• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU PKN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS IX DI Y.P TRIJAYA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PERAN GURU PKN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS IX DI Y.P TRIJAYA MEDAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

Peran guru pendidikan kewarganegaraan mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan, tidak hanya mendidik dan membimbing peserta didik untuk bertindak, berperilaku dan mendisiplinkan dengan baik. Peran guru pendidikan kewarganegaraan di sekolah adalah melaksanakan tugas tambahan yang membantu memperlancar kegiatan belajar mengajar dan sebagai guru pembimbing mempunyai tugas membantu siswa mengatasi kesulitan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mempelajari peran guru PKn dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah.

Maka penulis memilih judul penelitian : “Peran Guru PKN Dalam Meningkatkan Disiplin Siswa Kelas IX Y.P TRIJAYA MEDAN”. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah teridentifikasinya masalah kedua yaitu “Peranan guru PKn dalam meningkatkan penerapan peraturan sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa kelas IX SMP Y.P TRIJAYA MEDAN”. Bagaimana peran guru PKn dalam meningkatkan penerapan peraturan sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa kelas IX SMP Y.P TRIJAYA MEDAN.

2. Untuk mengetahui peran guru PKn dalam meningkatkan kedisiplinan siswa kelas IX SMP Y.P TRIJAYA MEDAN. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai peran guru PKn dalam meningkatkan kedisiplinan siswa sebagai guru teladan. Peran guru PKn mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan, tidak hanya mendidik dan membimbing peserta didik agar berperilaku baik, berperilaku dan disiplin.

Peranan guru pendidikan sivik di sekolah menjalankan tugas tambahan yang membantu untuk memulakan aktiviti pengajaran dan pembelajaran dan sebagai guru pembimbing mempunyai tugas untuk

Kedisplinan

Ketidakdisiplinan siswa merupakan salah satu permasalahan yang mengganggu dan menghambat kegiatan belajar mengajar siswa itu sendiri maupun siswa lainnya. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa peran guru pendidikan kewarganegaraan sebagai seorang pendidik adalah peran yang berkaitan dengan tugas memberikan pengetahuan dan motivasi yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak menjadi patuh terhadap peraturan sekolah. Postur mental adalah postur tubuh yang patuh dan teratur sebagai hasil atau pengembangan latihan, pengendalian pikiran, dan pengendalian karakter.

Pemahaman yang baik terhadap aturan, perilaku, norma, kriteria dan standar sedemikian rupa sehingga pemahaman tersebut mendorong pemahaman atau kesadaran yang mendalam, bahkan ketaatan atau aturan. Suatu sikap perilaku yang secara alamiah menunjukkan keikhlasan, mentaati segala sesuatunya dengan cermat dan benar. 1 Tujuan jangka pendeknya adalah membuat anak-anak Anda terlatih dan terkendali dengan mengajari mereka perilaku-perilaku yang pantas dan tidak pantas atau yang masih belum mereka ketahui.

2 Tujuan jangka panjangnya adalah berkembangnya pengendalian diri dan pengaruh diri (self-control and self-direction), yaitu dalam hal. Tipe guru atau pimpinan sekolah yang otoriter yang selalu mendiktekan kemauannya tanpa memperhatikan kedaulatan siswa. Lingkungan sekolah seperti: hari-hari pertama dan terakhir sekolah (pergi liburan atau setelah hari libur), pergantian kelas, pergantian guru, jadwal yang kaku atau jadwal kegiatan sekolah yang tidak tepat, suasana bising, dan lain-lain.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mengandung unsur nilai, kesusilaan, norma, dan hukum, termasuk peraturan sekolah, kehidupan berkeluarga, norma dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk pengembangan akhlak peserta didik. Pendidikan kewarganegaraan mempunyai kontribusi yang sangat penting dalam upaya mencegah ketidakdisiplinan siswa di sekolah. Disiplin di sekolah sangat diperlukan karena kedisiplinan merupakan salah satu acuan mampu atau tidaknya siswa menaati peraturan yang menunjang keberlangsungan kegiatan belajar mengajar.Manfaat disiplin di sekolah adalah:

Faktor Pendukung dan Penghambat Kedisiplinan A. Faktor Pendukung Kedisiplinan

Kesediaan siswa adalah keikhlasan untuk mewujudkan segala gagasan dan segala sesuatu yang dicita-citakan, walaupun diiringi dengan berbagai kendala dan kesulitan, namun terkadang tidak mau tunduk pada hambatan tersebut. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu mengembangkan sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat menunjang keinginan peserta didik, seperti menyediakan sarana dan prasarana yang baik untuk menunjang pembelajaran, dan mengembangkan program kegiatan di sekolah dengan tujuan untuk menambah pengetahuan di luar jam sekolah. . . Kerja sama yang baik antar staf pengajar Faktor pendukung peningkatan kedisiplinan siswa yang dilakukan oleh guru ditunjukkan dengan: (a) saling mendukung demi kepentingan sekolah dan siswa, (b) saling berbagi untuk mencari solusi bersama apabila terjadi masalah. ada permasalahan yang berkaitan dengan siswa.

Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap dan perilaku siswa, karena keluarga merupakan pendidikan awal bagi seorang siswa. Oleh karena itu, lingkungan keluarga juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap program sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Selain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat juga dapat mempengaruhi perkembangan sikap seorang anak (siswa), terlihat bahwa lingkungan masyarakat merupakan tempat terbentuknya sikap sosial seseorang.

Adapun faktor dari dalam diri siswa itu sendiri dapat dipengaruhi oleh teman sebaya atau teman bermainnya yang sikapnya kurang baik dan mudah dipengaruhi, misalnya malas belajar dan suka bermain-main ketika belajar, bermain PS, Facebook, ngobrol, dan sebagainya. waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar malah terpakai untuk bermain, sehingga waktu belajar terbuang percuma.

