• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN MEDIA MASSA TERHADAP PROSES HUKUM DALAM KASUS PEMBUNUHAN MAHASISWA UI

Saifullah

Academic year: 2024

Membagikan "PERAN MEDIA MASSA TERHADAP PROSES HUKUM DALAM KASUS PEMBUNUHAN MAHASISWA UI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERAN MEDIA MASSA TERHADAP PROSES HUKUM DALAM KASUS PEMBUNUHAN MAHASISWA UI”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Disusun oleh:

Nama : Kelas :

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, yang telah memberikan kemurahan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai harapan.

Didalam makalah ini penulis mengulas “Peran media massa terhadap Proses Hukum dalam Kasus Pembunuhan Mahasiswa UI”. Tulisan dalam Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mendalami lebih jauh mengenai Peran media massa terhadap Proses Hukum dalam Kasus Pembunuhan Mahasiswa UI itu sendiri utamanya untuk mahasiswa/mahasiswi dan sekaligus melaksanakan hal yang menjadi tugas dan kewajiban mahasiswa.

Meskipun menyadari kekurangan dalam penyusunan bahasa maupun aspek lainnya, penulis dengan tulus menerima saran dan kritik dari para pembaca untuk meningkatkan kualitas tulisan di masa depan. Semoga makalah ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat serta meningkatkan wawasan dan pengetahuan kita semua.

, 2024 Penyusun,

penulis

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...1

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...6

1.3 Tujuan Penulisan...6

BAB II...7

PEMBAHASAN...7

2.1 Pengertian media Massa...7

2.2 Peran Media Massa Dalam Penanggulangan Kejahatan...8

2.3 Peran Media Massa Terhadap Proses Hukum dalam Kasus Pembunuhan Mahasiswa UI...12

BAB III...14

PENUTUP...14

3.1 Kesimpulan...14

3.2 Saran...14

DAFTAR PUSTAKA...15

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemampuan media massa membentuk wacana dominan semakin menguatkan posisi media sebagai kekuatan maha dasyat yang mampu mempengaruhi persepsi publik. Dijelaskan dalam teori Gramsci, media dipandang sebagai salah satu kekuatan hegemoni yang menciptakan cara berpikir atau wacana tertentu yang dominan dan dianggap benar, sementara wacana lain dianggap salah. Media dianggap secara tidak sengaja dapat menjadi alat bagaimana nilai-nilai atau wacana yang dipandang dominan itu disebarkan dan meresap dalam benak khalayak sehingga menjadi konsesus bersama. Sementara nilai atau wacana lain dipandang sebagai menyimpang (Eriyanto, 2001:105).

Idealnya media bisa memberikan pemberitaan kejahatan secara proporsional sehingga tidak membuat stigma-stigma tertentu yang merugikan objek berita. Terlebih media massa mengemban tanggung jawab sebagai agen yang seharusnya mampu memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kejahatan kepada publik. Karena bagaimanapun, Trial By The Press berimplikasi pada munculnya penderitaan bagi Jessica dan keluarganya secara mental dan sosial (viktimisasi) (Hapsari, 2018).

Pengkajian media massa terhadap peran dan kerjasamanya dengan sistem peradilan pidana Indonesia ini perlu agar media massa, di luar pe-

(5)

rannya sebagai sebuah media penyampai informasi juga bisa memberikan edukasi terhadap masyarakat sekaligus preventif dalam upaya non penal penanggulangan kejahatan (Putra, 2016).

Dalam era informasi yang serba cepat dan terbuka media massa memegang peranan penting dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi jalannya proses hukum. Kasus pembunuhan seorang mahasiswa Universitas Indonesia (UI) baru-baru ini telah menarik perhatian luas dari masyarakat. Media massa, baik cetak maupun digital, meliput perkembangan kasus ini secara intensif. Melalui pemberitaan yang berkesinambungan, media memberikan tekanan publik kepada aparat penegak hukum untuk bekerja lebih transparan dan adil.

Peran media massa tidak selalu positif terkadang pemberitaan yang berlebihan atau tidak akurat dapat mempengaruhi opini publik dan menciptakan tekanan yang tidak sehat terhadap proses hukum. Ini dapat mengganggu asas praduga tak bersalah serta mempengaruhi keputusan hukum yang seharusnya berdasarkan fakta dan bukti yang ada.

