• Tidak ada hasil yang ditemukan

perkembangan keagamaan anak tunagrahita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "perkembangan keagamaan anak tunagrahita"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sementara hal ini juga menjadi bagian yang tidak bisa dipungkiri pada anak tunagrahita, agar mereka bisa menjalani kehidupan yang lebih baik secara keagamaan. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan sesuatu yang mendesak untuk dilakukan guna memberikan kontribusi teoritis terhadap agama anak tunagrahita.

Batasan Masalah

Penting juga untuk mendukung proses pendidikan anak tunagrahita agar lebih inklusif atau tuntas seperti anak normal pada umumnya. Oleh karena itu, SLB dalam penelitian ini akan dijadikan sebagai pintu masuk dalam melakukan penelitian yang hasilnya akan dituangkan dalam sebuah buku yang mengupas tentang perkembangan keagamaan anak tunagrahita.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Bagi lembaga sekolah luar biasa (SLB), hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi dalam penyusunan kurikulum pendidikan agama dan memberikan kontribusi terhadap proses pembelajaran yang lebih tepat bagi anak tunagrahita 4.

Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu

Pembentukan nilai-nilai karakter religius pada anak tunagrahita di SLB Negeri Surakarta menggunakan dua cara yaitu dengan membawa ke dalam kelas dan membina di luar kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak tunagrahita di SLB Negeri Wonogiri Tahun Pelajaran 2017/2018.

Metodologi Penelitian

Eti Juliana, 36 tahun, adalah guru agama di Sekolah SLBN 1 Bengkulu yang menangani anak tunagrahita tingkat dasar. Vera Yunita adalah guru agama di Sekolah SLBN 1 Kota Bengkulu yang menangani anak-anak difabel SMP dan SMA.

Sistematika Pembahasan

Anak tunagrahita yang mempunyai karakteristik keagamaan yang baik, kinerja shalatnya juga relatif baik.

KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK

Pengertian Perkembangan Keagamaan

Dalam mempelajari perkembangan manusia terdapat dua proses yang dialami manusia, yaitu proses pendewasaan dan proses belajar. Kemudian Kami jadikan mani menjadi segumpal darah, lalu Kami jadikan gumpalan itu menjadi segumpal daging, dan Kami jadikan segumpal daging itu menjadi tulang, lalu Kami tutupi tulang-tulang itu dengan daging.

Proses Timbulnya Jiwa Keagamaan Anak

Jadi pada awalnya bagi anak-anak, Tuhan adalah sebutan untuk sesuatu yang aneh yang tidak mereka mengerti, bahkan mempertanyakan kebaikannya. Hal inilah yang seringkali menyebabkan generasi muda bertanya-tanya tentang sifat, tujuan, dan tindakan Tuhan.

Sifat-Sifat Keagamaan Anak

Hal ini terlihat pada gagasan anak tentang Tuhan yang tampak memiliki unsur manusia. Namun bagi proses pendidikan agama anak, sangat baik jika sampai pada tahap menjadi orang yang religius.

Tahap Perkembangan Beragama Pada Anak

Konsep keagamaan anak yang didasarkan pada perasaan menyebabkan mereka menciptakan ide-ide ritualistik tentang Tuhan. Konsep ini muncul melalui lembaga keagamaan yang dipatuhi anak agar dapat menerima petunjuk lebih dalam tentang Tuhan.

Perilaku Keagamaan Anak

Ayat al-Quran yang menjelaskan perintah solat ialah Q.S Al-Bayyinah ayat 5. Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang nyata; dan tidak ada yang mendurhakainya, kecuali orang-orang yang fasik.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Dari hal tersebut kegiatan keluarga merupakan suasana awal dan esensial bagi anak, sehingga nilai-nilai kekeluargaan dalam hal ini orang tua untuk meningkatkan kesadaran beragama anak menjadi sesuatu yang sangat mendasar. Upaya orang tua dalam menumbuhkan jiwa religius anak sejak dalam kandungan dapat dilakukan secara tidak langsung karena kegiatan yang dilakukan adalah pengembangan sikap keagamaan, kebiasaan dan perilaku orang tua.

