• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) dalam Memprediksi Return Saham Industri Pertambangan di BEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Perbandingan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) dalam Memprediksi Return Saham Industri Pertambangan di BEI "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Perbandingan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) dalam Memprediksi Return Saham Industri Pertambangan di BEI

Fibriantiwi1, Muhaimin Dimyati 2, Emmy Ermawati3 STIE Widya Gama Lumajang

[email protected]

Abstrak

Salah satu investasi keuangan yang dapat dilakukan oleh investor yaitu dengan pembelian saham. Investasi saham pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu mengharapkan pengembalian (return) yang maksimal dan risiko yang minimal. Dalam mengambil keputusan investasi memperhatikan harapan investor maka diperlukan prediksi yang akurat. Ada dua model yang sering digunakan dalam memprediksi return saham berdasarkan faktor-faktor yang dianggap memengaruhi return saham yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Penelitian ini menggunakan data close price bulanan saham dengan periode Januari 2015- Desember 2017. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa perbandingan keakuratan dari CAPM dan APT yang dilihat dari nilai Mean Absolute Deviation (MAD) yang memiliki selisih yang sangat kecil. Berdasarkan hasil uji-t Dua Sampel Independen dapat diambil kesimpulan yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara keakuratan CAPM dan APT dalam mengestimasi expected return saham perusahaan industri pertambangan yang terdaftar di BEI.

Kata Kunci : Investasi, Return, CAPM, APT, MAD.

Abstract

One of the financial investments that can be done by investors is by buying shares. Stock investment basically has the same goal, which is to expect maximum returns and minimal risks. In making investment decisions paying attention to investor expectations, accurate predictions are needed. There are two models that are often used in predicting stock returns based on factors that influence stock returns, namely the Capital Asset Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT). CAPM is a model to determine the expected return of stock in a state of equilibrium. APT assumes that stock expected return is influenced by various factors in the economy and industry. The purpose of this study is to compare the accuracy of the CAPM and APT levels in predicting the stock returns of mining industry companies listed on the IDX. This study uses monthly stock price close data with the period January 2015-December 2017. The results of this study indicate that the comparison of the accuracy of the CAPM and APT seen from the value of Mean Absolute Deviation (MAD) which has a very small difference. Based on the results of the two Independent Sample t-test conclusions can be drawn stating that there is no significant difference between the accuracy of CAPM and APT in estimating the expected return of the mining industry companies listed on the IDX

Keywords:Investment, Return, CAPM, APT, MAD.

(2)

PENDAHULUAN

Investasi merupakan salah satu aktivitas pendanaan yang dilakukan oleh suatu negara atau perusahaan dengan harapan akan mendapatkan sebuah imbalan atau keuntungan atas investasi yang telah dilakukan. Investasi dapat dilakukan di pasar modal yakni dengan pembelian saham. Investasi saham pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu mengharapkan pengembalian (return) yang maksimal dan risiko yang minimal. Return merupakan laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan, institusi, atau individu atas hasil investasi yang telah dilakukannya, sedangkan resiko merupakan bentuk ketidakpastian dari apa yang akan terjadi nantinya dimasa mendatang, atas apa yang telah dilakukan dengan pertimbangan yang ada (Fahmi, 2017:189). Untuk memprediksi seberapa besar return dan resiko yang ada, maka ada dua cara yaitu menggunakan Capital Assets Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT).

Pada tahun 1976, Stephen A. Ross memunculkan sebuah teori yang disebut Arbitrage Pricing Theory (APT). Teori ini merupakan tindak lanjut dari Capital Assest Pricing Model.

Arbitrage Pricing Theory(APT) merupakan teori yang digunakan oleh pakar keuangan untuk mengetahui hubungan pendapatan dengan resiko saham yang dimiliki. Berbeda dengan CAPM, arbitrage pricing theory mengasumsikan harga suatu aktiva dipengaruhi oleh berbagai faktor. Arbitrage adalah proses memperoleh laba tanpa resiko dengan memanfaatkan peluang perbedaan aset (Fahmi, 2017:301). Dengan kata lain, investasi pada konsep arbitrage yaitu membeli saham pada saat harga rendah, dan menjual kembali saat harga saham melonjak tinggi.

Banyak orang yang melakukan penelitian dibidang manajemen keuangan, khususnya dalam pasar modal. Penelitian tersebut mengenai perbandingan CAPM dan APT dalam memprediksi return saham. Maftuhah (2014:72) menyatakan bahwa model Capital Aset Pricing Model (CAPM) lebih akurat dalam memprediksi return saham dari pada model Arbitrage Pricing Theory (APT). Dengan nilai mean absolute deviation CAPM lebih kecil dibanding dengan nilai mean absolute deviation APT.

