• Tidak ada hasil yang ditemukan

peranan komunikasi interpersonal orang tua

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "peranan komunikasi interpersonal orang tua"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IS

(Studi: Kasus Di SMA Negeri 3 Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan)

ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

GESMA YUNITA 12070238

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL

PERANAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IS (Studi: Kasus Di SMA Negeri 3 Kecamatan Sangir Kabupaten Solok

Selatan)

Nama : Gesma Yunita

NPM : 12070238

Program Studi : Pendidikan Sosiologi

Institusi : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Padang, Maret 2017

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Yenni Melia, S. Sos, M. Pd ) (Sri Rahayu, M.Pd )

(3)

PERANAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IS

(Studi: Kasus Di SMA Negeri 3 Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan) Oleh

, . , . , . , , .

Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatera Barat, Telp. (0751) 7053731–Fax (0751) 7053826

1Mahasiswa-prodi-pendidikan-Sosiologi

2.3Dosen STKIP PGRI Sumbar

ABSTRAK

Motivasi merupakan bagian dari prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran karena motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukan pembelajaran yang efektif.

Komunikasi interpersonal antara orang tua dengan anak keluarga mempunyai peluang besar danjuga untuk meningkatkan prestasi siswa. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan peranan komunikasi interpersonal orangtua terhadap motivasi belajar siswa yang kos dikelas XI IS SMAN 3 Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Behaviorisme yang dikembangkan oleh B.F Skinner, menurut Skinner perilaku manusia yang diamati secara langsung adalah akibat konsekuensi dari perbuatan sebelumnya.

Adapun informan dalam penelitian ini adalah 20 orang. Pemilihan informan melalui teknik purposive sampling yaitu informasi-informasi penelitian yang diperoleh dilapangan berdasarkan informan yang berkaitan dengan penelitian yang disebut dengan key informan. Hasil penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) peranan komunikasi interpersonal keluarga terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IS (Studi: Kasus Di SMA Negeri 3 Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan). (a). Terciptanya pemahaman yang baik antara siswa dengan orang tua dalam peningkatan fasilitas belajar. (b). Hasil belajar siswa lebih meningkat dengan pemberian reword.

(c). Terjalinnya hubungan yang harmonis orang tua dengan siswa. Kesimpulan hubungan yang baik antara orang tua dan siswa akan memberikan dampak yang baik pula dalam hasil belajar sehingga akan memberikan motivasi terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh anak baik di sekolah maupun dirumah/kost. Peranan komunikasi interpersonal keluarga terhadap motivasi belajar anak atau siswa sangatlah penting, sebab orang tua merupakan guru pertama dalam kehidupan anak untuk memperoleh pelajaran atau orang tua yang mengajarkan anak pertama kali bagaimana anak tersebut bisa hidup ditengah-tengah masyarakat dan juga lingkungan sekolah yang akan mereka jalani.

, motivasi belajar Kata Kunci: Komunikasi interpersonal

1

1Mahasiswa program studi pendidikan sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2017

2Pembimbing I Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

GESMA YUNITA (12070238) INTERPERSONAL COMMUNICATION ROLE OF PARENTAL AGAINST STUDENT MOTIVATION CLASS XI IS (CASE STUDY: IN SMA

NEGERI 3 SANGIR DISTRICT OF SOUTH SOLOK).

Oleh

, . , . , . , , .

Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatera Barat, Telp. (0751) 7053731–Fax (0751) 7053826

1Mahasiswa-prodi-pendidikan-Sosiologi

2.3Dosen STKIP PGRI Sumbar

ABSTRACT

Motivation is part of the principles of teaching and learning for motivation to be one factor that determines the effective learning. Interpersonal communication between parents and children. The purpose of research is to describe the role of interpersonal communication parent for boarding students' motivation in class XI IS SMA 3 Sangir District of South Solok. The theory used in this research is the theory of behaviorism developed by B.F Skinner, according to Skinner observed human behavior directly are the consequences of the previous actions. The informant in this study is 20 people. Selection of informants through purposive sampling technique that information obtained in the field research based on the informant involved in the research called with key informants. The results of this study can be described as follows: 1) the role of family interpersonal communication to motivate students of class XI SMA IS 3 Sangir District of South Solok. (A). The creation of a good understanding between students and parents in the improvement of learning facilities. (B). The results of student learning increases with reword. (C). Harmonious relations with students' parents. Conclusion The good relationship between the parents and the students will give a good impact also in learning outcomes that will provide motivation to all the activities done by children both at school and at home / boarding.