Pendidikan Kewarganegaraan

20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Pendidikan adalah usaha yang disengaja dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan. mereka perlukan untuk, umat, bangsa, dan negara. 20 Tahun 2003 juga menyebutkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak/watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dengan tujuan mencerdaskan kehidupan generasi muda, dengan tujuan untuk mengembangkan generasi muda. potensi kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, terampil, kreatif, mandiri serta menjadi masyarakat Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab. Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa tujuan pendidikan dan pelatihan yang terpenting adalah sifat disiplin.

Pada dasarnya pendidikan karakter adalah menciptakan lingkungan sekolah yang membantu siswa mengembangkan etika/kesopanan, tanggung jawab melalui teladan. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang didirikan oleh negara atau swasta yang dirancang untuk mengajar, mengelola, dan mendidik siswa melalui pengajaran yang diberikan oleh staf pengajar. Untuk menjadi sebuah sekolah, beberapa bangunan dan prasarana harus dilengkapi, seperti ruang belajar, perpustakaan, kantor, dan lain-lain.

Salah satu cara untuk mewujudkan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia adalah pendidikan kewarganegaraan yang merupakan mata pelajaran wajib dan harus tersedia pada semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, bahkan ke universitas. Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah mempersiapkan peserta didik menghadapi kehidupan bermasyarakat, karena dengan pendidikan kewarganegaraan peserta didik belajar kritis dan mampu memecahkan permasalahan. Pendidikan kewarganegaraan merupakan upaya sadar dan terencana untuk mendidik warga negara (khususnya generasi muda). Hal ini dapat kita capai dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sehingga kita dapat berpartisipasi aktif dalam bela negara. Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan siswa tentang nilai, norma, dan moral. Mengamalkan nilai, norma, dan moral tersebut akan menciptakan karakter disiplin pada diri siswa. Dengan kedisiplinan ini maka proses pendidikan yang berlangsung di sekolah akan berjalan dengan baik, karena siswa tidak melanggar peraturan sekolah. Gutara menyatakan, ada beberapa ahli yang membentuk PKN yaitu.

“Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang cakupannya sangat luas dan mencakup pendidikan demokrasi, pendidikan hak asasi manusia, pemerintahan, konstitusi, supremasi hukum, hak dan kewajiban warga negara, partisipasi aktif dan inklusi warga negara dalam masyarakat sipil, warisan politik, dan lain-lain. . Pendidikan Kewarganegaraan merupakan upaya membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan dasar tentang hubungan warga negara dengan negara serta Pendidikan Prioritas Bela Negara (PPBN) agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara kesatuan. Indonesia." “Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang tujuannya mempersiapkan warga negara untuk berpikir kritis dan bertindak demokratis, dengan kegiatan yang akan menanamkan kesadaran pada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan bermasyarakat yang paling menjamin hak-hak warga negara.”

Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup pemahaman dasar tentang cara kerja demokrasi dan lembaga-lembaganya, pemahaman tentang supremasi hukum, hak asasi manusia, partisipasi dan keterampilan demokratis, pengembangan budaya dan perdamaian.” Pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif melalui pendidikan dialogis. Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik menjadi warga negara yang matang secara politik dan turut serta membangun sistem politik yang demokratis.

Kajian Penelitian Yang Relevan

Kita berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain. Berinteraksi dengan bangsa lain di kancah dunia secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

Kerangka Berfikir

Lokasi Penelitian

Populasi dan Sampel .1 Populasi

Sampel

Mardalis, 2009:55) Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi tersebut untuk digunakan sebagai sumber data atau sumber informasi dalam penelitian ilmiah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel total, artinya seluruh populasi yang dijadikan sampel yaitu 2 orang.

Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional .1 Variabel Penelitian

Definisi Operasional

Teknik Pengumpulan Data .1 Observasi

Wawancara

Dokumentasi

Teknik Analisa Data

Pengecekan data membuktikan apakah kesimpulan tersebut benar atau apakah kesimpulan tersebut sesuai dengan kenyataan. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak peneliti berada pada tahap pengumpulan data dari berbagai sumber. Selama wawancara, peneliti menganalisis jawaban narasumber, menganalisis data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi serta menarik kesimpulan yang menggambarkan secara tepat apa yang terjadi di lapangan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan cukup berperan 78,2% dalam membina kesadaran politik

lebih takut untuk melanggar kedisiplinan di sekolah. 2) Guru yang sudah menegakan disiplin akan dicontoh sisiwanya. dalam kedisiplinan siswa pula. 3) Kerja sama antara sekolah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengembangan moral siswa di kelas VIII SMP Negeri 2 Porsea TP 2014/ 2015 serta untuk

Usaha-usaha yang dilakukan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk sikap demokratis siswa seperti membiarkan siswa menumbuhkan sikap demokrasi dengan pengawasan

Usaha-usaha yang dilakukan guru Pendidikan Kewarganegaraan yaitu seperti Memberi kepercayaan kepada siswa untuk mengembangkan karakter kebangsaan siswa namun dengan

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui kedisiplinan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tabanan. Kendala yang di hadapi Guru Dalam Meningkatkan Kedisiplinan

KESIMPULAN Peran guru sebagai pendidik memberikan arahan, memberikan tugas kepada siswa, peran guru sebagai inisiator memberikan ide untuk kemajuan perkembangan zaman, memiliki

Kerjasama Guru Bimbingan Konseling Dan Orangtua Siswa Dalam Mengatasi Siswa Yang Bolos Sekolah Di Sman 1 Kluet Timur Kab.. Pola Guru Bimbingan dan Konseling dalam Penanganan Siswa