• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pembelajaran PAI untuk Anak Tunagrahita di SLB Negeri Ngawi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Strategi Pembelajaran PAI untuk Anak Tunagrahita di SLB Negeri Ngawi"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Anak seperti ini disebut anak berkebutuhan khusus dan sangat memerlukan pendidikan khusus. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pembelajaran PAI pada Anak Berkebutuhan Khusus dan Tunagrahita di SLB Negeri 1 Ngawi”.

Fokus Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi dalam proses pembelajaran PAI pada anak berkebutuhan khusus dan disabilitas intelektual di SLB Negeri 1 Ngawi. Hal ini dapat dijadikan sebagai pengalaman bagi para peneliti maupun calon pendidik untuk menambah dan memperluas pemahaman tentang strategi pembelajaran PAI bagi siswa penyandang disabilitas intelektual.

Sistematika Pembahasan

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti selanjutnya dan menjadi sumber inspirasi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Jadwal Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

  • Strategi Pembelajaran
  • Pendidikan Agama Islam
  • Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita
  • Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pembelajaran Anak

Implementasi Strategi Demonstrasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Sinjai Timur Kabupaten Sinjai. Media pembelajaran anak tunagrahita adalah alat pelatihan kematangan motorik berupa papan bentuk, puzzle; Sedangkan menurut Muhaimin, pendidikan agama Islam bermakna sebagai upaya mendidik agama Islam atau ajaran Islam beserta nilai-nilainya sehingga menjadi pandangan dan sikap hidup seseorang.

Dari pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan (keimanan), pemahaman dan penghayatan agar manusia menjadi bertakwa, berakhlak mulia dan mampu mengamalkan ajaran agama dari sumbernya, yaitu Al-Quran dan Hadits melalui bimbingan dan . Jurnal Exist, No pengajaran dalam proses pembelajaran.14 Pendidikan agama Islam merupakan upaya membina dan mengembangkan peserta didik agar mampu memahami isi ajaran agama Islam secara utuh, kemudian menghayati pentingnya tujuan tersebut. , yang pada akhirnya dapat diimplementasikan dalam kehidupan.15. Tujuan pendidikan agama Islam adalah mengembangkan dan meningkatkan potensi peserta didik agar mampu memahami, menghayati dan mengimani serta mengamalkan ajaran Islam sehingga dapat menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia.

Pedoman Pengajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Berkebutuhan Khusus SDLB Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.

Kajian Penelitian Terdahulu

Melalui dokumentasi tersebut peneliti mencari informasi tentang strategi pembelajaran di SLB Negeri 1 Ngawi. Observasi cermat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus dan disabilitas intelektual pada mata pelajaran PAI di SLB Negeri 1 Ngawi. Strategi Pembelajaran PAI pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita di SLB Negeri 1 Ngawi Tunagrahita di SLB Negeri 1 Ngawi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru pendidikan agama Islam di SLB Negeri 1 Ngawi. Berikut faktor pendukung dan penghambat strategi pembelajaran PAI pada anak berkebutuhan khusus dan disabilitas intelektual di SLB Negeri 1 Ngawa. Hasil pembelajaran PAI pada anak tunagrahita di SLB Negeri 1 Ngawi adalah terdapat perubahan dan kemajuan dalam pembelajaran siswa sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Agar siswa di SLB Negeri 1 Ngawi lebih semangat dan mampu meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Tabel 1.2 Perbedaan, Persamaan dan Orisinalitas Penelitian   No  Nama Peneliti,
Tabel 1.2 Perbedaan, Persamaan dan Orisinalitas Penelitian No Nama Peneliti,

Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan angka-angka dalam kegiatannya 1 Penelitian ini memerlukan data yang diperoleh dari observasi lapangan dengan deskripsi kualitatif, berupa perkataan tertulis dan lisan dari orang-orang serta perilaku yang diamati. Studi kasus adalah suatu jenis penelitian yang mendalam tentang seseorang, suatu kelompok, suatu organisasi, suatu program kegiatan, dan lain-lain dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan mendalam dengan menghasilkan data yang kemudian dianalisis. untuk menghasilkan suatu teori.3 Studi kasus dilakukan dengan analisis mendalam dan mendalam terhadap suatu organisasi atau lembaga tertentu dengan tujuan untuk mengkaji proses, memperoleh pemahaman, dan menemukan pemahaman.

