Tugas 1 HKUM4405
Hukum Acara Perdata 11
Nama : Bagus Arif Wahyudi NIM : 044158384
Kasus:
Andi (52 tahun) seorang pengusaha kerajinan rotan bertempat tinggal di Jl. Awiligar No 1E, Kota Bandung. Kerajinan rotan yang dibuat Andi sangat digemari oleh masyarakat terutama oleh orang asing. Banyak pesanan yangAndi terima dari mancanegara namun tidak seluruh- nya dapat dipenuhi oleh Andi karena terkendala kekurangan modal. Untuk itu Andi meminjam uang kepada Eddy (50 tahun), seorang pengusaha jual beli mobil yang beralamat di Jl. Braga No.5 Kota Bandung.
Perjanjian utang piutang tersebut dilaksanakan dihadapan Notaris di kota Bandung yang bernama Dinda, SH, Mkn., pada tanggal 2 Agustus 2018 dalam perjanjian No. 200, dimana dalam perjanjian tersebut Andi meminjam uang kepada Eddy sebesar Rp. 200.000.000,- dengan jaminan tanah milik Andi yang terletak di Jl. Cimenyan No. 15 Kota Bandung tercatat sebagai Hak Milik No. 177 seluas 800 m2 serta sebuah mobil merk Xenia keluaran tahun 2016 atas nama Andi.
Berdasarkan perjanjian itu Andi harus melunasi utangnya dengan cicilan tiap bulannya sebesar Rp. 10.000.000,- ditambah bunga 4% selama 20 bulan. Setelah berjalan setahun ternyata Andi hanya membayar utang pokoknya saja sebesar Rp. 120.000.000,- tanpa membayar bunga. Bahkan pada bulan berikutnya Andi tidak membayar sama sekali baik pinjaman pokok maupun bunga, sehingga total tunggakan Andi adalah Rp. 80.000.000,- ditambah bunga sebesar Rp. 8.000.000,- Hal ini membuat Eddy melalui pengacaranya memberikan teguran kepada Andi pada tanggal 15 September 2019 dan tanggal 5 Oktober 2019, namun Andi selalu mengelak dengan berbagai alasan.
Hal ini membuat Eddy menderita kerugian waktu, tenaga, pikiran dan mengalami kerugian dana sekitar Rp. 80.000.000,-. Setelah dua somasi tidak dihiraukan oleh Andi, akhirnya pada tanggal 8 Nopember 2019 Eddy meminta pengacaranya Saputra, SH, M.H dari Kantor Advokat dan Konsultan Hukum LBH Putra, Jl. Kopo No. 20, Kota Bandung, mengajukan gugatan terhadap Andi di Pengadilan Negeri kota Bandung di Jl. RE. Martadinata No. 74- 80, Bandung, Jawa Barat.
Pertanyaan:
1. Berdasarkan kasus di atas mahasiswa diminta untuk “Membuat Surat Gugatan” ke Pengadilan Negeri kota Bandung melalui kuasa hukumnya!
Jawab:
Bandung, 8 November 2019
Kepada
Yth. Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung Jl. RE. Martadinata No. 74-80 Bandung, Jawa Barat
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama : Eddy
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Braga No. 5 Bandung
Pekerjaan : Pengusaha
Berdasarkan surat kuasa khusus Nomor XX/2019 tanggal 14 September 2019 memberikan kuasa kepada :
Nama : Saputra, S.H, M.H
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Kopo No. 20 Bandung
Pekerjaan : Advokat, berkantor di LBH Putra selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT;
Dengan ini Penggugat mengajukan gugatan terhadap Andi, berkedudukan di Awiligar No 1E, Kota Bandung, untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT ;
I. Objek Sengketa :
Surat perjanjian No. 200 tanggal 2 Agustus 2018
II. Tenggang Waktu Gugatan :
- Bahwa Objek Sengketa Surat Perjanjian ditandatangani Tergugat tanggal 2 Agustus 2018
- Bahwa Objek Sengketa tersebut diterima / diketahui Penggugat pada tanggal 15 September 2019 dan 5 Oktober 2019
- Surat teguran kepada Tergugat pada tanggal 15 September 2019 dan tanggal 5 Oktober 2019
III. Kepentingan Penggugat yang Dirugikan :
Penggugat merasa dirugikan karena Penggugat adalah pemberi pinjaman sesuai perjanjian No 200 tanggal 18 Agustus 2018 dengan total pinjaman Rp 200.000.000 yang baru dibayarkan Rp 120.000.000. Penggugat menderita kerugian Rp 88.000.000 dengan rincian Hutang pokok Rp 80.000.000 dan Bunga Rp. 8.000.000
IV. Posita/Alasan Gugatan :
Perjanjian utang piutang tersebut dilaksanakan dihadapan Notaris di kota Bandung yang bernama Dinda, SH, Mkn., pada tanggal 2 Agustus 2018 dalam perjanjian No.
