PERHITUNGAN HARGA POKOK
PESANAN
BAB 07
Riwayadi
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan metode pengumpulan biaya produksi
2. Mejelaskan kartu harga pokok pesanan
3. Menjelaskan akuntansi untuk metode harga pokok pesanan
4. Menjelaskan arus biaya produksi untuk metode harga pokok pesanan
5. Menghitung laba kotor untuk setiap pesanan 6. Menjelaskan akuntansi untuk metode harga
pokok pesanan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen
7. Menerapkan perhitungan harga pokok berbasis aktivitas pada metode harga pokok pesanan
Tujuan 1:
Metode
Pengumpulan Biaya
Produksi
Empat metode pengumpulan biaya produksi:
1. Metode harga pokok pesanan (job-order costing method)
2. Metode harga pokok proses (process costing method) 3. Metode harga pokok hibrid
(Hybrid costing atau operation costing) 4. Metode harga pokok
backflush (backflush costing)
• Biaya produksi dikumpulkan untuk
setiap pesanan (job) dan harga pokok produk dihitung untuk setiap pesanan
• Metode harga pokok pesanan
diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk berdasarkan pesanan (customized product) atau bersifat unik atau heterogen.
• Contoh perusahaan yang
menggunakan metode harga pokok pesanan adalah perusahaan pembuat perabot, dan percetakan (untuk
perusahaan pabrik); rumah sakit, tukang jahit, kantor akuntan, dan
kantor pengacara (untuk perusahaan jasa).
Metode Perhitun gan
Harga
Pokok
Pesanan
• Harga pokok produk dihitung setelah produk selesai dikerjakan.
• Biaya produksi dibebankan ke pesanan menggunakan normal costing.
• Biaya produksi dikumpulkan dengan menggunakan Kartu Harga Pokok
Pesanan yang sekaligus berfungsi
sebagai buku pembantu persediaan
barang jadi dan barang dalam proses
PT Minang Pesona Perabot No. : 050
Jl. Gajah Mada No. 100 Padang Produk : Kursi Kuliah
KARTU HARGA POKOK PESANAN Dipesan : 10 Juni 2016 Pelanggan: FE UA Selesai : 25 Juni 2016
Alamat : Limau Manis Kuantitas : 100 unit
(jumlah dalam ribuah rupiah)
BBBL BTKL BOP
Tgl. No.
Permtaa n bahan
Jumlah Tgl. No. KJK Jumlah Lama JKL
Tarif BOP
Jumlah
1 2 3
600 400 1.000
1 2 3
600 800 1.000
6 8 10
50 50 50
300 400 500
2.000 2.400 1.200
Gambar 7.3 Kartu Harga Pokok Pesanan
Tujuan 2: Kartu Harga Pokok
Pesanan
C. JOB ORDER COST SHEET
Ikhtisar Biaya:
Bahan Baku Rp2.000.000
Tenaga Kerja 2.400.000
Overhead Pabrik 1.200.000 Total Biaya Produksi Rp5.600.000 Harga pokok per unit:
Rp5.600.000 / 100 unit = Rp56.000
Metode
Perhitungan Harga Pokok Proses
• Metode harga pokok proses diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk bersifat standar atau homogen.
Contohnya, produk konveksi, semen, soft drink, air mineral, furnitur, jasa kamar hotel, dan jasa rawat inap
• Harga pokok produk dihitung pada akhir periode akuntansi
• Biaya produksi dibebankan ke produk dengan menggunakan actual costing
• Biaya produksi dikumpulkan dengan menggunakan Laporan Harga Pokok Produksi
Tabel 7-1:
Perbedaan perhitungan harga pokok pesanan dengan perhitungan harga pokok proses
Keterangan Metode HP. Pesanan Metode HP.