Berbeda dengan Laia dan Ivonne (2015:255) yang menyatakan model Arbitrage Pricing Theory lebih akurat dibandingkan dengan Capital Aset Pricing Model dalam memprediksi expected return khususnya pada bank umum swasta nasional devisa. Dalam penelitian Laia dan Ivonne menggunakan 3 Faktor Makro ekonomi untuk mengestimasi return saham.

Penelitian yang dilakukan Lemiyana, ( 2015:18) mengungkapan bahwa model CAPM dan APT secara signifikan tidak terdapat perbedaan akurasi antara CAPM dan APT. Namun, nilai mean absolute deviation CPAM lebih kecil dari pada nilai APT sehingga jika dikatakan CAPM lebih akurat dalam memprediksi return saham di JII.

Selain itu, Aqli M. (2015:11) menyatakan bahwa metode CAPM lebih akurat dibandingkan metode APT dalam memprediksi return saham yang diukur dengan menghitung nilai mean absolute deviation, tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara mean absolute deviation CAPM dan mean absolute deviation APT. Terakhir Menurut Ibrahim, dkk (2015 : 43) tidak adanya perbedaan yang signifikan model CAPM dan model APT dalam memprediksi actual return saham. Dalam hal ini nilai MAD (Mean Absolute Deviation) dari kedua model, rata-rata nilai MAD CAPM dan MAD APT hanya selisih sedikit saja.

Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini membahas mengenai metode yang paling akurat dalam memprediksi return saham pertambangan di BEI pada periode 2015-2017. Dengan menggunakan 4 faktor Makroekonomi yaitu Inflasi, Kurs, Suku Bungan SBI, dan Jumlah Uang Beredar. Hipotesis dalam penelitian ini antara lain

(3)

Capital Aset Pricing Model (CAPM) lebih akurat dibandingkan dengan Arbitrage Pricing Theory (APT) dalam memprediksi return saham (H1) dan Tidak ada perbedaan akurasi yang signifikan antara Capital Aset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) dalam memprediksi return saham (H2). Sedangkan tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis model Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) yang paling akurat untuk memprediksi return saham pada perusahaan pertambangan di BEI periode 2015-2017.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dimana pengukuran variabel-variabel penelitian menggunakan angka dan menganalisis data dengan prosedur statistik. Penelitian ini bersifat komparatif artinya penelitian yang dilakukan bersifat membandingkan keakuratan CAPM dan APT dalam memprediksi return saham pertambangan yang terdaftar di BEI.

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 41 perusahaan dan diperoleh sampel dengan teknik sampling purposive sebanyak 18 perusahaan. Teknik analisis data dilakukan dengan beberapa langkah antara lain: pengumpulan data, membuat tabel perusahaan yang telah dipilih, mentabulasi variabel yang telah ditentukan, menganalisis variabel independen terhadap dependen dengan menguji beda sample berpasangan dan tahap akhir yaitu melakukan pengujian hipotesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Expected Return CAPM

Berikut adalah rata-rata expected return saham dihitung dengan model Capital Asset Pricing Model (CAPM).

Tabel 4.5 Rata-Rata Expected Return CAPM Januari 2015 – Desember 2017 No. Kode Nama Perusahaan Expected Return

1 ADRO Adaro Energy Tbk. 0.006

2 ARII Atlas Resources Tbk. 0.005

3 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk. -0.001

4 CTTH Citatah Tbk. -0.006

5 DEWA Darma Henwa Tbk. 0.004

6 ELSA Elnusa Tbk. 0.004

7 ESSA Surya EsaPerkasa Tbk. 0.007

8 GEMS Golden Energy Mines Tbk. 0.003

9 ITMG Indo Tambang Raya Mega Tbk. 0.003 10 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk. 0.004

11 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk 0.001

12 MYOH Samindo Resources Tbk. 0.005

13 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk. 0.001

14 PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk. 0.001

15 PTBA Bukit Asam Tbk. 0.004

16 RUIS Radiant Utama Interinsco 0.005

17 TINS Timah Tbk. 0.001

(4)

18 TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk. 0.003 Sumber : www.idx.co.id. , Hasil olah data (2019)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, nilai expected return tertinggi dimiliki oleh ESSA yaitu sebesar 0.007 sedangkan nilai expected return terendah dimiliki oleh CTTH yaitu sebesar -0.006.

