• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Personal Hygiene dan Aseptik dalam Industri Air Minum

N/A
N/A
Putri Julie

Academic year: 2025

Membagikan "Pentingnya Personal Hygiene dan Aseptik dalam Industri Air Minum"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Pentingnya Personal Hygiene dan Aseptik dalam Industri Air

Minum

Industri air minum bertanggung jawab untuk menyediakan air

bersih dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Personal

Hygiene dan aseptik merupakan aspek penting dalam industri

ini karena berperan besar dalam mencegah kontaminasi air

yang dapat menyebabkan penyakit.

(2)

Acuan Regulasi

 Pedoman CPPOB  pada huruf q. Kebersihan Personel dan Fasilitas Karyawan

.

 Permenperin No.75 th 2010 tentang

GMP/ CPPOB  pada point 8. Fasilitas

Sanitasi dan 14. karyawan

(3)

Definisi Personal

Hygiene dan Aseptik

Personal Hygiene mengacu pada tindakan yang dilakukan untuk menjaga kebersihan tubuh, seperti mencuci tangan, mandi, dan mengganti pakaian secara teratur. Sementara aseptik mengacu pada praktik yang bertujuan untuk mencegah masuknya

mikroorganisme ke dalam produk atau lingkungan. Dalam

konteks industri air minum, aseptik memastikan bahwa air yang dihasilkan bebas dari bakteri, virus, dan kontaminan lainnya.

1 Personal Hygiene

Menjaga kebersihan tubuh untuk mencegah kontaminasi produk.

2 Aseptik

Praktik yang mencegah kontaminasi

mikroorganisme dalam

air.

(4)

Peran Manajemen dalam

Mendukung Personal Hygiene

Manajemen memiliki peran penting dalam mendukung dan mempromosikan kebersihan pribadi di tempat kerja.

Memberikan Pelatihan Memberikan pelatihan tentang personal hygiene dan teknik aseptik kepada semua pekerja.

Menyediakan Fasilitas Memastikan tersedia fasilitas yang memadai untuk mencuci tangan dan mengganti pakaian.

Menerapkan Standar Menerapkan standar kebersihan yang ketat dan memastikan semua pekerja mematuhinya.

Menyediakan Cek Kesehatan Memiliki program pemantauan kesehatan bagi personel, termasuk tindakan-tindakan efektif untuk mencegah karyawan yang diketahui mengidap penyakit yang dapat mengontaminasi produk (luka, TBC, Hepatitis, Tipus dsb).

(5)

Pelatihan dan Kesadaran Karyawan tentang Personal

Hygiene dan Aseptik

Pelatihan dan kesadaran karyawan tentang personal hygiene dan aseptik sangat penting untuk memastikan bahwa semua karyawan memahami dan mematuhi standar yang telah ditetapkan. Pelatihan harus mencakup:

1

Praktik Personal Hygiene

Cara mencuci tangan yang benar, pentingnya mandi dan ganti pakaian, dan cara menjaga kebersihan rambut dan kuku.

2

Penggunaan APD

Cara menggunakan APD yang tepat, jenis APD yang dibutuhkan untuk berbagai tugas, dan pentingnya menggunakan APD dengan benar.

3

Sanitasi Lingkungan Kerja

Cara menjaga kebersihan lingkungan kerja, pentingnya pengendalian hama, dan cara menangani limbah dengan aman.

4

Perilaku Personel

Tidak makan, minum, meludah,

merokok, atau melakukan tindakan lain

Perhiasan, jam tangan, pin, bros,

termasuk jarum untuk jilbab atau barang lainnya tidak boleh dikenakan atau

dibawa ke area pengolahan

(6)

Fasilitas Praktik Personal Hygiene yang Baik di Tempat Kerja

Fasilitas Praktik personal hygiene yang baik sangat penting di tempat kerja. Karyawan harus selalu menjaga kebersihan tangan, tubuh, dan pakaian mereka. Berikut fasilitas yang perlu disediakan :

Mencuci Tangan

Fasilitas pencucian tangan, dilengkapi dengan :

1. peringatan dan petunjuk cara mencuci tangan

2. Air yang mengalir

3. Sabun cuci tangan

tidak

berbau 4. pengering tangan seperti tisu/ hand

dryer.