200, dimana dalam perjanjian tersebut Andi meminjam uang kepada Eddy sebesar Rp. 200.000.000,- dengan jaminan tanah milik Andi yang terletak di JI. Cimenyan No. 15 Kota Bandung tercatat sebagai Hak Milik No. 177 seluas 800 M2 serta sebuah mobil merk Xenia keluaran tahun 2016 atas nama Andi. Berdasarkan perjanjian itu Andi harus melunasi utangnya dengan cicilan tiap bulannya sebesar Rp. 10.000.000,- ditambah bunga 4% selama 20 bulan. Pada 2 Agustus 2019 Tergugat melakukan wanprestasi dengan tidak membayar pokok hutang serta bunganya, sehingga penggugat meberikan surat teguran pada tanggal 15 September 2019 dan tanggal 5 Oktober 2019.
V. Petitum/Tuntutan :
Dalam Pokok Perkara/Sengketa.
1. Mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya ; 2. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara ;
Hormat kami,
Penggugat/ Kuasa Hukum Penggugat
Saputra, S.H, M.H
2. Dalam mempersiapkan suatu gugatan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kekeliruan dalam membuat gugatan? Jelaskan !
Jawab:
Dalam membuat surat gugatan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak terjadi kekeliruan yang diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Syarat Mengajukan Gugatan
Apabila seseorang hendak mengajukan gugatan ke pengadilan guna menyelesaikan sengketa hukum yang timbul di antara mereka ada dua syarat yang harus dipenuhi.
a. Syarat Materiil: syarat berdasarkan hukum materiil yang harus dipenuhi jika seseorang hendak mengajukan gugatan, terdiri atas:
• gugatan telah tiba saatnya titik itu artinya bahwa prestasi debitur sudah saatnya untuk dilaksanakan, tetapi debitur enggan untuk melaksanakan prestasinya;
• sebelum kreditor mengajukan gugatan ke pengadilan, kreditur sudah melakukan teguran atau somasi. Somasi adalah teguran yang dilakukan dengan perantaraan Pengadilan Negeri. Untuk melakukan somasi, kreditur meminta secara tertulis dengan alasan-alasannya kepada pengadilan negeri guna menegur debiturnya agar mau melaksanakan prestasinya;
• beralasan dan berdasar hukum, ini maksudnya adalah gugatan tersebut berdasarkan fakta atau kejadian nyata yang mempunyai dasar hukum.
Artinya, bahwa hak atau kepentingan yang dikemukakan sebagai dasar gugatan benar-benar pantas mendapatkan perlindungan hukum titik bukan hak yang lahir karena perbuatan yang dilarang (utang piutang sebagai akibat perjudian) atau kepentingan yang direkayasa (chicaneus proces).
b. Syarat Formil: syarat yang diberikan hukum formil yang harus dipenuhi jika seseorang hendak mengajukan gugatan hal tersebut, terdiri atas:
• memenuhi ketentuan bentuk dan isi surat gugat (baca uraian tentang syarat bentuk dan isi surat gugat di bawah);
• Memenuhi ketentuan tempat gugatan harus diajukan, baca tentang tempat gugatan diajukan di bawah;
• membayar biaya perkara bahwa sebelum gugatan ditulis ke dalam daftar atau register perkara oleh bagian kepaniteraan penggugat terlebih dahulu harus membayar biaya perkara yang telah ditetapkan oleh pengadilan, kecuali apabila diperbolehkan berperkara secara cuma-cuma sebagaimana diatur dalam Pasal 237 HIR.
