• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SPAM

N/A
N/A
Wendi Surdinal

Academic year: 2023

Membagikan "PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SPAM"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SPAM

DR.Ir.ALEX ABDI CHALIK,MM,MT

(2)

KEBIJAKAN DALAM

PENYELENGGARAAN SPAM

UU 11/1974

Tentang Pengairan

RaPerPres tentang BPPSPAM PP 122/2015

SPAM PP 121/2015

Pengusahaan SDA

UU 23/2014 Tentang Pemerintahan

Daerah

Peraturan Presiden

Peraturan Terkait

Rapermen amanat PP No. 122 Tahun 2015 Tentang SPAM

Peraturan Menteri

Peraturan Pemerintah PP 22/1982

Tata Pengaturan Air PP 35/1991

Tentang Sungai

(3)

Outline PP No. 122 tahun 2015

BAB I Ketentuan Umum

BAB II Jenis Sistem Penyediaan Air Minum Bagian Kesatu Umum

Bagian Kedua SPAM Jaringan Perpipaan Paragraf 1 Umum Paragraf 2 Unit Air Baku Paragraf 3 Unit Produksi Paragraf 4 Unit Dsitribusi Paragraf 5 Unit Pelayanan Bagian Ketiga SPAM Bukan Jaringan Perpipaan

Paragraf 1 Umum

Paragraf 2 Sumur Dangkal Paragraf 3 Sumur Pompa

Paragraf 4 Bak Penampungan Air Hujan Paragraf 5 Terminal Air

Paragraf 6 Bangunan Penangkap Mata Air BAB III Penyelenggaraan SPAM

Bagian Kesatu Umum

Bagian Kedua Pengembangan Bagian Ketiga Pengelolaan BAB IV Pencegahan Terhadap Pencemaran Air

BAB V Wewenang dan Tanggung Jawab Bagian Kesatu Umum

Bagian Kedua Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah Pusat Bagian Ketiga Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah Provinsi Bagian Keempat Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah Kab/Kota

Bagian Kelima Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah Desa BAB VI Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum

Bagian Kesatu Umum

Bagian Kedua Pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM oleh BUMN/BUMD Bagian Ketiga Pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM oleh UPT dan UPTD Bagian Keempat Pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM oleh Kelompok

Masyarakat

Bagian Kelima Pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM oleh Badan Usaha BAB VII Hak dan Kewajiban Pelanggan

BAB VIII Pembiayaan, Tarif, Retribusi dan Iuran Bagian Kesatu Pembiayaan

Bagian Kedua Tarif, Retribusi dan iuran BAB IX Pembinaan dan Pengawasan

Bagian Kesatu Pembinaan Bagian Kedua Pengawasan BAB X Ketentuan Peralihan

BAB XI Ketentuan Penutup

(4)

PENYELENGGARAAN SPAM

(PP NO :122/2015 TTG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM)

Penyelenggaraan SPAM adalah serangkaian kegiatan dalam melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang mengikuti proses dasar manajemen untuk penyediaan Air Minum kepada Masyarakat

Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana SPAM dalam rangka memenuhi

kuantitas, kualitas, dan kontinuitas Air Minum yang meliputi pembangunan baru, peningkatan, dan perluasan.

Pengelolaan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan kemanfaatan fungsi sarana dan prasarana SPAM terbangun yang

meliputi operasi dan pemeliharaan, perbaikan, peningkatan sumber daya

manusia, serta kelembagaan

(5)

Penyelenggaraan SPAM

Penyelenggaraan SPAM

Pasal 54

APBN dan/atau APBD

BUMN atau BUMD

Dana masyarakat

Sumber dana lain

Pasal 56 ayat 1

Kerjasama dengan badan usaha swasta

Sumber dana

Pasal 19

Pasal 25 ayat 1

Pasal 26

Pasal 25 ayat 2, 3 dan 4

Pasal 27

Pasal 42

1. Pembangunan Baru;

2. Peningkatan; dan 3. Perluasan

1. Operasi dan Pemeliharaan;

2. Perbaikan;

3. Pengembangan SDM; dan 4. Pengembangan

Kelembagaan

Berlandaskan:

Jakstra dan RISPAM

(6)

Landasan Penyelenggaraan SPAM

Pasal 21 ayat 2,3 dan 4 Wewenang Pasal 21 ayat 1

Jenis

Pasal 20 ayat 2,4 dan 5 Wewenang Pasal 20 ayat 1

Jenis

Pasal 19

Landasan Penyelenggaraan

SPAM

Pasal 19

Landasan Penyelenggaraan

SPAM

Pasal 19b Rencana Induk

SPAM Pasal 19b Rencana Induk

SPAM

Nasional

Kabupaten/Kota Provinsi

Menteri

Bupati/Walikota Gubernur

Lintas Provinsi

Kabupaten/Kota Lintas Kab/Kota

Menteri

Bupati/Walikota Gubernur Pasal 19a

Kebijakan dan Strategi Pasal 19a Kebijakan dan

Strategi

(7)

PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

Pentahapan pembangunan

Sistem terpilih PERENCANAAN RENCANA INDUK

PERENCANAAN TEKNIS

Ekonomi &

finansial

STUDI KELAYAKAN

Teknis teknologisLingkunga

n

Unit Air Baku Unit Produksi Unit

Distribusi

Perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

Komponen utama &

dimensi

PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENGELOLAAN

PEMELIHARAAN

& REHABILITASI

PEMANTAUAN &

EVALUASI

Sosial &

budaya Kelembag aan

Unit

Pelayanan

Bangunan

penunjang

Bangunan

pelengkap

(8)

Jenis Sistem Penyediaan Air Minum

SPAM Jaringan Perpipaan

Unit Air Baku

Pasal 5 Ayat 1 Pasal 7 Ayat 1 Pasal 8 Ayat 1 Pasal 9 Ayat 1

Unit Pelayanan Unit

Produksi

Unit Distribusi

SPAM Bukan Jaringan Perpipaan

SUMUR DANGKAL, SUMUR POMPA TANGAN

BAK PENAMPUNG AIR HUJAN

TERMINAL AIR BANGUNAN PERLINDUNGAN MATA AIR

1

2

(9)

Hal yang perlu diperhatikan dalam Penyusunan JAKSTRA dan RISPAM

Pasal 20

JAKSTRA

Pasal 22

RISPAM

Kondisi Sosekbud masyarakat setempat

Kondisi Lingkungan daerah sekitarnya

Rencana pengelolaan SDA

Rencana Tata Ruang wilayah;

Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan SPAM;

Kondisi, Sosekbud Masyarakat di daerah/wilayah setempat dan sekitarnya

Kondisi kota dan rencana pengembangannya.

1 2

1 2 3 4 5

(10)

PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SPAM (SIDLACOM)

PROSES PROSES PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN

PEMDA PEMDA LOKASI

LOKASI DOKUMENDOKUMEN

(MP, FS, DED, RPIJM) (MP, FS, DED, RPIJM)

COMMIS.

COMMIS.