Proses
Metode pembebanan biaya produksi ke
produk Normal Costing Actual Costing
Waktu Perhitungan
harga pokok Setelah produk selesai
dikerjakan Pada akhir periode
akuntansi Aplikasi Pada perusahaan yang
menghasilkan produk bersifat heterogen
Pada perusahaan yang menghasilkan produk bersifat homogen
Contoh perusahaan Pembuat perabot, percetakan, kantor akuntan publik, kantor pengacara, kantor notaris, hotel (untuk perhitungan biaya tamu hotel), dan rumah sakit
(perhitungan biaya pasien)
Semen, Air Mineral, Soft Drink, Konveksi dan
Furniture, penerbangan, hotel (untuk perhitungan biaya kamar), dan
rumah sakit (untuk
perhitungan biaya ruang inap)
Objek perhitungan
harga pokok Untuk setiap pesanan Untuk setiap proses Media pengumpulan
biaya produksi Kartu Harga Pokok Pesanan Laporan Harga Pokok Produksi
Metode
Perhitungan Harga Pokok Hibrid
• Metode harga pokok hibrid digunakan untuk perusahaan yang menghasilkan produk dengan menggunakan bahan baku yang berbeda tetapi melalui
proses produksi yang sama, seperti perusahaan pakaian, penggergajian kayu (saw mill) dan makanan kaleng.
• Biaya konversi dibebankan ke produk dengan menggunakan tarif
ditentukan dimuka
• Biaya produksi dikumpulkan dengan menggunakan Kartu pesanan Kerja
Bahan Baku
Produk A
Produk B
Proses 1
Barang Jadi Produk B
Produk B
Produk A
Produk A
Proses
2 Proses
3 Gambar 7.1
Proses Produksi pada Perhitungan HP Hibrid
Backflus h
Costing
• Metode ini diterapkan pada perusahaan yang telah
menerapkan konsep Just In Time (JIT) untuk persediaannya
• Dengan menggunakan konsep
persediaan JIT, maka perusahaan memiliki persediaan yang tidak signifikan, bahkan nol (zero
inventory)
• Jika JIT telah diterapkan
sepenuhnya, pencatatan hanya dibuat pada saat penjualan
produk sehingga metode ini paling
sederhana dibandingkan dengan
ketiga metode di atas
Metode HP Pesanan
Metode HP Hybrid
Metode HP Proses
Metode HP Backflush
Sangat
Terperinci Tidak
Terperinci
Gambar 7-2
Perbedaan Empat Metode
Pengumpulan Biaya Produksi Dilihat Dari Kerincian
Pencatatan
Terperinci Kurang Terperinci
Tujuan 5: Laporan Profitabilitas Pesanan
• Laporan profitabilitas pesanan digunakan untuk menganalisis
profitabilitas untuk setiap pesanan sehingga manajemen dapat
mengambil keputusan jenis
pesanan yang seharusnya tetap diproduksi dan dapat mencari
upaya-upaya pengurangan biaya untuk pesanan yang tidak
menguntungkan.
No.
Urut No.
Pesanan Nama
Produk Kuantit
as Penjual
an Harga
Pokok Laba
Kotor %Laba Kotor
Total xxx (xxx) xxx …%
Penyesuaian: Selisih BOP – Laba (Rugi) (xxx) (xxx) Total harga pokok dan laba kotor
setelah disesuaikan (xxx) (xxx) ...%
Biaya Operasi:
Biaya pemasaran
Biaya administrasi dan umum
(xxx) (xxx)
Total Biaya Operasi (xxx)
Laba bersih operasi XXX
Profit margin (rasio laba bersih terhadap
penjualan) ..%
Tabel 6 – 2 Laporan Profitabilitas
Pesanan
Tujuan 3: Akuntansi Untuk Perhitungan Harga Pokok Pesanan
Contoh Soal 1 – PT Minang Pesona Perabot
Pesanan Kursi Tamu (Pesanan No. 505) sebanyak 500 unit belum selesai sampai dengan akhir bulan
Oktober 2016. Pesanan ini dijual dengan harga Rp 150.000 per unit. Pesanan ini sudah menyerap biaya produksi sebagai berikut:
Biaya bahan baku langsung Rp 16.000.000
Biaya tenaga kerja langsung “ 24.000.000 Biaya overhead pabrik “ 12.000.000
TotalRp 52.000.000
BOP dibebankan ke pesanan berdasarkan jam kerja langsung dengan tarif Rp 5.000 per jam.