Lokasi dan Waktu Penelitian

31. pemahaman yang mendalam terhadap kegiatan yang dilakukan sesuai dengan fakta yang ditemukan di lapangan. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif ini karena penelitian tentang strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus tunagrahita pada mata pelajaran PAI di SLB Negeri 1 Ngawi tidak cukup menjelaskan teori saja. Sehingga penelitian ini dapat diperhitungkan sebagai luaran penelitian. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi.. seperti menjahit, pramuka, memasak, mewarnai, meronce dan membatik.

Oleh karena itu, peneliti akan melakukan proses penelitian ini dalam kurun waktu kurang lebih 1 bulan yaitu pada bulan Maret sampai dengan April 2023.

Data dan Sumber Data

Dalam penelitian, tidak mungkin peneliti memperoleh data yang valid hanya dengan melakukan survei lapangan satu kali saja. Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer penelitian ini adalah data lapangan yaitu data hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru kelas dan guru PAI di SLB Negeri 1 Ngawi.

Prosedur Pengumpulan Data

Dalam kegiatan dokumentasi, peneliti mengkaji data-data yang berkaitan dengan SLB Negeri 1 Ngawi berupa kegiatan pembelajaran dan dokumen lainnya.

Teknik Pengumpulan Data

Wawancara merupakan suatu proses interaksi atau tanya jawab yang terjadi antara dua orang atau lebih sehingga mereka bertemu secara langsung untuk memperoleh informasi yang ingin diperolehnya.8 Wawancara mempunyai cakupan yang lebih luas dalam artian wawancara bukanlah suatu kegiatan yang hanya sekedar kegiatan. seseorang bertugas memimpin pembicaraan sedangkan yang lain hanya mendengarkan, namun hakikat wawancara adalah wadah interaksi dengan memungkinkan adanya pertukaran antara dua pihak yang terkait, baik pewawancara maupun yang diwawancara. 9 Teknik ini dilaksanakan melalui kegiatan komunikasi verbal secara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur. Peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam dan wali kelas di SLB Negeri 1 Ngawi untuk memperoleh informasi lebih mendalam sehingga dapat menjawab rumusan masalah. Wawancara penelitian ini dilakukan secara terstruktur yang mencakup beberapa pertanyaan tertulis sebagai panduan wawancara.

Dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi yang diperoleh dari dokumen dan rekaman. Teknik dokumentasi ini merupakan salah satu bentuk pengumpulan data yang paling mudah karena peneliti hanya mengamati benda mati saja dan apabila ditemukan kekeliruan atau kekeliruan mudah untuk memperbaikinya karena sumber datanya tetap dan tidak berubah.10. Oleh karena itu dalam penelitian ini dokumentasi yang diperoleh adalah profil SLB Negeri 1 Ngawi, wawancara, observasi dan kegiatan pembelajaran PAI siswa tunagrahita di kelas.

Teknik Analisis Data

SLB Negeri 1 Ngawi dahulu dikenal dengan nama SLB YPPABK Ngawi yang merupakan salah satu sekolah luar biasa dari “Yayasan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus”. Jumlah siswa SMPLB di SLB Negeri 1 Ngawi berjumlah 22 siswa dengan kualifikasi tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tuna wicara, dan autis. Kegiatan ekstra dan keterampilan di SLB Negeri 1 Ngawi tidak berbeda dengan sekolah lain.