TESTTEST

PROSES PROSES OPERASIONAL OPERASIONAL

FASILITASI FASILITASI KELEMBAGA KELEMBAGA AN

AN

PELATIHAN PELATIHAN OPERATOR/

OPERATOR/

KARYAWAN KARYAWAN PROSES

PROSES PERENCANAAN PERENCANAAN

NSPK

NSPK NSPKNSPK NSPNSP

K K

PELAYANAN PELAYANAN AIR MINUM AIR MINUM

LEMBAGA LEMBAGA PENGELOLA PENGELOLA

SPAMSPAM

OPERATOR/

OPERATOR/

KARYAWAN KARYAWAN TERLATIH TERLATIH OPERATOR/

OPERATOR/

KARYAWAN KARYAWAN

- DANA - DANA (APBN/APBD) (APBN/APBD) - PEMBEBASAN TANAH

- PEMBEBASAN TANAH MONEVMONEV

SPAMSPAM PROSES

PROSES PEMBANGUN PEMBANGUN AN

AN

MASY/

MASY/

SWASTA SWASTA PEMDA PEMDA

(11)

IPAIPA

ResRes

SRSR HUHU

Unit Air Baku

Unit Air Baku Unit ProduksiUnit Produksi Unit DistribusiUnit Distribusi Unit PelayananUnit Pelayanan

APBNAPBN APBD Prov/Kab/KotaAPBD Prov/Kab/Kota APBD Kab/KotaAPBD Kab/Kota

SDA/CK

SDA/CK CKCK JDU : APBD Prov / APBN CK (Prov.)JDU : APBD Prov / APBN CK (Prov.) JDB : APBD Prov / APBD Kab.

JDB : APBD Prov / APBD Kab.

JDL : APBD Kab/Kota JDL : APBD Kab/Kota

APBD Kab/Kota APBD Kab/Kota

SKEMA SPAM

(12)

IPAIPA

RESRES

SRSR SR SR

SR SR SRSR

SR SR

SR SR SR

SR

SRSR

SRSR SR SR

SRSR

SR SR

JDLJDL

SR SR SRSR

SRSR SR

SR SR SR

SR SR SRSR

SRSR

SR SR

SRSR

SRSR

SRSR

JDLJDL JDUJDU

JDUJDU JDBJDB

JDBJDB

INTAKE INTAKE

(13)

Skematik SPAM dgn Sumber Air Baku Air Sungai Skematik SPAM dgn Sumber Air Baku Air Sungai

(Prasedimentasi)

(Prasedimentasi)

(14)

SKEMATIK SPAM DENGAN SUMBER AIR

BAKU

AIR SUNGAI (NON PRASEDIMENTASI)

(15)

SKEMATIK SPAM DENGAN SUMBER AIR BAKU SKEMATIK SPAM DENGAN SUMBER AIR BAKU

AIR DANAU

AIR DANAU

(16)

SKEMATIK SPAM DENGAN SUMBER AIR BAKU

MATA AIR

(17)

SKEMATIK SPAM DENGAN SUMBER AIR

BAKU MATA AIR (PENANGKAP)

(18)

SKEMATIK SPAM DENGAN SUMBER AIR

BAKU

AIR TANAH DALAM

(19)

Rencana Induk Studi Kelayakan

Rencana Teknis (DED)

(20)

Rencana induk pengembangan SPAM adalah

suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun)

yang merupakan bagian atau tahap awal

dari perencanaan air minum jaringan

perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum

pada satu periode yang dibagi dalam

beberapa tahapan dan memuat komponen

utama sistem beserta dimensi-dimensinya.

(21)

Studi kelayakan pengembangan SPAM adalah suatu studi untuk mengetahui tingkat kelayakan usulan pembangunan

SPAM di suatu wilayah pelayanan ditinjau dari aspek kelayakan teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya, ekonomi,

kelembagaan, dan finansial.

Studi kelayakan pengembangan SPAM wajib disusun berdasarkan:

RI-SPAM yang telah ditetapkan;

Hasil kajian kelayakan teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, kelembagaan, dan finansial; serta

Kajian sumber pembiayaan.

Studi kelayakan disusun dengan menggunakan data hasil

survei kebutuhan nyata dan investigasi sumber air.

(22)

PENGERTIAN RENCANA TEKNIS - SPAM

 Perencanaan teknis terinci pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut sebagai perencanaan teknis adalah suatu rencana rinci pembangunan SPAM di suatu kota atau kawasan meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, dan unit

pelayanan.

 Perencanaan teknis disusun berdasarkan Rencana Induk Pengembangan SPAM yang telah

ditetapkan, hasil studi kelayakan, jadwal

pelaksanaan konstruksi, dan kepastian sumber

pembiayaan serta hasil konsultasi teknis dengan

dinas teknis terkait.

(23)

RENCANA INDUK SPAM

(24)

RENCANA PENGEMBANGAN SPAM KABUPATEN

Kota Kabupaten Kota Kabupaten

Kota Kecamatan Kota Kecamatan DesaDesa

(25)

RI-SPAM

A. A. RI-SPAM RI-SPAM di Dalam di Dalam Satu Wilayah

Satu Wilayah Administrasi Administrasi Kab Kab / / Kota Kota

B. B. RI-SPAM RI-SPAM Lintas Lintas Kabupaten

Kabupaten dan/atau Kot dan/atau Kot a a

C. C. RI-SPAM RI-SPAM Lintas Lintas Propinsi

Propinsi

Penetapan Penetapan Jenis-jenis RI-SPAM

Jenis-jenis RI-SPAM

oleh kepala daerah oleh kepala daerah bersangkutan melalui

bersangkutan melalui Surat Surat Keputusan

Keputusan

oleh

oleh Gubernur dengan Gubernur dengan didukung oleh Surat didukung oleh Surat

Keputusan Bersama kepala Keputusan Bersama kepala daerah masing-masing

daerah masing-masing oleh Menteri

oleh Menteri dan didukung dan didukung oleh Surat Keputusan

oleh Surat Keputusan Bersama

Bersama kabupaten kabupaten dan/atau kota terkait dan/atau kota terkait

dengan diketahui masing- dengan diketahui masing- masing

masing propinsi propinsi

Penyusun Penyusun

Disusun oleh Disusun oleh penyelenggara.

penyelenggara.

Dalam hal belum Dalam hal belum ada penyelenggara ada penyelenggara maka RI-SPAM

maka RI-SPAM

dapat disusun oleh dapat disusun oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah sesuai

sesuai

kewenangannya.

kewenangannya.

Dapat dilaksanakan Dapat dilaksanakan sendiri atau melalui sendiri atau melalui penyedia jasa yang penyedia jasa yang ditunjuk.

ditunjuk.

(26)

PERIODE PERENCANAAN RI- SPAM

 Periode perencanaan RI-SPAM adalah 15-20 tahun.

 RI-SPAM harus dikaji ulang setiap 5 tahun atau dapat dirubah bila ada hal-hal khusus dengan memperhatikan perkembangan penataan ruang

wilayah nasional, provinsi, dan/atau kabupaten atau

kota.

(27)

TATA CARA KONSULTASI PUBLIK

 RI-SPAM ini wajib disosialisasikan oleh

penyelenggara bersama dengan pemerintah terkait melalui konsultasi publik untuk menjaring masukan dan tanggapan masyarakat sebelum ditetapkan oleh kepala daerah bersangkutan.