Expected Return APT

Berikut adalah rata-rata expected return saham dihitung dengan menggunakan model Arbitrage Pricing Theory (APT).

Tabel 4.14 Rata-rata Expected Return APT Januari 2015 –Januari 2017

No. Kode Nama Perusahaan E(Ri)

1 ADRO Adaro Energy Tbk. 0.007

2 ARII Atlas Resources Tbk. -0.001

3 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk. 0.004

4 CTTH Citatah Tbk. 0.009

5 DEWA Darma Henwa Tbk. 0.001

6 ELSA Elnusa Tbk. 0.009

7 ESSA Surya EsaPerkasa Tbk. 0.003

8 GEMS Golden Energy Mines Tbk. 0.004

9 ITMG Indo Tambang Raya MegaTbk. 0.007

10 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk. 0.004

11 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk 0.008

12 MYOH Samindo Resources Tbk. 0.009

13 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk. 0.010

14 PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk. 0.013

15 PTBA Bukit Asam Tbk. 0.005

16 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk 0.002

17 TINS Timah Tbk. 0.003

18 TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk. 0.009

Sumber : Hasil olah data (2019)

Berdasarkan dari hasil Expected return saham dengan menggunakan CAPM dan APT, dihasilkan nilai MAD dari Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut :

Tabel 4.15 Nilai Rata-Rata MAD CAPM dan MAD APT Januari 2015 – Januari 2017

No. Kode Nama Perusahaan MAD

CAPM

MAD APT

1 ADRO Adaro Energy Tbk. 0.002184 0.00278

2 ARII Atlas Resources Tbk. 0.001905 0.00237 3 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk. 0.001958 0.00220

4 CTTH Citatah Tbk. 0.001808 0.00198

(5)

5 DEWA Darma Henwa Tbk. 0.001267 0.00229

6 ELSA Elnusa Tbk. 0.003152 0.00339

7 ESSA Surya EsaPerkasa Tbk. 0.003463 0.00352 8 GEMS Golden Energy Mines Tbk. 0.002227 0.00233 9 ITMG Indo Tambang Raya MegaTbk. 0.003405 0.00394 10 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk. 0.003488 0.00395 11 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk 0.00199 0.00210 12 MYOH Samindo Resources Tbk. 0.001615 0.00174 13 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk. 0.001791 0.00217 14 PSAB J Resources Asia Pasifik Tbk. 0.006671 0.00886

15 PTBA Bukit Asam Tbk. 0.00368 0.00469

16 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk 0.000868 0.00087

17 TINS Timah Tbk. 0.002706 0.00299

18 TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk. 0.002054 0.00233 Sumber : Data Diolah Penulis

Berdasarkan tabel 4.15 diatas, dapat dilihat bahwa nilai MAD CAPM (0.002184) lebih kecil dibandingkan nilai MAD APT (0.00278) sehingga dapat disimpulkan bahwa metode CAPM lebih baik dibandingkan metode APT dalam memprediksi return saham. Setelah mendapatkan nilai MAD untuk kedua metode, langkah selanjutnya adalah uji hipotesis dengan uji beda sampel berpasangan (paired samples t-test).

Tabel 4.16 Paired Samples Statistic Paired Samples Statistics

Mean N Std.

Deviation

Std. Error Mean Pair 1 CAPM .0025 647 .00457 .00018

APT .0030 647 .00525 .00021

Tabel 4.17 Paired Samples Correlations Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 CAPM & APT 647 .950 .000

Tabel 4.18 Paired Samples Statistic Paired Samples Test

Paired Differences t Df Sig. (2- tailed) Mean Std.

Deviat ion

Std.

Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pai

r 1

CAPM - APT

- .00047

.0017 0

.00007 -.00060 -.00034 - 7.09

1

646 .000

(6)

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 21 yang ditunjukkan pada tabel 4.18 didapatkan hasil nilai sig (p) = 0.000 yang lebih kecil dari α (0.05), maka H2 ditolak atau dengan kata lain bahwa ada perbedaan akurasi yang signifikan antara Capital Asset Pricing Models dan Arbitrage Pricing Theory dalam memprediksi return saham.

Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Muhammad Irsyadul Aqli (2015), dan Hielmiyani Maftuhah (2014) dimana hasil menunjukkan bahwa metode Capital Aset Pricing Model (CAPM) lebih akurat dibandingkan dengan metode Arbitrage Pricing Theory (APT) dalam memprediksi return saham yang dikur dengan menghitung nilai MAD, tetapi tidak ada perbedaan akurasi yang signifikan antara MAD CAPM dan MAD APT.