Pesanan yang diterima dalam bulan November 2016:
Pesanan No. Nama Produk Kuantitas Harga Jual Per Unit
506 Kursi Makan 400 unit Rp 100.000 507 Meja Hias 100 unit Rp 400.000 508 Ranjang 200 unit Rp 300.000
1. Mencatat pembelian bahan baku langsung Rp 60.000.000
Persediaan Bahan Baku Langsung 60.000.000 Utang Dagang 60.000.000
2. Mencatat pemakaian bahan baku langsung sebesar Rp 50.000.000.
Persediaan BDP 50.000.000
Persediaan Bahan Baku Langsung 50.000.000
Kursi Tamu 20% x Rp 50.000.000 = Rp10.000.000 Kursi Makan 40% x Rp 50.000.000 = Rp20.000.000 Meja Hias 30% x Rp 50.000.000 = Rp15.000.000 Ranjang 10% x Rp 50.000.000 = Rp5.000.000
a. Ayat Jurnal
Bahan Baku Langsung
3. Mencatat upah yang terutang
Biaya Gaji dan Upah 20.000.000 Utang– PPh 21 1.000.000 Utang Gaji dan Upah 19.000.000
Perhitungan:
Upah langsung: 2.000 jam x Rp 10.000 Rp20.000.000 PPh 21: 5% x Rp 20.000.000 (1.000.000)
Upah neto Rp19.000.000
4. Mencatat pembebanan biaya tenaga kerja langsung ke pesanan
Persediaan Barang Dalam Proses 20.000.000 Biaya Gaji dan Upah 20.000.000
Tenaga Kerja
Langsung
Perhitungan:
Kursi Tamu 200 jam x Rp 10.000 = Rp2.000.000 Kursi Makan 700 jam x Rp 10.000 = Rp7.000.000 Meja Hias 800 jam x Rp 10.000 = Rp8.000.000 Ranjang 300 jam x Rp 10.000 = Rp3.000.000
Mencatat pembebanan BOP ke pesanan Persediaan BDP 10.000.000
Biaya Overhead Pabrik 10.000.000 (2.000 jam x Rp 5.000 = Rp 10.000.000)
Biaya Overhead Pabrik
Perhitungan:
Kursi Tamu 200 jam x Rp 5.000 = Rp1.000.000 Kursi Makan 700 jam x Rp 5.000 = Rp3.500.000 Meja Hias 800 jam x Rp 5.000 = Rp4.000.000 Ranjang 300 jam x Rp 5.000 = Rp1.500.000
Mencatat biaya overhead sesungguhnya BOP 11.500.000
BTK-TL 3.000.000 BBB-TL 2.000.000
Beban penyusutan gedung pabrik 1.000.000 Beban penyusutan mesin 4.000.000
Beban pabrik lainnya 1.500.000
Mencatat selisih biaya overhead pabrik Selisih BOP 1.500.000
BOP 1.500.000
Perhitungan:
BOP dibebankan Rp10.000.000
BOP sesungguhnya Rp11.500.000
Selisih BOP – Rugi (under-applied) Rp 1.500.000
Menutup selisih BOP ke harga pokok penjualan Harga Pokok Penjualan 1.500.000
Selisih BOP 1.500.000
Mencatat pesanan yang telah selesai diproduksi (No. 505, 506, dan 507)
Persediaan Barang Jadi 122.500.000
Persediaan BDP 122.500.000
Produk Selesai
Kursi Tamu Kursi
Makan Meja Hias Total BDP Awal
-BBB
-BTKL
-BOP
16.000.000 24.000.000 12.000.000
16.000.000 24.000.000 12.000.000
52.000.000 52.000.000
Biaya Nov.
-BBB
--BTKL
--BOP
10.000.000 2.000.000 1.000.000
20.000.000 7.000.000 3.500.000
15.000.000 8.000.000 4.000.000
45.000.000 17.000.000 8.500.000 Total B.
