• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN STRUKTURAL DONGENG “RORO JONGGRANG DAN CANDI PRAMBANAN” DENGAN DONGENG “SARU NO OMUKOSAN”

N/A
N/A
tito brayen

Academic year: 2023

Membagikan "PERBANDINGAN STRUKTURAL DONGENG “RORO JONGGRANG DAN CANDI PRAMBANAN” DENGAN DONGENG “SARU NO OMUKOSAN” "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

87

PERBANDINGAN STRUKTURAL DONGENG

“RORO JONGGRANG DAN CANDI PRAMBANAN” (INDONESIA) DENGAN DONGENG “SARU NO OMUKOSAN” (JEPANG)

SKRIPSI

OLEH

MOHAMMAD IMRON ROSADI NIM 0811123026

PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2014

(2)

88

ABSTRAK

Rosadi, Imron. 2008. Dongeng Roro Jonggrang (Indonesia) dan Dongeng Saru no Omukosan (Jepang). Program Studi Sastra Jepang, Universitas Brawijaya.

Pembimbing: (I) Retno Dewi Ambarastuti, M.Si (II) Nadya Inda Syartanti, M.Si Kata Kunci: Dongeng, Strukturalisme, Perbandingan sastra

Latar belakang penelitian ini didasari oleh ketertarikan penulis pada sastra Jepang, terutama pada dongeng. Dengan membaca dan mempelajari dongeng- dongeng tersebut, penulis menemukan banyak hal secara tidak langsung di dalam pengetahuan sastra, baik pengetahuan berhubungan karya sastra Jepang, maupun sastra anak antar negara berupa membandingkan. Ada dongeng Jepang yang mempunyai kemiripan tema dengan dongeng-dongeng dari berbagai daerah di Nusantara. Dari sekian jenis dongeng-dongeng yang ada, penulis memilih dongeng yang berjudul Saru no Omukosan untuk dibandingkan dengan dongeng yang berjudul Roro Jonggrang.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab rumusan masalah yakni: bagaimanakah persamaan dan perbedaan unsur-unsur struktural cerita yang terdapat dalam dongeng Roro Jonggrang dan dongeng Saru no Omukosan. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, penulis menggunakan kajian strukturalisme pada unsur intrinsik di sastra anak, dan kajian sastra bandingan. Kedua kajian tersebut digunakan karena yang menjadi objek penelitian ini adalah dua dongeng karya sastra anak berbeda bahasa, yang kemudian dibandingkan dari segi persamaan dan perbedaan dalam unsur strukturalismenya.

Dari dua bahan naskah yang berupa dongeng berjudul “Roro Jonggrang”

dan dongeng “Saru no Omukosan”, tersebut menghasilkan penelitian yang menunjukkan bahwa dua dongeng tersebut memiliki isi makna dan gagasan yang sama pada tema, latar waktu, penokohan dan tokoh protagonis, alur, sudut pandang orang ketiga, dan ilustrasi gambar. Kemudian memiliki perbedaan yang ditemukan pada latar, penokohan dan tokoh antagonis dan gaya bahasa dari unsur intrinsik struktur di dua dongeng tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari ciri khas unsur intrinsik struktur masing-masing di isi cerita dua dongeng ini.

Penulis menyarankan kepada penelitian selanjutnya mahasiswa fakultas ilmu kebudayaan menganalisis dari segi kebudayaan yang tersirat dalam isi cerita rakyat. Di sisi lain, disarankan pada penulis selanjutnya untuk menganalisis cerita rakyat yang lainnya sebab disetiap cerita rakyat mengandung nilai kebudayaan rakyat yang digambarkan oleh pengarang cerita.

(3)

89

DAFTAR PUSTAKA

Sambangsari, Sumbi. 2008. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara. Jakarta:

WahyuMedia

Damono, Djoko Sapardi. 2005. Pegangan Sastra Bandingan. Jakarta: Pusat Bahasa

Nurgiyantoro Burhan. 1994. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Effendi, Anwar. 2012. Sastra Bandingan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Sangidu. 2007. Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat.

Yogyakarta: Seksi Penerbit Sastra Asia Barat

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak, Pengantar Pemahaman Dunia Anak.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Rahmah, Yuliani. 2007. Tesis: Dongeng Timun Emas (Indonesia) dan Dongeng Sanmai No Ofuda (Jepang) Studi Komparatif Struktur Cerita dan Latar Budaya. Semarang: Universitas Diponogoro Semarang

Joji, Tsubota. 1988. Nihon no Mukashibanashi (1). Tokyo: Kaiseisha

Referensi

Dokumen terkait

pandangan dunia tersebut dalam struktur teks dan struktur sosialnya. Pada kajian sastra bandingan telah dilakukan penelitian dengan objek yang. berbeda, tetapi tidak mengungkapkan

Kedua skripsi tersebut sama-sama menggunakan kajian struktural akan tetapi dengan judul yang berbeda dan juga menjelaskan tentang unsur-unsur instrinsik yang ada di