The role of interpersonal communication family on motivation to learn your child or student is very important, because the parents are the first teachers in the lives of the child to lessons or parents who teach their children the first time how these children could live among the people and also the school environment that they would have.

Keyword : Interpersonal Communication, Student Motivation2

1Mahasiswa program studi pendidikan sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2017

2Pembimbing I Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(5)
(6)

1 PENDAHULUAN

Keberhasilan PBM dipengaruhi oleh berbagai faktor, faktor- faktor tersebut saling berintegrasi satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu ada yang berasal dari dalam (internal) dan berasal dari luar (eksternal).

Slameto (2006) yaitu:1. Faktor Internal terdiri dari foktor jasmani seperi kesehatan dan cacat tubuh, faktor psikoligis seperti inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan, dan faktor kelelahan jasmani dan rohani. 2. Eksternal terdiri dari, faktor keluarga seperti cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan pengertian orang tua, faktor sekolah seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah, dan faktor masyarakat seperti kegiatan siswa dalam masyarakat,media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Komunikasi interpersonal bisa menciptakan saling pengertian, kepercayaan, menghargai, dan mempererat hubungan sosial. Hal ini mampu mengatasi konflik, menjadi sesuatu yang membangun dan secara profesional menerapkan teknik berkomunikasi. Bila semua dapat dilakukan akan tercipta situasi belajar yang kondusif, minat belajar yang tinggi, dan itu berarti hasil belajar meningkat secara profesional karena dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan kerja keras.

Sukses atau gagalnya pendidikan anak disekolah tidak lepas dari pengaruh orangtua, serta persoalan yang dihadapi oleh siswa dalam lingkungan keluarga.

Kenyataan yang sering ditemui tidak sedikit orangtua yang masih beranggapan kalau anak-anaknya sudah diserahkan kepada guru disekolah, maka selesai sudah tugas mereka dalam mendidik anak, tugas mereka sekarang

adalah mencari uang untuk membiayai sekolah anak-anak mereka. Selain itu ada juga orangtua kurang memiliki waktu untuk memperhatikan anaknya dalam belajar dirumah, karena kesibukan mereka mencari kebutuhan ekonomi.

Siswa yang mempunyai motivasi yang kuat akan diikuti dengan munculnya disiplin diri dimana disiplin tersebut merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Pada garis besarnya motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa, pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat, yang ada pada diri siswa.

Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendaya gunakan motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan kedisiplinan kelas. Motivasi merupakan bagian dari prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran karena motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukan pembelajaran yang efektif (Djamarah, 2007: 4).

Membangkitkan motivasi belajar siswa tidaklah mudah, guru merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, karena guru merupakan orang yang berperan penting dalam proses belajar siswa. Namun apabila guru tidak paham dengan hal yang diinginkan oleh siswa, maka motivasi tersebut tidak bisa ditumbuhkan dari dalam diri siswa.

Motivasi tersebut dapat ditumbuhkan salah satunya dengan cara guru memberikan reward atau pujian pada siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena siswa merasa lebih dihargai usahanya dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu siswa akan berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan guru untuk mendapatkan reward atau pujian yang akan diberikan guru.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 11 Maret 2016

(7)

2 penulis lakukan dengan berapa orang

siswa di SMA Negeri 3 Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan, diketahui sebagian mereka sulit memahami dan kurangnya termotivasi dalam belajar dikarenakan kurang terjalinnya dengan baik antara komunikasi siswa dan orang tua, dari hasil observasi sebagian siswa ada berkomunikasi dengan keluarga terutama dengan orang tua mereka tentang proses pendidikan anaknya, misalnya menanyakan pelajaran apa yang dipelajari disekolah, apakah ada pekerjaan rumah yang diberikan guru, apakah pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru sudah selesai dikerjakan serta ada reword atau panishment yang dapat memicu motivasi anak untuk belajar lebih giat lagi, misalnya sinta dapat juara satu akan dikasih reword dari orang tua dan seandai nya sinta tidak dapat juara maka dikasih panishment sebagai contoh panishment tidak dikasih uang jajan dan biasanya diantar kesekolah sekarang tidak diantar lagi.