Ganti Pakaian

Fasilitas dilengkapi dengan tempat menyimpan atau menggantung pakaian kerja dan pakaian luar secara terpisah.

Toilet

Tersedia untuk karyawan serta dirancang dan dikonstruksi dengan memperhatikan

persyaratan hygiene, air yang cukup, sistem pembuangan yang lancar, tidak menghadap area produksi, jumlahnya cukup dan terdapat fasilitas pencucian tangan.

Loker

Tersedia tempat penyimpanan barang pribadi karyawan, atau barang pribadi tidak

diperkenankan disimpan di area pengolahan.

(7)

Fasilitas Sanitasi Personel

1. Fasilitas Mencuci Tangan

TERDIRI DARI :

• WASTAFEL

(LEBIH BAIK TIDAK MENGGUNAKAN KRAN, PAKAI SENSOR ATAU PIJAKAN KAKI)

• PENGERING TANGAN (TISSUE ATAU HAND DRYER)

Note : Tidak di rekomendasikan menggunakan LAP kain karena akan terjadi kontaminasi silang

• SABUN + DESINFEKTAN (SABUN CAIR YANG TIDAK BERAROMA/BERBAU +

DESINFEKTAN)

(8)

Fasilitas Sanitasi Personel

2. Fasilitas TOILET

• PERSYARATAN :

- HARUS KERING, BERSIH DAN DIKENDALIKAN (DIMONITORING) / ADA CEKLIST - TERDAPAT PENANDAAN YANG JELAS (RUANGAN, PERINGATAN CUCI TANGAN) - TERDAPAT FASILITAS CUCI TANGAN LENGKAP

- DIBEDAKAN ANTARA TOILET LAKI-LAKI DAN WANITA

- TERDAPAT FASILITAS ALAS KAKI / SANDAL KHUSUS UNTUK TOILET - KESET (BAHAN MUDAH DIBERSIHKAN SEPERTI KESET PLASTIK)

• KETENTUAN JUMLAH :

- 1-9 ORANG 1 TOILET - 10-25 ORANG 2 TOILET - 26-50 ORANG 3 TOILET - 51–100 ORANG 4 TOILET

- SETIAP KELIPATAN 50 ORANG 1 TOILET

(9)

Fasilitas Sanitasi Personel

3. Fasilitas RUANG GANTI PAKAIAN

TERDIRI DARI MINIMAL 3 RUANGAN :

• RUANGAN PERTAMA :

 TERDIRI DARI LOCKER SEPATU DAN BAJU LUAR

• RUANGAN KEDUA :

 TERDIRI DARI LOCKER SEPATU DAN BAJU KERJA ASEPTIK

• RUANGAN KETIGA :

 FASILITAS TEMPAT CUCI TANGAN LENGKAP

• TAMBAHAN :

 DESINFEKTAN SPRAY, FOOT BATH (UNTUK DESINFEKSI SEPATU KERJA)

(10)

Fasilitas Sanitasi Personel

4. Fasilitas LOKER

1. Jumlah Pemakai 2. Jumlah Kebutuhan

3. Kontrol kelengkapan : identitas, checklist

4. Metode pembersihan fasilitas dan area

5. Sistem Monitoring

(11)

Standar Kebersihan & Perilaku

Karyawan yang mendukung Personal Hygiene yang Baik di Tempat Kerja

Kebersihan

• Mandi sebelum bekerja

• Gosok Gigi

• Pakaian Bersih dan Di Strika

• Cuci Tangan

• Rambut Pendek dan Rapi

• Tidak menggunakan perhiasan dan aksesoris (anting, cincin, gelang, jam tangan dll)

• Menutup luka dengan plaster

• Tidak menggunakan make up dan parfum/

deodorant yang berlebihan

• Tidak memelihara jenggot

• Dilarang duduk di atas meja kerja

• Selalu menjaga lingkungan kerjanya tetap bersih

 

• Pastikan baju yang digunakan bersih

• Mencuci tangan sebelum menangani makanan

• Jaga kebersihan kuku (pendek dan terhindar dari varnish dan cat kuku)

• Menggunakan penutup kepala saat bekerja

• Ketika batuk/ bersin jangan menutup mulut dan hidung, ketika berkerja (gunakan masker)

• Tidak meludah dimana saja

• Tidak merokok

• Tidak makan saat bekerja

• Tidak bicara saat bekerja

• Tidak mencicipi/ menyentuh produk dengan tangan atau jari. Gunakan sendok bersih, spatula atau penjepit

• Tidak Mengupil, Menggaruk-2 Kepala

Perilaku

(12)

Pentingnya Mencuci Tangan Secara Teratur

Mencuci tangan dengan benar adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran penyakit. Ini sangat penting dalam industri air minum karena karyawan seringkali berinteraksi langsung dengan air dan peralatan yang digunakan untuk produksinya. Mencuci tangan merupakan salah satu praktik sanitasi diri.

