• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Kadar Obat dalam Plasma

N/A
N/A
Diva Fatihah Nabilla

Academic year: 2024

Membagikan " Pentingnya Kadar Obat dalam Plasma"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Kadar Obat Dalam Plasma

Dosen Pengampu : apt Nesa Agistia, M.Farm

KELOMPOK 1 S1-6A

FARMAKOKINETIKA KLINIK

(2)

Anggota Kelompok

Adrian Samosir 2101002

Diva Fatihah Nabilla 2101013 Elmas Ghalis Nur Islamia 2101014 Makmur Husada Syaifullah 2101024

Meisy Imelda 2101025

Prisa Delia 2101033

Regina Sabela Dianda 2101037 Salsabila Rivieka 2101043 Ulfa Sefa Felyani 1801075

(3)

Pendahuluan

01

(4)

Apa Pentingnya Konsentrasi Obat Dalam Plasma?

Untuk menilai obat secara klinis, menetapkan dosis dan takaran yang tepat perlu data kadar obat dalam darah, urin, saliva, dll

Efek obat tergantung konsentrasi obat di target atau tempat aksi

Kadar obat dalam plasma menentukan

keberhasilan atau kegagalan terapi dan

efek toksik

(5)

Konsentrasi Obat dalam Plasma

Pemantauan konsentrasi obat dalam plasma memungkinkan untuk penyesuaian dosis obat secara individual dan juga untuk mengoptimasi terapi

Pemantauan konsentrasi obat dalam

plasma dapat memberikan petunjuk

untuk kemajuan keadaan penyakit dan

memungkinkan peneliti mengubah dosis

obat yang lebih sesuai

(6)

Pengukuran Kadar Obat dalam Plasma

Plasma memperfusi semua jaringan tubuh, termasuk elemen- elemen selular dalam darah. Dengan menganggap suatu obat dalam plasma memiliki kesetimbangan dinamik dengan jaringan, maka perubahan konsentrasi obat dalam plasma akan mencerminkan perubahan konsentrasi obat dalam jaringan.

Konsentrasi obat dalam plasma juga menggambarkan prediksi hubungannya dengan konsentrasi obat pada tempat aksi.

Obat dalam jaringan Obat dalam bentuk

terlarut

Konsentrasi obat dalam plasma

Metabolisme dan eliminasi obat

Absorbsi

Eliminasi

Konsentrasi obat di tempat aksi Distribusi

(7)

Perhitungan Konsentrasi Obat dalam Plasma

❏ Volume Distribusi (Vd) merupakan parameter yang menghubungkan jumlah total obat dalam tubuh dengan konsentrasi obat dalam plasma.

❏ Waktu Paruh (t1/2) adalah waktu yang dibutuhkan untuk konsentrasi obat dalam plasma berkurang 50%, dan tergantung pada konstanta laju (k) yang berkaitan dengan Vd dan klirens (Cl).

❏ AUC adalah permukaan dibawah kurva kadar obat-waktu, dan dapat dihitung dengan mengukur konsentrasi obat dalam sampel plasma pada berbagai jarak waktu setelah pemberian suatu produk obat.

(8)

Berdasarkan gambar dibawah dapat dijelaskan bahwa :

Kadar obat plasma (Cp) tergantung dengan dosis yang diberikan.

Kadar plasma erat kaitannya dengan kadar obat di reseptor (CR).

Kadar obat di reseptor (CR) = kadar obat dalam plasma (Cp)

Kadar obat di reseptor (CR) yang akan memberikan efek terapi

Hubungan kadar obat dalam plasma

Hubungan penyesuaian dosis obat terhadap efek obat (Ristchel & Kearns, 2009)

Sehingga dapat dilakukan penyesuaian dosis untuk mendapatkan efek terapi yang diinginkan (Ritschel & Kearns, 2009)

(9)

Tahapan Pengukuran

Perbedaan kepekaan reseptor tiap individu

Perbedaan fungsi fisiologis yang dipengaruhi oleh penyakit, makanan, maupun obat lain menyebabkan interaksi obat

Dapat diatasi dengan mengukur Cp

Cara mengukur Cp

Pasien menerima obat

dan dosis tertentu Darahnya diambil pada

satuan waktu tertentu Pengukuran menggunakan alat dan cp ditetapkan

(10)

Kurva Kadar Obat vs Waktu Sampling

02

(11)

