8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyuluhan
2.1.1 Definisi Penyuluhan
Penyuluhan merupakan kegiatan komunikasi yang melibatkan seorang (penyuluh) yang bertujuan untuk membantu masyarakat mendapatkan keputusan yang tepat, meningkatkan kepedulian dan membangkitkan kesadaran masyarakat (Arsyad, 2013). Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan upaya yang dilakukan dalam bidang kesehatan gigi untuk mengubah perilaku seseorang, sekelompok atau masyarakat agar memiliki kemampuan, kebiasaan dan perilaku kesehatan gigi dan mulut yang sehat (Arsyad, 2018).
2.1.2 Tujuan Penyuluhan
Tujuan utama tindakan penyuluhan adalah adanya perubahan perilaku dari masyarakat kearah perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Menurut Herijulianti, dkk., dalam Puspitasari (2019), penyuluhan atau pendidikan kesehatan gigi bertujuan untuk:
2.1.2.1 Memperkenalkan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi.
2.1.2.2 Mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
2.1.2.3 Menjabarkan akibat yang akan timbul dari kelalaian menjaga kebersihan gigi dan mulut.
2.1.2.4 Menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan ke sekolah.
2.1.2.5 Menjalin kerjasama dengan masyarakat melalui RT, RW, Kelurahan dalam memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat, bila diperlukan dapat saja dilakukan tanpa melalui puskesmas.
2.1.3 Metode Penyuluhan
Menurut (Notoatmodjo, 2014) dalam penyuluhan melakukan yaitu terdapat dua metode yaitu:
2.1.3.1 Metode Indivdual (Perorangan)
a) Bimbingan dan penyuluhan (Guidance And Counceling)
Metode ini merupakan interaksi antara klien dengan petugas yang lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya.
b) Metode Wawancara
Metode wawancara sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan, wawancara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan. Wawancara digunakan untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2.1.3.2 Metode Kelompok a) Ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. Metode ini biasanya digunakan bila sasaran lebih dari 15 orang.
b) Seminar
Seminar merupakan suatu penyajian berupa presentasi dari seorang atau lebih ahli dan membahas suatu topik yang dianggap penting atau sedang hangat diperbincangkan masyarakat. Metode ini cocok untuk sasaran dengan jumlah besar dan memiliki pendidikan menengah ke atas.
c) Metode Diskusi Kelompok
Metode diskusi digunakan apabila jumlah peserta kegiatan kurang dari 15 orang. Agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pemimpin diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih
tinggi. Untuk yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas.
d) Metode Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode curah pendapat merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.
Letak perbedaan diskusi kelompok dengan curah pendapat yaitu pemimpin kelompok memancing dengan sebuah maslaah kemudian masing-masing peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat).
e) Metode Bermain Peran (Role Play)
Metode bermain peran adalah sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai pemikiran oleh kelompok. Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai perawat atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.
Mereka mempergakan, misalnya bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
f) Metode Bola Salju (Snow Balling)
Metode ini berisikan kelompok yang dibagi berpasangan di mana tiap pasangannya berisi 2 orang kemudian diberikan pertanyaan atau masalah setelah itu setelah kurang lebih 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu kemudian melanjutkan diskusi untuk memecahkan masalah tersebut.
g) Metode Kelompok-kelompok Kecil
Metode ini membagi kelompok menjadi kelompok kecil yang kemudian diberikan masalah yang sama atau berbeda dari kelompok lain yang kemudian hasil dari tiap kelompok tersebut didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
h) Metode Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara metode bermain peran (role play) dengan diskusi kelompok. Metode ini menyampaikan informasi kesehatan dalam bentuk permainan. Contoh permainannya yaitu permainan monopoli.
2.2 Media Penyuluhan 2.2.1 Definisi Media
Media penyuluhan adalah sarana atau upaya untuk menyampaikan informasi kesehatan dan mempermudah permainan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien (Notoatmodjo, 2014).