Pembahasan

Model CAPM Dalam Memprediksi Expected Return. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai MAD CAPM lebih kecil dibandingkan dengan nilai MAD APT yang artinya metode Capital Asset Pricing Models lebih akurat dibandingkan dengan model Arbitrage Pricing Theory dalam memprediksi expected return saham. Hal ini sesuai dengan H1 yang menyatakan bahwa CAPM lebih akurat dibandingkan dengan APT dalam memprediksi return saham. Dan dari hasil tersebut maka H1 diterima karena sesuai dengan hasil yang ada.

Uji beda sampel berpasangan antara MAD CAPM dan MAD APT memiliki nilai sig = 0.000, yang menunjukkan bahwa antara Capital Asset Pricing Models dengan Arbitrage Pricing Theory terdapat perbedaan akurasi yang signifikan. Hasil uji beda tersebut tidak sesuai dengan H2 yang menyatakan bahwa antara CAPM dan APT tidak terdapat perbedaan. Sehingga H2 ditolak yang berarti model CAPM dan APT memiliki perbedaan akurasi yang signifikan dalam memprediksi expected return pada perusahaan industri pertambangan yang ada di BEI.

Hal ini sama dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa model CAPM dan APT terdapat perbedaan yang signifikan dalam memprediksi expected return. Penelitian ini menggunakan objek penelitian industri pertambangan, yang memiliki harga saham yang mudah berfluktuasi.

Model APT Dalam Memprediksi Expected Return. Variabel APT yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan tingkat inflasi, perubahan tingkat SBI, perubahan kurs Rupiah terhadap USD dan jumlah uang beredar untuk kegiatan perekonomian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model APT tidak akurat dalam memprediksi expected return. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai MAD APT yang lebih besar dari MADC CAPM. Sedangkan hasil uji beda sampel berpasangan antara CAPM dan APT memiliki nilai sig = 0.000, yang menunjukkan bahwa antara Capital Aset Pricing Models dan Arbitrage Pricing Theory terdapat perbedaan yang disignifikan.

Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Muhammad Irsyadul Aqli (2015), dan Hielmiyani Maftuhah (2014) dimana hasil menunjukkan bahwa metode Capital Aset Pricing Model (CAPM) lebih akurat dibandingkan dengan metode Arbitrage Pricing Theory (APT) dalam memprediksi return saham yang dikur dengan menghitung nilai MAD, dan terdapat perbedaan akurasi yang signifikan antara MAD CAPM dan MAD APT.

Model CAPM dan Model APT Dalam Memprediksi Expected Return. Hipotesis pertama dari penelitian ini menyatakan bahwa model CAPM lebih akurat dibandingkan dengan model APT dalam memprediksi expected return pada perusahaan indsutri pertambangan. Hal ini sama dengan peneliti sebelumnya lebih banyak yang menyatakan bahwa model CAPM lebih akurat

(7)

dibandingkan dengan model APT. Setelah dilakukannya penelitian ini, hipotesis terbukti, karena standar deviasi yang mencerminkan sebaran data dalam himpunan menunjukan bahwa standar deviasi ERi model CAPM lebih kecil daripada standar deviasi ERi model APT.

Sebuah standar deviasi dari kumpulan data sama dengan nol menunjukkan bahwa semua nilai-nilai dalam himpunan tersebut adalah sama. Sebuah nilai yang lebih besar akan menunjukkan bahwa titik data individu jauh dari nilai rata-rata. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebaran data dalam Eri CAPM mendekati sama sehingga dapat dikatakan bahwa model CAPM lebih akurat dibandingkan model APT dalam memprediksi expected return saham pada perusahaan industri petambangan di BEI priode 2015-17 .