1

Sebelum Menyentuh Bahan Baku

Mencuci tangan sebelum menangani bahan baku seperti air baku atau bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi.

2

Setelah Menggunakan Toilet

Mencuci tangan secara menyeluruh setelah menggunakan toilet.

3

Setelah Makan

Mencuci tangan setelah makan atau minum.

4

Setelah Menyentuh Peralatan

Mencuci tangan setelah menyentuh peralatan yang digunakan dalam proses produksi.

(13)

Tata Cara Mencuci Tangan

Langkah 1: Basuh Tangan

Basuh tangan dengan air mengalir.

Langkah 2: Gosok Sabun

Gosok sabun ke seluruh permukaan tangan.

Langkah 3:

Bersihkan Celah Jari

Bersihkan celah-celah jari dan di bawah kuku.

Langkah 4: Bilas dengan Air

Bilas dengan air mengalir.

Langkah 5:

Keringkan Tangan

Keringkan dengan tissue bersih atau pengering tangan.

(14)

Penggunaan Alat Pelindung Diri yang Tepat

Alat pelindung diri (APD) merupakan perlengkapan yang digunakan untuk melindungi karyawan dari bahaya di tempat kerja. APD yang tepat sangat penting dalam industri air minum untuk mencegah kontaminasi air dan melindungi karyawan dari bahan kimia berbahaya. Beberapa APD yang umum digunakan adalah:

Sarung Tangan

Sarung tangan digunakan untuk

melindungi tangan dari kontaminasi dan bahan kimia.

Masker

Masker digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan partikel udara.

Jas Lab

Jas lab digunakan untuk melindungi pakaian dari kontaminasi.

Sepatu Khusus

Sepatu khusus digunakan untuk menghindari kontaminasi.

Tutup kepala/ Hairnet

Tutup kepala digunakan untuk menghindari kontaminasi yang berasal dari kepala.

(15)

Prinsip

Kerja Aseptik

Prinsip kerja aseptik adalah serangkaian tindakan pencegahan yang bertujuan untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme pada produk atau proses produksi. Teknik aseptik sangat

penting dalam industri air minum untuk memastikan kualitas dan keamanan produk akhir.

Teknik aseptik mencakup berbagai aspek, seperti :

• penggunaan peralatan steril,

• penanganan bahan baku dengan hati-hati,

• menjaga kebersihan lingkungan kerja,

• pelatihan karyawan tentang teknik aseptik dan

• pemantauan rutin sangat penting untuk memastikan bahwa

prinsip aseptik diterapkan dengan benar.

(16)

Pentingnya Teknik Aseptik dalam

Industri Air Minum

Teknik aseptik sangat penting dalam industri air minum untuk menjaga kualitas dan keamanan air.

1 Mencegah

Kontaminasi

Teknik aseptik

membantu mencegah kontaminasi mikroba yang dapat mencemari air.

2 Menjamin Kualitas

Penerapan teknik aseptik memastikan

kualitas air minum yang baik dan aman untuk dikonsumsi.

3 Memenuhi Standar

Teknik aseptik membantu industri air minum memenuhi

standar kebersihan dan keamanan yang ditetapkan.

(17)

Pemantauan dan Evaluasi Personal Hygiene dan Aseptik

Pemantauan dan evaluasi personal hygiene dan aseptik merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa proses produksi air minum dilakukan dengan aman dan higienis. Berikut beberapa metode pemantauan:

1 Pemantauan Mikrobiologis

Melakukan pengujian

mikrobiologis secara teratur untuk memastikan bahwa air bebas dari bakteri dan

kontaminan lainnya.