Strategi Penanaman Nilai Keagamaan Pada Anak

KAJIAN TUNAGRAHITA

Pengertian Tunagrahita

Keterbelakangan mental (Retarded Mental) artinya cacat mental. 1 Keterbelakangan mental adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau seseorang yang mempunyai kemampuan kecerdasan tingkat dasar. 2 Anak tunagrahita mempunyai kecerdasan yang lemah, yaitu dengan IQ yang lebih rendah dari 70 pada tes kecerdasan standar.3 Dalam literatur Barat, digunakan istilah disabilitas intelektual, disabilitas intelektual, kebodohan dan defisiensi mental. Menurut Grossman dalam Wardani, anak tunagrahita adalah anak yang kecerdasan intelektualnya (IQ) berada jauh di bawah normal, diikuti dengan ketidakmampuan beradaptasi dengan lingkungan dimana segala sesuatu berada. 12 Novita Yosiani, “Hubungan Karakteristik Anak Tunagrahita dengan Pembelajaran Pola Tata Ruang di Sekolah Luar Biasa”, E-Journal Pascasarjana Unpar, Vol.1 no.

Karakteristik Anak Tunagrahita

Anak tunagrahita mempunyai masa keterikatan yang lama dalam menyikapi kondisi yang baru ditemukan. Masa ini merupakan masa yang serius untuk diwaspadai karena umumnya anak tunagrahita bersekolah dan mengikuti kelas reguler sekolah dasar. Dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita mempunyai kelainan pada persepsi, asosiasi, memori, belum matangnya gerak dan masalah kontrol sensorimotor.

Faktor Penyebab Ketunagrahitaan

Salah satu penyebab keterbelakangan mental pada anak adalah infeksi dan keracunan saat janin masih dalam kandungan. Penyakit virus rubella pada ibu hamil menyebabkan keterbelakangan mental atau cacat lain pada janin. Menurut penelitian para ahli medis, hampir semua anak yang lahir dari ibu dengan toxic build syndrome mengalami keterbelakangan mental.

Klasifikasi Tunagrahita

Anak tunagrahita sedang atau yang mampu melatih adalah anak tunagrahita yang mempunyai kecerdasan rendah sehingga tidak dapat mengikuti program yang khusus diperuntukkan bagi anak tunagrahita ringan. Anak tunagrahita berat memerlukan bantuan menyeluruh dari orang tuanya dalam berpakaian, mandi, makan, dan lain-lain. Novi Mayasari, “Layanan Pendidikan Anak Tunagrahita Down Syndrome,” YINYANG: Jurnal Kajian Islam, Gender dan Anak, Vol.

Masalah yang Dihadapi Anak Tunagrahita

Anak tunagrahita ada juga yang sudah mampu berpuasa penuh, ada pula yang masih mampu penuh.

SIFAT-SIFAT KEAGAMAAN ANAK

Unreflective (tidak mendalam)

Anak yang mengikuti SLBN merupakan anak dengan keterbelakangan mental ringan sampai sedang karena masih besar kemungkinannya untuk mempunyai akses terhadap pendidikan. Sifat tidak reflektif keimanan anak tunagrahita terlihat dari masih sedikitnya anak tunagrahita mempertanyakan konsep ketuhanan atau agama. Sangat bergantung pada tingkat IQ anak tunagrahita untuk dapat bertanya tentang konsep-konsep agama tersebut.

Egosentris

Oleh karena itu, sifat egosentris ini seringkali tidak terlihat pada anak tunagrahita sedang dan berat. Adapun sifat egosentrisnya, anak tunagrahita ada yang berpuasa karena motifnya pahala atau pahala dari orang tuanya dan ada pula yang tidak. Anak tunagrahita, ketika menjalankan ibadah keagamaan seperti puasa, ada yang sangat ingin mendapat hadiah dari orang tuanya.