Hipotesis kedua ditolak karena dalam hal ini menyatakan bahwa terdapat akurasi perbedaan yang signifikan antara metode Capital Asset Pricing Models dengan Arbitrage Pricing Theory dalam memprediksi expected return. Hal ini karena CAPM dan APT dipengaruhi oleh faktor yang berbeda. Untuk CAPM sendiri faktor yang mempengaruhi yaitu faktor internal yakni return market dari perusahaan itu sendiri. Sedangkan untk APT faktor yang mmpengaruhi yaitu faktor eksternal seperti : inflasi, suku bunga Sbi, Kurs, dan jumlah uang beredar. Jadi dapat terlihat dengan jelas bahwa diantara dua metode tersebut terdapat perbedaan yang sgnifikan dan dibuktikan dari uji sampel beda berpasangan yang menunjukkan nilai sig = 0.000 yang artinya ada perbedaan antara CAPM dan APT dalam memprediksi expected return saham

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Capital Aset Pricing Model (CAPM) lebih akurat dibanding dengan Arbitrage Pricing Theory (APT) karena hasil mean absolute deviation CAPM lebih kecil dibandingkan dengan mean absolute deviation APT. Dan terdapat perbedaan yang signifikan antara keakuratan Capital Asset Pricing Model dengan Arbitrage Pricing Theory dalam memprediksi return saham industri pertambangan di BEI periode 2015-2017. Bagi peneliti selanjutnya, diperlukannya pengkajian kembali mengenai perbandingan model CAPM dengan APT dalam memprediksi return saham pada perusahaan yang berbeda atau tahun berbeda sehingga dapat dijadikan pegangan yang pasti untuk menentukan model mana yang lebih akurat dalam memprediksi return saham

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, I. (2017). Pengantar pasar modal. Jakarta: Salemba Empat.

Fahmi, I., & Hadi, Y. L. (2009). Teori portofolio dan Analisis Investasi Teori Soal dan Jawaban. Bandung: Alfabeta.

Hadi, N. (2015). Pasar Modal (Kedua ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Halim, A. (2015). Analisis Investasi (Pertama ed.). Jakarta: Mitra Wacana Media.

Hartono, J. (2016). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.

Herlianto, D. (2013). Manajemen Investasi. Jogyakarta: Gosyen publising.

Hermuningsih, S. (2012). Pengantar Pasar Modal Indonesia. Jogyakarta: UPP STIM YKPN Husnan, S. (2015). Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Ibrahim, M. I., Titaley, J., & Manurung, T. K. (2017). Analisis Keakuratan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) dalam Memprediksi Expected Saham pada LQ45. JdC, 6(1), 30-44.

Kisman, Z., & M, S. R. (2015). The Validity of Capital Asset Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the return of Stocks in Indonesia Stock

(8)

Exchange 2008-2010. American Journal of Economics, Finance and Management, 1(3), 184-189.

Laia, K., & Saerang, I. (2015). Perbandingan Keakuratan Capital Assets Pricing Model (Capm) dan Arbitrage Pricing Theory (Apt) dalam Investasi Saham pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di BEI. Jurnal EMBA, 3(2), 247-257.

Lemiyana. (2015). Analisis Model CAPM dan APT Dalam Memprediksi Tingkat return Saham Syariah (Studi kasus Saham di Jakarta Islamic Index ). IFinance, 1(1), 1-20.

Purwanto, & Sumartono, A. H. (2017). Manajemen Investasi (Pertama ed.). Jakarta: Mitra wacana Media.

Samsul, M. (2015). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio (2 ed.). Jakarta: Erlangga.

Sunariyah. (2011). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Jogyakarta: Sekolah Tinggi llmu Manajemen YKPN

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan InvestasiTeori danAplikasi. Yogyakarta: Kanisius.

Widodo. (2017). Metodologi Penelitian Populer dan Praktis Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Zubir, Z (2011). Manajemen Portofolio. Jakarta: Salemba Empat

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya return dan risiko menggunakan metode CAPM dan APT, untuk menganalisis keakuratan Capital Asset Pricing Model dengan

Selanjutnya penelitian ini juga untuk mengetahui apakah beta CAPM ( β ) atau beta faktor (b) yang lebih baik dalam menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi return saham,

Risk seeker atau yang lebih dikenal dengan pengambil risiko, yaitu investor yang di dalam melakukan investasi lebih menyukai

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 4.19 diperoleh hasil bahwa JUB dalam jangka pendek (periode 1), perkiraan error variance sebesar 92,20%

Setelah melakukan analisis dan pembahasan terhadap masalah yang terjadi, yaitu Capital Asset Pricing Model dalam memprediksi return saham pada indeks kompas 100 yang

Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik yang dilakukan terkait perbandingan keakuratan metode CAPM dan APT dalam memprediksi return saham pada

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel market-risk-premium yang diukur dengan CAPM , dan pengaruh variabel-variabel makro ekonomi di antaranya suku

Sensitivitas return saham sektoral menggam- barkan, bahwa volatilitas return saham-saham sek- toral dipengaruhi secara positif oleh surprise value faktor premi risiko pasar,