2 Pemantauan Personal Hygiene

Melakukan pemantauan secara berkala untuk memastikan bahwa karyawan mematuhi standar

personal hygiene.

3 Pemantauan Sanitasi

Melakukan inspeksi rutin untuk memastikan bahwa lingkungan kerja bersih dan terawat.

(18)

Pemantauan dan evaluasi personal hygiene dan aseptik merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa proses produksi air minum dilakukan dengan aman dan higienis. Pemantauan dilakukan dengan uji mikroorganisme, berikut rangkaian teknik dalam pengujian mikrobiologi :

ASEPTIS STERILISASI DESTRUKSI

Suatu keadaan yang di dalamnya bebas dari segala macam bentuk

kehidupan

(mikroorganisme) yang dapat menginfeksi atau

mengkontaminasI

Proses pemusnahan atau eliminasi semua

mikroorganisme, termasuk spora bakteri, yang sangat

resisten

Proses pemusnahan mikroorganisme yang berasal dari limbah biologi

agar tidak memberikan

dampak buruk sebelum

dibuang ke lingkungan

(19)

Prinsip kerja aseptis mencegah kontaminasi silang:

1. Tidak berbicara saat bekerja

2. Media pertumbuhan yang dibuat harus segera disterilisasikan

3. Penanganan yang akan digunakan dibungkus terlebih dulu sebelum disterilisasi

4. Area kerja harus disterilkan dengan desinfektan (alkohol 70%)

5. Mengunakan bunsen saat bekerja

6. Melakukan pekerjaan di dekat nyala api bunsen dan didalam LAF (Laminar Air Flow)

7. Mebiasakan diri untuk memisahkan peralatan dan medium yang steril dan terkontaminasi

Kerja Aseptis pada saat

pengujian Mikrobiologi

(20)

Pentingnya Sterilisasi dalam Uji

Mikrobiologi

Sterilisasi menghilangkan kontaminasi mikroorganisme yang dapat mengganggu hasil uji.

Akurasi Hasil

Mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, memastikan hasil uji akurat.

Keamanan Laboratorium

Menghindari kontaminasi lingkungan laboratorium dan risiko infeksi.

Integritas Data

Memastikan hasil uji dapat diandalkan dan dapat direplikasi.

(21)

Teknik-teknik Sterilisasi yang Umum Digunakan

Teknik sterilisasi yang dipilih bergantung pada jenis material dan tingkat kontaminasi yang ingin dihilangkan.

Sterilisasi Panas

Metode yang paling umum,

menggunakan suhu tinggi untuk membunuh mikroorganisme.

• Autoklaf

• Sterilisasi Udara Panas

Sterilisasi Kimia

Membunuh mikroorganisme menggunakan zat kimia.

• Desinfektan

• Antiseptik

Sterilisasi Radiasi

Metode sterilisasi yang efektif untuk bahan sensitif terhadap panas.

• Sinar Gamma

• Sinar Ultraviolet

(22)

DESTRUKSI (Media Analisa)

Destruksi adalah suatu cara untuk merusak/ menghancurkan bakteri dari hasil analisa yang tidak digunakan lagi.

Berfungsi agar bahan tersebut tidak menimbulkan bahaya bagi lingkungan yang dikenai/dikontaminasi olehnya

Sebelum dibuang (hasil destruksi) diencerkan dulu dengan

pengenceran yang tinggi. Dan dibuang ditempat yang alirannya mengalir

Perhitungan waktu 10 menit dimulai saat

tekanan mencapai 2 atm

(23)

Kesimpulan Personal Hygiene dan Kerja

Aseptik

 Personal hygiene dan kerja aseptik merupakan faktor penting dalam industri air minum.

 Penerapan keduanya menjamin kualitas dan keamanan air minum yang dihasilkan. Personal hygiene mencegah kontaminasi dari

pekerja, sementara kerja aseptic mencegah kontaminasi selama proses produksi.

 Hal ini membantu menjaga kesehatan konsumen dan memenuhi standar keamanan pangan yang ditetapkan.

 Dengan menerapkan personal higiene dan kerja aseptik secara konsisten, industri air minum dapat membangun kepercayaan konsumen dan menjaga reputasi baiknya.

 Oleh karena itu, penting untuk selalu memperhatikan personal

hygiene dan menerapkan teknik aseptik dalam setiap tahap proses

produksi air minum.