Nov. 13.000.000 30.500.000 37.000.000 70.500.000 Total 65.000.000 30.500.000 37.000.000 122.500.00
0 Produksi 500 unit 400 unit 100 unit
HP per Unit Rp 130.000 Rp 76.250 Rp 270.000
Mencatat penjualan produk ke pemesan a). Kas 155.000.000
Penjualan 155.000.000
Perhitungan:
Kursi Tamu : 500 unit x Rp150.000 Rp75.000.000 Kursi Makan: 400 unit x Rp100.000 40.000.000 Meja Hias: 100 unit x Rp 400.000 40.000.000 Total Rp155.000.000
b). Harga Pokok Penjualan 122.500.000 Persediaan Barang Jadi
122.500.000
Mencatat beban pemasaran Rp10.000.000 dan beban administrasi & umum Rp5.000.000
Beban Pemasaran 10.000.000
Beban Administrasi dan Umum 5.000.000 Berbagai akun di kredit
15.000.000
PT Minang Pesona Perabot No. : 505
Jl. Gajah Mada No. 100 Padang Produk : Kursi Tamu
KARTU HARGA POKOK PESANAN Tgl. Dipesan:
Pelanggan: ___________ Tgl. Selesai : Alamat : Kuantitas : 500 unit Harga jual per unit : Rp 150.000
BBBL BTKL BOP
Tgl. No.
Permt aan
Jumla
h No.
KJK Jumla
h JKL Jumla
h Tarif per
JKL Jumlah Okt.
Nov.
16.00 0 10.00 0
200
24.00 0
2.000 Rp 5.000
12.000 1.000
26.00
0 26.00
0 13.000
(Jumlah dalam ribuah rupiah)
b. Kartu Harga Pokok Pesanan Untuk No. 505
Ikhtisar Biaya:
• Bahan Baku Rp26.000.000
• Tenaga Kerja 26.000.000
• Overhead Pabrik 13.000.000
• Total Biaya Produksi Rp65.000.000
• Produksi 500 unit
• Harga pokok per unit Rp130.000
No.
Uru t
No.
Pesana n
Nama
Produk Kuanti
-tas Penjuala
n Harga
Pokok Laba
Kotor %Laba Kotor 1
2 3
050 051 052
Kursi Tamu Kursi Makan Meja Hias
500 400 100
75.000 40.000 40.000
(65.000) (30.500) (27.000)
10.000 9.500 13.000
13,33
%
23,75
%
32,50
%
Total 155.000 (122.50
0) 32.500 20,97
% Penyesuaian: Selisih BOP – Laba (Rugi) (1.500) (1.500)
Total harga pokok dan laba kotor setelah
disesuaikan (124.00
0) 31.000 20 % Biaya Operasi:
Biaya pemasaran
Biaya administrasi dan umum
(10.00 0) (5.000)
Total Biaya Operasi (15.00
0) (9,68
%)
Laba bersih operasi 16.000 10,32
%
c. Laporan Profitabilitas
Pesanan
Tujuan 4: Arus Biaya Produksi
Persediaan BBL
Persediaan BDP
B. Ssg B. Ssg
Biaya Gaji dan Upah
BOP
Persediaan Barang Jadi
B. Ssg BTKL. Ssg HPP
B. Ssg B.
Dibebankan
B. Ssg B. Ssg B.
Dibebankan
Selisih BOP
Rugi Lab a
Gambar 7.7 Arus Biaya Produksi Untuk Metode Harga Pokok Pesanan
Biaya
Normal Biaya Normal
Biaya Normal
Biaya Norma l
Tujuan 6: Produk Diolah Melalui Lebih Satu Departemen Produksi
• Rekening Persediaan Barang Dalam Proses dibuat untuk setiap departemen produksi.
• Produk yang selesai di Departemen I akan
dipindahkan ke Departemen II dengan jurnal sebagai berikut:
Persediaan BDP – Dept. II xx
Persediaan BDP – Dept. I xx
• Produk yang selesai di Departemen III selanjutnya dipindahkan ke gudang
barang jadi dengan jurnal sebagai berikut:
Persediaan Barang Jadi xx
Persediaan BDP – Dept. III xx
Gambar 7.9 Kartu Harga Pokok Pesanan Untuk Produk Diolah Lebih Dari 1 Departemen
PT Minang Pesona Perabot Jl. Gajah Mada No. 100 Padang
KARTU HARGA POKOK PESANAN
Nama Pelanggan:
No. Pesanan :
Alamat:
Nama Produk :
Tgl. Dipesan :
Harga jual per unit: Rp ……...