Anthromorphis

Mereka adalah anak yang mempunyai IQ diatas 70 yang biasanya berpikir lebih banyak dibandingkan dengan anak tunagrahita yang mempunyai IQ dibawah 70. Jika dibandingkan secara kuantitatif, antara anak tunagrahita yang mempunyai ciri antropomorfik dengan yang tidak mempunyai ciri antropomorfik dibandingkan dengan yang mempunyai ciri antropomorfik. . adalah angka yang lebih kecil dalam satu kelas. Namun jika menyangkut kepercayaan mereka kepada Tuhan, kita dapat mengajarkannya dengan menjelaskan berbagai konsep ketuhanan melalui analogi dengan sesuatu yang biasa mereka temui dalam kehidupan sehari-hari.27 Tidak ada seorang pun yang bertanya kepada anak-anak yang mengalami gangguan mental tentang ketuhanan.

Imitatif

Anak tunagrahita, seperti anak normal lainnya, cenderung meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Anak tunagrahita, kalau kita minta mereka mengamalkan apa yang kita contohkan, ada yang mau, ada yang tidak. Siwi Wiandari juga mengatakan, peniruan yang dilakukan anak tunagrahita juga didasarkan pada kemampuan kognitifnya.

Verbalis Ritualis

Sifat ritual verbal agama anak tunagrahita juga dipengaruhi oleh IQ anak tunagrahita. Adapun al-Fatehah, karena masing-masing ingin belajar membaca, maka bisa. Anak tunagrahita di SLB IT Baitul Jannah mampu menghafal hingga satu juz ayat Al-Qur'an.

Rasa Heran

Bagi anak tunagrahita yang memasuki usia remaja, pertumbuhan biologisnya sama dengan remaja pada umumnya. Materi penanaman nilai-nilai keagamaan yang diberikan kepada anak tunagrahita ada 3 yaitu iman, ibadah dan akhlak. Hal ini menjadi bukti bahwa anak tunagrahita hanya mampu memahami sesuatu secara konkrit.

PERILAKU KEAGAMAAN ANAK TUNAGRAHITA

Thaharah

Anak tunagrahita yang sudah menginjak usia remaja secara biologis normal, sehingga anak perempuan pun mengalami menstruasi dan anak laki-laki mengalami mimpi basah. Terkait menstruasi dan mimpi basah, hal ini sulit dijelaskan oleh para ustadz kepada anak tunagrahita. Hasil pengayaan materi di SLB IT Baitul Jannah juga menggambarkan betapa sulitnya memberikan pemahaman terkait menstruasi dan mimpi basah pada anak tunagrahita.

Shalat

Apabila peran orang tua dalam pendidikan agama anak tunagrahita yang dilaksanakan di rumah sebesar-besarnya maka perilaku keagamaannya akan baik, karena waktu pendidikan agama yang dilaksanakan di sekolah terbatas. Semakin lama waktu yang dihabiskan anak tunagrahita di rumah, maka orang tua harus mengulangi atau mempertegas apa yang telah dipelajarinya di sekolah, apalagi dengan kondisi anak tunagrahita yang mengalami keterbelakangan mental. Setelah seorang anak lahir, orang tua berkewajiban untuk mengembangkan jiwa keagamaan anak.

Puasa

Anak tunagrahita ini walaupun ada kekurangannya tetap berpuasa walaupun ada yang mampu kenyang dan ada pula yang tidak. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa masih terdapat anak tunagrahita yang belum memahami kewajiban puasa dan apa saja ketentuan puasanya. Jadi meskipun usia biologisnya mencukupi untuk bisa berpuasa, namun usia mentalnya belum seimbang sehingga masih terdapat anak tunagrahita yang belum bisa berpuasa secara maksimal.

Mengaji

Metode yang digunakan dalam mengajarkan nilai-nilai agama kepada anak tunagrahita antara lain dengan ceramah, demonstrasi, praktek, cerita, dan tanya jawab. Sebenarnya ada metode lain yang digunakan oleh anak tunagrahita di SLBN Kota Bengkulu, yaitu metode pembiasaan. Media dalam pengajaran nilai-nilai agama kepada anak tunagrahita adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam mengajarkan nilai-nilai agama kepada anak tunagrahita.