Rendahnya motivasi belajar siswa SMA Negeri 3 Kecamatan Sangir Solok Selatan berkaitan erat dengan komunikasi interpersonal keluarga dalam mendidik siswa, sehingga membuat siswa jenuh bahkan tertekan dalam menghadapi proses pembelajaran dan juga disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar siswa terhadap proses pembelajaran.

Rendahnya motivasi belajar ini salah satunya dapat dilihat dari kelengkapan tugas yang diberikan dan ketepatan waktu pengumpulan tugas.

Berdasarkan wawancara yang di lakukan pada tanggal 11 Maret 2016 penulis dengan guru mata pelajaran sosiologi bahwa dalam penilaian tugas, nilai diberikan berdasarkan lengkap atau tidaknya tugas dan tepatnya waktu pengumpulan. Tugas diberikan kepada siswa selama 1 minggu, dalam waktu 1 minggu tersebut mereka harus mengerjakan tugas dengan baik. Dalam waktu pengumpulan, siswa yang tepat waktu mengumpulkan tugas akan diberi nilai 100, siswa yang mengumpulkan tugas 1 hari setelah waktu yang ditetapkan nilainya 90-80, dan siswa

yang sudah lewat dari 2 hari dan tidak mengumpulkan tugas, maka nilainya diberikan dibawah nilai KKM, tapi masih banyak juga siswa yang mengumpulkan tugas tidak tepat pada waktunya, bahkan ada yang tidak mengumpulkan tugas.

Rendahnya motivasi belajar akan mempengaruhi nilai belajar. Hamalik (2004:161) mengatakan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar yang baik mempunyai motivasi yang tinggi.

Sebaliknya siswa yang mempunyai motivasi rendah akan mempunyai motivasi belajar rendah. Hal ini disebabkan oleh siswa dalam mengikuti pelajaran, seperti siswa tidak memperhatikan guru menerangkan pelajaran, tidak konsentrasi, sering keluar masuk pada saat pelajaran berlangsung, tidak disiplin dalam belajar, karena rendahnya dorongan dari orang tua untuk belajar atau tidak terciptanya komunikasi.

Komunikasi interpersonal akan menciptakan saling pengertian, kepercayaan, menghargai, dan mempererat hubungan sosial. Hal ini mampu mengatasi konflik, menjadi sesuatu yang membangun secara profesional menerapkan teknik berkomunikasi. Bila semua dapat dilakukan akan tercipta situasi belajar yang kondusif, motivasi belajar yang tinggi dan itu berarti motivasi belajar meningkat secara proporsional karena dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan kerja keras. Mata pelajaran Sosiologi merupakan mata pelajaran yang dapat diaplikasikan disegala bidang kehidupan. Agar siswa dapat mengaplikasikannya secara maksimal tentu kita harus mempersiapkan mereka agar dapat terjun kelapangan nantinya.

Agar mereka dapat terjun kelapangan tersebut, tentu harus ada kerja sama yang baik dari berbagai pihak yang terlibat, seperti guru, orang tua, sarana dan prasana, siswanya sendiri serta lingkungan disekitarnya.

Fenomena tersebut merupakan permasalahan yang ditemui di lapangan, dimana dapat digambarkan bahwa siswa memiliki motivasi belajar yang rendah akibat komunikasi interpersonal

(8)

3 keluarga yang kurang terjalin dengan

anak. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana peranan komunikasi interpersonal orangtua terhadap motivasi belajar siswa yang kos di kelas XI IS (Studi: Kasus Di SMA N 3 Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan). Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Peranan komunikasi interpersonal orangtua terhadap motivasi belajar siswa yang kos di kelas XI IS SMA N 3 Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori behaviorisme. Menurut teori Behaviorisme yang dikemukakan oleh B.F Skinner yang mendeskripsikan hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan perubahan tingkah laku dalam hubungannya dengan lingkungan. Respon yang diberikan juga menghasilkan berbagai konsekuensi yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkah laku peserta didik. Oleh sebab itu, untuk memahami tingkah laku peserta didik secara tuntas harus memahami hubungan antara satu stimulus dengan stimulus lainnya, memahami respon itu sendiri dan berbagai konsekuensi yang diakibatkan oleh respon tersebut (Jufri, 2013:12).