Tgl Dikerjakan :
Jumlah dipesan: ….. unit Tgl Selesai :
DEPARTEMEN PEMOTONGAN
Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung BOP Dibebankan
No.
Permintaan
Bahan Jumlah No.
Kartu Jam Kerja
Jumlah
KerjaJam Tarif Jumlah Jumlah
JM Tarif:
Rp500/
JM Jumlah
Total
DEPARTEMEN PERAKITAN
Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung BOP Dibebankan
Jumlah
JKL Tarif:
Rp1.000/JKL Total
DEPARTEMEN PENYELESAIAN
Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung BOP Dibebankan
Jumlah JM Tarif: Rp 400/JM Total
Grand Total Ikhtisar Biaya:
Bahan Baku Rp……….
Tenaga Kerja ……….
Overhead Pabrik ………
Total Biaya Produksi Rp ………
Harga pokok per unit Rp ………
Contoh 2 – PT Tas Yogya Eksklusif
1.
Mencatat pemakaian biaya bahan baku langsung untuk setiap departemenPersediaan BDP – Dept. Pembuatan Pola 16.000.000 Persediaan BDP – Dept. Penjahitan 6.000.000
Persediaan BB Langsung 22.000.000
2. Memcatat pembebanan biaya tenaga kerja langsung ke pesanan
Persediaan BDP – Dept. Pembuatan Pola… 10.000.000 Persediaan BDP – Dept. Pengguntingan…... 8.000.000 Persediaan BDP – Dept. Penjahitan……….. 6.000.000
Biaya Gaji dan Upah……… 24.000.000
a. Ayat Jurnal
3. Mencatat pembebanan BOP ke pesanan
Persediaan BDP – Dept. Pembuatan Pola 7.000.000 Persediaan BDP – Dept. Pengguntingan 10.000.000 Persediaan BDP – Dept. Penjahitan 2.500.000
BOP – Dept. Pembuatan Pola 7.000.000
BOP – Dept. Pengguntingan. 10.000.000 BOP – Departemen Penjahitah 2.500.000
Dept. Kap.
Ssg. Tarif BOP BOP
Dibebankan Pemb. Pola
Penggunting an
Penjahitan
700 JKL 2.000
JKL 2.500
JKL
Rp10.000/J KL
Rp5.000 / JKL
Rp1.000 / JM
Rp7.000.000 10.000.000 2.500.000
Rp19.500.000
Perhitungan:
4. Mencatat biaya overhead sesungguhnya
BOP – Dept. Pembuatan Pola 7.800.000 BOP – Dept. Pengguntingan 10.100.000 BOP – Departemen Penjahitan 2.950.000
Berbagai rekening di kredit 20.850.000
5. Menutup BOP dan mencatat selisih BOPuntuk setiap departemen produksi
Selisih BOP – Dept. Pembuatan Pola 800.000
Selisih BOP – Dept. Pengguntingan 100.000 Selisih BOP - Dept. Penjahitan 450.000
BOP – Dept. Pembuatan Pola 800.000 BOP – Dept. Pengguntingan 100.000 BOP – Dept. Penjahitan 450.000
Perhitungan:
Departemen BOP Sesungguhnya BOP Dibebankan Selisih
Pembuatan Pola Rp 7.800.000 Rp 7.000.000 Rp 800.000 Rugi
Pengguntingan 10.100.000 10.000.000 100.000 Rugi
Penjahitan 2.950.000 2.500.000 450.000 Rugi
6. Menutup selisih biaya overhead pabrik ke harga pokok penjualan
Harga Pokok Penjulan 1.350.000
Selisih BOP – Dept. Pembuatan Pola800.000 Selisih BOP – Dept. Pengguntingan 100.000 Selisih BOP – Dept. Penjahitan 450.000