 Konsultasi publik harus dilakukan sekurang-

kurangnya tiga kali dalam kurun waktu 12 bulan.

 Dihadiri oleh masyarakat di wilayah layanan dan masyarakat di wilayah yang diperkirakan terkena dampak.

 Mengundang tokoh masyarakat, LSM, perguruan

tinggi.

(28)

MUATAN RI-SPAM

Rencana umum, meliputi:

o Evaluasi kondisi kota/kawasan

o Evaluasi kondisi eksisting SPAM

Rencana jaringan meliputi perencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi (reservoir, jaringan pipa distribusi dan tata letak).

Program dan kegiatan pengembangan meliputi identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan kebutuhan air dan identifkasi air baku.

Kriteria dan standar pelayanan, mencakup kriteria teknis yang umum digunakan atau jika ada data hasil survei. Standar pelayanan ditentukan sejak awal seperti tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.

Rencana sumber dan alokasi air baku. Dibuat skala prioritas penggunaan sumber air dan harus sudah mendapat ijin tertulis dari instansi terkait.

Kebutuhan kapasitas air baku disusun untuk menentukan rencana alokasi

air baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan.

(29)

MUATAN RI-SPAM

Rencana keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana (PS) Sanitasi, meliputi:

o identifikasi potensi pencemar air baku;

o identifikasi area perlindungan air baku;

o proses pengolahan buangan dari IPA.

Rencana pembiayaan dan pola investasi, berupa:

o indikasi besar biaya tingkat awal, mencakup seluruh

komponen pekerjaan perencanaan, pekerjaan konstruksi, pajak, pembebasan tanah, dan perizinan.

o sumber dan pola pembiayaan.

Rencana pengembangan kelembagaan. Kelembagaan penyelenggara meliputi struktur organisasi dan penempatan tenaga kerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

lanjutan

(30)

Daerah pelayanan

Proyeksi penduduk

Proyeksi kebutuhan air

Unit sumber air baku

Unit produksi

Unit distribusi

Rencana pendanaan

Rencana kelembagaan

MUATAN RI-SPAM

MUATAN RI-SPAM

(31)

PERSYARATAN TEKNIS (KRITERIA UMUM)

Matrik Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum untuk Berbagai Klasifikasi Kota

No Kriteria Perencanaa

n

Jenis Kota

Metro Besar Sedang Kecil

I Jenis

Perencanaan Rencana

Induk Rencana

Induk Rencana

Induk - II Horison

Perencanaan 20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun III Sumber Air Baku Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi IV Pelaksana Penyedia

jasa/

penyelenggar a/ pemerintah daerah

Penyedia jasa/

penyelenggar a/ pemerintah daerah

Penyedia jasa/

penyelenggar a/ pemerintah daerah

Penyedia jasa/

penyelenggar a/ pemerintah daerah

V Peninjauan Ulang Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun VI Pengelola Penyelenggar

a/ Pemerintah Daerah

Penyelenggar a/ Pemerintah Daerah

Penyelenggar a/ Pemerintah Daerah

Penyelenggar a/ Pemerintah Daerah

VII Sumber

Pendanaan - Hibah LN - Pinjaman LN - Pinjaman DN - APBD

- PDAM - Swasta

- Hibah LN - Pinjaman LN - Pinjaman DN - APBD

- PDAM - Swasta

- Hibah LN - Pinjaman LN - Pinjaman DN - APBD

- PDAM - Swasta

- Pinjaman LN - APBD

(32)

PERSYARATAN TEKNIS (KRITERIA TEKNIS)

Sasaran dan prioritas penanganan

Tahap awal: daerah yang belum mendapatkan pelayanan air minum, berkepadatan tinggi, kawasan strategis

Selanjutnya: daerah pengembangan (sesuai perencanaan induk kota)

Strategi penanganan

Pemanfaatan air tanah dangkal yang baik

Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau idle capacity

Pengurangan jumlah air tak berekening (ATR)

Pembangunan baru (peningkatan produksi dan perluasan sistem)

Kebutuhan air, ditentukan berdasarkan:

Proyeksi penduduk, untuk interval 5 tahun selama periode perencanaan

Pemakaian air (L/o/h), diproyeksikan meningkat setiap interval 5 tahun.

Ketersediaan air

Kapasitas sistem

Komponen utama sistem air minum harus mampu untuk mengalirkan air pada kebutuhan air maksimum, dan untuk jaringan distribusi harus disesuaikan dengan kebutuhan jam puncak.

(33)

DIAGRAM ALIR PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KERANGKA ACUAN

EVALUASI KOTA/KAWASAN

RTRW KOTA

RENCANA INDUK KAWASAN

RENCANA DETIL KOTA/KAWASAN

SURVEY PRIMER

WIL.. STUDI &

PELAYANAN

SUMBER DAYA AIR BAKU

GEOKLMATOGRAFI

TOPOGRAFI

DEMOGRAFI & TATA KOTA

BIAYA, SUMBER DANA &

KEUANGAN

KELEMBAGAAN SPAM

EVALUASI SISTEM EKSISTING

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN

PERKIRAAN KEBUTUHAN

AIR

IDENTIFIKASI SUMBER AIR

BAKU POTENSIAL

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN SDM

KETERPADUAN DENGAN PS SANITASI

RENCANA PEMBIAYAAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN

(SELEKSI ALTERNATIF)

RENCANA INDUK SISTEM

AIR MINUM

(34)

Data dasar perencanaan yang diperlukan, antara lain:

• Fungsi strategis kota/kawasan (RTRW)

• Peta topografi/foto udara citra satelit

• Data dan peta gambaran umum hidrologi sumber air

• Data curah hujan dan tangkapan air

• Tata guna lahan dan rencana tata guna lahan

• Data demografi 10 tahun terakhir, penyebaran penduduk, dan kepadatan

• Data sosial ekonomi (pendidikan, mata pencaharian/pendapatan, dll)

• Data kesehatan

• Sarana dan prasarana kota yang ada (infrastruktur) Tujuan: Mengetahui karakter, fungsi strategis, dan

konteks kota/kawasan bersangkutan

EVALUASI KONDISI EVALUASI KONDISI

KOTA/KAWASAN

KOTA/KAWASAN

(35)

Kinerja Non Teknis:

• Kondisi dan performa keuangan

• Kinerja kelembagaan dan manajemen

Tujuan: Mengetahui kinerja SPAM yang ada, permasalahan yang dihadapi, dan tantangan dalam rangka

melayani kebutuhan masyarakat

Tujuan: Mengetahui kinerja SPAM yang ada, permasalahan yang dihadapi, dan tantangan dalam rangka

melayani kebutuhan masyarakat

Kinerja Teknis:

• Sumber Air Baku

• Unit transmisi, produksi dan distribusi

• Jaringan perpipaan

• Jangkauan pelayanan

• Tingkat kebocoran

EVALUASI KONDISI SPAM EVALUASI KONDISI SPAM

EKSISTING

EKSISTING

(36)