Dalam penelitian ini dapat dikaitkan dengan teori behaviorisme Skinner bahwa prilaku siswa dapat berubah jika adanya stimulus yang diberikan oleh orangtua. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi adalah berdasarkan paradigma S-R. Apabila guru memberikan stimulus kepada siswa maka siswa tersebut akan memberikan respon. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus memberikan stimulus agar siswa dapat merespon.

Respon yang diberikan oleh siswa guru harus memberikan penguatan agar siswa tersebut terdorong untuk merespon kembali. Penguatan yang diberikan oleh guru yaitu dengan pemberian tambahan nilai bagi siswa yang merespon, sehingga dapat memberikan umpan balik bagi siswa yang belajar dan siswa

yang aktif dalam mengikuti pembelajaran.dengan adanya stimulus dan respon maka komunikasi guru praktik lapangan dengan siswa akan berjalan dengan efektif. Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi guru praktik lapangan dengan siswa dalam proses pembelajaran agar dapat memberikan stimulus untuk membuat siswa itu lebih aktif.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan tipe deskriptif, yaitu penelitian dengan memberikan gambaran secara jelas dan sistematis terkait dengan objek yang diteliti demi memberikan informasi dan data yang valid terkait dengan fakta dan fenomena yang ada di lapangan (Moleong, 2010:7). Penelitian ini didasari dengan maksud untuk menggambarkan secara deskriptif bagaimana komunikasi Interpersonal orang tua terhadap motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive sampling, adapun informan dalam penelitian ini berjumlah 20 orang.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pertama observasi, dalam penelitian ini penulis menggunakan non-partisipant observation, karena penulis tidak terlibat langsung dalam kegiatan yang dilakukan informan. Kedua wawancara, wawancara yang penulis lakukan untuk mengumpulkan data adalah wawancara mendalam. Ketiga studi dokumen, berfungsi sebagai bukti dari adanya suatu penelitian didaerah yang diteliti.

Unit analisis dalam penelitian ini ad adalah kelompok yaitu perempuan yang bekerja di ladang gambir. Adapun teknik anlaisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model interatif yang diajukan oleh Milles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Penelitian dilakukan di Kampung Kalang Tanah Nagari

(9)

4 Barung-Barung Balantai Kecamatan

Koto XI Tarusan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tipologi Komunikasi Interpersonal Orangtua Terhadap Motivasi Belajar Anak

Dalam komunikasi

interpersonal orangtua terhadap motivasi belajar anak terdapat beberpa tipologi yaitu:

Anak dan Orangtua yang saling manelpon/komunikasi setiap hari ada 5 orang anak yang sering komunikasi lewat telponan dengan orangtua, komunikasi antara anak dengan orangtua sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar sebab, orangtua merupakan penyemangat anak dalam melakukan segala kegiatan, baik kegiatan formal maupun non formal.

Karena 5 orang anak ini selalu juara kelas maka itu komunikasi sangat dibutuh kan dalam proses belajar pembelajaran.

Anak dan Orangtua yang jarang manelpon/komunikasi setiap hari ada 3 orang anak, meskipun orangtua tidak selalu manelpon dengan anak, tetapi anak tidak merasa kekurangan semangat untuk belajar. Ketika anak tidak berkomunikasi dengan orangtua tiap hari, anak akan tetap semangat dalam belajar. Karena mereka menganggap manelpon sekali dalam seminggu lebik baik dari pada tidak sama sekali. Karena 3 orang anak ini selalu rajin dan ingin mendapatkan juara seperti temanya yang lain meskipun orangtuanya jarang manelpon maka dari itu komunikasi sangat dibutuhkan bagi seorang anak dalam meningkatkan prestasi belajar.