2.2.2 Manfaat media
Menurut (Notoatmodjo, 2014), terdapat beberapa manfaat media, diantaranya yaitu :
2.2.2.1 Media dapat menimbulkan minat sasaran.
2.2.2.2 Media dapat membantu mengatasi hambatan dalam proses pemahaman informasi.
2.2.2.3 Media dapat menstimulasi sasaran untuk dapat menyebarkan informasi yang diterima kepada orang lain.
2.2.2.4 Media dapat mempermudah keterbatasan indera pada saat memperoleh informasi.
2.2.2.5 Media dapat membuat sasaran termotivasi untuk mengetahui kemudian memahami sehingga memiliki pemahaman yang lebih baik.
2.2.3 Jenis-jenis Media
Jenis-jenis media dalam penyuluhan yaitu:
2.2.3.1 Media Cetak
Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain sebagai berikut:
a) Booklet
Booklet merupakan suatu media untuk menyampaikan pesan pesan kesehatan dalam bentuk buku baik berupa tulisan maupun gambar.
b) Leaflet
Leaflet merupakan bentuk penyampaian informasi atau pesan pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi.
c) Flyer
Flyer atau selebaran bentuknya seperti Leaflet tetapi tidak berlipat.
d) Flipchart
Flipchart atau lembar balik media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik biasanya dalam bentuk buku di mana tiap lembar atau halaman berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.
e) Rubrik
Rubrik atau tulisan tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan atau hal hal yang berkaitan dengan kesehatan.
f) Poster
Poster yang bentuk media cetak yang bersifat atau informasi kesehatannya biasanya ditempel di tembok-tembok di tempat tempat umum atau kendaraan umum.
g) Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.
2.2.3.2 Media Elektronik
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan atau informasi kesehatan berbeda jenisnya yaitu:
a) Televisi
Informasi kesehatan melalui media televisi dapat dalam bentuk sandiwara sinetron forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan pidato atau ceramah tv spot kuis atau cerdas cermat dan sebagainya.
b) Radio
Informasi atau pesan pesan kesehatan melalui radio juga dapat bermacam- macam bentuknya antara lain obrolan atau tanya jawab sandiwara radio cerama radio spot dan sebagainya.
c) Video
Penyampaian informasi atau pesan pesan kesehatan dapat melalui video.
d) Slide
Slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi informasi kesehatan.
e) Film strip
Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pesan kesehatan
2.2.3.3 Media papan (Billboard)
Papan atau Billboard yang dipasang di tempat tempat umum dapat diisi dengan pesan pesan atau informasi ini juga mencakup pesan pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan kendaraan umum bus atau taksi.
2.3 Media PermainanTruth or Dare 2.3.1 Definisi Permainan Truth or Dare
Permainan Truth or Dare berasal dari kata Truth yang dalam bahasa Indonesia berarti kebenaran dan Dare yang berarti berani. Menurut Priatmoko, dkk dalam Iklima (2019) permainan Truth or Dareadalah sebuah permainan yang di dalamnya berisi pertanyaan untuk dijawab secara jujur dan berisi tantangan yang harus dilakukan secara berani. Permainan Truth or Dare merupakan permainan yang dilakukan secara berkelompok, dengan menggunakan dua macam kartu, yaitu kartu Truth dan kartu Dare. Pada kartu Truth berisikan pertanyaan Dare berisikan pertanyaan yang membutuhkan jawaban penjelasan atau penjabaran yang disertai berbagai alasan (Tarigan dan Elma, 2019).
Gambar 2.1 Kartu Truth or Dare (Sumber : https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id)
2.3.2 Cara Bermain Permainan Truth or Dare
Menurut Priatmoko, dkk, dalam Nuraeni (2019), cara memainkan permainan truth or dareini yaitu:
2.3.2.1 Guru membagi kelas menjadi enam kelompok.
2.3.2.2 Permainan dimulai dari kelompok pertama.
2.3.2.3 Wakil kelompok pertama melempar sebuah koin untuk mengundi jenis kartu apa yang akan dimainkan.
2.3.2.4
kelompok mengambil kartu Truth yang telah disediakan guru di depan kelas. Begitu pula sebaliknya jika hasil koin yang bertuliskan
atas, maka perwakilan kelompok mengambil satu buah kartu Dare.