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjelasan tersebut maka dapat dikemukakan pada latar belakang makalah ini dapat diformulasikan permasalahan yaitu:

1.2.1 Apa Pengertian media Massa?

1.2.2 Bagaimana Peran Media Massa Dalam Penanggulangan Kejahatan ? 1.2.3 Peran Media Massa Terhadap Proses Hukum dalam Kasus

Pembunuhan Mahasiswa UI 1.3 Tujuan Penulisan

berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:

1.3.1 Untuk mengetahui Pengertian Media Massa.

1.3.2 Untuk mengetahui Bagaimana Peran Media Massa Dalam Penanggulangan Kejahatan.

1.3.3 Untuk mengetahui Peran Media Massa Terhadap Proses Hukum dalam Kasus Pembunuhan Mahasiswa UI.

(7)

BAB II PEMBAHASAN

2.1Pengertian media Massa

Media massa merupakan sarana menyebarkan informasi kepada masyarakat, menurut Bungin (2006) media massa diartikan sebagai media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara masal dan dapat diakses oleh masyarakat banyak, ditinjau dari segi makna, media massa merupakan alat atau sarana untuk menyebarluaskan isi berita, opini, komentar, hiburan, dan lain sebagainya. Sementara itu menurut Cangara, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, film, radio dan televisi (Habibie, 2018).

Media massa adalah sarana dan saluran resmi yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Media massa terdiri dari media cetak (seperti surat kabar, majalah, buku) dan media elektronik (seperti radio, televisi, dan film). Seiring dengan majunya zaman, perkembangan teknologi sekarang membawa internet dan telepon seluler sebagaimedia massa modern (Sinaga, 2023).

(8)

Pada hakikatnya media massa digunakan sebagai sarana penyebaran berbagai informasi dari lembaga atau organisasi maupun dari individu. Selain itu, [2] media massa memiliki fungsi :

1. pengawasan (surveillance) 2. penafsiran (interpretation) 3. pertalian (linkage)

4. penyebaran nilai-nilai (transmission of values) 5. hiburan (entertainment).

2.2Peran Media Massa Dalam Penanggulangan Kejahatan

Peran media massa dalam kebijakan penanggulangan kejahatan merupakan suatu strategi dalam penegakan hukum yang bertujuan untuk meminimalisir angka kejahatan dan mencapai ketertiban dalam masyarakat.

Kebijakan penanggulangan kejahatan sendiri dapat berjalan dengan baik ketika kedua upaya di dalamnya, yaitu penal dan non-penal dapat berjalan secara integral (Putra, 2016).

Pada masa sekarang ini dengan kebebasan dan peran penting yang dimilikinya media massa sudah menjembatani hak masyarakat atas informasi dan membantu kinerja penegak hukum tentu harus dikaji lebih jauh. Karena dalam konteks kebijakan penanggulangan kejahatan atau politik kriminal media massa merupakan bentuk upaya preventif. Namun pada beberapa kasus pidana, khususnya kasus pidana yang besar dalam artian menyita perhatian publik cukup banyak, upaya preventif ini masih diragukan efektivitasnya, mengingat media massa tidak menunjukkan upaya atau fungsi preventifnya

(9)

sebagai bagian dari kebijakan penanggulangan kejahatan, namun justru lewat proses jurnalistiknya menjadi seperti penyidik lewat “investigasi”-nya akan sumber berita, bahkan tak jarang pula proses pemberitaan media massa seolah mendahului pihak penegak hukum, khususnya kepolisian. Kurangnya kerjasama antara media massa dengan penegak hukum adalah hal yang ironis, apalagi ketika media massa lewat pemberitaannya tentang kasus-kasus kriminal justru menjadi penyebab kejahatan, bukan sebagai upaya preventif terhadap kejahatan di masyarakat (Putra, 2016).

Media massa memiliki peran yang sangat penting dalam proses hukum terutama dalam kasus-kasus yang menarik perhatian publik seperti kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia. Dalam kasus ini, media massa tidak hanya berfungsi sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai alat pengawasan sosial yang dapat memengaruhi jalannya proses hukum.

Melalui pemberitaan yang intens dan berkesinambungan media massa dapat membantu mengawasi dan memastikan transparansi proses penyelidikan serta persidangan.

Sorotan media dapat meningkatkan tekanan publik terhadap aparat penegak hukum untuk bekerja lebih profesional dan akuntabel. Namun, di sisi lain peran media massa juga harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab, menjaga keseimbangan antara hak publik untuk tahu dan prinsip praduga tak bersalah. Pemberitaan yang berlebihan atau tidak akurat dapat mempengaruhi

(10)

etika jurnalistik yang ketat dalam meliput kasus-kasus hukum agar dapat memberikan kontribusi positif terhadap keadilan dan penegakan hukum.