Anak dan Orangtua yang tidak manelpon/komunikasi tidak sama sekali dengan orangtua ada 2 orang anak yang tidak mendapatkan komunikasi dari orangtua dengan cara manelpon setiap

hari atau sekali dalam seminggu. Anak tersebut merasakan kebebasan dalam diri mereka, maksud kebebasan dalam segi positif nya anak akan belajar dengan sendirinya untuk mencapai hasil belajar yang baik dan bisa membanggakan orangtuanya, walaupun orangtua tidak melakukan komunikasi setiap hari. Setidaknya orangtua selalu memberikan kebutuhan untuk sekolah dengan baik. Karena 2 orang anak ini selalu mengingat pesan/nasehat yang diberikan orangtua kepada anak sehingga anak bisa belajar dengan sendiri meskipun orangtuanya jauh dan anak mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Maka itu komunikasi sangat perlu bagi anak untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Berdasarkan tipologi diatas maka komunikasi orangtua dengan anak sangat penting dalam proses belajar mengajar anak yang baru menginjak masa remaja, sebab dimasa-masa ini anak akan mencari jati diri yang sasungguhnya. Ketika anak dan orangtua tidak melakukan komunikasi setiap hari dan anak akan tetap semangat untuk belajar walaupun orangtua jauh dari tempat anak sekolah.

Anak yang tidak mendapatkan komunikasi/telponan dari orangtua, tetapi orangtua selalu memberi nasehat kepada anak ketika anak pulang kampung atau mintak uang untuk kebutuhan sekolahnya. Maka nasehat itu akan di ingat oleh anak agar anak lebih rajin belajar, dan tidak mengecewakan orangtua. Bahwa frekuensi komunikasi antara anak dengan orangtua sangat tinggi.

Semangkin sering orangtua dan anak berkomunikasi maka anak akan lebih bersemangat untuk belajar walaupun orangtua jauh dari anak.

B.Peranan Komunikasi Interpersonal Orangtua Terhadap Anak Yang Kos

(10)

5 Daerah Lubuk Gadang

Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan antara orangtua dengan anak yang berada di SMA Negeri 3 Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan. Orangtua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak- anak yang dilahirkannya, maksudnya apabila seorang laki- laki dan seorang perempuan telah bersatu dalam ikatan tali pernikahan yang sah maka mereka harus siap dalam menjalani kehidupan berumah tangga salah satunya adalah dituntut untuk dapat berpikir serta bergerak untuk jauh kedepan, karna orang yang berumah tangga akan diberikan amanah yang harus dilaksanakan dengan baik dan benar, amanh tersebut adalah mengurus serta membinah anak- anak mereka, baik dari segi jasmani maupun rohani. Karena orang itulah yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak- anaknya.

Perkembangan proses pembelajaran anak di sekolah SMA Negeri 3 Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan sebagian besar ada yang tinggal dengan orang tua dan ada juga yang jauh dari orang tua (kos) disekitar lingkungan sekolah yang bertepatan di jalan Raya Lubuk Gadang Kecematan Sangir Kabupaten Solok Selatan.

Rumah kos di jalan raya lubuk gadang mayoritas yang menempati adalah siswa dari Kabupaten Dharmasraya, rumah kos di jalan Raya Lubuk Gadang ditempati oleh siswa dari Kabupatan Solok Selatan, rumah kos yang berada di jalan Raya Lubuk Gadang dan telah ditempati oleh siswa dari Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Dharmasraya sedangkan siswa yang berasal dari Kabupaten Solok Selatan Dan Dharmasraya menempati kos secara menyebar.

Jumlah siswa yang jauh dari orangtua (kos) berjumlah 6 orang sampai 15 orang dan dalam satu kamar kos siswa berjumlah 1 sampai 3 orang.

Dalam setiap kamar berukuran 4x4 meter. Setiap kos memiliki fasilitas yang berbeda beberapa rumah kos memiliki dapur dan kamar mandi

bersama, tetapi ada beberapa rumah kos dalam satu kamar memiliki dapur dan kamar mandi sendiri. Harga untuk satu kamar berkisar 100-200 ribu per orang tergantung bentuk bangunan rumah, lebar ukuran kamar dan fasilitas yang ditawarkan.