• Penetapan wilayah studi

• Penetapan wilayah proyek

• Pengkajian sumber air baku

• Alternatif jalur transmisi air baku

• Penetapan wilayah pelayanan

• Penetapan lokasi unit-unit produksi

• Penetapan wilayah studi

• Penetapan wilayah proyek

• Pengkajian sumber air baku

• Alternatif jalur transmisi air baku

• Penetapan wilayah pelayanan

• Penetapan lokasi unit-unit produksi

SURVEY DAN PENGKAJIAN SURVEY DAN PENGKAJIAN

WILAYAH STUDI DAN WILAYAH WILAYAH STUDI DAN WILAYAH

PELAYANAN

PELAYANAN

(37)

Sumber Air Baku

Sumber Air Baku Pengkajian Pengkajian

Mata Air

Mata Air Debit mata airDebit mata air

Lokasi mata air terhadap daerah pelayananLokasi mata air terhadap daerah pelayanan

Kualitas air, kontinuitas air, dan perlindungan Kualitas air, kontinuitas air, dan perlindungan catchment area

catchment area Air Tanah Dangkal

Air Tanah Dangkal Jarak sumur terhadap pelayananJarak sumur terhadap pelayanan

Muka air tanah pada musim kemarauMuka air tanah pada musim kemarau

Kualitas air, kontinuitas air, dan perlindungan Kualitas air, kontinuitas air, dan perlindungan catchment area

catchment area Air Tanah Dalam

Air Tanah Dalam

(Tes geolistrik diikuti pembuatan (Tes geolistrik diikuti pembuatan sumur percobaan untuk mendapat sumur percobaan untuk mendapat data letak akuifer dan perkiraan data letak akuifer dan perkiraan debit)

debit)

Analisa akuifer sesuai peta hidrologiAnalisa akuifer sesuai peta hidrologi

Konfirmasi besar debit sumur borKonfirmasi besar debit sumur bor

Kualitas air tanahKualitas air tanah

Penentuan sumber air tanah dalam yang layakPenentuan sumber air tanah dalam yang layak

Air Permukaan

Air Permukaan Kualitas air sungaiKualitas air sungai

Lokasi sumberLokasi sumber

Kemungkinan peletakan intake dan instalasiKemungkinan peletakan intake dan instalasi

SURVEY DAN PENGKAJIAN SURVEY DAN PENGKAJIAN

SUMBER DAYA AIR BAKU

SUMBER DAYA AIR BAKU

(38)

SURVEY DAN PENGKAJIAN SURVEY DAN PENGKAJIAN

GEOKLIMATOGRAFI DAN TOPOGRAFI GEOKLIMATOGRAFI DAN TOPOGRAFI

• Data dan peta:

 Peta topografi skala 1:50.000 atau 1:5.000

 Data curah hujan dan tangkapan air

 Data temperatur

 Data kelembaban udara

 Kecepatan dan arah angin

• Pengkajian:

 Mendapatkan data iklim rata-rata di daerah studi

 Menghitung ketinggian rata-rata dan jarak lokasi sumber air baku dan daerah pelayanan

 Menghitung luas daerah studi dan daerah pelayanan berdasarkan peta topografi

 Hubungan ketinggian dengan suhu dan tekanan udara

• Data dan peta:

 Peta topografi skala 1:50.000 atau 1:5.000

 Data curah hujan dan tangkapan air

 Data temperatur

 Data kelembaban udara

 Kecepatan dan arah angin

• Pengkajian:

 Mendapatkan data iklim rata-rata di daerah studi

 Menghitung ketinggian rata-rata dan jarak lokasi sumber air baku dan daerah pelayanan

 Menghitung luas daerah studi dan daerah pelayanan berdasarkan peta topografi

 Hubungan ketinggian dengan suhu dan tekanan udara

(39)

SURVEY DAN PENGKAJIAN SURVEY DAN PENGKAJIAN

DEMOGRAFI DAN KETATAKOTAAN DEMOGRAFI DAN KETATAKOTAAN

Pengkajian Demografi:

 Pengkajian data jumlah penduduk

 Persentase pertambahan jumlah penduduk rata-rata per tahun,

 Gunakan metode yang memperlihatkan standar deviasi terkecil untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk

Pengkajian Ketatakotaan:

Evaluasi RUTR dengan peta tata guna lahan,

Peninjauan kembali RTRW bila ada penyimpangan dari peta tata guna lahan, meliputi:

Peruntukan tanah &

luasnya

Kepemilikan tanah

Jenis bangunan

Konsentrasi daerah niaga

Penyebaran daerah permukiman

Peruntukan daerah industri

Peruntukan daerah

perkantoran

(40)

SURVEY DAN PENGKAJIAN BIAYA, SURVEY DAN PENGKAJIAN BIAYA,

SUMBER PENDANAAN, DAN KEUANGAN SUMBER PENDANAAN, DAN KEUANGAN

 Evaluasi data laporan keuangan.

 Mengidentifikasi kemungkinan sumber

pembiayaan, dengan melihat kemampuan sumber pendanaan daerah, peluang adanya KPS, kemampuan masyarakat.

 Mengidentifikasi alternatif sumber

pembiayaan (melalui bank komersial, lembaga non-bank, obligasi daerah dan

obligasi perusahaan, PHLN, pengembangan pola pembiayaan melalui skema Water

Fund, dll.

 Evaluasi data laporan keuangan.

 Mengidentifikasi kemungkinan sumber

pembiayaan, dengan melihat kemampuan sumber pendanaan daerah, peluang adanya KPS, kemampuan masyarakat.

 Mengidentifikasi alternatif sumber

pembiayaan (melalui bank komersial, lembaga non-bank, obligasi daerah dan

obligasi perusahaan, PHLN, pengembangan pola pembiayaan melalui skema Water

Fund, dll.

(41)

SURVEY DAN PENGKAJIAN SURVEY DAN PENGKAJIAN

KELEMBAGAAN SPAM KELEMBAGAAN SPAM

 Kelembagaan penyelenggara SPAM

dibentuk sebelum SPAM selesai dibangun agar dapat langsung beroperasi.

 Kelembagaan dapat berdiri

sendiri/bekerjasama dengan lembaga-

lembaga terkait.

(42)

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

DAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN, DAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN,

Pengembangan SPAM:

Pengembangan cakupan pelayanan SPAM dengan jaringan perpipaan eksisting

Pengembangan SPAM bukan jaringan perpipaan terlindungi menjadi SPAM dengan jaringan perpipaan

Pengembangan SPAM bukan jaringan perpipaan tidak terlindungi menjadi terlindungi

Hal-hal yang perlu diidentifikasi:

Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada

Performa pelayanan

Tingkat kebocoran

Jumlah langganan tunggu/potensial

Terdapat kapasitas belum dimanfaatkan (Idle Capasity)

Kebutuhan pengembangan jaringan distribusi/kapasitas pengolahan

Performa kelembagaan, SDM, dan keuangan

(43)

PERKIRAAN KEBUTUHAN AIR

 Merupakan dasar penentuan biaya investasi Merupakan dasar penentuan biaya investasi

 Berdasarkan data sekunder sosial ekonomi Berdasarkan data sekunder sosial ekonomi

 Kebutuhan air: Kebutuhan air:

 Domestik (RT dan sosial) Domestik (RT dan sosial)

 Nondomestik (komersial, perkotaan, fasum, Nondomestik (komersial, perkotaan, fasum, industri, pelabuhan, dll)

industri, pelabuhan, dll)