2.3.2.5 Perwakilan kelompok membacakan perintah atau pertanyaan yang tertulis di sisi belakang kartu.
2.3.2.6 Kelompok pertama menjawab pertanyaan atas dasar diskusi kelompoknya dalam waktu 90 detik.
2.3.2.7 Jika jawaban benar, maka mendapatkan poin 100, jika tidak dapat menjawab atau jawaban dikemukakan salah, maka pertannyaan tadi akan dilemparkan ke kelompok selanjutnya.
2.3.2.8 Permainan yang sama seperti kelompok pertama lalu dilanjutkan bagi kelompok 2, kelompok 3 dan seterusnya.
2.3.2.9 Kelompok yang mendapat poin terbanyak adalah pemenang dari permainan truth or dare ini.
2.3.3 Manfaat Permaian Truth or Dare
Menurut (Nuraeni, 2019) manfaat dari permainan truth or dare yaitu:
2.3.3.1 Media permainan truth or dare dapat merangsang siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena media permainan dapat memberikan umpan balik sehingga proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan efektif.
2.3.3.2 Media permainan juga dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar, sehingga siswa akan bersemangat dalam belajar, baik belajar mandiri atau berkelompok.
2.3.4 Kelebihan Permainan Truth or Dare
Menurut Priatmoko, dkk dalam Nuraeni (2019) dalam kelebihan dari permainan truth or dare yaitu:
2.3.4.1 Dapat menciptakan suasana kelas yang lebih hidup dan menyenangkan.
2.3.4.2 Siswa dilibatkan secara langsung dalam permainan truth or dare, guru hanya sebagai juri, motivator dan fasilitator.
2.3.4.3 Suasana kompetitif selama permainan truth or dare dapat memicu siswa untuk menjadi yang terbaik diantara siswa lainnya.
2.3.5 Kekurangan Permainan Truth or Dare
Menurut Attaqiana, dkk dalam Nuraeni (2019) kelemahan dari permainan truth or dare yaitu:
2.3.5.1 Media pembelajaran dalam permainan truth or dare ini belum bisa terlepas dari peran guru.
2.3.5.2 Membutuhkan waktu yang lama.
2.3.5.3 Membutuhkan persiapan lebih lama karena guru harus benar-benar mengetahui materi.
2.4 Pengetahuan
2.4.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah seseorang melakukan proses penggunaan alat inderanya terhadap suatu objek tertentu. Proses tersebut melibatkan indera penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman, indera perasa dan indera perabaan. Pengetahuan manusia diperoleh paling banyak melaui indera penglihatan dan indera pendengaran (Notoatmodjo, 2014).
Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahui. Pengetahuan adalah setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Rachmawati, 2019).
2.4.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut (Notoatmodjo, 2014), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu sebagai berikut:
2.4.2.1 Tahu (Know)
Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, karena pada tingkat ini seseorang hanya mampu melakukan recall (mengingat kembali) memori yang telah telah dipelajari sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
2.4.2.2 Memahami (Comprehension)
Memahami dapat diartikan dengan kemampuan menjelaskan suatu objek dan menginterprestasikannya secara benar. Seseorang yang sudah memahami harus dapat menjelaskan, menguraikan, menyebutkan contoh dan menyimpulkan.
2.4.2.3 Aplikasi (Aplication)
Merupakan kemampuan dimana seseorang telah memahami suatu objek, dapat menjelaskan dan dapat mengaplikasikan prinsip yang diketahui meskipun pada situasi yang berbeda.
2.4.2.4 Analisis (Analysis)
Analisis merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan ide-ide abstrak yang baru dipelajari untuk diterapkan dalam situasi nyata. Sehingga dapat menggambarkan atau memecahkan suatu masalah.
2.4.2.5 Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan untuk merangkum komponen-komponen dari suatu formulasi yang ada dan meletakkannya dalam suatu hubungan yang logis sehingga tersusun suatu formula baru.
2.4.2.6 Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek yang didasarkan pada suatu kriteria yang telah dibuat sendiri atau menggunakan kriteria-keriteria yang telah ada.
