Dokumen perencanaan dan program pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat dan dunia bisnis. mengacu pada rencana pembangunan, rencana tata ruang, dan rencana Kawasan Pengembangan Strategis (WPS). Departemen Pekerjaan Umum, khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya, telah mengambil inisiatif untuk mendukung pemerintah provinsi, kabupaten/kota untuk memulai persiapan. 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
13 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur; 10/PRT/M/2008 tentang penetapan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan di bidang pekerjaan umum yang dilengkapi UKL dan UPL; 14 Tahun 2010 tentang dokumen lingkungan hidup bagi perusahaan dan/atau kegiatan yang mempunyai izin usaha dan/atau kegiatan, tetapi bukan dokumen lingkungan hidup.
Keputusan Menteri PAN Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyiapan Komposisi Pegawai Negeri Sipil.
NAWACITA
KEDUDUKAN RPIJM
RENSTRA KEMENPUPR
2015-2019RPJMN
RENSTRA DJCK
RPJMD PROVINSI
RENSTRA SKPD
RENSTRA CIPTA KARYA/RAD GERAKAN
NASIONAL 100-0-100 PROVINSI
RPJMD KABUPATE
N/ KOTA
KOTA
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
PROVINSI
KAB/KOTA
MEMORANDUM PROGRAM
KEDUDUKAN RPIJM DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN
INTEGRATED DEVELOPMENT
RTRW/ PERDA
RPJMD
PERDA BG
SSK RTBL
RPIJM
PRINSIP RPIJM
RUANG LINGKUP WILAYAH
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
Sebelah Barat
BATAS WILAYAH
TINJAUAN KEBIJAKAN
TINJAUAN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
KEBIJAKAN TATA RUANG
TINJAUAN KEBIJAKAN – KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Menjamin keamanan air melalui peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku dalam penggunaan air minum dan. Implementasi sinergi air minum dan sanitasi di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota dan masyarakat 4. Meningkatkan akses air minum yang aman bagi seluruh masyarakat di perkotaan dan pedesaan melalui jaringan pipa dan jaringan pipa tidak terlindungi.
Kebijakan, Strategi dan Program Pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara terkait sektor penciptaan lapangan kerja sejalan dengan amanat Kebijakan Pembangunan baik di tingkat nasional maupun provinsi. Misi nomor 6 adalah pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dengan meningkatkan pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup serta pengendalian pembangunan lingkungan hidup yang sehat. Pengembangan penataan ruang berkelanjutan dan dampaknya terhadap pengendalian pemanfaatan sumber daya alam, dengan arah kebijakan :.
TINJAUAN KEBIJAKAN – RTRW NASIONAL (PP NOMOR 13 TAHUN 2017)
TINJAUAN KEBIJAKAN – KEBIJAKAN TATA RUANG
PKL Muara Badak, PKL Muara Jawa, PKL Kota Bangun, PKL Kembang Janggut, PKL Loa Janan, PKL Tenggarong, PKL Sebulu, PKL Loa Kulu, PKL Samboja, PKL Sanga-Sanga, PKL Anggana, PKL Marangkayu.
RTRW PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016-2036 (PERDA NO.1 TAHUN 2016)
TINJAUAN KEBIJAKAN – RTRW PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016-2036 (PERDA NO.1 TAHUN 2016)
RTRW KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015 RTRW KABUPATEN
RTRW KAB. KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015
Koordinasi antara lembaga negara, masyarakat, dan dunia usaha, sehingga terjadi integrasi dalam pengelolaan sampah. Kawasan pemukiman pedesaan di Kabupaten Kutai Kartanegara luasnya berhektar-hektar dan terletak di pusat-pusat kegiatan PPL dan desa-desa lainnya. Kawasan yang strategis dalam hal pertumbuhan ekonomi di wilayah Kutai Kartanegara adalah wilayah pesisir yang peluangnya terbatas.
Wilayah pesisir di Kabupaten Kutai Kartanegara tersebar di Kecamatan Anggana, Sanga-Sanga, Muara Jawa, Samboja, Muara Badak dan Marangkayu dengan panjang pantai 187,5 km. Rencana pengembangan kawasan strategis ditinjau dari daya dukung lingkungan hidup adalah: a) kawasan Delta Mahakam; Dan.