 Standar pemakaian air dalam liter/orang/hari Standar pemakaian air dalam liter/orang/hari berdasarkan data sekunder kebutuhan rata-rata berdasarkan data sekunder kebutuhan rata-rata

 Dipengaruhi oleh air tak berekening (ATR) Dipengaruhi oleh air tak berekening (ATR)

(44)

Analisis Pemilihan Alternatif Sumber Air

Air sungai lebih dipilih daripada mata air bila lokasi penyadapan (intake) terletak dekat dengan daerah pelayanan

Danau/rawa lebih dipilih daripada air sungai bila volume air danau >> air sungai

Mata air sering mengandung CO2 agresif yang tinggi, proses menghilangkannya harus sedekat mungkin ke lokasi sumber

Bila air sungai terkontaminasi berat, sumber air tanah dalam dapat dijadikan pilihan

Pertimbangan lain sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah Daerah mengenai peruntukan sumber air baku

Prosedur Pemilihan Sumber

Identifikasi termasuk aspek perijinan

Evaluasi sumber

Evaluasi finansial

Analisa dampak lingkungan

Studi Hidrologi

Untuk menilai kehandalan sumber air ditinjau dari siklus hidrologi: curah hujan, evaporasi, run off, infiltrasi, dan perkolasi

IDENTIFIKASI AIR BAKU IDENTIFIKASI AIR BAKU

Tujuan

Tujuan: untuk mendapatkan informasi mengenai:: untuk mendapatkan informasi mengenai:

- Jarak dan beda tinggi sumber-sumber airJarak dan beda tinggi sumber-sumber air

- Debit optimum (Debit optimum (safe yieldsafe yield) sumber air) sumber air

- Kualitas air dan pemakaian sumber air saat ini (bila ada)Kualitas air dan pemakaian sumber air saat ini (bila ada)

(45)

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

 Rencana pengembangan kelembagaan melalui:

review perundang-undangan terkait terhadap kelembagaan

kajian terhadap batas wilayah administrasi

pemerintahan, tugas dan kewenangan instansi

tertentu, mekanisme pendanaan, kebiasaan atau adat masyarakat

kajian terhadap struktur organisasi yang ada

membuat rencana pengembangan kelembagaan yang mampu untuk mengelola SPAM yang direncanakan

 Dalam pengolahan sistem penyediaan air minum yang perlu diperhatikan adalah:

Sumber daya manusia (SDM)

Struktur organisasi pengelola

(46)

RENCANA KETERPADUAN DENGAN PS SANITTASI

 Keterpaduan pengembangan SPAM dengan PS sanitasi terkait dengan perlindungan air baku terhadap pencemaran.

identifikasi potensi pencemar air baku dilakukan terhadap limbah cair dan padat yang dihasilkan dari kegiatan

domestik dan industri

identifikasi pencemaran disekitar air baku dilakukan dengan pengamatan visual dan uji laboraturium

identifikasi potensi pencemar daerah sekitar air baku paling sedikit memiliki jarak sejauh radius 10 meter dari sumber air baku

identifikasi karakteristik buangan dari IPA

melakukan upaya penanganan terhadap seluruh potensi

pencemar air baku

(47)

RENCANA PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI

 Indikasi biaya dan pola investasi dihitung dalam bentuk nilai sekarang (present value) dan harus dikonversikan menjadi nilai masa datang (future value) berdasarkan metode analisis finansial,

 Sudah menghitung kebutuhan biaya untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

 Hal yang perlu diperhatikan dalam rencana keuangan atau pendanaan:

Sumber dana

Kemampuan dan kemauan masyarakat

Kemampuan keuangan daerah

(48)

SUMBER PEMBIAYAAN

 1. KONVENSIONAL APBN/ APBD

 2. INTERNAL CASH PDAM

 3. PINJAMAN LUAR NEGERI (IBRD, ADB, OECF, IDB, DLL)

 4.PINJAMAN PERBANKAN NASIONAL

 5. TRADE CREDIT

 6. OBLIGASI

 7. GABUNGAN ANTARA SUMBER

PEMBIAYAAN

(49)

PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN ALTERNATIF SISTEM

Pengembangan Alternatif didasarkan pada prakiraan

kebutuhan air dan ketersediaan air baku. Setiap alternatif dikaji aspek teknis, ekonomis, dan lingkungannya

Pemilihan Alternatif Sistem adalah sistem “terbaik” dari

segala aspek dengan harga “termurah” melalui analisa ekonomi

(50)
(51)

 Studi Kelayakan Lengkap adalah kajian kelayakan terhadap suatu kegiatan pengembangan sebagian atau seluruh SPAM yang mempunyai pengaruh atau dipengaruhi oleh

perkembangan finansial, ekonomi, teknis, dan lingkungan pada area kajian. Perkiraan besaran cakupan layanan >

10.000 jiwa.

 Studi Kelayakan Sederhana adalah kajian kelayakan terhadap suatu kegiatan pengembangan sebagian SPAM yang

mempunyai pengaruh atau dipengaruhi oleh perkembangan finansial, ekonomi, teknis, dan lingkungan pada area kajian.

Perkiraan besaran cakupan layanan ≤ 10.000 jiwa.

 Justifikasi Teknis dan Biaya adalah kajian kelayakan teknis dan biaya terhadap suatu kegiatan peningkatan sebagian SPAM.

JENIS-JENIS STUDI JENIS-JENIS STUDI

KELAYAKAN

KELAYAKAN

(52)

Penetapan Penetapan

oleh

oleh penyelenggara penyelenggara

oleh

oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sesuai Pemerintah Daerah sesuai

kewenangannya kewenangannya

Penyusun Penyusun

Dapat Dapat dilaksanakan dilaksanakan

sendiri sendiri

atau atau melalui melalui penyedia penyedia jasa yang jasa yang

ditunjuk ditunjuk

Dalam hal belum Dalam hal belum ada penyelenggara ada penyelenggara

maka SK-SPAM maka SK-SPAM

dapat disusun oleh dapat disusun oleh

Pemerintah dan/atau Pemerintah dan/atau

Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah

sesuai sesuai

kewenangannya kewenangannya

Disusun oleh Disusun oleh penyelenggara penyelenggara

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN

SPAM SPAM

(53)

Hasil kajian untuk studi kelayakan terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

Aspek teknis teknologis, meliputi aspek kemudahan dan kehandalan konstruksi, kualitas bahan yang baik, kemudahan operasi dan

pemeliharaan, kemudahan suku cadang, jaminan kinerja alat/bahan sesuai spesifikasi teknis.

Aspek lingkungan, meliputi dampak negatif dan positif pada lingkungan, dilakukan pada tahap pra-konstruksi, saat pelaksanaan konstruksi, pasca konstruksi dan terhadap keterkaitan lainnya.

Aspek sosial, meliputi penerimaan masyarakat dan potensi konflik air baku serta penggunaan lahan.

Aspek budaya, meliputi dinamika budaya setempat.

Aspek ekonomi, meliputi Economic Internal Rate of Return (EIRR) dan Economic Benefit Cost Ratio (EBCR).

