
05
❏ Mula, Puncak dan Lama Kerja
Mula kerja dimulai pada waktu obat memasuki plasma dan berakhir sampai mencapai KEM.
Puncak kerja terjadi pada saat obat mencapai konsentrasi tertinggi dalam darah atau plasma.
Lama kerjaadalah lamanya obat mempunyai efek farmakologis.
❏ Kadar Puncak dan Terendah
Kadar obat puncak adalah konsentrasi plasma tertingi dari sebuah obat pada waktu tertentu. Sampel harus diambil pada waktu puncak yang dianjurkan sesuai dengan rute pemberian.
Kadar terendah adalah konsentrasi plasma terendah dari sebuah obat dan menunjukkan kecepatan eliminasi obat. Kadar terendah diambil beberapa menit sebelum obat diberikan, tanpa memandang apakah diberikan secara oral atau intravena.
=> Kadar puncak dan terendah diperlukan bagi obat-obat yang memiliki indeks terapeutik sempit.
❏ Indeks Terapeutik dan Batasan Terapeutik
Pada obat yang memiliki indeks terapi sempit, maka dosis obat mungkin perlu penyesuaian dan kadar obat dalam plasma (serum) perlu dipantau karena sempitnya jarak keamanan antara dosis efektif dan dosis letal. Batas terapeutik dari konsentrasi suatu obat dalam plasma harus berada di antara KEM, dan efek toksiknya. Batas terapeutik ini mencakup bagian yang berikatan dengan protein plasma maupun tidak.
❏ Dosis Pembebanan
Dosis pembebanan adalah dosis awal yang diberikan besar untuk mencapai batas KEM dengan cepat sehingga mendapatkan efek. Setelah dosis awal yang besar, maka diberikan dosis sesuai dengan resep per hari.
Contoh obat dengan dosis pembebanan diantaranya Digoksin, yaitu suatu preparat digitalis, membutuhkan dosis pembebanan pada saat pertama kali diresepkan.
❏ Efek Samping, Reaksi yang Merugikan, dan Efek Toksik
Efek samping adalah efek fisiologis yang tidak berkaitan dengan efek obat yang diinginkan. Namun ada Efek samping yang menguntungkan dan ada yang tidak menguntungkan dalam kesehatan.
Sedangkan reaksi yang merugikan adalah batas efek yang tidak diinginkan (yang tidak diharapkan dan terjadi pada dosis normal) dari obat-obat yang mengakibatkan efek samping yang ringan sampai berat, termasuk anafilaksis (kolaps kardiovaskular). Reaksi yang merugikan selalu tidak diinginkan.
Efek toksik, atau toksisitas suatu obat dapat diidentifikasi melalui pemantauan batas terapeutik obat tersebut dalam plasma (serum).
Penyesuaian Dosis Obat
Dalam mengetahui kadar obat dalam plasma, dapat dilakukan penyesuaian dosis obat. Penyesuaian ini dapat dilakukan dengan rumus :
Do Obat penyesuaian = x Do obat
Ket :Cp target = konsentrasi obat dalam daerah terapi.
Cp terukur = konsentrasi obat dalam sampling.
Do obat penyesuaian = Dosis obat yang akan disesuaikan.
Do Obat = Obat yang sudah diberikan.