7. Mencatat produk selesai pada Departemen Pembuatan Pola dan ditransfer ke Departemen Pengguntingan.
Persediaan BDP – Dept. Pengguntingan 33.000.000 Persediaan BDP – Dept. Pembuatan Pola
33.000.000
Unsur
Biaya Job 100 Job 200 Job 300 Total BBBL
BTKL BOP
4.000.000 4.000.000 2.000.000
10.000.0 00 4.000.00 0 4.000.00 0
2.000.000 2.000.000 1.000.000
16.000.0 00 10.000.0 00 7.000.00 0 Total 10.000.00
0 18.000.0
00 5.000.000 33.000.0 00
8. Mencatat produk selesai pada Departemen
Pengguntingan dan dipindahkan ke Departemen Penjahitan.
Persediaan BDP – Dept. Penjahitan 51.000.000 Persediaan BDP – Dept. Pengguntingan 51.000.000
Unsur Biaya Job 100 Job 200 Job 300 Total
HP Dept. Pemb. Pola 10.000.000 18.000.000 5.000.000 33.000.000 B. Dept. Pengguntg.
BTKL BOP
2.000.000 3.000.000
5.000.000 5.000.000
1.000.000 2.000.000
8.000.000 10.000.000 5.000.000 10.000.000 3.000.000 18.000.000
Total 15.000.000 28.000.000 8.000.000 51.000.000
9. Mencatat produk selesai pada Departemen Penjahitan
Persediaan Barang Jadi 57.500.000
Persediaan BDP – Dept. Penjahitan 57.500.000
10. Mencatat harga pokok penjualan untuk penjualan Saluang Rupawan dan Saluang Pesona.
Harga Pokok Penjualan 57.500.000
Persediaan Barang Jadi 57.500.000
Unsur
Biaya Job 100 Job 200 Job 300 Total
HP Dept.
Pengguntin
gan Rp15.000.0
00 Rp28.000.0
00 Rp43.000.0
00 Rp8.000.00 0 B. Dept.
Penjahitan:
BBBL BTKL
BOP 3.000.000
1.000.000
6.000.000 3.000.000 1.500.000
6.000.000 6.000.000 2.500.000 Sub Total Rp4.000.00
0 Rp10.500.0
00 Rp14.500.0
00 Rp18.000.0 00 HP Produk Rp19.000.0
00 Rp38.500.0
00 Rp57.500.0
00 Rp8.000.00 0 Kuantitas 2.000 unit 400 unit
HP Per Unit Rp9.500 Rp93.750
Exercise 1
Urang Awak Furniture produces customized products.
500 units of Job No. 100 have not yet completed at the end of October 200X. These jobs have absorbed direct raw materials Rp 500.000, and direct labor
cost Rp 600.000. In November, the company gets new orders 300 units of Job No.110, and 100 units of Job No. 120.
Direct raw materials purchased for November 200X were 1.000 kg at Rp 3.000 per kg and was used for Job No.100 200 kg, Job No.110 500 kg, and Job No.
120 150 kg.
Direct labor cost that has been paid for November 200X was Rp 4.000.000 consisted of : Job No. 100 20%, Job No. 110 60%, and remaining for Job No.
120.
Factory overhead is assigned to products 80% of direct labor cost. Job No. 100 has been completed and submitted to the customer as well as fully paid. Job No. 110 has also been completed but not yet submitted to the customer. Job No.
120 has not yet been completed at the end of November 200X.