Aspek finansial, meliputi kelayakan proyek dengan parameter Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio

(BCR), dan Payback Period serta kelayakan pendanaan dengan parameter Debt Coverage Ratio (DCR) dan saldo kas akhir.

Aspek kelembagaan, meliputi rencana pengembangan organisasi dan sumber daya manusia dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan SPAM.

Penilaian studi kelayakan dapat mencakup seluruh atau sebagian aspek di atas.

CAKUPAN STUDI KELAYAKAN

CAKUPAN STUDI KELAYAKAN

(54)

perencanaan SPAM yang ada;

perkiraan kebutuhan air minum;

kondisi sosial, budaya, ekonomi (berdasarkan survei kebutuhan nyata);

kelembagaan;

data sumber air baku;

program pengembangan dan strategi pelaksanaan;

analisis dampak lingkungan;

rencana operasi dan pemeliharaan;

perkiraan biaya proyek dan pemeliharaan;

analisis keuangan dan ekonomi;

MUATAN STUDI KELAYAKAN MUATAN STUDI KELAYAKAN

LENGKAP

LENGKAP

(55)

 SPAM yang ada,

 perkiraan kebutuhan air minum,

 kondisi sosial, budaya, dan ekonomi

 data sumber air baku,

 rencana kelola lingkungan/rencana pemantauan lingkungan (RKL/RPL),

 rencana operasi dan pemeliharaan,

 perkiraan biaya proyek dan pemeliharaan,

 analisis keuangan dan ekonomi, serta

 kajian sumber pembiayaan.

MUATAN STUDI KELAYAKAN MUATAN STUDI KELAYAKAN

SEDERHANA

SEDERHANA

(56)

 SPAM yang ada,

 rencana operasi dan pemeliharaan,

 perkiraan biaya proyek dan pemeliharaan, serta

 kajian sumber pembiayaan.

MUATAN JUSTIFIKASI TEKNIS DAN MUATAN JUSTIFIKASI TEKNIS DAN

BIAYA

BIAYA

(57)

Tersedia rencana induk pengembangan SPAM, meliputi:

Daerah pelayanan

Proyeksi penduduk

Proyeksi kebutuhan air

Unit sumber air baku

Unit produksi

Unit distribusi

Rencana pendanaan

Rencana kelembagaan

KETENTUAN UMUM

KETENTUAN UMUM

(58)

 Pengkajian kelayakan teknis biasa dibuat dari beberapa alternatif yang

dikembangkan, yang disajikan secara jelas dan akan dipilih kriteria altenatif yang

terbaik oleh tim teknik.

 Alternatif terpilih adalah alternatif yang terbaik ditinjau dari beberapa aspek yang mempengaruhi lokasi daerah perencanaan, meliputi potensi, demografi, sosio ekonomi, kebutuhan air, operasional dan pelayanan, sistem dan kebutuhan lainnya.

ANALISA KELAYAKAN TEKNIS TEKNOLOGIS

ANALISA KELAYAKAN TEKNIS TEKNOLOGIS

(59)

 Analisis biaya dan manfaat proyek mempertimbangkan hal-hal seperti:

pola pekerjaan;

pendapatan masyarakat;

kemampuan masyarakat membayar tarif;

kemampuan keuangan daerah;

keinginan SR dan HU;

kemauan membayar tarif; dan

jumlah pelayanan yang layak.

 Kelayakan ekonomi ditentukan dengan cara

analisis ekonomi untuk mengidentifikasi alternatif terbaik dalam hal harga termurah yang

memenuhi prinsip-prinsip ekonomi.

 Metode analisa ekonomi yang sering digunakan:

Discounting Technique/Present Value  menentukan pilihan dari beberapa alternatif sistem

Benefit Cost Ratio  menentukan menjadi sistem yang diusulkan

ANALISA KELAYAKAN EKONOMI

ANALISA KELAYAKAN EKONOMI

(60)

Pengkajian kelayakan keuangan dilakukan terhadap aspek:

tingkat inflasi;

tahun dasar proyeksi;

jangka waktu proyeksi;

nilai investasi;

kebutuhan modal kerja;

rencana sumber pembiayaan;

persyaratan pinjaman;

biaya OP;

biaya penyusutan/amortisasi;

pajak;

proyeksi tambahan pelanggan;

tarif air;

proyeksi pendapatan.

ANALISA KELAYAKAN KEUANGAN ANALISA KELAYAKAN KEUANGAN

Analisis keuangan Analisis keuangan meliputi:

meliputi:

Proyeksi rugi Proyeksi rugi labalaba

Proyeksi Proyeksi neraca neraca

Proyeksi arus Proyeksi arus kaskas

(61)

Analisa kelayakan keuangan meliputi:

1. Analisa Kelayakan Pendanaan

Rasio keuangan yang biasa digunakan:

Kemampuan laba (profitability)  untuk mengetahui kemampuan penyelenggara untuk menghasilkan laba.

Kemampuan likuiditas  berkaitan dengan aktivitas keuangan untuk mengetahui kemampuan penyelenggara dalam memenuhi kewajiban jangka pendek

Efektifitas penggunaan dana  dikaitkan erat dengan perputaran dana secara keseluruhan, makin cepat dana berputar semakin efektif.

2. Analisa Kelayakan Proyek

Dasar kriteria investasi:

Analisa payback period

Analisa Net Present Value (NPV)

Analisa Internal Rate of Return (IRR)

Analisa Benefit Cost Ratio

3. Analisa Kepekaan/Sentifitas

Analisa kepekaan ini menguji bagaimana kepekaan NPV proyek atau FIRR atau rasio manfaat/biaya lainnya terhadap kenaikan konstruksi, perpanjangan/penundaan periode pelaksanaan, atau penurunan harga.

ANALISA KELAYAKAN KEUANGAN ANALISA KELAYAKAN KEUANGAN

lanjutan…

lanjutan…

(62)

ANALISA KELAYAKAN KELEMBAGAAN ANALISA KELAYAKAN KELEMBAGAAN

Pengkajian kelayakan kelembagaan Pengkajian kelayakan kelembagaan

dilakukan terhadap:

dilakukan terhadap:

- Sumber daya manusia (tingkat & jenis - Sumber daya manusia (tingkat & jenis

pendidikan, kualitas) pendidikan, kualitas)

-

Struktur organisasi & penempatan Struktur organisasi & penempatan tenaga kerja sesuai latar belakang tenaga kerja sesuai latar belakang pendidikannya

pendidikannya

-

Keterkaitan dengan pihak swasta Keterkaitan dengan pihak swasta

(63)

ANALISA KELAYAKAN LINGKUNGAN ANALISA KELAYAKAN LINGKUNGAN

Pengkajian kelayakan lingkungan dilakukan Pengkajian kelayakan lingkungan dilakukan pada tahap pra-konstruksi, konstruksi, paska pada tahap pra-konstruksi, konstruksi, paska

konstruksi, & terhadap keterkaitan dengan konstruksi, & terhadap keterkaitan dengan

kegiatan lain.

kegiatan lain.