2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Budiman dan Riyanto (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi:
2.4.3.1 Pendidikan
Pendidikan adalah proses sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Budiman dan Riyanto, 2013). Menurut Sriningsih dalam Rulhiyah (2021) semakin tinggi pendidikan seseorang makan semakin cepat menerima dan memahami suatu informasi sehingga pengetahuan yang dimiliki juga semakin tinggi.
2.4.3.2 Informasi/Media Massa
Informasi mempengaruhi pengetahuan seseorang jika sering mendapatkan informasi tentang suatu pembelajaran maka akan menambah pengetahuan dan wawasannya, sedangkan seseorang yang tidak sering menerima informasi tidak akan menambah pengtahuan dan wawasannya.
2.4.3.3 Sosial Budaya dan Ekonomi
Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk akan menambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu sehinga status ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
2.4.3.4 Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan kedalam individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun yang akan direspon pengetahuan oleh individu. Lingkungan yang baik akan pengetahuan yang didapatkan akan baik tapi jika lingkungan kurang baik maka pengetahuan yang didapat juga akan kurang baik.
2.4.3.5 Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain maupun diri sendiri sehingga pengalaman yang sudah diperoleh dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Pengalaman seseorang tentang sesuatu permasalahan akan membuat orang tersebut mengetahui bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dan pengalaman sebelumnya yang telah dialami sehingga
pengalaman yang didapat bisa dijadikan sebagai pengetahuan apabila mendapatkan masalah yang sama.
2.4.3.6 Usia
Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pula daya tangkapndan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin membaik dan bertambah.
2.5 Keterampilan
2.5.1 Definisi Keterampilan
Menurut Karuru dalam Okaviani (2018) keterampilan adalah kemahiran untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan dapat membuat siswa menemukan, mengembangkan konsep atau fakta serta menumbuhkan atau mengembangkan sikap dan nilai dengan sendirinya. Seluruh irama, gerak atau tindakan dalam proses belajar mengajar seperti ini akan menciptakan kondisi belajar yang melibatkan siswa secara aktif.
2.5.2 Macam-macam Tingkat Keterampilan 2.5.2.1 Keterampilan Tingkat Awal
a) Menggunakan kesepakatan yaitu menyamakan pendapat yang berguna untuk meningkatkan kerja dalam kelompok.
b) Menghargai kontribusi, berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan orang lain.
c) Mengambil giliran dari berbagai tugas, artinya sikap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas dalam kelompok.
d) Berada dalam kelompok, setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung.
e) Berada dalam tugas, meneruskan tugas yang menjadi tanggungjawabnya agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang dibutuhkan.
f) Mendorong partisipasi artinya mendorong semua anggota.
g) Mengundang orang lain.
h) Menyelesaikan tugas pada waktunya.
i) Menghormati tingkat menengah.
2.5.2.2 Keterampilan Tingkat Menengah
Keterampilan tingkat menengah meliputi, menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara diterima, mendengarkan aktif, bertanya, membuat rangkuman, menafsirkan, mengatur dan mengorganisir serta mengurangi ketegangan.
2.5.2.3 Keterampilan Tingkat Mahir
Keterampilan tingkat mahir meliputi mengkolaborasi, memeriksa dengan cerma, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan dan berkompromi Kesehatan Gigi dan Mulut.