TINJAUAN KEBIJAKAN – RTRW KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015
WILAYAH ADMINISTRASI
Luas Wilayah Menurut Kecamatan
No Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Desa/Kel
KONDISI FISIK & LINGKUNGAN
FISIOGRAFI
GEOLOGI
JENIS TANAH
HIDROLOGI
KLIMATOLOGI
TOPOGRAFI
PENGGUNAAN LAHAN
POTENSI BENCANA ALAM
Rawan Bencana Banjir
Rawan Longsor
Rawan Kebakaran
POTENSI EKONOMI
Nilai PDB Kutai Kartanegara pada tahun 2017 mencapai Rp 148,336 triliun (meningkat 15,98 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 127,889 triliun pada tahun 2016. Sedangkan jika minyak bumi dan gas bumi (migas) tidak dimasukkan dalam perhitungan PDRB , maka nilai PDB Kutai Kartanegara juga mengalami peningkatan sebesar 19,94, Pertambangan (berperan 65,43% terhadap perekonomian Kutai Kartanegara), Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan (12,95%), Sektor Konstruksi (7,5%). ) dan sektor industri pengolahan (4,13%).
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku dan harga konstan (Triliun Rupiah) PDRB atas dasar harga berlaku menurut Bidang Usaha (Triliun Rupiah.
POTENSI PETERNAKAN
POTENSI PERIKANAN
POTENSI SEKTOR INDUSTRI
POTENSI SEKTOR PERTAMBANGAN
POTENSI PARIWISATA
KEPENDUDUKAN
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA (JIWA)
KEPADATAN PENDUDUK
Menurut Kelompok Umur
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
KONDISI INFRASTRUKTUR
KONDISI INFRASTRUKTUR – AIR MINUM
BANYAKNYA SAMBUNGAN PDAM 2013-2017
KAPASITAS PRODUKSI AIR MINUM (M3)
PENDEKATAN
TAHAPAN PENYUSUNAN RPIJM
- Pendahuluan
- Profil Kabupaten/Kota
- Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
- Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
- Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten/Kota
- Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya
- Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya
Bab ini memuat penjelasan tentang sejarah, maksud dan tujuan MPIJM bidang Penciptaan Manusia, serta isi MPIJM bidang Penciptaan Manusia. Bagian ini membahas mengenai wilayah administratif, potensi wilayah, demografi dan urbanisasi, serta permasalahan strategis kabupaten/kota. Bab ini memuat arah kebijakan pengembangan sektor penciptaan lapangan kerja dan rencana strategis infrastruktur Sektor Cipta Karya Bab 4 Analisis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan.
Bagian ini membahas analisis sosial, ekonomi dan lingkungan, termasuk Studi Lingkungan Strategis (SES) dan analisis kemiskinan. Bagian ini membahas rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya untuk masing-masing sektor yaitu Pengembangan Kawasan Permukiman, Konstruksi dan Pengaturan Lingkungan Hidup, Pembangunan SPAM dan. Pada masing-masing sektor dijelaskan kondisi yang ada, analisis kebutuhan dan usulan program serta kebutuhan pendanaan untuk masing-masing sektor.
Bab ini memuat matriks program investasi RPIJM Kabupaten/Kota dan matriks integrasi program kawasan prioritas Kabupaten/Kota.
MUATAN RPIJM
OUTLINE RPIJM
Konsep
Perencanaan Pengembangan
Bidang Cipta Karya
PENILAIAN KELAYAKAN RPIJM
1 Isu strategis, kondisi yang ada, permasalahan dan tantangan (air limbah, persampahan, drainase) 3,00 2 Analisa kebutuhan sektor PLP (air limbah, persampahan dan drainase) 6.00 3 Kesiapan daerah kriteria kesiapan sektor pengembangan PLP ( air limbah), limbah dan drainase). 2 Pengelompokan usulan kegiatan dan outputnya sesuai renstra DJCK 2.00 3 Mencantumkan informasi sumber pembiayaan dari APBN, APBD, masyarakat dan.