Komunikasi yang di lakukan oleh siswa dengan orangtua ketika orang tua datang mengunjungi dan ketika siswa pulang kampung.

Komunikasi yang di lakukan untuk mencari solusi dari masalah yang di hadapi siswa seperti keuangan, kos dan masalah yang dirasakan perlu di bicarakan dengan orangtua atau anggota keluarga. Komunikasi dilakukan supaya orang tua mengetahui masalah yang di hadapi siswa selama di Solok Selatan.

Orangtua yang tidak sibuk bekerja cendrung berkomunikasi dengan siswa secara efektif baik secara langsung maupun melalui perantara (handphone). Apabila orang tua siswa menelepon satu hari 2 kali dan menghubungi siswa dimanapun siswa berada seperti di sekolah, kos dan tempat umum. Hal ini di karenakan kehadiran orang tua yang memberikan perhatian dan pengawasan terhadap perilaku siswa. Tindakan yang dilakukan orang tua yang demikian membuat siswa merasa berada jauh dari orang tua. Orang tua biasanya menanyakan kabar, sekolah, keuangan dan memberi nasehat. Tindakan orang tua tersebut dilakukan oleh orang tua secara terus menerus berlangsung setiap hari Komunikasi secara langsung terjadi ketika orang tua siswa datang mengunjungi siswa bagi orang tua yang tidak sibuk datang mengunjungi satu kali dalam 2 minggu dan satu kali dalam 3 minggu. Kedatangan orang tua mengunjungi karena rindu dan ingin melihat kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh siswa selama berada di Solok Selatan, apabila komunikasi antara orang tua dengan siswa tidak terjalin dengan baik maka siswa akan melakukan kegiatan dan aktifitas sesuai dengan keinginan mereka tanpa sepengetahuan orang tua.

Peranan komunikasi interpersonal yang terjalin antara orang

(11)

6 tua dengan anak meliputi 3 aspek yaitu ;

frekuensi komunikasi, intensitas komunikasi dan kualitas pesan.

Frekuensi komunikasi antara orangtiua dan anak, apabila semangkin sering orangtua berinteraksi dengan anak, maka semangkin tinggi motivasi anak untuk belajar. Sedangkan intensitas komunikasi orang tua dan anak, ketika orang tua dan anak memiliki kesempatan dalam berinteraksi dan menghasilkan kesan dan pesan yang positif, maka anak akan gigih atau lebih bersemangat untuk mendapatkan nilai yang lebih bagus sesuai yang diingikan.

Kualitas pesan yang disampaikan, orangtua selalu memberikan pesan atau perhatian kepada anak agar lebih berhati-hati dalam segala yang dilakukan baik sikap maupun ucapan, karena ucapan yang disampaikan orangtua untuk anaknya adalah doa dalam hidup anak. Dalam hasil penelitian yang diperoleh antara komunikasi orang tua dengan siswa ada beberapa bentuk peranan komunikasi orangtua kepada anak adalah sebagai berikut:

1.Terciptanya pemahaman yang baik antara siswa dengan orangtua dalam peningkatan fasilitas belajar.

Pemahaman yang baik antara siswa dengan orang tua dalam peningkatan fasilitas belajar. Orang tua memberikan ransangan seperti memberikan perlengkapan sekolah dan memberikan kenyamanan kepada anak agar anak memilki semangat yang gigih dalam proses belajar baik disekolah maupun dirumah sehingga mendapatkan hasil yang baik, dalam peningkatan fasilitas belajar pemahaman sangat diperlukan oleh siswa karena dari pemahaman itu akan timbul keprcayaaan sepenuhnya dalam diri siswa maka hasil belajar akan lebih baik dari sebelumnya.