STRATEGI PENANAMAN NILAI KEAGAMAAN BAGI

Materi dalam Penanaman Nilai Keagamaan

Ketiga materi yang diberikan dalam penanaman nilai-nilai agama pada anak tunagrahita ini sesuai dengan materi yang terdapat dalam bimbingan agama Islam yaitu seluruh isi yang terkandung dalam Al-Qur'an yaitu: aqidah, akhlak dan syariat. Misalnya kurikulum SD digunakan pada tingkat SD, yang membedakan adalah pada pencapaian kompetensi masing-masing materi agama tersebut pada anak tunagrahita. Pemberian materi keagamaan oleh guru yang disesuaikan dengan kondisi anak tunagrahita memang merupakan suatu hal yang tidak mungkin dilakukan, mengingat kegiatan pembelajaran berkaitan langsung dengan kekuatan kecerdasan.

Metode dalam Penanaman Nilai Keagamaan

Bagi anak tunagrahita, metode ini akan sulit digunakan secara optimal mengingat keterbatasan kognitif anak tunagrahita. Seperti hasil penelitian di atas, anak tunagrahita merasa bosan jika menggunakan metode proofreading. Hal ini tentu bukan hal yang mudah mengingat kondisi anak tunagrahita yang IQ-nya sangat rendah.

Media dalam Penanaman Nilai Keagamaan

35 Aziza Meria, “Model Pembelajaran Agama Islam Bagi Anak Tunagrahita di SDLB YPPLB Padang,” Tsaqafah: Jurnal Peradaban Islam, Vol. Model Pembelajaran Agama Islam untuk Anak Tunagrahita di SDLB YPPLB Padang,” Tsaqafah: Jurnal Peradaban Islam, Vol. Hubungan Karakteristik Anak Tunagrahita dengan Pola Pembelajaran Spasial di Sekolah Luar Biasa.” E-Journal Pascasarjana Unpar.

PENUTUP

Kesimpulan

Meskipun usia biologis anak tunagrahita sudah memasuki usia remaja, namun secara kognitif masih memiliki taraf kognitif anak-anak. Selain itu, pendidikan agama yang dilakukan orang tua di rumah juga memberikan kontribusi terhadap perkembangan perilaku keagamaan anak tunagrahita. Strategi penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak tunagrahita ditinjau dari materi yang diberikan tentunya berkaitan secara sederhana dengan keimanan, ibadah dan akhlak.

Saran

Meskipun anak berkebutuhan khusus juga memerlukan akses pendidikan agama seperti anak normal lainnya, dimana guru merupakan salah satu unsur yang berperan penting dalam pembinaan keagamaan anak tunagrahita. Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Tunagrahita Down Syndrome." YINYANG: Jurnal Kajian Islam, Gender dan Anak. Dampak Pengembangan Diri Untuk Meningkatkan Kemandirian Anak Tunagrahita SDLBN Sumbang III Bojonegoro." Jurnal Kajian dan Pendidikan Islam.

Referensi

Dokumen terkait

Solusi dalam menghadapi problematika pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada peserta didik tunagrahita di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Semarang yaitu

Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Tunagrahita) di SLB M. Surya Gemilang Kec. Semarang: Program Strata I Jurusan Pendidikan

Temuan Penelitian Terkait Dengan Fokus Penelitian Yang Ketiga: Hasil Yang Dicapai Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Tunagrahita di SDLB-C PGRI Among

Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa PGRI Kedungwaru Tulungagung.. Tulungagung: Skripsi Tidak

“Kelemahan dari keenam anak tunagrahita itu berbeda-beda, kendalanya ada di anak itu sendiri, karena beberapa anak tunagrahita belajar sesuai dengan kondisi atau mood

Oktavia Rini. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Tunagrahita di SLB ABCD Aisyiyah Banggae Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene. Dibimbing oleh

Macam-macam strategi pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak tunagrahita pembelajaran sesuai dengan kemampuan individu, pembelajaran yang mengolah pesan dari yang abstrak

Kata Kunci : Konsep Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Tunagrahita Ringan PENDAHULUAN Dalam proses belajar mengajar terdapat dua konsep yang berkaitan didalamnya, selain itu dalam