2.6 Kesehatan Gigi dan Mulut 2.6.1 Definisi Kesehatan Gigi dan Mulut
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 89 Tahun 2015 tentang Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, kesehatan gigi dan mulut adalah keadaan sehat dari jaringan keras dan jaringan lunak gigi serta unsur-unsur yang berhubungan dalam rongga mulut yang memungkinkan individu makan, berbicara dan berinteraksi sosial tanpa disfungsi, gangguan estetik, dan ketidaknyamanan karena adanya penyakit, penyimpangan oklusi dan kehilangan gigi sehingga mampu hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kesehatan gigi dan mulut dapat merefleksikan kesehatan tubuh secara keseluruhan termasuk jika terjadi kekurangan nutrisi dan gejalapenyakit lain di tubuh (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
2.6.1.1 Makanan yang menyehatkan gigi
Agar gigi tetap sehat penting untuk mengkonsumsi makanan yang seimbang, kaya serat, seperti buah-buahan dan sayuran. Sayuran dan buah-buahan yang menyehatkan gigi seperti, apel, semangka, dan brokoli. Mengkonsumsi sayur dan buah dapat meningkatkan produksi air liur untuk meningkatkan self- cleansing. Selain itu mengunyah dianjurkan untuk mengunyah permen karet tanpa gula (sugar free) atau permen karet yang mengandung sorbitol. Dianjurkan pula untuk mengunyah keju sesudah makan makanan yang mengandung karbohidrat
untuk meningkatkan produksi air liur sehingga dapat menjadi self-cleansing dan juga dapat mengurangi jumlah bakteri di dalam plak (Sariningsih, 2012).
2.6.1.2 Makanan yang merusak gigi
Makanan yang dapat merusak gigi yaitu makanan yang mengandung gula dalam jumlah tinggi dan berbagai jenis makanan manis dan lengket lainnya seperti permen, coklat, jeli, biskuit, es krim karena makanan tersebut dapat menyebabkan gigi berlubang (Sariningsih, 2012).
2.6.1.3 Sikat Gigi
Membersihkan gigi dan mulut secara luas dapat menggunakan alat fisioterapi oral salah satunya yaitu sikat gigi. Alat fisioterapi oral dapat digunakan untu membersihkan debris dan sisa-sisa makanan yang melekat pada gigi (Putri, dkk., 2019).
2.6.1.4 Pasta Gigi
Pasta gigi biasanya digunakan pada saat menyikat gigi, gunanya untuk membersihkan dan menghaluskan permukaan gigi geligi serta memberikan rasa nyaman dalam rongga mulut karena pasta gigi mengandung aroma yang dapat membuat mulut terasa nyaman dan segar. Pasta gigi biasanya mengandung bahan abrasif, pembersih, bahan penambah rasa dan warna serta pemanis. Pasta gigi juga biasanya dapat ditambahkan bahan pengikat, pelembap, pengawet, fluor dan air gigi (Putri, dkk., 2019).
2.6.1.5 Syarat sikat gigi yang ideal
a) Tangkai sikat harus enak dipegang dan stabil, pegangan sikat harus cukup lebar dan cukup tebal.
b) Kepala sikat jangan terlalu besar, untuk orang dewasa maksimal 25-29 mm x 10 mm; untuk anak-anak 15-24 mm x 8 mm. Jika gigi molar kedua sudah erupsi maksimal 20 mm x 7 mm; untuk anak balita 18 mm x 7 mm.
c) Tekstur harus memungkinkan sikat digunakan dengan efektif tanpa merusak jaringan lunak atau jaringan keras. Kekakuan tergantung pada diameter dan panjang filament, serta elastisnya. Sikat yang lunak tidak dapat membersihkan plak secara efektif, kekakuan medium adalah yang bisa dianjurkan. Sikat gigi biasanya mempunyai 1600 bulu, panjangnya 11 mm,
dan diameternya 0,008 mm yang tersusun menjadi 40 rangkaian bulu dalam 3 atau 4 deretan gigi (Putri, dkk., 2019).
Gambar 2.2. Bentuk Sikat Gigi (Sumber : https://rsgm.maranatha.edu) 2.6.1.6 Macam bulu sikat gigi
Bulu sikat gigi terbagi pada umumnya terbagi dalam tiga jenis berdasarkan derajat kekakuan bulu sikat, yaitu lembut (soft), sedang (medium) dan keras (hard). Efektifitas dalam menghilangkan plak dari masing- masing derajat kekakuan bulu sikat gigi juga berbeda (Priyambodo dan Musdalifa, 2019).