Kurva Kadar Obat vs Waktu Sampling

Terdapat 2 aspek : Aspek

Farmakologi

Hubungan antara konsentrasi obat

dengan respon terapi

❏ Selama obat mencapai sistemik kompak dan obat akan naik sampai maksimum

❏ Absorpsi akan lebih cepat dari eliminasi

❏ Setelah absorbs -> distribusi ke jaringan -> proses eliminasi

Aspek

Farmakokinetik

(12)

Kurva Kadar Obat vs Waktu Sampling

Aspek Farmakologi Aspek Farmakokinetik

Dikaitkan dengan Cp max,t maxdan AUC. Sehingga diketahui jendela terapi yang mengetahui efek baik diatas KTMatau dibawah KEM.

Hal ini diperlukan terutama untuk memonitoring obat dengan indeks terapi sempit.

Dikaitkan dengan KTM dan KEM sehingga diketahui mula kerja obat dan lama kerja obat.

(13)

Indeks Terapi Sempit

Daerah terapi/jendela terapi merupakan batasan dimana kadar obat yang mampu memberikan efek terapi.

Apabila konsentrasi :

diatas KTM

over dosis /toksisitas dibawah KEM

under dosis

Obat yang memiliki indeks terapi sempit

adalah sekelompok obat yang memiliki

batasan antara KTM dan KEM yang sempit

(<2).

(14)

Contoh obat dengan indeks terapi sempit

(15)

Faktor yang Mempengaruhi Kadar Obat dalam Plasma

Adanya

penurunan fungsi fisiologis tubuh.

Bentuk dan ukuran

tubuh dapat

mempengaruhi

parameter fisiologis lain seperti laju aliran darah maupun fungsi organ.

Variasi genetik dapat mempengaruhi

ekspresi enzim dan reseptor obat di dalam tubuh.

Seperti pasien penyakit khusus seperti ginjal, hati dan lainnya.

Umur Berat dan

Ukuran tubuh Faktor Generik Kondisi

Patologis

(16)

Penetapan Kadar Obat dalam Darah

03

(17)

Pertimbangan Penetapan Konsentrasi dalam Darah

Pertimbangkan manfaat dan resiko

Tidak cukup satu kali sampling, karena tidak diperoleh profil yang lengkap

Hubungkan dengan informasi lain: dosis, rute, interval

Gunakan metode yang paling akurat,

selektif, dan sensitif

(18)

Intepretasi Klinik Terhadap Kadar Obat Dalam Darah

04

(19)

Harus melibatkan pertimbangan medis, profil absorpsi, distribusi, metabolisme dan eliminasi.

Bandingan kadar obat dalam darah dengan kadar obat dalam range terapi.

Jika di atas KTM, evaluasi gejala toksis, lakukan penghentian obat.

Perhatikan juga interaksi dengan obat lain sehingga cp meningkat.

Contoh: Diltiazem dan verapamil mampu meningkatkan kadar plasma fenitoin.

Perhatikan apakah VD meningkat, VD berbanding terbalik

dengan CP.

(20)

❏ Dalam keadaan udem VD meningkat, obat yang bersifat hidrofilik akan terdistribusi lebih banyak. Namun udem tidak mempengaruhi VD obat- obat yang bersifat lipofilik.

❏ Obat lipofil meningkat pada keadaan gemuk dan berkurang pada penurunan lemak.

❏ Kadar obat sudah berada pada kisaran terapeutik, namun nyatanya pasien belum juga pulih. Sebaiknya diperiksa kembali apakah ada kemungkinan interaksi obat atau sensitisasi resep obat (toleransi atau takifilaksis).

❏ Interpretasi klinik berdasar kadar obat di dalam darah juga harus diperhatikan kondisi patofisiologis pasien seperti fungsi ginjal dan hepar.

Dosis obat linier dengan CP, konsentrasi obat plasma linier dengan konsentrasi obat reseptor. Dan konsentrasi obat dalam reseptorlah yang menghasilkan efek terapeutikatau sebaliknya toksisitas.

(21)

Pengaruh Kadar Obat Dalam Darah

05

(22)

Mula, Puncak dan Lama Kerja

Mula kerja dimulai pada waktu obat memasuki plasma dan berakhir sampai mencapai KEM.

Puncak kerja terjadi pada saat obat mencapai konsentrasi tertinggi dalam darah atau plasma.