Pengkajian lingkungan dilakukan dengan Pengkajian lingkungan dilakukan dengan menetapkan komponen-komponen

menetapkan komponen-komponen

lingkungan atau kegiatan-kegiatan yang lingkungan atau kegiatan-kegiatan yang

diperkirakan akan terkena dampak penting diperkirakan akan terkena dampak penting

akibat kegiatan proyek air minum, serta akibat kegiatan proyek air minum, serta meninjau dampak langsung dan dampak meninjau dampak langsung dan dampak

lanjutan terhadap komponen atau kegiatan lanjutan terhadap komponen atau kegiatan

tersebut.

tersebut.

Pengkajian kelayakan lingkungan Pengkajian kelayakan lingkungan

dilaksanakan melalui penyusunan AMDAL dilaksanakan melalui penyusunan AMDAL

atau RKL dan RPL sesuai peraturan atau RKL dan RPL sesuai peraturan

perundangan yang berlaku.

perundangan yang berlaku.

(64)

KRITERIA KELAYAKAN

KELAYAKAN KRITERIA KELAYAKAN

Teknis teknologis Apabila terdapat teknologi yang tersedia untuk membangun SPAM

Ekonomi Apabila tambahan manfaat yang diterima oleh masyarakat akibat adanya suatu kegiatan lebih besar dari biaya proyek

Keuangan • Kelayakan proyek:

– FIRR > rata-rata tertimbang dari biaya modal ditambah alokasi resiko

– NPV > 0 – BCR > 1

• Kelayakan pendanaan:

– DSCR Pemda ≥ 2,5; DSCR penyelenggara ≥ 1,3

– Saldo kas akhir sekurang-kurangnya mencukupi untuk dua bulan operasi

Kelembagaan • SDM dengan tingkat pendidikan dan kualitas yang sesuai,

• Struktur organisasi dan penempatan kerja sesuai latar belakang pendidikan

• Alternatif kelembagaan kerjasama pemerintah dan swasta

Lingkungan Tidak memberikan pengaruh negatif terhadap kondisi lingkungan setempat dan kegiatan masyarakat sekitar

(65)

PERENCANAAN TEKNIS SPAM

(66)

PERENCANAAN TEKNIS

Penetapan Penetapan

oleh

oleh penyelenggara penyelenggara

oleh

oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sesuai Pemerintah Daerah sesuai

kewenangannya kewenangannya

Penyusun Penyusun

Dapat Dapat dilaksanakan dilaksanakan

sendiri sendiri

atau atau melalui melalui penyedia penyedia jasa yang jasa yang

ditunjuk ditunjuk

Dalam hal belum Dalam hal belum ada penyelenggara ada penyelenggara

maka RI-SPAM maka RI-SPAM

dapat disusun oleh dapat disusun oleh

Pemerintah dan/atau Pemerintah dan/atau

Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah

sesuai sesuai

kewenangannya kewenangannya

Disusun oleh Disusun oleh

penyelenggara

penyelenggara

(67)

MUATAN PERENCANAAN TEKNIS

 Perencanaan teknis memuat rancangan teknis sistem rinci yang meliputi:

rancangan detail kegiatan,

perhitungan dan gambar teknis,

spesifikasi teknis,

rencana anggaran biaya,

analisis harga satuan,

tahapan dan jadwal pelaksanaan, dan

dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang, jadwal pelelangan, pemaketan).

 Perencanaan teknis disusun dengan menggunakan data hasil survei.

(68)

KEGIATAN PENYUSUNAN KEGIATAN PENYUSUNAN

PERENCANAAN TEKNIS PERENCANAAN TEKNIS

SURVEY SURVEY LAPANGAN

LAPANGAN PENGUJIAN PENGUJIAN PEMAKAIAN PEMAKAIAN STANDAR STANDAR

GAMBAR GAMBAR

TEKNIS

TEKNIS PERHITUNGAN PERHITUNGAN TEKNIS

TEKNIS

PENYUSUNAN PENYUSUNAN

DOKUMEN DOKUMEN PERHITUNGAN PERHITUNGAN

BIAYA BIAYA

Penyusunan perencanaan teknis ini diterapkan Penyusunan perencanaan teknis ini diterapkan pada unit sumber air baku, unit produksi, unit pada unit sumber air baku, unit produksi, unit

distribusi, unit pelayanan, bangunan penunjang &

distribusi, unit pelayanan, bangunan penunjang &

bangunan pelengkap bangunan pelengkap

Penyusunan dokumen terdiri dari dokulen lelang Penyusunan dokumen terdiri dari dokulen lelang dan laporan pertanggungjawaban

dan laporan pertanggungjawaban

Keterangan:

Keterangan:

(69)

DATA YANG DIBUTUHKAN DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS

Data Sekunder:Data Sekunder:

Peta dasar, topografi, hidrologi, morfologi, tata guna lahanPeta dasar, topografi, hidrologi, morfologi, tata guna lahan

Data cuaca/iklimData cuaca/iklim

Data kependudukan, sosioekonomi, kepadatan penduduk Data kependudukan, sosioekonomi, kepadatan penduduk

Kondisi SPAM eksistingKondisi SPAM eksisting

Peraturan perundangan yang berlakuPeraturan perundangan yang berlaku

Data Primer (berdasarkan survei):Data Primer (berdasarkan survei):

Geomorfologi dan geohidrologiGeomorfologi dan geohidrologi

Hidrolika air permukaanHidrolika air permukaan

TopografiTopografi

Penyelidikan tanahPenyelidikan tanah

Lokasi sistemLokasi sistem

Sumber air (kapasitas/kontinuitas)Sumber air (kapasitas/kontinuitas)

Ketersediaan bahan konstruksi, elektro mekanikal, bahan kimia, sumber Ketersediaan bahan konstruksi, elektro mekanikal, bahan kimia, sumber daya energi

daya energi

Ketersediaan dan kemampuan kontraktorKetersediaan dan kemampuan kontraktor

Harga satuanHarga satuan

(70)
(71)

PERENCANAAN TEKNIS UNIT AIR BAKU PERENCANAAN TEKNIS UNIT AIR BAKU

Sumber air baku: mata air, air tanah, air permukaan, dan air hujan.Sumber air baku: mata air, air tanah, air permukaan, dan air hujan.

Debit pengambilan minimal 130% kebutuhan rata-rata air minum.Debit pengambilan minimal 130% kebutuhan rata-rata air minum.

Harus memperhatikan keandalan bangunan, pengamanan sumber air baku dari Harus memperhatikan keandalan bangunan, pengamanan sumber air baku dari bahan pencemar, keselamatan, biaya OP yang optimal.

bahan pencemar, keselamatan, biaya OP yang optimal.

Ada perijinan pemanfaatan sumber air baku kepada instansi yang berwenang.Ada perijinan pemanfaatan sumber air baku kepada instansi yang berwenang.

Terpadu dengan pemanfaatan sumber air baku untuk keperluan lain.Terpadu dengan pemanfaatan sumber air baku untuk keperluan lain.

Terpadu dengan pengelolaan sanitasi dalam rangka perlindungan air baku.Terpadu dengan pengelolaan sanitasi dalam rangka perlindungan air baku.

Keberadaan bangunan pengambilan air baku tidak menimbulkan masalah pada Keberadaan bangunan pengambilan air baku tidak menimbulkan masalah pada lingkungan sekitarnya.

lingkungan sekitarnya.