Dalam konstruksi media massa terhadap suatu fenomena kejahatan ada beberapa masalah yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Penggunaan Terminologi

Penggunaan terminologi yang bermasalah di sini berarti penggunaan terminologi dalam redaksional suatu berita tentang kejahatan yang kurang pantas untuk dimuat atau juga penggunaan terminologi yang sebenarnya kurang tepat atau bahkan salah namun karena dimuat di media massa dan seringkali digunakan dalam pemberitaan, maka terminologi tersebut seolah menjadi benar.

Ibnu Hamad berpendapat bahwa dalam penulisan berita kejahatan sebenarnya bisa disiasati dengan cukup menuliskan peristiwanya saja misalnya pembunuhan, sebaiknya dihindari penyebutan senjata dan luka yang dialami korban, Ibnu Hamad menambahkan selain masalah dampak pemberitaan kejahatan ini harus memperhatikan beberapa kepentingan yaitu pelaku, korban, keluarga korban, penegak hukum dan masyarakatnya.

2. Pemberitaan Berimbang

Pemberitaan yang berimbang atau dalam istilah jurnalistik dikenal dengan cover both side memang mutlak diperlukan agar media massa da- lam pemberitaannya proporsional dan tidak berat sebelah. Maka dalam

(11)

meng-cover sisi pelaku, korban (atau keluarga korban), penegak hukum dan memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat. Namun berdasarkan amatan penulis, berita-berita kejahatan yang ada cenderung menjadikan kejahatan tersebut sebagai sebuah komoditas, dengan dramatisasi baik dari redaksional yang dipilih maupun gambar-gambar yang ditayangkan.

Pemberitaan berimbang dalam konteks pemberitaan kejahatan juga berarti pemberitaan yang proporsional terhadap bentuk-bentuk kejahatan.

Seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Mustofa, bahwa media massa cenderung menempatkan kejahatan-kejahatan jalanan (street crime) dengan porsi pemberitaan yang lebih besar dibandingkan kejahatan-kejahatan besar seperti kejahatan kerah putih (white collar crime) dan kejahatan terorganisir (organized crime), keduanya sama- sama merupakan kejahatan, namun sebenarnya kejahatan kerah putih dan kejahatan terorganisir memiliki bahaya yang lebih besar kepada masyarakat.

3. Pemberitaan yang Menghakimi

Media massa memang memiliki kepentingan dalam memberikan informasi publik, apalagi setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, namun bukan berarti jaminan keterbukaan tersebut melupakan kepentingan penegakan

(12)

Media massa merupakan pihak yang menyuarakan masyarakat, maka apa yang disuarakan oleh media massa, dalam bentuk apapun kontennya seharusnya merupakan realitas atau opini masyarakat atas beragam realitas yang ada. Maka disinilah sebenarnya dibutuhkan pemahaman akan peraturan perundang-undangan dan juga etika pemberitaan, khususnya pemberitaan tentang kejahatan.

2.3Peran Media Massa Terhadap Proses Hukum dalam Kasus Pembunuhan Mahasiswa UI

Kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang menggemparkan masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi perhatian publik, tetapi juga media massa. Peran media massa dalam memberitakan kasus ini sangat penting mulai dari tahap investigasi, proses hukum, hingga keputusan pengadilan. Media massa memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik dan dapat mempengaruhi jalannya proses hukum.

Media massa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi opini publik melalui pemberitaan yang dilakukan. Dalam kasus pembunuhan mahasiswa UI, berbagai media baik cetak maupun elektronik berlomba-lomba menyajikan informasi terkini kepada masyarakat. Media massa dapat membangun narasi tertentu yang bisa mempengaruhi persepsi publik tentang tersangka, korban, dan proses hukum yang sedang berjalan. Pengaruh ini sering kali terlihat dari bagaimana masyarakat bereaksi terhadap pemberitaan yang ada yang pada gilirannya dapat mempengaruhi penegakan hukum.

(13)

Pemberitaan media massa dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap proses penyidikan dan penyelidikan kasus pembunuhan. Di satu sisi, eksposur media yang luas dapat memberikan tekanan kepada aparat penegak hukum untuk bekerja lebih cepat dan transparan. Di sisi lain, pemberitaan yang terlalu agresif atau spekulatif dapat mengganggu jalannya penyidikan dengan menyebarkan informasi yang belum diverifikasi atau mempengaruhi saksi dan pihak-pihak terkait.