Selain itu pengajaran yang dilaksanakan di SLB Negeri 1 Ngawi juga menerapkan sistem hiburan yaitu bermain, menyanyi dan bercerita. Begitu pula di SLB Negeri 1 Ngawi pada Kelas VIII SMPLB, guru melakukan penilaian dengan cara melakukan tes kepada siswa tunagrahita. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SLB Negeri 1 Ngawi, strategi pembelajaran PAI yang dilaksanakan adalah strategi pembelajaran demonstrasi, strategi pembelajaran modifikasi perilaku dan strategi pembelajaran menyenangkan dengan metode Bermain, Bernyanyi dan Cerita (BMC).

19 Hasil Belajar PAI di SLB Negeri 1 Ngawi.. perintah Allah SWT., menyadari bahwa Islam itu Rahmatan Lil Alamin. Pembelajaran PAI di SLB Negeri 1 Ngawi, selain siswa dan guru, orang tua juga berperan penting dalam tercapainya pembelajaran. Strategi pengajaran PAI yang digunakan di SLB Negeri 1 Ngawi adalah strategi demonstrasi, strategi pergantian pemain dan strategi menyenangkan yaitu Acting, Singing dan Storytelling (BMC).

Tabel 1.3 Keadaan Guru SLB Negeri 1 Ngawi
Tabel 1.3 Keadaan Guru SLB Negeri 1 Ngawi

Pengecekan Keabsahan Penelitian

Tahap Penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Latar Penelitian

  • Sejarah Singkat SLB Negeri 1 Ngawi
  • Visi, Misi dan Tujuan SLB Negeri 1 Ngawi
  • Profil SLB Negeri 1 Ngawi
  • Letak Geografis SLB Negeri 1 Ngawi
  • Keadaan Guru SLB Negeri 1 Ngawi
  • Keadaan Siswa SLB Negeri 1 Ngawi
  • Sarana dan Prasarana SLB Negeri 1 Ngawi
  • Struktur Organisasi SLB Negeri 1 Ngawi
  • Kegiatan Ekstra dan Keterampilan di SLB Negeri 1 Ngawi

Deskripsi Data

  • Strategi Pembelajaran PAI pada Anak Berkebutuhan Khusus
  • Implikasi dan Evaluasi Pembelajaran PAI pada Anak
  • Faktor pendukung dan Faktor Penghambat yang dihadapi dalam

Strategi pembelajaran yang diterapkan pada anak berkebutuhan khusus yang mengalami gangguan perkembangan pasti memerlukan perlakuan khusus, misalnya guru telah menyiapkan strategi sebaik mungkin apabila siswa tidak semangat dalam kegiatan pembelajaran dan tidak dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Penjelasan materi yang disampaikan guru kepada siswa memerlukan pengulangan berkali-kali, yang tentunya juga dilakukan berulang-ulang. Tahap evaluasi dilakukan dalam pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana anak mampu menerima dan memahami materi yang telah dijelaskan.

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk evaluasi yang dilakukan pada mata pelajaran PAI, Ny. Widdian memberikan penjelasan sebagai berikut: 11. Evaluasi yang dilakukan meliputi ujian tertulis, praktik, dan lisan seperti hafalan doa dan surah pendek. Berdasarkan hasil wawancara di atas maka evaluasi guru yang dilakukan terhadap anak berkebutuhan khusus tunagrahita tidak berbeda dengan evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah luar biasa dan sekolah pada umumnya yang ada ujian semester ganjil dan genap, namun harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa.

Pembelajaran yang tuntas tidak lepas dari adaptasi terhadap lingkungan. Pada dasarnya anak tunagrahita juga sulit beradaptasi, baik di rumah maupun di sekolah.