2.6.1.7 Cara memelihara sikat gigi yang baik dan benar
Menurut (Sariningsih, 2012) cara memelihara sikat gigi yang baik dan benar yaitu:
a) Bersihkan sikat gigi setiap selesai digunakan dengan cara mengocoknya dengan air yang berada didalam gelas berisi air atau bisa denan cara membilasnya dibawah air yang mengalir.
b) Setelah selesai digunakan, sikat gigi dikeringkan dan disimpan dengan posisi kepala sikat berada diatas.
c) Rutin mengganti sikat gigi jika sudah 3 bulan pemakaian atau jika bulu sikat sudah rusak atau bulu sikat sudah mekar.
d) Simpan sikat gigi dan beri jarak dengan sikat gigi milik orang lain untuk menghindari penyebaran kuman.
e) Sikat gigi tidak boleh digunakan bersama-sama dengan orang lain, setiap orang harus memiliki sikat gigi pribadi agar tidak terjadi penularan penyakit melalui sikat gigi.
2.6.2 Menyikat Gigi
2.6.2.1 Definisi Menyikat Gigi
Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan berbagai kotoran yang melekat pada permukaan gigi dan gusi (Rachmawati, 2019).
2.6.2.2 Cara Menyikat Gigi
Menurut (Sariningsih, 2012) langkah-langkah cara menyikat gigi yang baik dan benar, yaitu:
a. Siapkan sikat gigi kering dan pasta gigi yang mengandung fluor.
b. Mengoleskan pasta gigi pada sikat gigi sebesar kacang tanah.
c. Berkumur dengan air sebelum menyikat gigi.
d. Menyikat gigi bagian depan dan bagian gigi atas dan bawah dengan gerakan ke atas dan ke bawah.
e. Menyikat gigi bagian samping dan belakang kiri dan kanan.
f. Menyikat seluruh permukaan gigi bagian bagian pengunyahan gigi depan dan belakang baik atas maupun bawah dengan gerakan maju mundur.
g. Menyikat permukaan gigi bagian depan rahang bawah yang menghadap ke lidah dengan gerakan ke arah keluar rongga mulut atau dengan gerakan mencungkil.
h. Menyikat permukaan gigi bagian dibelakang rahang bawah yang menghadap ke lidah dengan gerakan memutar atau roll.
i. Menyikat permukaan gigi bagian depan rahang atas yang menghadap ke langit-langit dengan gerakan ke arah keluar rongga mulut atau dengan gerakan mencungkil.
j. Menyikat permukaan gigi bagian belakang rahang atas yang menghadap ke langit-langit dengan gerakan memutar.
k. Berkumur hanya 1 kali agar kandungan fluor yang berada di dalam pasta gigi tidak terbuang.
Gambar32.2 Cara Menyikat Gigi (Sumber : https://rsgm.maranatha.edu) 2.6.2.3 Frekuensi dan Waktu Menyikat Gigi
Menurut (Sariningsih, 2012) agar plak tidak bertambah tebal, menyikat gigi harus rutin dilakukan setiap hari. Penyikatan gigi sebaiknya dilakukan dua kali sehari pada saat setelah makan pagi dan malam sebelum tidur dengan waktu menyikat gigi minimal 2 menit. Menyikat gigi harus dilakukan dengan cara sistematis agar tidak ada bagian gigi yang terlewat (Putri dkk, 2019).
2.6.2.4 Tujuan Menyikat Gigi
Menurut (Julianti, 2019) tujuan menyikat gigi, yaitu:
a. Menjaga gigi agar mejadi bersih dan sehat.
b. Mencegah timbulnya penyakit gigi dan mulut seperti karang gigi, lubang gigi dan sebagainya.
c. Membuat mulut terasa segar.
d. Membersihkan gigi dari plak agar terhindar dari kuman.
2.6.2.5 Akibat Tidak Menyikat Gigi
Apabila tidak menyikat gigi akan menimbulkan masalah kesehatan gigi, yaitu sebagai berikut:
a. Bau Mulut
Bau mulut merupakan suatu keadaan yang tidak mengenakkan, apabila pada saat berbicara pada orang lain yang merupakan salah satu penyebab dari sisa- sisa makanan yang membusuk dimulut karena lupa menyikat gigi (Tarigan, 2013).
b. Karang gigi
Karang gigi merupakan suatu massa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi gigi (Putri dkk, 2019).
c. Gigi Berlubang
Gigi berlubang adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri menjadi asam, terutama asam latat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya (Putri dkk, 2019).