Media massa sering berperan sebagai pengawas (watchdog) yang mengawasi jalannya proses hukum untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas. Dalam kasus pembunuhan mahasiswa UI media berperan dalam menginformasikan perkembangan kasus, meliput sidang, dan memberikan ruang bagi ahli hukum serta masyarakat untuk mengomentari jalannya proses hukum.

Meskipun media massa berperan penting dalam proses hukum ada potensi bias dalam pemberitaan yang dapat mempengaruhi keadilan. Bias dapat muncul dari berbagai faktor seperti kepentingan ekonomi, politik, atau tekanan publik. Dalam kasus pembunuhan mahasiswa UI, pemberitaan yang tidak berimbang atau tendensius dapat menimbulkan prasangka terhadap tersangka sebelum adanya keputusan hukum yang sah. Hal ini bisa mempengaruhi opini hakim dan juri, serta merusak prinsip praduga tak bersalah.

(14)

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan

Media massa memiliki peran yang sangat penting dalam proses hukum, termasuk dalam kasus pembunuhan mahasiswa UI. Media massa dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penegak hukum serta membentuk opini publik yang dapat mempengaruhi jalannya proses hukum.

Namun, media massa harus menjalankan peran ini dengan penuh tanggung jawab, menjaga keseimbangan antara hak publik untuk tahu dan prinsip praduga tak bersalah, serta berpegang pada etika jurnalistik untuk memberikan kontribusi positif terhadap keadilan dan penegakan hukum.

3.2Saran

Untuk mengoptimalkan peran media massa dalam proses hukum khususnya dalam kasus-kasus sensitif seperti pembunuhan mahasiswa UI sangat penting bagi media untuk menerapkan etika jurnalistik yang ketat dan menjaga keseimbangan dalam pemberitaan. Media harus memastikan akurasi informasi, menghindari sensasionalisme dan memberikan ruang bagi berbagai perspektif yang berimbang.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan, 2006. Sosiologi komunikasi. Kencana pranada media group.

Jakarta

Habibie, D. K. (2018). Dwi Fungsi Media Massa. Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 7(2), 79. https://doi.org/10.14710/interaksi.7.2.79-86 Hapsari, W. (2018). Konstruksi Media Daring Atas Putusan Sidang Kasus

Pembunuhan I Wayan Mirna Salihin Dalam Tinjauan Kriminologi Konstitutif (Dekonstruksi Terhadap Pewacanaan Dominan Dalam Pemberitaan Kasus Kopi Sianida Pada detik.com). Jurnal Kriminologi Indonesia, 14(1), 1–23.

Putra, E. N. (2016). Peran Media Massa Dalam Penanggulangan Kejahatan.

Jurnal Cakrawala Hukum, 7(1), 1–17.

https://doi.org/10.26905/idjch.v7i1.1789

Sinaga, J. H. (2023). MEDIA MASSA: PROSES SOSIALISASI, KULTUR, DAN PENDIDIKAN INDONESIA. JURNAL PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN, 29(1), 57. https://doi.org/10.24114/jpbp.v29i1.42274

Referensi

Dokumen terkait

Peran faktual dilaksanakan berdasarkan kenyataan adanya kasus pembunuhan terhadap wartawan melalui proses penyidikan, yaitu serangkaian tindakan yang tempuh oleh penyidik

Hasil penelitian dan pembahasan ini menunjukan: (1) Peran Kepolisian Daerah Metro Jaya yang mengungkap kasus pembunuhan yang di lakukan oleh teman dekat yang di

Peran Media Massa : Kesuksesan Opini Publik dalam Inefektifitas Kampanye Negatif terhadap Pencalonan Joko Widodo-Jusuf Kalla..

tentang peran media massa dalam kasus invasi Amerika Serikat ke Irak, media massa berperan dalam mempengaruhi kebijakan luar negri Amerika Serikat. Media massa memiliki

Pemilu 2024 dan Peran Media Massa Setelah Pemilu 2024, peran media massa seperti konstruksi berita harian Kompas dan Koran Tempo menjadi penting dalam memberikan informasi yang

Penjelasan tentang definisi hukum media massa menurut Oemar Seno

Studi ini menganalisis peran media massa dan media sosial dalam penyebaran hoaks politik, dengan studi kasus Pilkada NTB

Analisis peran media massa dalam penegakan hukum anti pencucian uang Indonesia berbasis regulasi dan standar