Ketiga cerita ini memiliki kemiripan struktur meskipun berbeda negara.Dalam mengungkap persamaan dan perbedaan kedua cerita rakyat tersebut, maka peneliti

Meskipun dari segi judul kedua karya di atas ada persamaan, namun arah kajiannya berbeda, karena dalam hal ini penulis tidak membahas tentang bagaimana peran perempuan

Kedua , dari 277 kata-kata yang memiliki padanan kata pada ketiga bahasa, setelah peneliti perbandingkan persamaan dan perbedaan antara ketiga bahasa, peneliti menemukan

Karena dua puisi yang dibandingkan berbeda bahasa sudah pasti satuan-satuan bunyinya mempengaruhi pola bunyi, pola bunyi yang banyak di temui dalam puisi Sangkuriang karya Sutan

Robert J. Clements melihat sastra bandingan sebagai disiplin akademis yang memiliki pendekatan yang mencakup aspek (1) tema, (2) jenis/bentuk, (3) gerakan/trend, (4) keterhubungan sastra dengan disiplin dan media seni lain, dan (5) sejarah teori sastra. Obyek (1), (2), (3) dan (5) sebenarnya merupakan wilayah sastra. Teori-teori sastra dapat dimanfaatkan, terutama teori struktural, formalisme, semiotik, untuk membandingkan beberapa karya sastra. Yang diharapkan, kelak dapat menyusun pula sejarah sastra, kritik sastra, dan teori baru tentang sastra. Adapun obyek (4) merupakan analisis yang terkait dengan interdisipliner sastra. Bangunan teoritik yang dikehendaki merupakan studi sastra dalam multidisiplin. Sastra bandingan adalah studi sastra yang memiliki perbedaan bahasa dan asal negara dengan suatu tujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan dan pengaruhnya antara karya yang satu terhadap karya yang lain, serta ciri-ciri yang dimilikinya (dalam Endraswara, 2011: 192). Pendapat ini lebih menekankan bahwa penelitian sastra bandingan harus berasal dari negara yang berbeda sehingga mempunyai bahasa yang berbeda pula. 3. Sapardi Djoko Damono Menurut Damono (2009:1) sastra bandingan adalah pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak menghasilkan teori tersendiri. Boleh dikatakan teori apapun bisa dimanfaatkan dalam penelitian sastra bandingan juga disebut sebagai studi dan kajian. Dalam langkah-langkah yang dilakukannya, metode perbandinganlah yang utama. Lanjut Damono (2009:1) perbandingan yang sebenarnya merupakan salah satu metode juga selalu dilaksanakan dalam penelitian seperti halnya memberikan dan menguraikan, tetapi dalam sastra bandingan metode itu merupakan langkah utama. Jadi menurut Damono, sastra bandingan bukan hanya sekedar mempertentangkan dua sastra dari dua negara atau bangsa. Sastra bandingan juga tidak terpatok pada karya-karya besar walaupun kajian sastra bandingan sering kali berkenaan dengan penulis-penulis ternama yang mewakili suatu zaman. Kajian penulis baru yang belum mendapat pengakuan dunia pun dapat digolongkan dalam sastra bandingan. Batasan sastra bandingan tersebut menunjukkan bahwa perbandingan tidak hanya terbatas pada sastra antarbangsa, tetapi juga sesama bangsa sendiri, misalnya antarpengarang, antargenetik, antarzaman, antarbentuk, dan

Sastra bandingan adalah studi sastra yang memiliki perbedaan bahasa dan asal negara dengan suatu tujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan dan pengaruhnya antara karya yang satu terhadap karya yang lain, serta ciri-ciri yang dimilikinya (dalam Endraswara, 2011: 192). Pendapat ini lebih menekankan bahwa penelitian sastra bandingan harus berasal dari negara yang berbeda sehingga mempunyai bahasa yang berbeda pula. 3. Sapardi Djoko Damono Menurut Damono (2009:1) sastra bandingan adalah pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak menghasilkan teori tersendiri. Boleh dikatakan teori apapun bisa dimanfaatkan dalam penelitian sastra bandingan juga disebut sebagai studi dan kajian. Dalam langkah-langkah yang dilakukannya, metode perbandinganlah yang utama. Lanjut Damono (2009:1) perbandingan yang sebenarnya merupakan salah satu metode juga selalu dilaksanakan dalam penelitian seperti halnya memberikan dan menguraikan, tetapi dalam sastra bandingan metode itu merupakan langkah utama. Jadi menurut Damono, sastra bandingan bukan hanya sekedar mempertentangkan dua sastra dari dua negara atau bangsa. Sastra bandingan juga tidak terpatok pada karya-karya besar walaupun kajian sastra bandingan sering kali berkenaan dengan penulis-penulis ternama yang mewakili suatu zaman. Kajian penulis baru yang belum mendapat pengakuan dunia pun dapat digolongkan dalam sastra bandingan. Batasan sastra bandingan tersebut menunjukkan bahwa perbandingan tidak hanya terbatas pada sastra antarbangsa, tetapi juga sesama bangsa sendiri, misalnya antarpengarang, antargenetik, antarzaman, antarbentuk, dan