Wawancara disini orang tua dan siswa mengatakan mereka ingin mendapatkan ilmu yang lebih baik lagi dan merubah nasib orang tuanya agar kelak mereka menjadi anak yang berhasil dan dapat membanggakan kedua orangtuanya. Maka siswa termotivasi dengan baik ketika orang tua

memberikan kepercayaan penuh terhadap anak-anak, untuk memberikan motivasi terhadap anak-anak yang jauh orangtua memberika biaya dan melengkapi segala kebutuhan anak-anak yang sekolah jauh dari orangtua.

2.Hasil Belajar Lebih Meningkat Dengan Adanya Pemberian Reward

Memberikan reward merupakan ungkapan kasih sayang yang diberikan orangtua kepada anak atas keberhasilan atau nilai bagus yang telah diperoleh selama proses pembelajaran, nilai yang bagus didapatkan anak merupakan suatu kebanggan terhadap orangtua masing- masing.

Tabel 5.1

Hasil Belajar Yang Didapatkan Siswa N

o

Nama Siswa Nilai Kkm

UH 1

UH 2 1 Siska

Ayunitasari 75 74 90

2 Ulfa

Tishabihat 75 78 80

3 Silvia Maulita 75 70 85

4 Puja Maizela 75 65 78

5 Miki Sangra

Utama 75 73 80

6 Dela

rahmadani 75 63 76

7 Susi

dermawati 75 71 77

8 Joni putra

mulya 75 75 80

9 Rendra

gustario 75 66 81

1 0

Winda lidya

anggaraini 75 68 79

Sumber: Data Primer 2016

Dari beberapa siswa yang meperoleh hasil belajar yang semakin meningkat ada sepuluh orang siswa, hasil yang didapatkan diluar batas kkm.

Dengan adanya motivasi dari orang tua, siswa mengalami perubahan pada hasil belajarnya, yang biasa mendapatkan nilai kurang baik tau jauh di bawah kkm atau tidak tuntas, karena adanya dukungan dan semangat dari orang tua siswa mendapatkan nilai yang baik atau diatas batas kkm. Maka dari hadiah itu orang tua memberikan simbol kebahagian terhadap keberhasilan anaknya. Ketika peneliti melakukan

(12)

7 observasi terhadap tingkah atau perilaku

yang berubah saat anak-anak mendapatkan nilai yang bagus, seperti orang tua datang ke sekolah untuk mengambil rapor anaknya yang mendapatkan juara dan lain sebagainya.

3.Terjalinnya Hubungan Yang Harmonis Orangtua Dan Siswa

Hubungan antara orang tua dan siswa terjalin dengan baik karena adanya komunikasi yang lancar tanpa ada perselisihan antara anak dan orang tua, seperti orangtua menginginkan anaknya berhasil di akhir tua, anak selalu mematuhi keinginan dan perintah orangtua, apabila perintah yang menuju keberhasilan anaknya sendiri.

Bentuk komunikasi orangtua dengan siswa antara lain: (1) melalui perantra/telepon. (2) secara langsung/pulang kampung. Hubungan orangtua dengan siswa yang baik memberikan kebahagian tersendiri dalam hidup anak/siswa, sebab semangat atau motivasi awal yang didapatkan oleh anak yaitu orangtua mereka sendiri, lingkungan tempat tinggal. Teman-temannya, dan guru yang ada di sekolah mereka belajar, baik formal maupun non formal.

Sedangkan komunikasi antara orangtua dan anak yang terbatas, anak akan termotivasi oleh kawan-kawan nya yang rajin belajar dan mendapatkan nilai yang bagus. Sehingga muncul naluri untuk belajar tambah rajin walau orangtua tidak bisa nelpon setiap hari, maka anak akan tetap rajin belajar agar orangtua tidak kecewa terhadap anak yang sekolah jauh dari orangtua/anak yang kos.

Berdasarkan pembahasan diatas teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Behaviorisme, Proses S-R (Stimulus Respons) ini terdiri dari beberapa unsur dorongan (drive). Pertama seseorang merasakan adanya keburukan akan sesuatu dan terdorong untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kedua rangsangan atau stimulus kepada seseorang diberikan stimulus yang akan menyebabkannya memberikan respon. Ketiga adalah respon, dimana seseorang memberikan reaksi atau respon terhadap stimulus

yang akan diterimannya dengan melakukan suatu tindakan yang dapat diamati. Keempat, unsur penguatan atau reinforcement, yang perlu diberikan kepada seseorang agar dia merasakan adanya kebutuhan untuk memberikan respon lagi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan kepada pokok persoalan yang dirumuskan yang dilakukan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

.