(24)

ZONASI AREA

Untuk mendukung aktifitas Hygiene & Aseptic

Zonasi area dalam industri air minum sangat penting untuk memastikan keberlanjutan, kualitas, dan keamanan suplai air. Berikut adalah beberapa alasan mengapa zonasi area penting:

1. Pengendalian Pencemaran 2. Kualitas Air

3. Keamanan

4. Perencanaan dan Pengembangan 5. Kepatuhan terhadap Regulasi

6. Pengelolaan Risiko

(25)

ZONASI AREA

High Hygiene Zone – H2 Medium Hygiene Zone – H3

Low Hygiene Zone – H4

Water Treatment, Packing, G. B. Baku/kemas, G.Barang Jadi, G. Galon Sirkulasi, G. Bahan Kimia

R. Filling AMDK, R. Lab QC , R. Formulasi B.

kimia

Area diluar H1,H2 dan H3

Very High Hygiene

Zone – H1 Ruang Lab Uji Mikro

(26)

ZONASI AREA – Very High Hygiene Zone H1

Aktivitas Terlarang

Meludah/ batuk/ bersin di sembarang tempat, makan, minum (hanya pada area

yang disediakan fasilitas minum), merokok, tidur, bercanda, menyelipkan ballpoin ke telinga,

mengoperasikan telepon genggam tanpa izin, mengambil gambar tanpa izin, menempelkan tangan  dan kaki

di dinding yang dapat menyebabkan kotor, memakai kosmetik dan parfum berlebihan, menggunakan peralatan musik, mengupil, menggaruk dan mengorek telinga

Barang Terlarang Jam tangan, ballpoin ulir dan berpenutup, perhiasan (cincin, gelang, kalung, anting),

cutter, stapless, pensil, ear phone, makanan dan minuman, telepon genggam, kamera, peralatan musik,  rokok

Pakaian Standar Topi berkaret/ hair net khusus area Hygiene 1, masker, baju khusus area Hygiene 1 (Baju Kerja Clean Room), Sepatu Boots+Kaos Kaki kain khusus Higeine 1, Sarung tangan Latex

Hygiene 1 (H1) VERY HIGH HYGIENE

ZONE

Ruang Uji Mikro dan Area

Filling Dengan Kelas Ruangan 100 – 1000

Area dimana produk terpapar langsung  dengan lingkungan atau udara sekitar  dan tidak ada proses berikutnya yang  dapat menghilangkan kontaminasi 

(27)

ZONASI AREA – High Hygiene Zone H2

Aktivitas Terlarang

Meludah/ batuk/ bersin di sembarang tempat, makan, minum (hanya pada area

yang disediakan fasilitas minum), merokok, tidur, bercanda, menyelipkan ballpoin ke telinga, mengoperasikan telepon genggam tanpa izin, mengambil gambar tanpa izin, menempelkan tangan dan kaki

di dinding yang dapat menyebabkan kotor, memakai kosmetik dan parfum berlebihan, menggunakan  peralatan musik, mengupil, menggaruk dan mengorek telinga

Barang Terlarang Jam tangan, ballpoin ulir dan berpenutup, perhiasan (cincin, gelang, kalung, anting),

cutter, stapless, pensil, ear phone, makanan dan minuman, telepon genggam, kamera, peralatan musik,  rokok

Pakaian Standar Topi berkaret/ hair net khusus area Hygiene 2, masker, baju khusus area Hygiene 2

(Jas Lab), sepatu Boots + Kaos Kaki kain khusus area Hygiene 2 + Sarung tangan Latex/ plastik

Note : Untuk sepatu di ruangan lab QC, R. Formulasi B. Kimia dapat menggunakan sepatu pendek dan berkaos kaki

Hygiene 2 (H2)

HIGH HYGIENE ZONE R. Filling AMDK, R. Lab QC, R. Formulasi B. kimia

Area dimana produk terpapar  langsung dengan lingkungan atau  udara sekitar dan tidak ada proses 

berikutnya yang dapat  menghilangkan kontaminasi 

(28)

ZONASI AREA – Medium Hygiene Zone H3 Hygiene 3 (H3)