Required:
a. Determine unit cost and unit selling price for jobs that
have been completed. The company desires profit 40% of its cost
b. Determine the value of ending work in process inventory, ending finished goods inventory, and ending direct raw material inventory
c. Prepare income statement if marketing and administrative expenses for November 200X were Rp 500.000
d. Prepare job order cost sheet for Job No. 100 e. Make journal entries needed
Exercise 2
Beginning WIP for Job 10 and11 as follows:
Job 10 Job 11
Quantities ordered 500 units 1.000 units DRMC Rp 500.000 Rp 800.000
DLC 400.000 700.000 FOH 240.000 420.000
Jobs ordered by customers for current month::
Job 12 800 unit s Job 13 300 units Job 14 600 units
DRMC and DLC assigned for each job excluding FOH for this month:
Job 10 Job 11 Job 12 Job 13 Job 14
DRMC 100.000 400.000 1.000.000 800.000 200.000 DLC 150.000 300.000 900.000 600.000 250.000
FOH is assigned to jobs based on DLC
Job 10, 11, and 12 have been completed and submitted to the customers
Required:
a. Calculate cost per unit for completed jobs b. Make journal entries needed
LATIHAN
Latihan No.1 halaman: 272 buku teks edisi 2 Riwayadi
• Pembebanan BBBL dan BTKL sama antara Perhitungan Harga Pokok
Pesanan Berbasis Volume (Volume- Based-Costing/VBC) dengan
Perhitungan Harga Pokok Berbasis
Aktivitas (Activity-Based Costing/ABC) sedangkan pembebanan BOP-nya
berbeda untuk kedua pendekatan ini.
Tujuan 7: Perhitungan Harga Pokok Pesanan
Dengan Pendekatan ABC
BBBL BTKL
Job 1 Job 1
Gambar 7.10
Pembebanan BBBL dan
BTKL ke Setiap Job Dengan Pedekatan VBC dan ABC
BOP
Pool Biaya:
Pabrik / Departemen Produksi
Job 01 Job 02
Gambar 7.11 Pembebanan BOP Ke
SetiapPesanan Dengan
Pendekatan VBC
BOP
Pool Biaya:
Aktivitas
Job 01 Job 02
Gambar 7.12
Pembebanan BOP Ke SetiapPesanan Dengan
Pendekatan ABC
PT Jepara Perabot Jl. Sudirman No. 1 Jepara
KARTU HARGA POKOK PESANAN
Nama Pelanggan: Dilla Deliza No. Pesanan : 100
Alamat: Jl. Dipenogoro No. 15 Nama Produk : Dipan
Tgl. Dipesan : 20 Nov. 2016
Harga jual per unit: Rp 10.000.000 Tgl Selesai : 20 Des. 2016
Jumlah dipesan: 1 unit
Biaya Bahan Baku Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tgl. No. Permintaan
Bahan Jumlah Tgl. No. Kartu Jam
Kerja Jumlah
25 Nov. PB-15 Rp1.000.000 30 Nov. KJK-08 Rp 700.000
27 Nov. PB-23 500.000 15 Des. KJK-12 800.000
10 Des. PB-40 1.500.000
Total Rp 3.000.000 Rp 1.500.000
Biaya Overhead Pabrik
Tarif Aktivitas Konsumsi Aktivitas Jumlah
Biaya setup mesin Rp100.000 per setup 5 kali setup Rp500.000
Biaya pengecekan produk Rp 200.000 per pengecekan 2 kali pengecekan 400.000
Biaya Pembelian bahan Rp150.000 per order 3 kali order 450.000
Total Rp 1.350.000
Ikhtisar
Biaya bahan baku langsung Rp 3.000.000
Biaya tenaga kerja langsung 1.500.000
Biaya overhead pabrik 1.350.000
Total 5.850.000
Diperiksa oleh: Dibuat oleh:
Ttd. Ttd.
Hartono, SE.., MM. Putri Lenggogeni, SE.