2. Siapa dapat Menggugat dan Digugat
Dalam suatu perkara perdata setidak-tidaknya ada dua pihak penggugat (plaintif) mengajukan gugatan dan tergugat (defendant) sebagai pihak yang dianggap merugikan. Dalam praktik coba orang yang langsung mempunyai kepentingan itu
sendiri aktif bertindak dimuka pengadilan, baik bertindak sebagai penggugat maupun bertindak sebagai tergugat titik mereka inilah yang disebut pihak materiil karena merekalah yang langsung mempunyai kepentingan dalam perkara yang bersangkutan titik akan tetapi mereka juga merupakan pihak formil karena mereka sendirilah yang menghadap dimuka pengadilan. Mereka ini bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri dan atas namanya dirinya sendiri.
Pada asasnya setiap orang yang merasa mempunyai hak dan ingin menuntutnya atau ingin mempertahankan atau membelanya berwenang untuk bertindak selaku pihak, baik selaku penggugat maupun selaku tergugat (legitima persona standi in judicio).
Namun, perlu diperhatikan bahwa orang yang akan maju di muka pengadilan apakah akan mengajukan gugatan atau digugat sama dengan orang yang melakukan perbuatan hukum sehingga semua syarat yang harus dipenuhi orang untuk dapat melakukan perbuatan hukum juga harus dipenuhi dalam mengajukan gugatan titik kemampuan bertindak (handelingbekwaamheid) sebagai pihak merupakan komponen yang penting dari kewenangan hukum (rechtsbevoegdheid) atau kewenangan menjadi pendukung hak. Siapa yang dianggap (personae miserabiles) tidak mampu untuk bertindak dianggap tidak mampu pula untuk bertindak sebagai pihak di muka pengadilan.
Lebih kurang ada 5 golongan yang dianggap tidak mampu bertindak sebagai pihak atau tidak mempunyai kemampuan prosesuil dimuka pengadilan, yaitu:
a. Mereka yang belum cukup umur, dalam hal ini menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku bahwa minimal dibawah 15 tahun.
b. Mereka yang diletakkan dibawah pengampuan, tidak dapat beracara dan bertindak sebagai pihak di muka pengadilan yang khususnya bagi mereka yang diletakkan di bawah pengampunan karena sakit ingatan.
c. Para pemboros dan pemabuk.
d. Seorang istri yang tunduk pada KUHPerdata.
e. Orang yang telah meninggal dunia.
3. Bentuk Gugatan
Bentuk gugatan yang dibenarkan undang-undang dalam praktik, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Berbentuk Lisan
Bentuk gugatan lisan diatur dalam Pasal 120 HIR/144 RBg yang menegaskan bahwa bilamana penggugat buta huruf maka gugatannya dapat dimasukkan dengan lisan kepada ketua pengadilan negeri yang mencatat gugatan itu atau menyuruh mencatatnya. Ada beberapa hal yang penting diperhatikan dalam gugatan lisan yang diantaranya adalah sebagai berikut
(1) Syarat formil gugatan lisan
Pasal 120 HIR hanya menyebut buta huruf. adapun yang dimaksud dalam pasal tersebut adalah mereka yang tidak dapat membaca dan menulis huruf
latin. Kemungkinan mereka itu dapat membaca dan menulis tetapi dalam huruf lain misalnya huruf jawa, Arab, Cina, dan sebagainya. Akan tetapi mereka ini tidak termasuk buta hukum atau yang kurang memahami hukum.
(2) Cara pengajuan gugatan lisan
Undang-undang tidak mengatur cara pengajuan gugatan secara lisan. Namun di dalam praktik, hal tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut.
• penggugat datang ke kantor pengadilan negeri dan menghadap pada Ketua; dan
• mengatakan maksud kedatangannya dan menjelaskan persoalan atau masalah yang dihadapi;
• Ketua Pengadilan Negeri mencatat atau menyuruh orang lain atau Hakim untuk mencatat dan memformulasikan dalam bentuk catatan gugatan;
• catatan gugatan itu diserahkan oleh penggugat kepaniteraan bagian perkara perdata;
• penggugat membayar biaya perkara; dan
• gugatan dicatat dalam register perkara.
b. Berbentuk Tulisan
Menurut Pasal 118 ayat 1 HIR, gugat harus diajukan dengan surat permintaan yang ditandatangani oleh penggugat atau wakilnya surat permintaan yang disebut dalam pasal tersebut dalam praktik disebut surat gugatan atau surat gugatan. Disebutkan surat permintaan gugat gugatan ini berarti bahwa gugatan diajukan secara tertulis. Memperhatikan ketentuan ini yang berhak dan berwenang membuat dan mengajukan gugatan perdata sebagai berikut.