LINGKUP KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN
INTEGRASI STRATEGI PEMBANGUNAN KABUPATEN/KOTA DAN SEKTOR
MATRIKS RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN
Analisis Sosial
Analisis Ekonomi
3), Penjelasan singkat isu pembangunan berkelanjutan (sosial, ekonomi dan lingkungan hidup) Contoh proses identifikasi isu pembangunan berkelanjutan di bidang permukiman. Dalam menentukan analisis sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup, dapat dicantumkan beberapa hal terkait isu pembangunan berkelanjutan di kabupaten/kota.
ANALISIS STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
Bagian ini memuat potensi pendanaan pembangunan infrastruktur di bidang Cipta Karya melalui APBN Direktorat Jenderal Cipta Karya di kabupaten/kota. Bagian ini memuat potensi alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur di bidang pemukiman, di luar APBN dan APBD, termasuk melalui KPS, CSR, dll. Kegiatan yang layak secara finansial dapat dikembangkan dengan skema KPBU, sedangkan kegiatan yang tidak layak secara finansial dapat diusulkan kepada pihak swasta sebagai CSR.
ANALISIS KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN/KOTA
TAHAP RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
Kondisi Eksisting, berisikan
Usulan Kebutuhan Program, berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman yang dijabarkan setiap tahunnya
Usulan Kebutuhan Program merinci usulan hasil Penilaian Kebutuhan Program untuk mencapai tujuan Program Pembangunan Perumahan Sektoral yang diidentifikasi setiap tahunnya. PENATAAN, PEMBANGUNAN, PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN hasil, indikator dampak dan rincian kegiatan disesuaikan dengan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Permukiman bidang pembangunan.
TAHAP RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
Usulan Kebutuhan Program, berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan yang dijabarkan setiap tahunnya
keluaran, indikator keluaran dan rincian kegiatan disesuaikan dengan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya bidang Konstruksi dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bagian ini menguraikan kondisi eksisting, tujuan program, serta usulan program dan kebutuhan pendanaan dalam pengembangan SPAM khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.
Sasaran Program, merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Sasaran program mengaitkan kondisi
Usulan Kebutuhan Program, merinci usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk mencapai target Program Bidang Pengembangan SPAM yang ditetapkan setiap tahunnya.
Usulan Kebutuhan Program, berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan SPAM yang dijabarkan setiap tahunnya
Bagian ini menguraikan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan program dan kebutuhan pendanaan dalam pengembangan PLP khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100. Terdapat arah kebijakan yang menjadi acuan penetapan sasaran pembangunan di bidang Cipta Karya, khususnya di bidang pembangunan PLP, baik di tingkat pusat maupun kabupaten/kota. Usulan Kebutuhan Program, memuat rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk mencapai target Program Pembangunan Sanitasi Lingkungan Permukiman yang ditetapkan setiap tahunnya.
Unit wadah, sarana pengumpulan dan pengangkutan 3. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR HAK CIPTA STAPEN INFRASTRUKTUR HAK CIPTA. keluaran, indikator keluaran dan rincian kegiatan diselaraskan dengan rencana strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk sektor pengembangan PLP. Dari tabel usulan program dan kegiatan pada masing-masing bab 7, dapat disusun tabel singkat rencana program dan kegiatan.
Rencana ini memuat gambaran skenario pembangunan kabupaten/kota dan perkembangan sektor Cipta Karya, usulan kebutuhan investasi yang disusun berdasarkan kebutuhan atau target pencapaian sesuai dengan maksud dan tujuan pembangunan daerah, mekanisme pembiayaan atau pendanaan, skala prioritas penanganan, dan rencana pelaksanaan program investasi.
TAHAP PENYUSUNAN MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
MOBILITAS
TENAGA AHLI
TENAGA AHLI RPIJM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
JADWAL RENCANA KEGIATAN
TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN RPIJM
KEBUTUHAN DATA
Departemen Pekerjaan Umum, Masterplan/Review/Studi Badan Lingkungan Hidup Program Pengembangan Sampah Tahun 2019 (Program, Pendanaan dan Sumber Pendanaan).
TERIMA KASIH