1. Terciptanya pemahaman yang baik antara siswa dengan orangtua dalam peningkatan fasilitas belajar.

a. Orang tua kasihan kepada anak nya karena berangkat sekolah tidak ada kendaraan dan pulang sekolah sudah terlalu sore, maka orang tua memenuhi keinginan anak untuk mempumyai kendaraan.

2. Hasil belajar siswa lebih meningkat dengan adanya pemberian reword a. Orangtua selalu memberikan

nasehat yang baik kepada anak agar anak dalam belajar lebih hati-hati ketika dalam proses belajar.

Dengan memberikan nasehat dan perhatian yang lebih kepada anak akan membuahkan hasil yang baik pula, sebab orangtua merupakan orang pertama yang telah memberikan pelajaran yang sangat berharga dalam hidup anak..

3. Terjalinnya hubungan yang harmonis orangtua dengan siswa

a. Orangtua dan anak sering komunikasi baik secara langsung maupun melalui perantara.Ketika anak-anak sekolah ditempat yang jauh dan terpisah dari keluarga, maka terciptanya atau terbina hubungan yang baik kepada anak, sebab orangtua selalu mengabari anak-anaknya dan sebaliknya seperti orangtua nelpon tiap hari, menyakan anak sudah makan apa belum, bagaimana hasil belajar yang didapatkan dan lain-lain.

b. Menghargai hasil belajar anak yang di dapatnya, baik mendapatkan nilai yang bagus maupun mendapatkan nilai yang tidak bagus, orangtua selalu memberikan semangat kepada

(13)

8 anak agar lebih rajin lagi dalam

belajar.

Berdasarkan temuan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: Kepada orang tua terus bimbing anak nya untuk lebih giat lagi dalam belajar dan kepada anak, rajin lah belajar jangan lah main-main lagi dalam belajar kejarlah cita-cita yang kalian impikan.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2007.

Psikologi Belajar. PT Rineka Cipta Jakarta

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara : Jakarta

Jufri, Wahab. 2013. Belajar Dan Pembelajaran Sains. Bandung:

Pustaka Reka Cipta

Maleong, J.Lexy. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Slameto. 2006. Belajar dan Faktor-

faktor Yang

Mempengaruhinya. Rineka Cipta : Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

“Saya tidak suka ketika banyak orang, lebih baik saya menyendiri karena bagiku menyendiri lebih tenang, saya juga sulit memahami setiap kali komunikasi dengan orang

Skripsi dengan judul: “Komunikasi Interpersonal Dalam Membentuk Harmonisasi Antara Orang Tua dan Anak Di Desa Gedung Agung Lampung Selatan ”, disusun oleh :

Seperti contoh, kurangnya pola komunikasi orang tua terhadap anak tentang berinternet sehat di Surabaya sehingga mengakibatkan menjadi penyalahgunaan internet oleh anak

Jika game online di lakukan dalam jangka waktu yang panjang maka akan terjadi gangguan gaming disorder yang dapat merusak perilaku maupun mental sang anak.Berdasarkan latar

Kejadian adiksi smartphone juga terjadi pada kalangan masiswa UNS, berdasarkan hasil survai awal yang peneliti lakukan terdapat fenomena bahwa, tidak jarang mahasiswa UNS lebih

Masalah yang sering dihadapi oleh sebagian orang termasuk para pelajar seperti gugup ketika berbicara di hadapan orang banyak dan sulit memahami pesan atau

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Lubis 2015 dengan judul Hubungan Komunikasi Orangtua Dan Anak Serta Kontrol Diri Siswa Dengan Perilaku Seks Pranikah di SMA Prayatna Medan

Dari hasil penelitian akhir pada skripsi ini yang berjudul peranan Orang Tua dalam pembinaan aplikasi nilai-nilai keagamaan dalam keluarga di Desa Talle Kecamatan Sinjai Selatan