Gambar 7.13 Kartu Harga Pokok Pesanan Dengan Pendekatan ABC
Pada akhir Juni 2016, Job No. 120 sebanyak 100 unit belum selesai dikerjakan dan telah menyerap biaya bahan baku langsung sebesar Rp 100.000, dan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 80.000 serta telah menyerap aktivitas overhead sebagai berikut:
• Jam mesin 20
• Jumlah setup 5
• Jumlah pengecekan 2
• Jumlah order pembelian 2
Pesanan yang diterima dalam bulan Juli 2016 sbb.:
• Job No. 220 500 unit
• Job No. 320 200 unit
• Job No. 420 300 unit
Contoh Soal 3 – PT Surabaya
Electronics
Pemakaian BBBL, BTKL, dan aktivitas overhead selama bulan Juli 2016 adalah sebagai berikut:
Job No. 120 Job No. 220 Job No. 320 Job No. 420
BBBL Rp30.000 Rp200.000 Rp150.000 Rp50.000
BTKL Rp20.000 Rp180.000 Rp130.000 Rp40.000
Jam mesin 10 40 30 20
Jumlah setup 3 10 8 5
Jumlah pengecekan 1 4 3 2
Jumlah order pembelian 1 4 3 2
Job 120 Job 220 Job 320 Job 420 Biaya bulan Juni
2016:
BBBL BTKL
BOP: 20 JM x Rp 5.000
Rp100.000 80.000 100.000
Biaya bulan Juli 2016:
BBBL BTKL BOP:
10 JM x Rp 5.000 40 JM x Rp 5.000 30 JM x Rp 5.000 20 JM x Rp 5.000
30.000 20.000 50.000
Rp 200.000 180.000
200.000
Rp150.000 130.000
150.000
Rp 50.000 40.000
100.000
Total Rp 380.000 Rp
580.000 Rp
430.000 Rp190.000
Produksi 100 unit 500 unit 200 unit
Harga pokok per unit Rp 3.800 Rp 1.160 Rp 2.150
1. Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan VBC
Job 120 Job 220 Job 320 Job 420 Biaya bulan Juni 2016:
BBBL BTKL BOP:
Setup: 5 x Rp4.000 Pengecekan: 2 x Rp10.000
Pembelian: 2 x Rp5.000
Rp100.000 80.000 20.000 20.000 10.000
Biaya bulan Juli 2016:
BBBL BTKL BOP:
Setup:
3 x Rp 5.000 10 x Rp 5.000 8 x Rp 5.000 5 x Rp 5.000
30.000 20.000
15.000
Rp 200.000 180.000
50.000
Rp150.00 0 130.000
40.000
Rp 50.000 40.000
25.000
2. Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan ABC
Job 120 Job 220 Job 320 Job 420 Pengecekan:
1 x Rp10.000 4 x Rp10.000 3 x Rp10.000 2 x Rp10.000
Rp10.000
Rp 40.000
Rp 30.000
Rp 20.000 Pembelian:
1 x Rp5.000 4 x Rp5.000 3 x Rp5.000 2 x Rp5.000
5.000
20.000
15.000
10.000
Total Rp 310.000 Rp
490.000
Rp 365.000
Rp 190.000 Produk Selesai 100 unit 500 unit 200 unit
Harga pokok per
unit Rp 3.100 Rp 980 Rp 1.825
2. Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan ABC
(lanjutan)
Job No. 120 Job No. 220 Job No. 320 VBC:
Harga pokok per unit Rp3.800 Rp1.160 Rp2.150 Laba per unit 500 500 500 Harga jual per unit Rp4.300 Rp1.660 Rp2.650
ABC:
Harga pokok per unit Rp3.100 Rp980 Rp1.825 Laba per unit 500 500 500
Harga jual per unit Rp3.600 Rp1.480 Rp2.325
3. Perhitungan Harga Jual Per Unit
4. Jika perusahaan menggunakan VBC sedangkan kompetitor menggunakan ABC, semua produk perusahaan tidak laku dijual karena harga jualnya terlalu tinggi
Exercise
volume- and activity-based job order costing Job 1 Job 2
Quantities ordered 100 units 500 units DRMC $ 500.000 $ 1.000.000
DLC 400.000 800.000 FOH activities:
no. of setups 40x 10x
no. of inspections 15x 5x no. of orders 7x 3x
machine hours 100 400
Actual FOH cost was as follows:
• Setup cost $ 300.000
• Inspection cost $ 350.000
• Purchasing cost $ 250.000 Required:
a. Determine cost per unit for each job using VBC assuming the FOH rate is $ 2.000 per MH
b. Determine cost per unit for each job using ABC assuming the FOH rate is as follows:
1)Setup rate $ 5.000 per setup 2) inspection rate $ 20.000 per inspection and 3) purchase rate $ 30.000 per order
c. Make journal entries needed using VBC and ABC
62