(72)

PERENCANAAN TEKNIS UNIT AIR BAKU PERENCANAAN TEKNIS UNIT AIR BAKU

Survei dan Pengkajian Survei dan Pengkajian

Perhitungan Perhitungan

Design dan Gambar Design dan Gambar

Hidrolika air permukaan Hidrolika air permukaan Penyelidikan tanah

Penyelidikan tanah

Geomorfologi dan geohidrologi Geomorfologi dan geohidrologi Potensi air baku

Potensi air baku Kebutuhan air Kebutuhan air

Debit sumber air baku Debit sumber air baku

Konstruksi bangunan pengambil Konstruksi bangunan pengambil

Detail jar. transmisi air baku Detail jar. transmisi air baku

Denah & potongan bangunan Denah & potongan bangunan pengambil

pengambil

Konstruksi bangunan pengambil Konstruksi bangunan pengambil Mekanikal & Elektrikal

Mekanikal & Elektrikal Lingkup

Lingkup

: :

Bangunan pengambilan air dan Bangunan pengambilan air dan unit transmisi air baku

unit transmisi air baku

Topografi Topografi

Lokasi sistem Lokasi sistem

Hidrolis pipa dan dimensi pipa Hidrolis pipa dan dimensi pipa Kebutuhan pompa

Kebutuhan pompa

(73)

PERENCANAAN TEKNIS UNIT PRODUKSI PERENCANAAN TEKNIS UNIT PRODUKSI

Disusun berdasarkan kajian kualitas air yang akan diolah (kualitas rata-rata Disusun berdasarkan kajian kualitas air yang akan diolah (kualitas rata-rata dan terburuk) yang dikaitkan dengan standar kualitas air minum yang akan dan terburuk) yang dikaitkan dengan standar kualitas air minum yang akan

dicapai.

dicapai.

Terdiri dari satuan operasi dan satuan proses.Terdiri dari satuan operasi dan satuan proses.

Unit produksi dapat terdiri dari:Unit produksi dapat terdiri dari:

Unit koagulasiUnit koagulasi

Unit flokulasiUnit flokulasi

Unit sedimentasiUnit sedimentasi

Unit filtrasiUnit filtrasi

Unit netralisasiUnit netralisasi

Unit desinfeksiUnit desinfeksi

(74)

PERENCANAAN TEKNIS UNIT PRODUKSI PERENCANAAN TEKNIS UNIT PRODUKSI

Survey dan Pengkajian Survey dan Pengkajian

Perhitungan Perhitungan

Design dan Gambar Design dan Gambar

Penyelidikan tanah Penyelidikan tanah Lokasi IPA

Lokasi IPA Topografi Topografi

Ketersediaan bahan konstruksi Ketersediaan bahan konstruksi

& bahan kimia

& bahan kimia

Ketersediaan peralatan elektro Ketersediaan peralatan elektro Sumber daya energi

Sumber daya energi Kebutuhan daya Kebutuhan daya

Lokasi/tata letak IPA Lokasi/tata letak IPA Detail konstruksi IPA Detail konstruksi IPA

Lingkup : Lingkup : IPA (

IPA ( broncaptering, broncaptering, sumur, SPL, sumur, SPL, IPA konvensional)

IPA konvensional)

Dimensi unit produksi Dimensi unit produksi Kualitas air baku

Kualitas air baku

(75)

PERENCANAAN TEKNIS UNIT DISTRIBUSI PERENCANAAN TEKNIS UNIT DISTRIBUSI

Jaringan perpipaan distribusi dapat berupa:Jaringan perpipaan distribusi dapat berupa:

Jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan lainnya membentuk Jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan lainnya membentuk jaringan tertutup (

jaringan tertutup (looploop))

Sistem jaringan distribusi bercabang (Sistem jaringan distribusi bercabang (dead-end distribution systemdead-end distribution system))

Kombinasi dari kedua sistem di atas (grade systemKombinasi dari kedua sistem di atas (grade system))

Denah dan tipe jaringan distribusi ditentukan berdasarkan topografi wilayah Denah dan tipe jaringan distribusi ditentukan berdasarkan topografi wilayah pelayanan dan lokasi IPA.

pelayanan dan lokasi IPA.

Jika topografi tidak memungkinkan untuk sistem gravitasi seluruhnya, maka Jika topografi tidak memungkinkan untuk sistem gravitasi seluruhnya, maka dapat menggunakan kombinasi sistem gravitasi dan pompa.

dapat menggunakan kombinasi sistem gravitasi dan pompa.

Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan > 40 meter, maka dapat Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan > 40 meter, maka dapat dibagi dalam beberapa zone untuk memenuhi tekanan minimum atau

dibagi dalam beberapa zone untuk memenuhi tekanan minimum atau menggunakan pompa penguat.

menggunakan pompa penguat.

(76)

PERENCANAAN TEKNIS UNIT DISTRIBUSI PERENCANAAN TEKNIS UNIT DISTRIBUSI

Survey dan Pengkajian Survey dan Pengkajian

Perhitungan Perhitungan

Design dan Gambar Design dan Gambar

Daerah Pelayanan Daerah Pelayanan Penyelidikan Tanah Penyelidikan Tanah Jaringan Pipa Distribusi Jaringan Pipa Distribusi Topografi

Topografi

Denah jaringan pipa distribusi Denah jaringan pipa distribusi Gambar jaringan sambungan Gambar jaringan sambungan pelanggan

pelanggan

Detail jaringan distribusi dan Detail jaringan distribusi dan perlengkapannya

perlengkapannya

Sambungan Langganan Sambungan Langganan

Mekanikal & elektrikal Mekanikal & elektrikal

Debit & daya pompa distribusi Debit & daya pompa distribusi Lokasi & kapasitas reservoir Lokasi & kapasitas reservoir Dimensi pipa transmisi air Dimensi pipa transmisi air minum dan pipa distribusi minum dan pipa distribusi Lingkup :

Lingkup :

Reservoir, perpipaan transmisi air Reservoir, perpipaan transmisi air minum & distribusi, pompa distribusi minum & distribusi, pompa distribusi

Gambar

DIAGRAM ALIR PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
GAMBAR GAMBAR

Referensi

Dokumen terkait

Pekerjaan Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) Tahun. Anggaran 2015 pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

PENGADAAN JASA KONSULTANSI SELEKSI UMUM METODE EVALUASI KUALITAS DAN BIAYA DUA FILE, KEGIATAN : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten

Sistem  Penyediaan  Air  Minum Bukan Jaringan  Perpipaan  adalah  satu

Dengan diselesaikannya Kebijakan dan Strategi Daerah Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (KSDP-SPAM) Kabupaten Banjar ini sebagai amanat dari Peraturan Pemerintah

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memenuhi kriterian perencanaan dan pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) adalah perencanaan teknis air baku, unit

Metode Perencanaan mengacu pada NSPM Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum yang berlaku.. Kebutuhan data minimal untuk komponen perencanaan utama dapat dilihat pada Tabel

Nama Kegiatan : Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI Penyusunan Rencana Induk Sistem

Jenis dan Sumber Data Sumber data penelitian ini diperoleh secara observasi dan wawancara serta studi literatur yang berhubungan dengan analisis kelayakan finansial sistem penyediaan