(1) Penggugat Sendiri
Surat gugatan dibuat dan ditandatangani oleh penggugat sendiri kebolehan penggugat membuat, menandatangani dan mengajukan sendiri gugatannya pengadilan karena HIR ataupun RBg tidak menganut sistem kewajiban menunjuk kuasa (verplichte procureur stelling) yang jelek yang mewajibkan setiap orang yang hendak maju ke muka pengadilan harus menunjuk seorang kuasa yang berpredikat pengacara atau avokad untuk mewakilinya, sebagaimana ditentukan dalam Rechtsreglement op de Burgerlijk Rechtsvordering (Rv).
(2) Kuasa
Selanjutnya, Pasal 118 ayat (1) HIR memberi hak dan kewenangan pada kuasa atau wakil untuk membuat, menandatangani, dan mengajukan atau menyampaikan surat gugat kepada pengadilan negeri ketentuan tentang penunjukan kuasa diwariskan pada Pasal 123 ayat 1 HIR yang mengatakan baik menggugat maupun tergugat atau kedua belah pihak sebagai berikut.
• dapat dibantu atau diwakili oleh kuasa yang dikuasakan untuk melakukan tindakan di muka pengadilan; dan
• kuasa itu diberikan dengan surat kuasa khusus (special power of attorney). Supaya pembuatan dan penandatanganan serta pengajuan surat gugat yang dilakukan oleh puasa sah dan tidak cacat hukum harus ditempuh prosedur;
• berdasarkan surat kuasa kuasa bertindak membuat, menandatangani dan mengajukan surat gugat atas nama dan kepentingan penggugat atau pemberi kuasa (lastgever, mandate).
Seorang kuasa atau penerima kuasa (lastheber, mandataris) dapat bertindak:
• sebagai pendamping, yaitu jika pemberi kuasa hadir sendiri dalam persidangan;
• sebagai wakil, yaitu apabila pemberi kuasa menyerahkan sepenuhnya penyelesaian perkara kepada kuasa mulai pembuatan, pengajuan gugatan hingga akhir proses pemeriksaan.
4. Syarat Bentuk dan Isi Surat
Persyaratan mengenai bentuk dan isi surat gugat dapat kita jumpai dalam Pasal 8 no.u3 Rv yang mengharuskan surat gugat pada pokoknya harus memuat tiga hal, yaitu:
a. Identitas Para Pihak:
Pastikan mencantumkan identitas lengkap dari para pihak yang berperkara dan isinya harus terang. Berikut ini data-data identitas para pihak yang harus dicantumkan, meliputi:
• Nama lengkap;
• Tempat dan tanggal lahir;
• Pekerjaan;
• Agama;
• Tempat tinggal;
• Kewarganegaraan (jika diperlukan); dan
• Jelaskan dengan jelas kapasitas dan kedudukan masing-masing pihak, apakah sebagai penggugat, tergugat, pelawan, terlawan, pemohon, atau termohon.
b. Dasar Gugatan atau Fundamentum Petendi (Posita):
Bagian ini harus jelas dan tegas karena berisi dalil-dalil konkret tentang adanya hubungan hukum yang menjadi dasar dan alasan dari gugatan. Posita terdiri dari dua bagian, yaitu:
• Fetelijkegroden: Menguraikan kejadian atau peristiwa yang menjadi dasar tuntutan.
• Rechtgronden: Menguraikan dasar hukum yang mendukung tuntutan.
c. Tuntutan atau Petitum:
Petitum adalah tuntutan yang diajukan oleh penggugat kepada hakim untuk dikabulkan sehingga isinya harus terang dan pasti. Petitum terbagi menjadi tiga, yaitu:
• Tuntutan pokok: Permintaan utama yang diajukan.
• Tuntutan tambahan: Permintaan lain yang relevan dengan perkara.
• Tuntutan biaya: Permintaan penggantian biaya yang timbul akibat perkara.
Sumber Referensi:
1) HKUM4405 Hukum Acara Perdata/ MODUL 3
2) Sarwono. 2019. Hukum Acara Perdata (Teori dan Praktik). Jakarta: Sinar Grafika.
3) https://idmanajemen.com/surat-gugatan/
4) https://www.hukumonline.com/klinik/a/cara-membuat-surat-kuasa-yang-baik-dan-benar- beserta-contohnya-lt60c89de291ae9/