Pembahasan

Pembelajaran dengan cara demonstrasi sangat cocok diterapkan pada anak tunagrahita dalam proses belajar mengajarnya, karena strategi ini tentunya tidak mengharuskan siswa melakukan proses belajar yang berbeda-beda yang hanya terfokus pada teori, logika atau analisis saja, namun juga praktik atau praktik. mendemonstrasikan gerakan sholat. Sehingga strategi ini dirasa cocok digunakan pada anak tunagrahita untuk mengatasi kebosanan dan kebosanan dalam proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang dilaksanakan tidak seperti anak normal lainnya, bagi anak tunagrahita pendidikan agama Islam yang disajikan lebih variatif, baik dalam pemilihan maupun penggunaan strategi yang digunakan dalam pembelajaran, misalnya guru sudah menyiapkan strategi sebaik mungkin, namun jika seorang siswa belum mempunyai semangat dan keinginan untuk belajar maka tujuan pembelajaran yang dilaksanakan juga tidak tercapai 20. Oleh karena itu, perlu adanya dorongan yang dapat menumbuhkan semangat dengan cara memotivasi siswa agar memiliki minat belajar yang baik dan rajin datang ke sekolah.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan kepada anak tunagrahita lebih bersifat ringkas, tidak komprehensif secara rinci dan mendalam. Pada dasarnya anak tunagrahita memerlukan pengajaran yang sesuai dengan kemampuannya, agar ia mampu menerima materi yang diberikan sesuai dengan kemampuannya. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa pembelajaran pada anak tunagrahita dilakukan dengan cara mengajar anak secara berulang-ulang sehingga dapat menjamin peningkatan belajar.

Pembelajaran demonstrasi sangat cocok untuk anak tunagrahita, karena metode ini sangat efektif dan tidak mengharuskan siswa menjalani berbagai proses kegiatan belajar yang hanya berfokus pada teori, logika dan analisis.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Strategi modifikasi perilaku mempunyai dampak yang besar terhadap siswa, dengan pujian atau penghargaan yang diberikan guru membuat siswa semakin semangat dan senang dalam belajar. Sementara itu, strategi menyenangkan yang meliputi bermain, menyanyi, dan bercerita bagi siswa tunagrahita juga cocok diterapkan. Selain meningkatkan kemampuan siswa dalam mengatasi rasa jenuh dan bosan, strategi ini juga dapat melatih siswa untuk belajar lebih giat.

Mereka bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dan semangat belajar sehingga siswa dapat memperoleh pendidikan yang sama dengan orang lain. Faktor penghambat dalam belajar adalah kesulitan belajar siswa yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, adaptasi terhadap lingkungan, serta bahasa yang sederhana dan bicara anak yang tidak jelas.

Saran

Orang tua di rumah hendaknya mengawasi, mendampingi, membimbing dan mendidik anaknya di rumah agar materi yang dipelajari di sekolah dapat dipelajari kembali di rumah dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dijadikan sumber referensi ketika melakukan penelitian terdahulu dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan membandingkan teori-teori yang relevan untuk diteliti dengan topik penelitian.

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
Tabel 1.2 Perbedaan, Persamaan dan Orisinalitas Penelitian   No  Nama Peneliti,
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir
Tabel 1.3 Keadaan Guru SLB Negeri 1 Ngawi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kenyataannya pembelajaran anak tunagrahita tidak dapat disamakan dengan anak normal pada umumnya, tentunya dalam memberikan pembelajaran harus menggunakan

Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak.. Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Pegri Kedungwaru

Anak tunagrahita ringan merupakan anak yang mengalami keterbelakangan mental serta memiliki tingkat kecerdasan di bawah anak normal. 106) mengemukakan bahwa anak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana proses pelaksanaan olahraga bola bocce untuk anak tunagrahita dengan memaparkan proses pembelajaran yang

Pendekatan Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada..

Penelitian-penelitian yang dilakukan berkaitan dengan keagamaan anak tunagrahita baru pada ranah pendidikan keagamaannya saja seperti penelitian Pendidikan Agama Islam Bagi Anak

Hal senada juga diungkapkan oleh ibuk Masida selaku guru kelas wawancara pada tanggal 01 September 2021, maka dapat diketahui: Metode tanya jawab ini dilakukan hanya sesekali saja,

Kata Kunci : Konsep Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Tunagrahita Ringan PENDAHULUAN Dalam proses belajar mengajar terdapat dua konsep yang berkaitan didalamnya, selain itu dalam