MEDIUM HYGIENE ZONE

Water Treatment, Packing,

G. B. Baku/kemas, G. Barang Jadi, G. Galon Sirkulasi, G. Bahan Kimia

Area dimana bahan baku dan  produk jadi terpapar langsung  dengan lingkungan dan kontaminasi 

bisa masuk ke produk secara tidak  langsung melalui material / bahan ke

mas / perlengkapan kerja dan mesin

Aktivitas Terlarang

Meludah/ batuk/ bersin di sembarang tempat, makan, minum (hanya pada area

yang disediakan fasilitas minum), merokok, tidur, bercanda, menyelipkan ballpoin ke telinga, mengoperasikan  telepon genggam tanpa izin, mengambil gambar tanpa izin, menempelkan tangan dan kaki

di dinding yang dapat menyebabkan kotor, memakai kosmetik dan parfum berlebihan, menggunakan peralatan  musik, mengupil, menggaruk, mengorek telinga

Barang Terlarang Jam tangan, ballpoin ulir dan berpenutup, perhiasan (cincin, gelang, kalung, anting), cutter,

staples, pensil, ear phone, makanan dan minuman, telepon genggam, kamera, peralatan musik, rokok

Pakaian Standar

1. Water Treatment G. bahan Kimia, Packing di area produksi tertutup

 Menggunakan Topi Khusus/Hair Net + Sepatu khusus (Sepatu boots/Sepatu karet pendek) atau cover shoes + Masker

2. Packing dengan lantai Epoxy

 Menggunakan Topi Khusus/Hair Net +sepatu khusus (pendek) atau cover shoes

3. Packing, G. B. Baku/kemas, Galon Sirkulasi 

 Menggunakan Topi Khusus/ Hair Net + sepatu 

4. G. Barang Jadi 

 Menggunakan sepatu
(29)

ZONASI AREA – Low Hygiene Zone H4

Hygiene 4 (H4)

LOW HYGIENE ZONE Area diluar H1,H2 dan H3

Area dimana produk sudah tidak bisa  terkontaminasi secara langsung maupun tidak 

langsung tetapi kerapihan dan kebersihan  diarea ini harus tetap di jaga dengan 

menerapkan desain hygiene dan 5S

Aktivitas Terlarang

Meludah/ batuk/ bersin di sembarang tempat, makan, minum (hanya pada area

yang disediakan fasilitas minum), merokok, tidur, bercanda, mengoperasikan telepon genggam tanpa izin,  mengambil gambar tanpa izin, menempelkan tangan dan kaki

di dinding yang dapat menyebabkan kotor, memakai kosmetik dan parfum berlebihan, menggunakan peralatan  musik, mengupil, menggaruk dan mengorek telinga

Barang Terlarang Jam tangan, ballpoin ulir dan berpenutup, perhiasan (cincin, gelang, kalung, anting), cutter,

staples, pensil, ear phone, makanan dan minuman, telepon genggam, kamera, peralatan musik, rokok Pakaian Standar Kaos atau baju yang sopan dan bersepatu

(30)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Herlin Diah Sumaryani : Pengaruh limbah industri peternakan ayam secara mikrobiologis terhadap kualitas air minum ayam, 2002 USU e-Repository © 2008.. Judul Penelirian PENGARUH

Untuk menjaga agar eksploitasi airtanah untuk industri air minum dalam kemasan (AMDK) agar tidak mengganggu potensi sumberdaya airtanah yang dimanfaatkan oleh

Cara terbaik untuk mengatasi dehidrasi adalah untuk mengembalikan tubuh dalam keadaan rehidrasi dengan minum banyak cairan, seperti air putih, sari buah atau jus buah yang

Perencanaan Jaringan Transmisi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Kamijoro Wilayah Layanan Kawasan Industri Sentolo (KIS)4.

Reka Lingkungan – 152 EVALUASI SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KOTA MOJOKERTO INSTALASI PENGOLAHAN AIR IPA WATES ZONA PELAYANAN PENGOLAHAN AIR PRAJURIT KULON SAERIL

Dokumen ini membahas analisis faktor yang memengaruhi permintaan air bersih di PT. Air Minum Intan

Description Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik air baku, pentingnya pengolahan air minum, serta parameter kualitas air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun

Dokumen ini membahas analisis kehilangan air menggunakan metode neraca air dan Indeks Kebocoran Infrastruktur pada Perumda Air Minum Kota