Lama kerjaadalah lamanya obat mempunyai efek farmakologis.

Kadar Puncak dan Terendah

Kadar obat puncak adalah konsentrasi plasma tertingi dari sebuah obat pada waktu tertentu. Sampel harus diambil pada waktu puncak yang dianjurkan sesuai dengan rute pemberian.

Kadar terendah adalah konsentrasi plasma terendah dari sebuah obat dan menunjukkan kecepatan eliminasi obat. Kadar terendah diambil beberapa menit sebelum obat diberikan, tanpa memandang apakah diberikan secara oral atau intravena.

=> Kadar puncak dan terendah diperlukan bagi obat-obat yang memiliki indeks terapeutik sempit.

(23)

Indeks Terapeutik dan Batasan Terapeutik

Pada obat yang memiliki indeks terapi sempit, maka dosis obat mungkin perlu penyesuaian dan kadar obat dalam plasma (serum) perlu dipantau karena sempitnya jarak keamanan antara dosis efektif dan dosis letal. Batas terapeutik dari konsentrasi suatu obat dalam plasma harus berada di antara KEM, dan efek toksiknya. Batas terapeutik ini mencakup bagian yang berikatan dengan protein plasma maupun tidak.

Dosis Pembebanan

Dosis pembebanan adalah dosis awal yang diberikan besar untuk mencapai batas KEM dengan cepat sehingga mendapatkan efek. Setelah dosis awal yang besar, maka diberikan dosis sesuai dengan resep per hari.

Contoh obat dengan dosis pembebanan diantaranya Digoksin, yaitu suatu preparat digitalis, membutuhkan dosis pembebanan pada saat pertama kali diresepkan.

(24)

Efek Samping, Reaksi yang Merugikan, dan Efek Toksik

Efek samping adalah efek fisiologis yang tidak berkaitan dengan efek obat yang diinginkan. Namun ada Efek samping yang menguntungkan dan ada yang tidak menguntungkan dalam kesehatan.

Sedangkan reaksi yang merugikan adalah batas efek yang tidak diinginkan (yang tidak diharapkan dan terjadi pada dosis normal) dari obat-obat yang mengakibatkan efek samping yang ringan sampai berat, termasuk anafilaksis (kolaps kardiovaskular). Reaksi yang merugikan selalu tidak diinginkan.

Efek toksik, atau toksisitas suatu obat dapat diidentifikasi melalui pemantauan batas terapeutik obat tersebut dalam plasma (serum).

(25)

Penyesuaian Dosis Obat

Dalam mengetahui kadar obat dalam plasma, dapat dilakukan penyesuaian dosis obat. Penyesuaian ini dapat dilakukan dengan rumus :

Do Obat penyesuaian = x Do obat

Ket :

Cp target = konsentrasi obat dalam daerah terapi.

Cp terukur = konsentrasi obat dalam sampling.

Do obat penyesuaian = Dosis obat yang akan disesuaikan.

Do Obat = Obat yang sudah diberikan.

(26)

Terimakasih

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk menilai efek ekstrak etanol daun kemuning terhadap peningkatan kadar HDL tikus Wistar jantan agar daun kemuning ini dapat

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek suplementasi vitamin C terhadap kadar vitamin C plasma, bacterial load Actinobacillus actinomycetemcomitans,

2. Terdapat hubungan bermakna antara kadar adiponektin plasma dengan hipertensi pada stroke iskemik akut, dimana penderita hipertensi dengan kadar. adiponektin plasma

penyakit ini mengurangi distribusi obat dan aliran darah ke hepar dan ginjal untuk eliminasi obat sehingga kadar obat tinggi dalam darah dan menimbulkan efek yg berlebihan atau

Untuk senyawa obat yang dipakai berbeda-beda, sedangkan untuk sampel biologisnya sama yaitu plasma darah dengan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Di dalam Teori Sutarto (2019) Kepatuhan minum obat sangat penting untuk menghindari MDR sehingga perlu dilakukan pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat (PMO)

Pada sepsis terjadi pelepasan sitokin proinflamasi yang memicu terjadinya gangguan kadar albumin plasma dan kadar glukosa darah.Menganalisis hubungan kadar albumin plasma dan

Indeks Terapeutik: Indeks terapeutik adalah rasio antara konsentrasi toksik terendah dan median konsentrasi terapeutik suatu obat.. Indeks ini membantu menilai kemanjuran dan keamanan