2.7 Anak Sekolah Dasar
2.7.1 Definisi Anak Usia Sekolah Dasar
Anak usia SD (6-12 tahun) disebut sebagai masa anak-anak (midle childhood). Pada masa inilah disebut sebagai usia matang bagi anak-anak untuk belajar. Hal ini dikarenakan anak-anak menginginkan untuk menguasai kecakapan-kecakapan baru yang diberikan oleh guru di sekolah, bahwa salah satu tanda permulaan periode bersekolah ini ialah sikap anak terhadap keluarga tidak lagi egosentris melainkan objektif dan empiris terhadap dunia luar. Jadi dapat disimpulkan bahwa telah ada sikap intelektualitas sehingga mas ini disebut periode intelektual (Sabani, 2019).
2.7.2 Karakteristik Anak Sekolah Dasar
2.7.2.1 Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas Rendah (Kelas 1,2 dan 3)
Karakteristik yang dimiliki anak sekolah dasar menurut (Sabani, 2019) ada yaitu:
a) Karakteristik umum
Karakteristik umum anak sekolah dasar kelas rendah yaitu memiliki waktu reaksinya yang lambat, koordinasi otot tidak sempurna, suka berkelahi, gemar memanjat, bergerak, bermain serta aktif bersemangat pada bunyi-bunyian yang teratur.
b) Karakteristik khusus
Karakteristik khusus anak sekolah dasar kelas rendah yaitu kurangnya kemampuan pemusatan perhatian, kemauan berpikir sangat terbatas dan memiliki kegemaran utuk mengulangi macam-macam kegiatan.
c) Karakteristik sosial
Karakteristik sosial anak sekolah dasar kelas rendah yaitu, hasrat besar terhadap hal-hal yang bersifat drama, berkhayal dan suka meniru, gemar akan keadaan alam, senang akan cerita-cerita, memliki sifat pemberani dan senang bila mendapat pujian.
2.7.2.2 Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas Tinggi (Kelas 4,5 dan 6) a) Karakteristik umum
Karakteristik umum anak sekolah dasar kelas tinggi yaitu memiliki waktu reaksi yang cepat, koordinasi otot sempurna dan gemar bergerak dan bermain.
b) Karakteristik khusus
Karakteristik khusus anak sekolah dasar kelas tinggi yaitu memiliki kemampuan pemusatan perhatian dan kemampuan berpikir lebih banyak.
c) Karakteristik sosial
Karakteristik sosial anak sekolah dasar kelas tinggi yaitu tidak suka pada hal- hal yang bersifat drama, gemar pada lingkungan sosial, senang pada cerita- cerita lingkungan sosial dan memiliki sifat pemberani tetapi masih menggunakan logika.
2.8 Kerangka Teori
Sumber : (Rulhiyah, 2021)
Sumber : (Notoatmodjo, 2014), (Sariningsih, 2012), (Arsyad, 2013), (Putri dkk., 2019), (Nuraeni, 2019), (Sabani, 2019) (D. Tarigan & Elma Saskia, 2019).
(Sumber: (Arsyad, 2013), (Arsyad, 2018), (Notoatmodjo, 2014), (Nuraeni, 2019) (Sariningsih, 2012), (Tarigan dan Saskia E., 2019).
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Penyuluhan Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut
Makanan yang menyehatkan dan merusak gigi
Sikat gigi: Macam-macam bulu sikat gigi, cara pemeliharaan sikat gigi Menyikat gigi: cara menyikat gigi, waktu dan lamanya menyikat gigi, tujuan menyikat gigi, akibat dari tidak menyikat gigi (Sariningsih, 2012).
Penyuluhan(Arsyad, 2013)
Media (Notoatmodjo, 2014) Metode (Notoatmodjo, 2014)
Metode Individual Metode Kelompok Cetak Elektronik
Kartu
Truth or Dare (Tarigan dan Saskia E., 2019).
Pengetahuan dan Keterampilan Menyikat Gigi
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti